Sarah, bekerja sebagai guru di sebuah sekolah bergengsi khusus untuk orang kaya dan kalangan berada, kerap dibohongi dan berulang kali mengalami kekerasan fisik dan tak jarang mendapatkan penghinaan dari Dias,pacarnya.Abimanyu, yang dikenal sebagai pengusaha muda sukses yang kerap gonta ganti pacar. Pertemuan tak sengaja Sarah dan Abimanyu yang melibatkan Bagas, keponakan Abimanyu, berbuntut panjang. Sarah yang saat itu ditemani oleh pacarnya mendapatkan hinaan dan ucapan yang merendahkan pacarnya. Abimanyu yang mengetahui hal itu menawarkan sebuah kesepakatan pada Sarah untuk menjadi istrinya sekaligus membantu Abimanyu menjauhkan dia dari kejaran wanita-wanita gila pemburu harta, atau tetap menjadi samsak hidup pacarnya dan menunggu kehancuran hidupnya.Mampukah Abimanyu meyakinkan Sarah untuk menjadi istrinya ? Dapatkah Sarah menemukan kebahagiaan dengan Abimanyu?Sementara pacarnya berjanji akan berubah dan memperbaiki hubungan mereka.Rahasia apa yang disembunyikan Sarah ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18.
Menjauhkan handphone dari telinganya, Sarah menyerengit menatap heran layar handphonenya. Dia pikir siapa yang menelponnya, ternyata Dias, mantan pacarnya yang ternyata tidak bisa move on dari dia.
"Sayang, mau kan kamu kembali padaku ? Aku berjanji akan merubah segala sifatku dan menyayangimu. Aku janji engga akan berkata-kata kasar padamu Sayang. Kembalilah padaku ya, aku sekarang sadar jika aku tak bisa hidup jauh darimu. Aku membutuhkanmu dalam hidupku."ucap Dias dengan lembut.
Sarah hanya diam terpaku lalu kembali menjauhkan handphone dari telinganya, menatap layar handphonenya dengan heran. Lalu mematikan sambungan telpon dari Dias.
"Dia salah minum obat atau kebanyakan minum obat hingga bicaranya melantur kemana-mana. Dia sudah terganggu otaknya," ucap Sarah prihatin.
Vian yang mendengar seluruh obrolan sepihak dari Vian hanya bisa memegang perutnya yang sakit akibat tertawa terbahak-bahak mendengar bujukan dan ocehan Dias.
"Hahahahaha.... Ya ampun deeeeekk, dia mantanmu ? Kemasukan setan mana dia hingga tiba-tiba ingin merubah sifat dan kelakuannya ? Dia bilang tadi akan menyayangimu ? Terus dia tidak bisa hidup tanpamu ? Uueeekk.. receh sekaliiiiiiii " ucap Vian disela-sela tawanya.
Sarah pun hanya nyengir dan tentu saja dia tak mau mempercayai semua omongan Dias.
Sementara itu Dias yang tengah menatap layar handphonenya yang gelap, dia tidak mempercayai matanya. Dengan segera dia kembali menghubungi nomor Sarah, tetapi Sarah rupanya sedang berbicara dengan orang lain. Mendesah kecewa, Dias memaki kasar. Dias tak dapat lagi menahan rasa cemburunya, dia berpikir pasti Sarah sedang berbicara dengan lelaki lain dan bermanja-manja dengan lelaki itu.
"Sial.. Sial.. Sial.. Seharusnya aku dulu tak melepaskan Sarah, seharusnya aku bersikap lebih perhatian dan lembut kepadanya. Jika sudah begini bagaimana nasibku, aku tak rela jika Sarah dimiliki oleh lelaki lain, terutama lelaki yang kemarin berada di kamar Tama."
"Tama.. Tama.. oh iya aku dekati saja Tama, jika aku berhasil mendekati dan membuat Tama berpihak padaku tentu akan memudahkan aku mendapatkan kembali cinta Sarah. Selain Tama aku juga harus berhasil merebut hati nenek tua bangka itu. Aku harus berkelakuan baik agar mereka percaya jika aku telah berubah dan layak menjadi suami Sarah."
Dias bermonolog sambil berjalan hilir mudik di dalam ruangan kerja di kantornya. Dia berpikir keras bagaimana caranya untuk mendekati Tama dan Nek Marni. Dias melihat ke arah jam di dinding ruangannya. Jarum jam menunjukkan jika sekarang masih jam dua siang, Dias duduk di kursi kebesarannya setelah capek hilir mudik memeras otaknya memikirkan cara mendekati keluarga Sarah.
Di lain tempat pada saat yang sama....
"Tuan, sepertinya kita kehilangan jejak Vian, saya akan keluar dari pulau dan mencari sendiri, saya akan membawa beberapa lusin orang untuk membantu saya melacak keberadaan Vian juga menyelidiki keberadaan benda itu. Saya mohon pamit Tuan. "
" Pergilah dan jangan kembali sebelum kamu membawa kepala si bangsatt satu itu. Segera kabari aku jika kamu telah mengetahui keberadaan benda itu."
"Baik Tuan, saya mohon diri"
Vian yang saat itu tengah bersama Sarah dan kebetulan sedang mengaktifkan laptopnya, mendadak mendapat laporan dari salah satu orang yang dia susupkan di pulau pribadi milik salah satu musuhnya. Dia memberitahu jika salah satu dari tangan kanan bos di pulau itu akan mencari dan membunuhnya. Vian hanya tersenyum membaca pesan itu.
Sarah yang saat itu juga tengah berkutat dengan laptopnya tidak begitu memperhatikan Vian. Sarah sedang sibuk menulis surat pengunduran dirinya dari sekolah tempat dia mengajar.
Hari-hari berlalu dan tak terasa liburan hampir habis. Selama hari-hari berlalu, Sarah telah berhasil membuat beberapa kemajuan, dibawah bimbingan Vian yang semakin hari semakin sehat, Sarah berhasil meningkatkan kemampuannya dalam berbisnis dan bernegosiasi. Pundi-pundi uangnya bertambah banyak dan menumpuk, begitupun dengan Tama.
Tama dibawah bimbingan kedua kakaknya, dia berhasil meningkatkan kecerdasannya dan juga merubah sedikit penampilannya. Tama sadar jika penampilannya selama ini jauh dari kata menarik, jadi selama liburan kemarin dia merombak sedikit demi sedikit gaya berpakaiannya dan juga penampilannya. Sebentar lagi dia akan naik ke kelas tiga sekolah menengah pertama, dia akan membuat orang-orang yang dulu membullynya menyesal dan akan membuat mereka malu.
Tama telah diberitahu oleh Sarah dan juga Vian, jika sekarang mereka tidak lagi kekurangan uang, dan tidak perlu lagi berhemat sedemikian rupa agar mereka dapat makan di akhir bulan. Sarah juga memberitahu Tama jika Tama menginginkan sesuatu tinggal bilang kepadanya, maka Sarah akan memberikannya. Termasuk soal pakaian dan juga sepatu untuk sekolah atau untuk nongkrong bersama teman-temannya, bahkan masalah uang saku pun Sarah akan memberikan lebih mulai dari sekarang. Tapi Tama menolak diberi uang lebih, dia hanya meminta secukupnya saja.
Sarah kini telah mempunyai mobil baru, Vian memaksa Sarah untuk membeli mobil untuk digunakannya sebagai transportasi antar jemput Tama. Juga untuk mengantar Nek Marni kemana pun ingin pergi. Vian akan memastikan memastikan semua kenyamanan dan keamanan untuk mereka sebelum dia pergi meninggalkan rumah Nek Marni.
"Sarah, sebentar lagi kakak akan pergi, demi keamanan kalian, kakak akan kembali ke sini jika keadaan sudah memungkinkan, tapi jangan khawatir, kakak akan selalu mengawasi kalian dari jauh. Kakak juga akan menempatkan beberapa orang bodyguard kepercayaan kakak untuk menjaga kalian. Mereka akan tinggal tepat disebelah rumah ini, tetapi beberapa orang akan tinggal di rumah ini sebagai sepupumu."ucap Vian setelah memerintahkan beberapa orang kepercayaannya datang ke rumah Nek Marni.
Orang-orang kepercayaan Vian itu telah melapor ke RT dan telah mengurus dokumen tinggal. Yang tidak diketahui oleh Pak RT jika mereka sebenarnya bekerja untuk Vian dan bertugas melindungi ketiga anggota keluarga Vian yang tersisa. Vian juga berencana akan membangun ulang rumah Nek Marni, dia akan membangun rumah itu menjadi tingkat dua, agar bisa ditempati oleh anak buahnya yang akan menjaga mereka. Sebagian anak buahnya akan menempati empat rumah yang mengelilingi rumah Nek Marni. Sedangkan beberapa orang tinggal di rumah Nek Marni.
Rencana pemugaran rumah Nek Marni telah dibicarakan dengan Nek Marni juga Sarah. Dengan izin dari Nek Marni pemugaran dan pembangunan rumah itu dimulai, semuanya Vian yang mengatur. Nek Marni, Sarah dan juga Tama sementara waktu tinggal di hotel milik Vian yang terletak di tengah kota, tidak terlalu jauh juga dari tempat Sarah mengajar dan juga tidak terlalu jauh dari sekolah Tama.
Hari pertama masuk kerja, Sarah seperti biasa mengantarkan Tama ke sekolahnya. Biasanya dia mengantar Tama memakai motor kesayangannya sekarang Sarah mengantarkan Tama memakai mobil yang dikemudikan oleh bodyguardnya. Mobil suv keluaran salah satu perusahaan otomotif terkenal dengan harga tembus hingga delapan milyar itu kini menjadi alah satu alat transportasi yang dimiliki oleh Sarah.
Tama turun dari mobil dengan menenteng tas barunya dan juga memakai sepatu barunya. Semua mata teman-temannya hampir copot melihat Tama yang kini berubah drastis.
Begitupun dengan Sarah, ketika dia turun dari mobilnya, mata rekan-rekannya juga para wali murid yang kebetulan sedang mengantar anak mereka, melotot dan melongo melihat Sarah turun dengan santai dari mobil mewah itu. Bisik-bisik mulai memenuhi seluruh selasar sekolah, tanpa memperdulikan semua itu Sarah berjalan memasuki ruang guru dan menaruh tas juga bekal makan siangnya.
"Tentu saja dia tidak bisa mengendarai mobil mewah seperti itu jika tidak menjadi simpanan beberapa om-om berduit dan menjadi simpanan suami orang. Lihat saja sekarang, dia bisa mengendarai mobil mewah lengkap dengan sopir pribadi, padahal dahulu jika tidak ditolong oleh keponakanku belum tentu dia bisa bisa mengajar di sekolah ini.c cibir salah satu wali murid yang berdandan menor dan memakai perhiasan mewah juga menteng tas branded dari kulit buaya.
"Ooooohh jadi Miss Sarah itu ditolong oleh keponakan mamanya Jafar. Pantas saja jika begitu, tapi kok mau-maunya keponakan mama Jafar menolong Miss Sarah ?" tanya penasaran mama Vivi dan di angguki oleh mama Rara dan mama Gabrian.
"Lha dia kan anak yatim piatu, miskin dan putus sekolah. Kasihan mungkin keponakanku pada dia jadi memutuskan untuk membantu memasukkan lamaran kerja ke sekolah ini, dan keponakanku juga membujuk kepala sekolah agar menerima Sarah menjadi salah satu pegawai di sekolah ini. Tadinya sih mau dijadikan sebagai salah satu office girls atau sebagai cleaning services, hanya saja Dias keponakanku itu iba padanya jadi meminta kepala sekolah menempatkan Sarah sebagai salah satu tenaga pengajar." ucap Rima, maminya Jafar.
"Ooooohh pantas saja jika begitu, orang miskin rupanya, dia sepertinya panjat sosial ya mom." timpal mama Vivi.
"Tapi dia perempuan baik-baik kok, dia juga tak pernah terlibat masalah, cara mengajarnya juga baik, bahkan lebih baik dari pengajar yang lain." bela mama Jia yang kebetulan pernah ditolong oleh Sarah beberapa waktu lalu.
"Alaaaahhh bisa saja loh jeng itu pencitraan. Buktinya dia mau saja di bawa oleh om-om ke hotel. Saya ada kok buktinya, kebetulan waktu itu saya mau menghadiri resepsi pernikahan salah satu teman dari sahabat papinya Jafar di hotel yang sama. Saya melihat dia digandeng oleh om-om keluar dari hotel itu. Nih lihat, saya mengambil fotonya," ucap mami Jafar sambil memperlihatkan foto-foto Sarah yang digandeng oleh Abimanyu keluar dari lobby hotel tempat diselenggarakannya pesta resepsi pernikahan anak salah satu rekan bisnis Abimanyu.
"Oh jadi anda yang menyebarkan berita miring tentang Miss Sarah dan saya ? Mencemarkan nama baik Miss Sarah dan saya, saya akan menuntut anda,"
gassss terus bi... 😅😅😅😅
tinggalin aja ras...
pedas mulut nya
kasar prilaku nya...
Fix nih, Sarah!
tinggal kan si Dias...
No toleran!!!