NovelToon NovelToon
Kognisi Pembunuh Tersembunyi

Kognisi Pembunuh Tersembunyi

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / Teen School/College / Gangster
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Atikany

Caca adalah seorang gadis pemalu dan penakut. Sehari-hari, ia hidup dalam ketakutan yang tak beralasan, seakan-akan bayang-bayang gelap selalu mengintai di sudut-sudut pikirannya. Di balik sikapnya yang lemah lembut dan tersenyum sopan, Caca menyembunyikan rahasia kelam yang bahkan tak berani ia akui pada dirinya sendiri. Ia sering kali merangkai skenario pembunuhan di dalam otaknya, seperti sebuah film horor yang diputar terus-menerus. Namun, tak ada yang menyangka bahwa skenario-skenario ini tidak hanya sekadar bayangan menakutkan di dalam pikirannya.

Marica adalah sisi gelap Caca. Ia bukan hanya sekadar alter ego, tetapi sebuah entitas yang terbangun dari kegelapan terdalam jiwa Caca. Marica muncul begitu saja, mengambil alih tubuh Caca tanpa peringatan, seakan-akan jiwa asli Caca hanya boneka tak berdaya yang ditarik ke pinggir panggung. Saat Marica muncul, kepribadian Caca yang pemalu dan penakut lenyap, digantikan oleh seseorang yang sama sekali berbeda: seorang pembunuh tanpa p

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atikany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 19

Dalam kegelapan yang menyelimuti, Kelvin dan rombongan akhirnya tiba di tempat yang mereka cari. Namun, apa yang mereka temui di dalam gedung itu membuat mereka tercengang. Pemandangan berdarah yang mengerikan menyeruak di hadapan mereka, menciptakan aura ketegangan yang mencekam.

"Kakak! Kau gila!" seru Kelvin dengan kekagetan dan kemarahan yang tak terbendung.

Tatapan mereka saling bertemu, senjata-senjata teracung, siap untuk bertempur. Orang-orang dari kedua belah pihak saling mengarahkan senjata mereka satu sama lain, tegang dan siap untuk melepaskan tembakan kapan saja.

"Kau sangat lambat," ejek Kalvaro dengan nada sombong di suaranya.

Dengan gerakan yang tenang, ia melemparkan sebuah kunci ke arah Kelvin, yang dengan cermat ditangkap olehnya. Namun, saat ini bukan saatnya untuk bertele-tele.

"Cepat, tolong dia jika kau tidak ingin melihatnya berubah menjadi mayat," desak Kalvaro, suaranya tegas dan penuh dengan ancaman yang tersirat.

Kelvin mengetahui bahwa dia tidak punya waktu untuk bersikap ragu-ragu. Dengan langkah-langkah yang cepat, ia berlari menuju tangga dan tanpa ragu terjun langsung ke dalam akuarium yang tercemar oleh darah.

"Dramatis sekali," ejek kalvaro lagi, tetapi Kelvin tak lagi mendengarkan.

Kalvaro dan pengikutnya pergi begitu saja, meninggalkan pemandangan kehancuran dan kekerasan di belakang mereka. Mereka melangkah pergi dengan langkah mantap.

\~\~\~

Air mengelilingi Kelvin seperti mantel gelap, menekan tubuhnya dengan tekanan yang tak terelakkan. Dengan tekad yang kuat, dia berusaha berenang ke dasar akuarium, memotong arus yang menusuk dengan gerakan yang kuat dan teratur.

Namun, setiap gerakan terasa seperti menghadapi dinding tak berujung, dan napasnya semakin sesak seiring dengan kedalaman yang semakin dalam.

"Ca, gue bingung. Bingung banget. Gue harap lo bisa ambil alih tubuh lo lagi," bisik Kelvin dalam keheningan gelap di bawah permukaan air.

Pikirannya terombang-ambing di antara rasa putus asa dan harapan yang bergelora. Dia tahu bahwa untuk menyelamatkan Marica, dia harus melawan kekuatan alam yang menekannya ke bawah, dan juga harus memperjuangkan kehidupan Caca yang juga terancam.

Gelombang kecil udara terus menerobos ke atas dari napas Kelvin, menari-nari di permukaan air seolah-olah mencari jalan untuk melarikan diri dari cengkeraman yang menekan.

Dengan gerakan gemetar, Kelvin mengarahkan perhatiannya pada rantai dan pemberat yang terikat di kaki Marica. Meskipun terbatas oleh tekanan air yang kuat, dia mencoba dengan keras untuk membuka gembok-gembok yang mengikat, mempertaruhkan kehidupannya untuk menyelamatkan Caca atau Marica.

Setiap detik terasa seperti waktu yang tak terhingga saat dia berjuang dengan keras melawan hambatan yang menghalangi jalannya. Namun, dengan ketekunan dan keberanian yang tak tergoyahkan, akhirnya rantai dan pemberat itu mulai memberi jalan, terlepas dari pegangannya yang kuat.

Kelvin meraih tubuh Caca, membawa beban yang berat ke permukaan dengan upaya terakhirnya. Napasnya semakin sesak, udara yang tersisa di paru-parunya semakin tipis, tetapi dia menolak untuk menyerah.

Saat dia semakin mendekati permukaan, rasa sesak di dadanya semakin terasa, seolah-olah langit-langit air di atasnya semakin menekan untuk menjaganya tetap terperangkap di bawah sana. Namun, dengan kekuatan yang hampir tak ada lagi, dia berhasil muncul ke permukaan, membawa Caca dengan selamat bersamanya.

Setelah melepaskan Caca ke tepi akuarium, Kelvin sendiri merangkak ke tepi, tubuhnya terasa lemah dan gemetar oleh kelelahan dan ketegangan.

\~\~\~

Adam duduk tegak di depan sejumlah monitor yang memancarkan cahaya biru redup di ruangan kontrol. Dia memperhatikan layar-layar itu dengan pandangan tegang, kegelisahan yang menghinggapinya semakin menjadi-jadi.

"Kenapa anakku enggak bisa dilacak keberadaannya?" desis Adam, suaranya terdengar penuh dengan frustrasi yang tak terbendung.

Silas, yang duduk di sebelahnya, menyipitkan matanya dengan serius, mencoba menyusun jawaban yang bisa menenangkan Adam meskipun situasinya sulit.

"Kalau dalam kasus anakmu ini, ku rasa bukan orang sembarangan yang mengincarnya," jawab Silas dengan suara yang lembut namun penuh dengan ketegasan.

Dia telah menghubungi timnya yang lain dan berupaya keras untuk melacak keberadaan Marica.

"Maksudnya?" tanya Adam dengan ekspresi bingung yang jelas terpancar di wajahnya. Dia ingin memahami lebih jelas apa yang sedang terjadi.

"Meskipun CCTV menunjukkan gambaran yang normal, tapi nyatanya ada manipulasi yang dilakukan agar kendaraannya tidak terdeteksi," jelas Silas dengan suara yang tenang, memberikan penjelasan yang rinci tentang situasi tersebut.

"Manipulasi CCTV bukanlah hal yang mudah dilakukan. Namun, bagi orang yang ahli dalam bidang teknologi dan keamanan, hal ini bukanlah tugas yang tidak mungkin dilakukan. Dengan menggunakan berbagai teknik, seperti mengubah rekaman CCTV, menyabotase perangkat keras, atau bahkan meretas sistem keamanan, seseorang dapat dengan mudah menghindari deteksi oleh kamera pengawas."

Manipulasi ini bisa berdampak signifikan dalam upaya pencarian seseorang yang hilang. Dengan tidak adanya jejak CCTV yang dapat diandalkan, pencarian menjadi jauh lebih sulit dan memakan waktu.

Orang yang melakukan manipulasi ini mungkin memiliki motif yang rumit, mungkin untuk menyembunyikan keberadaan seseorang atau untuk menyulitkan upaya penyelidikan.

Dalam kasus Marica, manipulasi CCTV menunjukkan bahwa penculiknya adalah seseorang yang terampil dalam bidang teknologi dan keamanan. Hal ini menambah tingkat kekhawatiran Adam, karena dia menyadari bahwa lawan yang mereka hadapi bukanlah lawan yang sembarangan. Mereka harus berhati-hati dan bekerja lebih keras dalam upaya untuk menemukan Marica dan membawanya pulang dengan selamat.

\~\~\~

Kelvin merasakan denyut nadi Marica yang melemah, dan kepanikan langsung menyelinap ke dalam dirinya. Dengan cepat, dia bergerak untuk melakukan pertolongan pertama dengan CPR, berharap dapat membangunkan Marica dari keadaan yang tidak sadarkan diri. Namun, meskipun dia memberikan usaha yang gigih, nyatanya Marica tetap tidak mampu untuk dibangunkan.

Pikiran Kelvin berkecamuk dalam kebingungan dan kecemasan. Dia menyadari bahwa situasi ini jauh lebih serius daripada yang dia bayangkan. Tanpa ragu, dia memutuskan untuk segera membawa Marica ke rumah sakit, tempat dia bisa mendapatkan perawatan medis yang sesuai dengan keadaannya.

Dengan langkah terburu-buru namun tetap hati-hati, Kelvin memangku Marica dengan penuh kelembutan dan segera membawanya keluar dari tempat kejadian. Setiap langkah yang dia ambil terasa berat, dipenuhi dengan kekhawatiran dan harapan yang menggantung di udara.

\~\~\~

Rahayu duduk sendiri di kamarnya, kesepian dan cemas karena Adam belum juga kembali. Gelisah merayapi pikirannya, menciptakan bayangan yang gelap di dalam benaknya.

Dia merasa frustasi karena Adam terus terlibat dalam pencarian Marica, membiarkan kecemasan merajai pikirannya.

"Kalau aku yang hilang, apa kamu akan sepanik ini, Mas?" gumam Rahayu dengan suara yang bergetar, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Namun, tawa getir yang menyertainya hanya menunjukkan betapa dia merasa terisolasi dan terluka oleh situasi yang sedang dihadapinya.

Pikiran gelap mulai menghantuinya, menciptakan keinginan yang gelap di dalam hatinya. Dia mulai merasa seperti dia berharap Marica tak akan pernah ditemukan, tak akan pernah kembali ke rumah ini. Rasanya seperti dia terperangkap dalam labirin emosi yang tak terkendali, antara rasa cemas dan keinginan untuk melarikan diri dari semua ini.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!