NovelToon NovelToon
AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

AIRLANGGA 2 Dewaraja Ring Medang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Fantasi Timur / Raja Tentara/Dewa Perang / Ilmu Kanuragan
Popularitas:70.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Hancurnya Istana dan Kotaraja Wuwatan Mas oleh serangan Ratu Lodaya membuat Prabu Airlangga harus mengumpulkan kembali keluarga dan para pengikutnya yang tercerai-berai. Satu tekad nya untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang, membuatnya harus membuat perjanjian dengan Dewa-dewa dari Kahyangan Suralaya tentang nasib anak keturunannya kelak.



Dukungan dari seluruh rakyat Medang juga keluarga besar nya membuat semangat Prabu Airlangga kembali membara untuk mengembalikan kejayaan Kerajaan Medang seperti para leluhur nya.



Berhasilkah Prabu Airlangga mengembalikan Kerajaan Medang seperti dahulu? Simak selengkapnya dalam kisah AIRLANGGA 2 Dewaraja ring Medang. Di jamin seru dan mendebarkan. Selamat membaca...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Istana Tanggulangin

Kedua kelompok yang tengah bertikai ini langsung memisahkan diri. Suara yang berlapis tenaga dalam tingkat tinggi ini sanggup untuk membuat telinga berdenging sakit hingga siapapun yang mendengar nya pasti akan langsung tahu kalau sang pemilik suara itu adalah pendekar berilmu tinggi.

Salah seorang lelaki tua berbaju kuning dengan kepala botak atas yang memegang sebuah tongkat besi berkepala burung elang langsung maju selangkah ke arah Prabu Airlangga dan pengikutnya. Sepertinya ia adalah pimpinan kelompok orang berbaju kuning ini.

"Kami sedang mempertahankan diri dari serangan orang-orang Perguruan Teratai Hijau ini, Pendekar..

Mereka yang memulai perkelahian lelaki dulu", ucap lelaki tua itu dengan penuh hormat. Sepertinya ia menyadari bahwa orang yang duduk di atas kuda hitam itu adalah pendekar muda yang tidak bisa dianggap remeh.

"Mulut mu penuh dengan racun berbisa, Elang Kuning!!

Kami orang-orang Perguruan Teratai Hijau tidak pernah mengganggu perguruan silat lain jika tidak ada yang mencari gara-gara. Mohon pendekar muda tidak terpengaruh dengan omongan Si Elang Kuning keparat itu.. ", sahut seorang lelaki paruh baya berjanggut panjang di kepang dengan baju hijau berselempang hitam itu sembari menghormat pada Prabu Airlangga yang melompat turun dari kuda tunggangan nya. Parahita, Bancak dan Doyok pun segera mengikuti langkah sang majikan.

Hemmmmmmmmmmmm..

"Aku hanya ingin kalian berhenti bersitegang. Tidak perlu saling menyalahkan satu sama lain dan mencari pembenaran diri sendiri.

Sekarang ceritakan bagaimana awal mulanya hingga kalian berseteru seperti ini? Pak tua botak, kau yang lebih dulu bicara. Setelah itu giliran paman berjanggut kepang itu untuk bercerita ", perintah Prabu Airlangga segera.

Tanpa menunggu untuk di minta kedua kalinya, Si Elang Kuning mulai menceritakan tentang awal mula mereka mulai berseteru. Rupanya orang-orang Perguruan Teratai Hijau lebih dulu mencegat mereka di tempat itu setelah mereka melakukan perjalanan dari wilayah Wengker. Konon katanya, Perguruan Teratai Hijau menaruh dendam setelah salah seorang muridnya di hajar oleh orang-orang Padepokan Elang Jagat yang bermarkas di Bukit Cangkring karena mencoba untuk memperkosa salah satu istri dari mereka.

Hal ini langsung di bantah oleh Ki Margana, si lelaki berjanggut kepang itu. Dia mengatakan bahwa murid nya yang lebih dulu di goda oleh istri murid Perguruan Elang Jagat hingga peristiwa rudapaksa yang belum terjadi ini menjadi masalah besar seperti sekarang ini. Menurut nya orang-orang Perguruan Elang Kuning tanpa peradilan lebih dulu langsung menghajar muridnya habis-habisan yang membuat si murid Padepokan Teratai Hijau luka parah dan sekarang telah menjadi cacat. Inilah yang menyebabkan mereka menuntut keadilan kepada Perguruan Elang Jagat agar pelaku penganiayaan terhadap muridnya bisa di hukum sesuai dengan kesalahan yang ia perbuat.

Usai mendengar mereka memaparkan pendapat nya, Prabu Airlangga mengerutkan keningnya sebagai tanda bahwa ia sedang berpikir keras. Ini jelas-jelas ujian kebijaksanaan bagi nya sebagai seorang Raja yang harus menegakkan hukum dan keadilan bagi seluruh rakyat Medang. Meskipun mereka tidak mengenalinya sebagai raja Medang, tapi rasa keadilan nya tak bisa ditinggalkan begitu saja.

"Sekarang aku tanya kepada kau Pendekar Elang Kuning, istri murid mu itu yang robek baju sebelah mana?", tanya Prabu Airlangga sembari menatap ke arah Si Elang Kuning lekat-lekat.

" Aku tidak mengerti sama sekali dengan maksud pertanyaan mu, Pendekar muda", jawab Si Elang Kuning sambil menggaruk kepalanya yang botak.

"Jawab saja pertanyaan Ndoro Angga, kakek tua!! Jangan banyak cingcong!", gertak Bancak sambil mengeluarkan tenaga dalam nya.

Seketika tekanan besar di rasakan oleh semua orang yang ada di tempat itu. Beberapa orang yang bertenaga dalam rendah langsung berjongkok dengan satu dengkul menyangga tubuh, sedangkan yang bertenaga dalam sedang harus sekuat tenaga berjuang untuk berdiri tegak. Jelas ini adalah pamer kekuatan yang membuat semua orang terkejut setengah mati.

'Bawahannya saja punya kekuatan sedemikian besar, apalagi majikannya pasti lebih menakutkan. Aku harus berhati-hati.. ', batin Elang Kuning juga dengan Ki Margana dari Padepokan Teratai Hijau.

"I-itu bajunya yang robek adalah bagian dada nya, Pendekar muda.. Aku melihatnya sendiri.. ", ucap Elang Kuning dengan sedikit terbata-bata.

" Kalau begitu, jelas dia tidak di rudapaksa oleh murid Teratai Hijau", ujar Prabu Airlangga segera.

HAAAAAHHHHHHHHH?!!

Semua orang terkejut mendengar ucapan si pendekar muda yang mereka segani ini. Berbagai macam pertanyaan melintasi otak mereka , kesemuanya seolah menanyakan darimana asal kesimpulan orang ini.

"T-tapi bagaimana penjelasannya, Pendekar muda? Kami kami tidak mengerti sama sekali? ", sekali lagi Si Elang Kuning bertanya seolah-olah mengutarakan isi hati semua orang.

" Begini penjelasan nya, jika yang robek pakaian belakang nya maka jelas itu murid Teratai Hijau yang melakukan rudapaksa karena dia akan mencoba menjamah tubuh istri murid Perguruan Elang Jagat dari belakang. Namun, jika yang robek itu dari depan maka berarti mereka saling berhadapan dan itu jelas perasaan antara suka sama suka dan merupakan penyerahan diri ", urai Prabu Airlangga sembari tersenyum tipis.

Semua orang dari Padepokan Teratai Hijau langsung sumringah mendengar penuturan dari Prabu Airlangga sedangkan wajah para anggota Perguruan Elang Jagat langsung muram dan terlihat merasa bersalah. Si Elang Kuning menghela nafas panjang sebelum mendekati Ki Margana dari Padepokan Teratai Hijau.

"Aku meminta maaf atas hal buruk yang menimpa anak murid mu, Ki Margana..

Perguruan Elang Kuning bersedia memberikan ganti rugi atas luka-luka yang di deritanya. Aku juga akan menghukum istri murid kami yang telah berbuat serong", ucap Si Elang Kuning dengan sikap ksatria.

"Karena Pendekar Elang Kuning sudah merendahkan diri dan bersedia meminta maaf, kami tidak akan memperpanjang masalah ini lagi. Kami akan menyambut baik kedatangan kalian di Lembah Rawa Teratai", sambut Ki Margana segera.

Setelah mereka berbaikan kembali, Prabu Airlangga pun segera melompat ke atas kudanya diikuti oleh para pengikutnya.

"Aku harap kalian terus rukun seperti ini agar seluruh wilayah Kerajaan Medang tetap aman dan damai. Karena aku harus mengejar waktu, aku tidak akan menemani kalian disini lagi. Aku permisi.. ", Prabu Airlangga hendak menggebrak kuda nya namun Ki Margana cepat mencegahnya.

" Tunggu pendekar muda!!

Kau belum memberitahu kami siapa nama mu dan darimana asal mu? ", tanya Ki Margana segera.

"Dasar katak dalam sumur!!

Hanya beliau Prabu Airlangga Maharaja Medang yang memiliki kebijaksanaan untuk memecahkan masalah kalian", sahut Parahita yang membuat para murid dari kedua perguruan silat ini melongo mendengar nya.

Saat mereka sadar, rombongan Prabu Airlangga telah jauh bergerak menuju ke arah Kotaraja Tanggulangin.

"Jadi kita tadi bertemu dengan Maharaja Medang? Jagat Dewa Batara, ini sungguh-sungguh keajaiban. Sinuwun Prabu Airlangga, terimakasih atas bantuan nya", teriak Ki Margana lantang.

Rombongan Prabu Airlangga terus bergerak menuju ke arah Istana Tanggulangin. Melewati banyak perkampungan dan pakuwon, menjelang senja rombongan Prabu Airlangga memasuki wilayah Kota Kadipaten Tanggulangin.

Mereka segera menuju ke arah tengah kota dimana Istana Tanggulangin berada. Di depan gerbang Istana Tanggulangin, delapan orang prajurit penjaga gerbang istana yang sedang berjaga langsung menyilangkan tombak mereka sebagai tanda larangan untuk mereka masuk ke dalam istana.

"Berhenti, siapapun yang tidak berkepentingan di larang masuk ke dalam kedaton", ucap pimpinan regu prajurit penjaga gerbang istana lantang.

Prabu Airlangga dan para pengikutnya segera melompat turun dari kuda tunggangan nya. Dia segera melangkah mendekati mereka.

"Aku ingin bertemu dengan Adipati Kalang. Katakan pada nya, aku utusan dari istana Kahuripan ingin berbicara dengan nya.. ", ucap Prabu Airlangga sembari menunjukkan lencana emas berukir gambar burung garuda. Ini adalah lencana resmi dari kerajaan Medang.

Melihat hal itu, para prajurit langsung berlutut dan menyembah pada nya. Setelah itu dia langsung masuk ke dalam istana Tanggulangin. Tak berapa lama kemudian, Adipati Kalang penguasa Kadipaten Tanggulangin datang tergopoh-gopoh menghampirinya.

"Sembah bakti hamba Sinuwun Prabu Airlangga..

Mohon ampun beribu ampun jika penyambutan hamba tidak selayaknya menyambut kedatangan seorang raja", ucap Adipati Kalang dengan penuh hormat.

" Sudah jangan banyak adat, Adipati..

Ada hal penting yang perlu kamu ketahui. Tapi sebaiknya tidak disini ", balas Prabu Airlangga sembari mengangkat tangan kanan.

" Kalau begitu, sebaiknya kita masuk ke dalam istana, Sinuwun Prabu.. ", Adipati Kalang segera mempersilahkan Prabu Airlangga untuk masuk ke dalam istana Tanggulangin. Bersama dengan para pengikutnya, sang raja Medang melangkah ke arah ruang pribadi adipati yang terletak di belakang Pendopo Agung Istana Tanggulangin.

Sesampainya disana, mereka segera duduk bersila di lantai ruang pribadi adipati. Tak lupa juga, Adipati Kalang memanggil Patih Ganarjati selaku warangka praja dan Senopati Tumpaksewu yang menjadi pimpinan prajurit Tanggulangin.

"Kalau boleh hamba tahu, apa maksud dari kedatangan Sinuwun Prabu Airlangga ke Tanggulangin? Bahkan sinuwun harus datang dengan pakaian penyamaran seperti ini", tanya Adipati Kalang sembari menghormat.

Prabu Airlangga menghela napas panjang sebelum berkata,

"Aku butuh bantuan mu.. "

1
arumazam
seraanghhhh
saniscara patriawuha.
calon bojone sopo iku.... mang eBeezzzz
Eddy Airborne
mantap
Andbie
sip lanjut
Heryala Hery
Heaamm,nnt kamu Dyah kencanawangi jatuh cinta pulak sma Prabu Airlangga,mana mo nantang berkelahi pulak lagi.. 🤔🤔🤔👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾👊🏾
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Tuh kan kayu gak salah ditendang sama Tumenggung Renggos 😅
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Tumenggung Renggos jangan disuruh berpikir nanti timbulnya emosi, mending disuruh kerja aja pasti rampung 😁
Muchtar Albantani
nambah selir
AbhiAgam Al Kautsar
siagakan barisan
Windy Veriyanti
mung sak nyuk'an...wis entek...😁
to be continued
Nuno Devilito
tambah seru thor...trm ksh updetny
Eddy Airborne
lanjutkan
Windy Veriyanti
Salah satu ajian favoritku...Ajian Waringin Sungsang 👍👏
ajian yang nantinya dipakai oleh Panji Watugunung dan keturunannya
Windy Veriyanti
pilihan yang bijak, Warok Siman 👏
arumazam
mantap
Abdus Salam Cotho
lemah!! tidak ada perlawanan🤭
Widi Nugroho
apakah pandeta agung jnanabajra itu adalah seorang sastrawan/cendekiawan/budayawan jaman dahulu dari Bali kang Ebez... yg namanya menjadi inspirasi JANABADRA almameter saya di Jogja hehehe...
andymartyn
lanjut lagi ndoro prabu,,,
andymartyn
nah gitu wu, jangan asal emosi nanti rugi sendiri
LD. RAHMAT IKBAL
hilang rasa sombongx hehehe sehat kang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!