Kehidupan Su Wanwan yang semula dipuja-puja seperti bintang di langit, berubah menjadi batu di dalam lumpur begitu Gu—Linchao yang merupakan keponakannya kembali ke Sky Hill.
Tidak hanya dilecehkan lagi dan lagi sampai tubuhnya remuk, hati Su Wanwan juga hancur hingga berkeping saat mendapati Li Yunhan—calon suaminya berselingkuh. Bahkan, dia juga dijual olehnya ke Barbara Club sehingga terpaksa menjadi budak nafsu pria bertopeng.
Ketika bisa melarikan diri, Su Wanwan malah masuk perangkap Xu Yingwei—tunangan Gu Linchao—dan dia dibakar hidup-hidup!
Pada saat semua orang menyangka Su Wanwan sudah mati, wanita itu kembali dengan wajah dan misi baru, yaitu memikat semua musuh dengan pesonanya ....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mr. X Menggila
“Wah, siapa yang memberikan harga setinggi itu?”
“Entahlah, seberapa menariknya wanita itu?”
Suara bisik-bisik dari beberapa pembeli mulai menembus telinga pria misterius yang sejak tadi diam tanpa pernah menyebutkan harga demi mendapatkan seorang wanita di acara tersebut.
Mereka hanya berani menaikkan harga sekitar dua puluh sampai lima puluh juta dari harga awal dan ketika ada yang menawarkan langsung dua ratus juta, mereka rasanya sudah tidak sanggup lagi.
Namun, siapa yang menduga ternyata layar pelelangan yang ada di depan panggung berubah dan angkanya semakin tinggi kurang dari lima menit.
“Tuan, apa yang kau lakukan di sini? Aku sejak tadi tidak melihatmu mengangkat papan harga,” kata pria yang duduk di sebelah pria bertopeng itu.
“Benar, kalau kau tidak berminat … pulang saja!” sahut pria lainnya.
“Jika tidak, cepat tentukan hargamu. Dia wanita terakhir yang ada di sini.”
Pria bertopeng itu tidak menanggapi satu pun ucapan yang tertuju padanya, dia bahkan bersikap seolah-olah suara mereka hanyalah angin lalu dan acara tersebut masih saja berlanjut sampai layar di depan sana menunjukkan harga tiga ratus juta.
“Waw, sangat fantastis.” Decak kagum pun mulai terdengar lagi, mereka menjadi semakin penasaran pada sosok samar yang tidak bisa dilihat sepenuhnya.
Merasa mata semua orang semakin jelalatan ketika menatap Su Wanwan, pria misterius itu mengeraskan rahangnya.
Ingin rasanya dia mencongkel bola mata mereka semua agar tubuh gadis idamannya tidak diperhatikan dengan cara yang menjijikkan.
Detik berikutnya, dia langsung mengangkat papan harga, ingin mengakhiri segalanya.
Dia sudah sangat-sangat muak dengan semua yang terjadi di dalam ruangan itu dan tidak ingin tawar-menawar lagi, harus segera keluar dari sana bersama Su Wanwan!
“Waw, lima ratus juta!” pekik staff yang berada di belakang panggung dan suasana di dalam ruangan itu semakin heboh.
“Apakah ada yang ingin menawar lagi?” Suara staff itu kembali terdengar dan untuk beberapa saat dia masih menunggu perubahan pada layar.
Namun, sudah tidak ada perubahan lagi.
“Lelang ini kami tutup dengan harga lima ratus juta dan dengan ini, kami mengakhiri acara cukup sampai di sini.” Suara itu kembali terdengar untuk yang terakhir kali, sebelum akhirnya seluruh ruangan menjadi terang bendeang dan para wanita yang dilelang sudah dibawa pergi oleh staff.
Pria misterius itu pun segera pergi ke belakang panggung, membiarkan asistennya mengurus semua administrasi yang diperlukan untuk membawa Su Wanwan pergi.
Dia menggendong Su Wanwan, lalu meletakkan wanita itu di jok belakang mobilnya. Bahkan, dia juga membiarkan Su Wanwan berbaring di pangkuannya.
Lebih dari dua puluh menit dia menunggu asistennya menyelesaikan urusan di Barbara Club, suasana hening bersama Su Wanwan di dalam mobil benar-benar mengguncang gairahnya.
Jika tidak melihat betapa rapuhnya Su Wanwan yang pucat pasi seperti mayat hidup, mungkin dia sudah menuntaskan keinginannya saat itu juga.
Beberapa saat kemudian, akhirnya Mu Chenyu menyelesaikan tugasnya dan segera duduk di kursi penumpang tanpa menunggu perintah.
“Mr. X, ke mana Anda ingin membawanya?” Mu Chenyu bertanya sembari melihat ke arah kaca spion yang memancarkan wajah atasannya.
“Skyline Palace,” sahut pria misterius yang dikenali dengan sebutan Mr. X itu.
“Baik,” balas Mu Chenyu segera melajukan mobil milik tuannya ke tempat yang sudah ditentukan.
Selama dalam perjalanan, baik Mr. X maupun Mu Chenyu tidak ada yang mengeluarkan suara. Hanya suara lenguhan Su Wanwan yang merasakan ketidaknyamanan pada tubuhnya, terdengar di dalam mobil hingga membuat suhu tubuh Mr. X semakin meningkat.
Bahkan, gerakan kecil yang dilakukan Su Wanwan tanpa sadar sudah hampir membuat Mr. X menggila!
“Kau berani membuatku tersiksa begini, lihatlah bagaimana aku menyiksamu nanti!” geram Mr. X dengan suara parau dan tatapan buas yang seolah-olah ingin melahap Su Wanwan saat itu juga tanpa memperdulikan keberadaan Mu Chenyu.