Season 2 dari, "Menantu Sampah Seorang Millionaire".
Hari pertama Lucia masuk kerja sebagai sekretaris di Alfred Corporation tidak berjalan mulus sesuai keinginannya. Dia bertemu dengan Rey Alfred yang memberinya banyak omelan di hari pertama dia bekerja. Karena tidak terima, Lucia mengamuk. Begitu marahnya, dia sampai mengusir Rey dari kantornya sendiri. Akibatnya, Rey yang merasa bersalah meminta maaf dengan spektakuler.
Namun awal yang agak aneh itu justru membawa hubungan mereka ke titik yang tidak pernah mereka sangka sebelumnya. Mereka tidak hanya bertemu sebagai bos dan sekretaris di kantor, tapi juga menjelma sekedar TTM-an? Apakah mereka akan tetap mengatakan "Love is Bullshit!" meskipun mereka tahu jika mereka perpect for each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Kehebohan Keluarga dan Tetangga Lucia
"Lucia siapa dia?" tanya Bibi Lucia.
"Iya, siapa dia Lucia?" tanya tetangganya yang pertama kali melihat wajah tampan dengan setelan resmi di hadapannya.
Lucia kemudian menarik nafasnya berat dan mulai memperkenalkan Rey demi sopan santun, pelan dan sedikit kaku, Lucia mengatakan bahwa dia adalah atasannya di kantor dan...
"Dia adalah Rey Alfred, atasan yang kau ceritakan itu?" tanya Nyonya Donna dengan menutup mulutnya yang menganga.
"Alfred? Perusahan besar itu?" tanya Bibi Lucia yang lain menambahi.
"Oh Tuhan, benar. Lihat ini," timpal tetangganya yang membuka internet dna mencari tahu itu.
Semua orang terkejut tidak percaya jika yang berada di hadapannya saat itu adalah seorang Rey Alfred. Putra tunggal Rocco Alfred yang wajahnya sering tampil di media dengan kekayaan masuk daftar salah satu konglomerat di negara itu.
Bibi Lucia nyaris teriak dalam ruangan tersebut dengan wajah yang berbinar. Begitupun yang lain hingga mereka semua nyaris membuat semua orang yang berada di luar ruangan nyaris kaget.
Rey yang mendapat respon seperti itu hanya tersenyum manis dan memperkenalkan diri dengan benar.
"Anda benar saya adalah Rey Alfred, atasan Lucia di Alfred Corporation," jelas Rey.
Seketika bibi lucia dan semua wanita paruh baya yang berada dalam ruangan tersebut kecuali Nyonya Donna yang duduk menyenderkan tubuhnya di atas bangsal, mendekati Rey dengan langkah secepat The Flash. Mereka semua kemudian menarik tangan Rey lembut dan yang lainnya menyiapkan kursi dan juga meja untuk Rey di hadapannya.
Dia di persilahkan duduk dengan begitu ramah dan menyiapkan beberapa suguhan makanan dan minuman di hadapan Rey. Semuanya menatap Rey penuh kagum dan tersenyum ke arahnya. Saat ini Rey seperti aktor atau tontonan drama TV ibu-ibu komplek. Para wanita paruh bayah di ruangan tersebut, berdiri dengan berjejer rapi.
Rey tersenyum malu dan juga ikut canggung di perlakukan seperti itu, apa lagi mereka menatap Rey seakan dia adalah spageti lezat dengan taburan daging dan keju dia atasnya.
"Aduh saya tidak bisa berkata-kata" ucap Bibi tetangga dan Bibi Lucia, saudara ayahnya yang juga ikut menganggukan kepala penuh kekaguman.
Nyonya Donna kemudian membenarkan ucapan saudara iparnya, dia pun tidak bisa berkata apa-apa.
"Hmm, masa Lucia datang ke tempat ini di antar langsung oleh atasannya? Ini tidak sopan, kan?" ucap Nonya Donna yang seakan memojokkan anaknya sendir.
"Tidak apa-apa nyonya, saya hanya ingin menebus dosa," timpal Rey dengan tersenyum.
Semua yang mendengar itu mimik wajahnya berubah dengan bertanya dosa seperti apa, dan apa maksud ucapan Rey. Jiwa kepo dan gosip para ibu-ibu mulai muncul dalam diri mereka dengan meronta-ronta, kecuali Nyonya Donna yang sudah tahu permasalahannya.
"Saya yakin Lucia sudah memberitahu anda bagaimana pengalaman pertama kerjanya kemarin dan anggap saja in sebagai permintaan maaf saya kepada anda nyonya," jelas Rey sopan.
Nyonya Donna tersenyum manis dan mengangguk. Sebelum dia menjawab ucapan Rey dia meminta Rey memanggilnya ibu saja, karena nyonya terdengar sangat asing dan juga formal.
"Ma? Bagaimana bisa seperti itu? Dia kan..."
"Kenapa kau melototi mama? Mama hanya meminta dia memangil ibu. Mama tetap adalah untukmu karena kau anakku. Ibu adalah untuknya karena dia atasanmu," jelas Nyonya Donna sengit.
Rey mendengar itu hanya tersenyum, dia yakin sebagian sifat dan sikap Lucia itu turunan dari gen ibunya. Terbukti di depan mata, tatapan sengit dan sinis Nyonya Donna kepada Lucia sangat begitu jelas.
"Bagaimana nak Rey?" tanya Nyonya Donna.
"Tidak mengapa aku panggil nak saja, kan?" tanya Donna kembali.
"Ah. Iya benar, tidak maslaah Bu," balas Rey dengan tersenyum.
Lucia mendengar itu benar-benar tidak habis pikir dengan ibunya sendiri. Bagaimana bisa dia memiliki ide seperti itu. Lucia merasa sedikit kesal.
"Permintaan maafmu kami terima, apa lagi dari laporan Lucia dan para bibi di sini kepadaku, bahwa kiriman bunganya sangat besar, saya pun kaget mendengar itu," jelas Nyonya Donna.
"Apa?! Jadi bunga itu dari anda?" tanya Bibi tetangga.
Rey hanya mengangguk dengan tersenyum.
Semuanya kembali heboh kembali dan beberapa diantara mereka yang saat bicara memiliki kebiasaan memukul pundak itu pun spontan terjadi.
"Astaga anda sangat luar biasa," ucap Bibi tetangga lainnya dengan antusias.
Plllaaaakkk.
Pundak Rey sedikit berbunyi, membuat semua orang menatap dengan terkejut.
"Ah, maaf, maaf, maaf, saya tidak sengaja," jelas Bibi tetangga.
Rey berusaha memperbaiki posisi duduknya dan tersenyum menjawab ucapan bibi tetangga tersebut.
"Tidak masalah, itu tidak terasa sama sekali," timpal Rey.
"ARGHHHH! SAKITT! Apakah tulang pundakku masih utuh?" batin Rey.
Nyonya Donna kembali menjelaskan bahwa dia telah mengomeli Lucia atas kejadian tersebut. Walau bagaimanapun dia tetap bawahan dan dia harus menjaga etika dengan benar.
"Saya mengomelinya di pagi hari melalui telpon saat dia memberitahu perihal bunga itu. Ibu yakin, dia telah melakukan kesalahan, sampai-sampai nak Rey mengirim bunga sebegitu banyak dan besarnya."
Semua wanita paruh bayah yang berada di sekeliling Nyonya Donna ikut tertawa dan membenarkan apa yang Nyonya Donna telah lakukan untuk menegur Lucia, sedangkan Lucia yang mendengar itu hanya tersenyum kecut. Karena jika di ingat kembali, memang yang telah di lakukan Lucia benar-benar sangat memalukan.
"Tuan Rey apakah anda suka merokok?" tanya Bibi tetangga.
Lucia mendengar itu sangat terkejut, menurutnya itu pertanyaan yang tidak bisa di cerna dengan baik sama sekali. Rey yang mendengarnya menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Dia menjelaskan bahwa dia tidak pernah menyentuh rokok sama sekali, apa lagi mencobanya.
"Anda sudah menikah?" tanya Bibi Lucia.
Kali ini alis lucia benar-benar berkerut. Dia rasanya ingin teriak saat itu juga untuk tidak bertanya hal-hal yang memalukan. Rey kemudian tersenyum kembali dengan menggelengkan kepalanya.
Semua orang bersorak mendengar itu.
"Apakah anda suka minum alkohol?" tanya bibi tetangga.
"tidak begitu suka tapi saya pernah mencobanya, saat bertemu dengan klien, dan alkohol itu jenis wine dan saya hanya menyerumput sebagai tanpa penghormatan dan saling menghargai saja," jelas Rey.
Semua orang kembali heboh, tapi kali ini lebih meriah karena di tambah dengan tepuk tangan mereka yang bersorak gembira.
Lucia hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal, telungkuk nya dan juga menutup wajahnya mendengar semua pertanyaan bibinya kepada Rey. Dia takut jika Rey akan berpikir macam-macam dengannya, dengan keluarganya.
"Tunggu saja setelah ini, kalian akan mendapat masing-masing amarahku," batin Lucia yang sudah sangat gemas dengan semua orang terutama ibunya sendiri, Nyonya Donna yang sedari tadi mewawancarai Rey, seakan dia adalah calon menantunya.
ceritanya mengalir seperti kehidupan normal
tdk ada drama perebutan warisan at cinta tertolak
d tunggu kelanjutannya thor ♥️
komplit dah 😂
romantis sekalian kalian ♥️
jd kangen bapak