Mengisahkan tentang seorang wanita bernama Arlinda yang tanpa dia sadari sudah masuk ke dunia lain, yang Dimana Arlinda sendiri harus menjalankan bermacam tugas yang diberikan oleh seorang nenek. yang sudah berumur ratusan tahun. namun nenek tersebut tetaplah memiliki wajah yang begitu cantik. maka dari itu untuk bisa pergi ke dunia asalnya, Arlinda akan mengikuti arahan dari nenek tersebut. namun hal yang terjadi, didunia tersebut yang membuat. Arlinda terus saja menunda tugasnya itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iroiron, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 20
"Arlinnnn..apa yang terjadi"? Tanya Eric dengan wajah yang begitu sedih. ratu Alice yang begitu panik pun, memutuskan untuk meminta bantuan dari kerajaan Ester yang, begitu banyak sihir penyembuh. Dengan bantuan dari putri Briel. tidak butuh begitu lama,Ratu Alice sudah mendapatkan beberapa penyihir yang akan menyembuhkan tubuh Arlin. dengan menggunakan sihir teleportasi maka, penyihir dari kerajaan Ester tidak, akan memakan waktu cukup lama untuk, sampai ke kerajaan Kingsley. Akan tetapi mereka juga membutuhkan beberapa kali, teleportasi agar, tepat diistana.
terdapat empat penyihir,yang sudah datang dan, perlahan mulai menyembunyikan tubuh Arlin. dengan menggunakan energi sihir yang begitu kuat. Salah satu penyihir pun, menyerah dikarenakan, energi nya telah habis. Dan membutuhkan sedikit waktu agar energi kembali pulih, dan bisa digunakan. Kemudian satu persatu pun menyerah, hingga satu yang terakhir. Dengan menggunakan sebuah batu sihir, yang dilekatkan ditubuh Arlin, pada akhirnya suhu tubuh Arlin, sedikit menurun akan tetapi, masih terasa panas. Hanya saja dalam beberapa waktu, panas di tubuh Arlin, perlahan-lahan akan menghilangkan. Keempat penyihir tersebut, kemudian kembali ke kerajaan Ester. Dan tidak lupa ratu Alice mengucapkan terimakasih, begitu juga dengan Eric yang, masih sangat khawatir dengan keadaan, Arlin yang sekarang. Tidak lama kemudian, datang lah Rex dan Briel yang, ikut melihat keadaan Arlin. Kemudian mereka berangkat ke sekolah, hanya saja Eric, yang memutuskan untuk menunggu keadaan Arlin. Hingga menjelang sore nya, Arlin tersadar. Lalu duduk di kasur nya. Sambil memegang kepala nya. Eric yang melihat Arlin tersadar pun, merasa lega, dan begitu senang. Hingga tanpa disadari tersenyum lebar di wajah Eric. Hal itu membuat Arlin, yang melihat nya pun, tampak terkejut. Lalu dengan cepat nya Arlin, memalingkan wajah nya,
"paaa.....pangeran Eric, apa yang sedang kau lakukan dikamar ku"? Tanya Arlin,
"aaa...aku, diminta ratu Alice untuk menjaga mu" ucap Eric, yang berusaha bersikap dingin.
"benarkah, apa yang terjadi padaku"? Tanya Arlin yang, menatap ke mata Eric. hal itu membuat Eric, terdiam kaku, dan membuat jantung nya berdebar.
"aa..aku,..ti...tidak tau, huh" jawab Eric yang, memalingkan wajah nya. Kemudian Eric berdiri dengan disertai menunjuk kearah Arlin.
"kau,, tiba-tiba saja sudah demam, dan selalu saja membuat ratu Mejadi, sangat khawatir" ucap Eric, yang sedikit menaikkan volume nada suara nya.
"a..aku,, maaf jika telah merepotkan ratu dan kalian semua" ucap Arlin sopan.
"huh..sudahlah, karena kau telah sadar, aku akan pergi, permisi" ucap Eric, yang kemudian berjalan kearah pintu.
"baiklah pangeran, terimakasih karena telah menjaga ku" ucap Arlin. Yang membuat jantung Eric seketika, berhenti sejenak.
"arghhh...cukup kau tidak perlu mengucapkan terimakasih kepadaku" kesal Eric, yang dengan nada bicara sedikit berbeda. Lalu kemudian pergi meninggalkan Arlin.
"hemm..ada apa dengan nya, sudahlah, apa yang terjadi padaku"? Pikir Arlin yang melihat kearah jendela.
"ada apa dengan nya, kenapa dia membuat jantung ku berhenti tadi"? ocehan Eric. Yang tidak sengaja didengar oleh Rikka.
"aaa... Rikka, kenapa kau ada disini"? Ucap Eric yang, ketika melihat Rikka berada tidak jauh dari nya.
"maaf pangeran, aku hendak menjenguk nona Arlin" ucap Rikka sopan.
"segera kau, ke kamar nya, Arlin.. maksud ku wanita itu telah bangun" ucap Arlin dingin.
"baiklah, kalau begitu saya permisi pangeran" ucap Rikka yang, menundukkan kepala nya. Kemudian berjalan menuju kamar Arlin. dengan sedikit tergesa-gesa.
"permisi, nona saya masuk sekarang" ucap Rikka dari arah luar.
"silahkan" jawab Arlin. Dengan cepat Rikka pun, memeriksa kondisi Arlin, kemudian memberikan nya sebuah obat, seperti ramuan herbal.
"anda sekarang, sudah jauh lebih baik" ucap Rikka yang tersenyum lebar.
"yaa..sampaikan kepada ratu, tidak perlu khawatir kepada ku, aku baik-baik saja" pinta Arlin.
"baiklah saya mengerti, sekarang saya pamit, jika butuh sesuatu silahkan panggil saya kapan saja* pinta Rikka.
"baiklah, aku mengerti" jawab Arlin.
"kalau begitu, saya permisi nona" ucap Rikka. Yang kemudian meninggalkan kamar Arlin.
Malam hari nya, Arlin yang telah pulih pun, tampak berada dimeja makan. Bersama dengan para pangeran dan putri. Begitu juga dengan ratu. Disana mereka makan bersama dan begitu tenang. Kemudian mereka kembali ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Akan tetapi Eric pada malam itu, memutuskan untuk pergi ke kamar Arlin. Dikamar Arlin yang hendak tidur pun, tampak sedikit terkejut ketika, pintu kamar nya terbuka. Lalau tampak lah seorang pria yang berdiri dihadapan nya, yang tidak lain adalah pangeran Eric.
perlahan-lahan Eric, berjalan menuju Arlin.
"maaf,, ada keperluan apa datang ke kamarku" tanya Arlin, yang hendak menyalakan lentera. Akan tetapi dengan cepat Eric menahan tangan nya. Kemudian dengan gelap nya malam itu, dan Arlin sendiri tidak mengetahui siapa pria yang, berada dikamar nya. Kemudian Eric memegang kedua tangan Arlin, lalu meletakkan diatas kepala Arlin, dengan segegam tangan Eric saja bisa, menahan pergerakan dari Arlin.
"apa yang kau lakukan, heyy, berhenti lah" rintihan Arlin. Akan tetapi Eric tidak bersuara sedikit pun, lalu perlahan menyentuh bibir Arlin, dengan bibir nya. Hingga melumati dengan lembut. Awal nya Arlin menolak, akan tetapi Eric mencoba menguasai semua bibir Arlin, hingga Arlin pun, terlena dan perlahan-lahan menikmati nya.
"apa..yang terjadi pada ku,, kenapa aku tidak bisa berhenti" pikir Arlin, yang tanpa sadar meneteskan beberapa Air mata. Dan ketika Eric kembali, menarik wajah nya. lalu hendak menciumi Arlin, dengan cepat Arlin memalingkan wajahnya. Hal itu membuat Eric, segera menyudahi aksi nya.
"siapa kamu, apa yang kau lakukan pada ku, lepaskan aku" pinta Arlin yang, perlahan-lahan menangis. Eric yang mendengar dan merasakan bahwa Arlin, sedang sedih pun, tanpa bersuara Eric mengecup kening Arlin dan kemudian kedua pipi Arlin, laku beranjak dari tempat Arlin, dan meninggalkan Arlin yang masih terbaring sedih.
"siapa dia...apa yang dilakukan..kenapa dia melakukan ini" pikir Arlin. Yang kemudian membaluti seluruh tubuh nya dengan selimut.
kemudian Arlin, perlahan terdiam dan tertidur.
sementara Eric yang, telah keluar dari kamar Arlin pun, tampak tersenyum tipis di wajah nya.
"kau tidak akan menjadi milik siapapun, dan hanya aku seorang yang bisa melakukan ini pada mu, lihat lah siapa saja yang berani menyentuh mu, selain aku, maka dia akan menerima akibatnya" ucap Eric, yang kemudian berjalan menuju kamar nya. Dengan wajah yang penuh gembira Eric, pun tampak bersemangat dan tertidur pulas. Namun lain dari pada Arlin, ketika tertidur pulas.. tanpa sadar Arlin terbangun kembali, dan menjadi sangat sedih.