TAMAT 18 NOVEMBER 2024
Rahardian adalah luka bagi Nathalie, tiba-tiba saja suami tampan yang mengkhianatinya selama dua tahun terakhir justru memintanya hamil bahkan menata ulang pernikahan yang sudah hancur lebur.
Atas dasar cinta, Nathalie mau menuruti keinginan suaminya. Mereka berbulan madu ke Bali, dan kehamilan pun tak terelakan lagi.
Namun, di suatu malam, Nathalie tersadar akan sesuatu. Sadar, tentang tanda yang melekat di punggung suaminya bukanlah milik suaminya.
Cinta, obsesi, dendam, luka, intrik, dibungkus dengan indah dalam satu karya ini. Di mana pada akhirnya semua harus mengalah pada takdir yang telah digariskan sang maha esa.
Cerita romantis, tentang kekaguman, tentang kesetiaan, tentang kepemilikan, tentang keegoisan, tentang kepedulian dan tentang tanggung jawab versi Pasha Ayu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPS SEBELAS
Duduk di kursi meja rias, Nathalie mengeringkan rambutnya, sontak pandangan ia beku ke arah cermin atas setelah pengering rambut miliknya diraih tangan Gama untuk dibantu keringkan.
Gama bahkan membantu Nathalie menyisir rambut bergelombang miliknya. Yah, Gama benar-benar berlaku seperti yang Rahardian wasiatkan.
"Aku bisa sendiri," rebut Nathalie.
"Baiklah." Gama mundur, pria tinggi dengan pakaian kasual itu berdiri bersedekap, lalu menatap pantulan wajah cantik Nathalie dengan senyumannya. "Menurut mu, tanggal pernikahan kita, kapan baiknya?"
Sontak, Nathalie melirik bayangan cermin Gama begitu tajam. "Aku tidak akan mau menikah dengan mu."
"Kenapa?"
Nathalie terkekeh samar. "Aku masih mengikuti permainan mu karena aku masih memikirkan riwayat jantung Papa Niko, selebihnya aku tidak mau menikah."
Tak mau ditolak, Gama merangsek untuk membelenggu Nathalie dengan pelukan dari arah belakang, ia berbisik begitu intens tepat di telinga wanitanya.
"Jadi kita hanya tinggal bersama?"
Nathalie meraih botol parfum, memukul kepala Gama yang berdesah. Mengernyit seraya reflek melepas, tapi lantas meraih kembali wanita yang berusaha lari untuk dikungkung di permukaan lemari.
Membelenggu agar tak lari lagi. Bisa-bisanya, sudah sejauh ini, Nathalie masih mengatakan tidak mau menikah, lalu, bagaimana nasib bayi yang sudah dikandung di perut besar ini?
Gama sengaja memberikan ruang untuk janin di dalam rahim, bahkan sempat mengusap dengan sebelah tangannya, sementara mata keduanya masih bersirobok satu sama lain.
"Kita akan menikah." Suara berat Gama terdengar rendah, berusaha untuk mengambil hati Nathalie dengan kesabarannya.
Namun, nyatanya tidak semudah itu, buktinya Nathalie berinisiatif mengigit bibir bawah Gama ketika pria itu lancang mencumbunya.
"Akh, Nath--"
Nathalie berlari kecil ala ibu hamil, keluar dari walk in closed, lalu keluar kamar ... hari sudah pagi, ia perlu sarapan bersama Niko, Letta dan juga Fajar.
Benar saja, semua anggota keluarga telah duduk di sana. Nathalie lantas duduk di sisi Niko yang menyambutnya dengan senyuman manis.
"Bagaimana, Sayang. Apa suasana hatimu sudah lebih baik?" Niko menegur.
Nathalie memang tidak tersenyum akhir-akhir ini, Nathalie juga lupa bagaimana caranya berinteraksi dengan baik. Tiga bulan terakhir, Nathalie hanya sibuk memikirkan Rahardian.
"Lumayan...," jawab Nathalie. Wanita itu lekas meraih gelas tinggi berisi susu yang baru saja disuguhkan oleh pelayan.
"Susu apa ini?"
Gama menyabotase gelas tersebut. Dilihatnya gelas itu secara seksama, kemudian menatap wajah Letta yang mendadak berubah.
"Susu ibu hamil."
Bahkan, pelayan yang menjawab pun mendadak gemetar. Gama bukan Rahardian yang hanya diam saja meski tahu kecurangan-kecurangan Letta.
Gama yakin ada apa apanya dengan isi susu hamil yang disuguhkan untuk Nathalie. Dia perlu mengetes kecurigaan dengan caranya.
"Iren--"
"Dian!!" Sontak Letta menegur ketika saja Gama memanggil kucing kesayangan Letta, lalu menumpahkan susu di lantai. Karena dengan sigapnya, kucing yang diberi nama Iren langsung menjilatinya.
"Jangan Iren!" Letta bangkit dari kursinya, gegas berlari panik demi meraih kucing kesayangannya. "Apa-apaan kamu, Dian?!"
Jelas bukan? Wanita licik ini telah meletakkan sesuatu di minuman itu. Terkekeh samar, Gama mendekati wajah pucat pasi Letta.
"Iren tidak akan mati hanya karena meminum susu hamil Nathalie. Kecuali kalau Mama memasukkan racun kedalamnya."
Degup__ Letta mendelik seketika itu juga, keringat yang tersimpan di balik pori-pori sontak keluar hingga berbulir-bulir. Freeze, antara bingung dan terkejut.
Ngomong-ngomong, dari mana Rahadian tahu jika Letta memang memberikan obat peluntur kandungan di susu Nathalie? Dan kenapa Rahardian yang akhir-akhir ini dia temui seolah berbeda sekali dengan Rahardian yang dia kenal selama ini?
Dengan serta wibawanya, Gama duduk kembali di sisi Nathalie, lalu memanggil koki khusus yang telah membawa satu piring makanan sehat untuk Nathalie.
"Mulai sekarang koki mu khusus, Sayang."
Letta mengernyit kesal juga heran, sungguh, ia bahkan baru melihat koki baru yang bekerja di rumah suaminya.
"Sejak kapan kamu memilih koki sendiri, Dian? Dari kecil Mama yang tahu apa yang baik dan tidak untukmu termasuk koki."
"Mama mungkin lupa. Dian sudah dewasa, bukan anak kecil lagi." Niko membela.
Lihat, Letta semakin kesal karena Niko mulai sulit sekali diarahkan. Dan ini semua terjadi semenjak Nathalie hamil.
Itulah kenapa, Letta perlu melunturkan janin yang Nathalie kandung. Setidaknya, sebelum Rahardian resmi dilantik menjadi CEO.
Gama berdehem, meletakkan ponsel di sisi kiri kain tatakan berwarna merah, dan siap menyantap sarapannya.
Nathalie tak bersuara, karena jujur ia masih tak memiliki daya untuk menghadapi dunia setelah Rahardian tiada.
Hidupnya saat ini, hanya karena di dalam rahimnya sedang tumbuh bayi mungil tak berdosa. Apa lagi, dokter bilang bayinya laki-laki, putranya pasti menggemaskan.
"Setelah ini kita ke butik. Kau harus tampak cantik di peresmian jabatan calon suamimu."
Nathalie melirik tak suka saat Gama berbisik.
"Aku suka lirikan mu yang seperti ini." Gama tersenyum kecil, lalu meraih potongan biskuit untuk dimakannya seraya menatap Nathalie.
Calon suami katanya? Nathalie bahkan tidak berencana hidup lebih lama di sisi pria ini. Sungguh ... Nathalie tak suka gaya itu, Gama terlalu menyebalkan untuk hidupnya.
📩 "Te extraño, Gama."
Sekilas saat tak sengaja melirik, Nathalie membaca pesan yang melayang di ponsel Gama. Lagi-lagi dengan bahasa spanyol yang dia sendiri tidak tahu artinya.
Sebenarnya mudah saja baginya, sekarang bahasa apa pun bisa langsung dipahami hanya dengan menerjemahkannya lewat fitur internet.
Namun, Nathalia masih tidak se-ingin tahu itu sampai harus mengorek-ngorek apa isi pesan dari kontak bertuliskan MI NOVIA.
Tunggu, mi novia, sepertinya Nathalie tidak asing dengan nama itu. Mi novia, Nathalie berhenti mengunyah sesaat setelah mengingat panggilan Sergey padanya.
"Mi novia--"
Sontak, Nathalie menoleh, mata nyalangnya menatap Gama yang sudah fokus dengan sarapan pagi mereka. "Jadi kau punya pacar?"
"Uhuk pufffh--" Gama menyemburkan kembali minuman yang baru saja diteguknya.
bikin novel komedi aja Thor
engkau shangat kocaks