Andini seorang dokter muda bertalenta yang memiliki seorang kekasih seorang abdi negara yang bernama Raka Ardiansyah. Setelah berjalan 8 tahun mereka memutuskan untuk menikah namun pada hari pernikahan tiba Raka justru malah meninggalkan nya karena suatu alasan. karena persiapan pernikahan sudah dilakukan dan acara pernikahan tidak bisa di batalkan akhirnya kembaran dari Rama menawarkan diri untuk menikahi Andini agar pesta tetap berlanjut
tidak ada yang tau bahwa sebenarnya Rama ini sudah lama jatuh cinta pada Andini karena dia tau bahwa saingannya adalah saudara kembarnya sendiri maka sebelumnya dia sudah memutuskan untuk menyerah dan melupakan Andini. namun dengan sikap Raka yang sudah menelantarkan Andini ini Rama bertekad akan membahagiakan Andini dan mempertahankan pernikahan nya dengan Andini. bagaimana kisah cinta saudara kembar ini. silahkan subscribe dan ikuti terus perkembangan cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Raka POV
Kenapa semakin mendekati hari nikahan gue perasaan gue malah semakin tidak karuan ya. Gue bersalah kepada Sinta tapi gue mencintai Andini. Gue harus gimana?
Akhirnya Raka memutuskan untuk mencari Bima agar diberikan sebuah solusi. Kebetulan saat akan menuju parkiran kantor Raka bertemu dengan Bima
Raka :" Bim lho ada waktu nggak gue pengen curhat!"
Bima :" ada apa bro kenapa lho galau? Bukanya lho udah mau nikah bentar lagi?"
Raka :" kayak nya gue nggak bisa nikahin Andini. Gue merasa kotor dengan diri gue sendiri untuk bersanding dengan dia."
Bima :" yuk kita nyari cafe dulu buat ngobrol"
Mereka pun berjalan mencari sebuah cafe yang cocok untuk mereka mengobrol.
Di dalam cafe Raka menceritakan semua keluh kesah nya selama ini.
Raka :"Bim semakin kesini gue semakin nggak yakin dengan keputusan yang gue ambil. Ditambah lagi kadang gue sering bermimpi kalau ada anak kecil yang nyari-nyari in gue. Gue harus gimana Bim. Disaat gue udah siap semua nya ganti hati dan perasaan gue yang nggak siap. "
Bima :" gue pun merasa prihatin dengan kondisi temannya. Kapan emang lho akan cuti dan berangkat ke Jakarta? "
Raka :" 1 minggu lagi gue pulang"
Bima :" seperti yang udah pernah gue bilang ke lho iya lho bisa menikahi Andini tapi apa lho yakin bisa melupakan rasa bersalah lho ke Sinta? Dengarkan kata hati lho. Lebih baik lho temuin Sinta. Karena barusan gue di kabarin sama Mela kalau Sinta pendarahan sekarang dia di Rumah sakit. "
Raka :" apa kenapa lho nggak bilang dari tadi? ya udah gue ke RS dulu. "
Ada apa ya dengan Sinta apa dia kenapa-kenapa ya Allah maafkan saya yang sudah menyakiti seorang wanita.
Gue yakin dengan keputusan gue, gue akan bertanggung jawab apapun yang terjadi dengan Sinta. Gue hanya akan menikahi Sinta gue nggak mau berdosa kembali dengan mencampakkan dia begitu aja.
Sebelumnya saat Mela dan Sinta sedang bekerja tiba-tiba Sinta merasa perutnya sangat kram dan perih. Dia kemudian memanggil Mela .
"Mel lho bisa antar gue ke rumah sakit nggak?" Ucap Sinta pucat
"ada apa Sin lho pucat banget? Ya udah yuk gue antar ijin periksa."
akhirnya Mela dan Sinta menuju ke sebuah rumah sakit.
"Apa yang di keluhkan mbak? Tanya dokter tersebut
"Ini Dok perut saya rasanya sangat kram dan tadi juga sempat mengeluarkan bercak darah." sahut Sinta
Mela disamping Sinta masih terus menyimak kondisi temannya.
di dalam hati Mela bergumam gue nggak bisa begini si Raka brengsek itu harus tau kehamilan Sinta biar dia nggak enak nya aja kasihan Sinta harus melewati semua ini.
"Sin gue ijin keluar sebentar ya mau beli minum" bohong Mela
mela menghubungi Bima. Ayolah bang cepat di angkat penting ini
tuuttt tuuutttt .ttuttt
"halo Mel ada apa?" jawab Bima
"bang lho harus bawa Raka ke RS sekarang Sinta pendarahan. "
Ok ..ok kita kesana sekarang
maafin gue Sin lho berhak untuk bahagia dan lho nggak seharusnya sengsara seperti ini hamil dengan lho tetap harus kerja. Kemudian Mela kembali menyusul Sinta ke kamar.
"Sin gimana kata dokter? Kata Mela panik
" gpp gue cuma harus bedrest beberapa hari nggak boleh capek dan stress.
"apa lho stres mikirin bang Raka?" Cerca Mela
"nggak kok buat apa!" ( panik Sinta ketahuan jika dia masih mengharapkan Raka)
ya udah kalau nggak lho jangan panik gitu donk ( lho tenang aja Sin gue udah minta dia datang kesini kok)
Raka dan Bima panik mencari keberadaan Sinta di rumah sakit.
"Assalamualaikum. Ucap Raka
"walaikumsalam masuklah." sambut Mela dan Sinta bersamaan
Sinta terkejut kalau yang datang adalah Raka
" gimana keadaan lho? Kenapa bisa seperti ini? " ucap Raka panik
" semua ini karena ulah lho brengsek dan lho nggak mau tanggung jawab.
" udah mel...udah aku kan gpp ." sahut Sinta
" cukup Sin mau sampai kapan kamu tutupin dari cowok brengsek ini? dia malah dengan enaknya mau menikahi gadis lain di saat lho harus berjuang menghidupi diri lho dan anaknya" emosi Mela menjelaskan
"tunggu maksud lho?" sahut Bima
"iya Sinta hamil anak dari sahabat brengsek lho bang" ucap Mela
Deg..deg shock Raka mendengarnya dia mundur beberapa langkah bersandar ke tembok.
Ya Allah ternyata dia hamil dan aku malah masih melanjutkan rencana pernikahan ku dengan Andini.
" ok stop tolong semuanya keluar gue mau ngomong sama Sinta " ucap Raka tegas
Sinta POV
Setelah pertemuan nya dengan Raka terakhir kali dia memutuskan untuk merahasiakan kehamilannya dari Raka dan membesarkan anaknya sendiri. Apalagi dia sudah mendengar kalau Raka bakalan menikah bulan depan. Dia sudah memutuskan untuk melanjutkan hidupnya.
hari pun berganti semangat kerja Sinta semakin tinggi karena mengingat dirinya bukan hanya menghidupi diri sendiri tetapi ada anak yang harus di berikan kehidupan yang layak baginya. Namun ada yang berbeda di pagi hari ini dia merasa bahwa perut nya sakit namun tidak sering.
"sayang mama mau kerja nak yang baik ya di perut mama jangan bikin mama sakit?" Usap Sinta ke perut nya
Sinta berangkat menuju tempat kerja nya.
sesudah beberapa saat di restoran Sinta kemudian merasakan sakit yang teramat diperut nya.
Ya Allah kenapa ini ada bercak darah juga gue harus menemui Mela minta tolong untuk mengantarku ke dokter aku nggak mau ada apa-apa dengannya.
"sabar ya nak kita mencari tante Mela" usap Sinta menenangkan diri
Mel lho bisa antar gue ke rumah sakit nggak?" Ucap Sinta pucat
"ada apa Sin lho pucat banget? Ya udah yuk gue antar ijin periksa."
Kemudian Sinta melakukan pemeriksaan dengan dokter
Apa yang di keluhkan mbak? Tanya dokter tersebut
"Ini Dok perut saya rasanya sangat kram dan tadi juga sempat mengeluarkan bercak darah." sahut Sinta
" (setelah melakukan USG ) Ini gpp ibu hanya kecapekan saja sebaiknya ibu buat istirahat dan jangan stres mikir yang aneh-aneh di buat happy aja bu selama hamil apalagi jika masih hamil muda seperti ini. Ini sudah saya berikan obat penguat kandungan untuk ibu" ucap dokter menjelaskan
"terimakasih dok akan lebih saya perhatikan kembali" sahut Sinta
Setelah dokter kembali kemudian Mela datang yang katanya habis dari kantin beli minum.
Lama kami mengobrol tiba-tiba datang seseorang yang tidak aku harapkan untuk melihat kondisi ku sekarang.
Gimana keadaan lho? Kenapa bisa seperti ini? " ucap Raka panik
" semua ini karena ulah lho brengsek dan lho nggak mau tanggung jawab.
" udah mel...udah aku kan gpp ." sahut Sinta
Cegah Sinta jangan sampai Mela mengatakan sesuatu kepada Raka tentang kehamilannya.
Namun angan-angan tidak sesuai dengan ekspektasi Mela akhirnya buka suara tentang kehamilannya kepada Raka.
Gue lihat dia juga terkejut berjalan mundur hingga bersandar di tembok Ruang. Gue masih terus diam mendengarkan Mela marah -marah kepada Raka dan bang Bima hingga suara keras itu menghentikan Mela
"Ok stop tolong semuanya keluar gue mau ngomong sama Sinta " ucap Raka tegas
Apa dia mau marah ke gue karena sudah menyembunyikannya atau dia malah mau meminta gue menggugurkan kandungan ini. Karena yang gue tau Raka bakalan menikah bulan depan.