Anastasya menikah dengan Abimayu karena perjodohan orang tua mereka. Namun setelah menikah Abimayu bersikap acuh kepada Ana karena dia belum bisa menerima Ana dalam hidupnya. Sedangkan Ana telah lama jatuh cinta kepada Abimayu sejak pertama kali melihatnya. Ana terus berusaha untuk membuat Abimayu agar bisa menerima dirinya. Tapi Abimayu tetap tidak bisa menerimanya setelah mengetahui Ana adalah wanita yang suka pergi ke klub malam.
Mampukah Ana meluluhkan Abimayu sampai Abimayu menerimanya?
Mampukah Ana bertahan mencintai Abimayu disaat Abimayu selalu mengabaikannya?
jangan lupa lanjutkan baca kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adwiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Tidak terasa hari sudah malam, karena asyik bercerita membuat mereka lupa waktu. Awalnya Ana dan Abimayu berniat pulang sesudah selesai waktu magrib. Tapi papanya, Deri saudaranya, dan Abimayu masih asyik bercerita.
"Kalian malam ini tidur di sini saja, sudah sangat larut jika kalian pulang sekarang." Kiran berkata.
"Ana tanya Mas Abi dulu, Ma." Jawab Ana sambil tersenyum samar melihat ke arah Abimayu yang duduk bersama papa dan saudaranya.
Jika ditanya Ana, dia sangat senang untuk menginap di rumah ini. Tapi dia ingin melihat bagaimana respon Abimayu.
Ana sangat tahu jika sekarang Abimayu menghindarinya agar tidak tidur sekamar dengannya. Di rumah pun mereka sekarang tidak lagi tidur dalam kamar yang sama.
"Iya, Ma. Kami akan menginap malam ini," ucap Abimayu dan melihat ke arah Ana dengan tatapan penuh arti.
Ana kembali menggandeng tangan Abimayu sambil berjalan ke arah kamar. Dia tersenyum puas dalam hati ketika Abimayu tidak menolak untuk ia pegang. Dia tahu Abimayu terpaksa berbuat begitu, tapi ia tida peduli. Bahkan dia sangat senang mendapatkan kesempatan untuk menyentuh Abimayu lagi.
Sesampainya di kamar, Abimayu langsung melepaskan tangan Ana.
"Mas Abi jangan tidur di sofa! nanti badannya sakit." Ana berkata untuk menghalangi Abimayu yang telah berjalan ke arah sofa.
"Aku lebih baik tidur di sini daripada harus tidur seranjang denganmu." Kata Abimayu dengan posisi sudah tiduran di atas sofa dan meletakkan tangan di atas kening sambil memejamkan matanya.
"Mas Abi, ayo tidur di atas ranjang saja! Nanti badan Mas Abi bisa sakit, besok Mas Abi harus bekerja, kan?" Ana berkata pelan sambil mendekat ke arah Abimayu.
Abimayu tidak peduli dengan ajakan Ana, dia tetap diam dan tidak bicara lagi.
"Mas Abi, jangan keras kepala begitu. Ini juga untuk kebaikan Mas Abi." Ana sudah mulai emosi karena Abimayu tidak ingin mendengar apa yang dia katakan.
"Siapa bilang untuk kebaikanku? Bukannya untuk keuntungan dirimu?" tuduh Abimayu.
"Kalau Mas Abi tetap tidak mau, aku akan teriak memanggil mama." Ana mengancam Abimayu.
"Coba saja jika kamu tidak malu," tantang Abimayu, dan belum sempat beberapa detik, Ana sudah berteriak memanggil mamanya.
"Ma...hhffpppp," mulut Ana langsung ditutup oleh Abimayu dengan sebelah tangannya. Sehingga dia tidak sempat untuk berteriak.
"Kamu memang seorang yang keras kepala, kenapa kamu seenaknya saja ingin menginap?" akhirnya Abimayu menanyakan alasan kenapa Ana menyetujui mereka menginap.
"Hemmmmm, ayo Mas Abi bersihkan diri dulu!Aku akan pinjamkan baju papa untuk Mas Abi pakai. Jangan marah-marah terus, nanti cepat tua sayang." Ana menyentuh dagu Abimayu dengan jari telunjuknya dan berlalu pergi untuk meminjam pakaian papanya tanpa peduli dengan pertanyaan Abimayu.
Meskipun pun dia orang yang tidak peduli dengan segala sesuatu pekerjaan rumah, tapi jika berhubungan dengan Abimayu, dia akan memperhatikan suami tersayangnya itu, meski terkadang yang melakukan adalah orang lain. seperti saat di rumah mereka, dia menyuruh pelayan untuk benar-benar membersihkan dan merapikan pakaian yang akan digunakan oleh Abimayu. Semua yang berkaitan dengan Abimayu akan dia perhatikan, tapi yang melakukan semuanya adalah pelayan. Dia hanya bermodalkan uang dan perintah.
Ana kembali ke kamar dengan sepasang pakaian dan handuk di tangannya. Ia menyerahkan kepada Abimayu dan menyuruh Abimayu untuk membersihkan diri dulu.
Seperti perjanjian yang sudah disepakati, mereka akan tidur di ranjang yang sama agar Ana tidak membuat keributan di waktu larut malam ini.
"Jangan menyentuhku sedikit pun!" Abimayu mengingatkan Ana kembali sebelum mereka tidur.
"Kenapa Mas Abi tidak ingin aku peluk? Biasanya juga tidak masalah," Bantah Ana karena sebelumnya dia masih bisa memeluk Abimayu ketika mereka tidur bersama.
"Aku tidak perlu menjelaskan lagi alasannya, kamu sudah tahu sendiri."
"Mas kamu... " Ana ingin menjelaskan kepada Abimayu tentang tuduhannya yang tidak benar itu, tapi dia tidak diberi Abimayu kesempatan bahkan jika dia bisa memberitahu, Abimayu tidak akan percaya lagu kepadanya.
"Kalau kamu tetap melakukannya, aku akan pulang malam ini. Aku tidak peduli lagi kalau orang tuamu bertanya. Atau akau akan memberi tahu mereka apa alasannya, Mungkin mereka belum mengetahui anaknya ini adalah seorang wanita suka pergi ke klub malam dan bersenang-senang dengan banyak pria."
Abimayu mengancam Ana dengan sedikit menebak jika orang tua Ana belum mengetahui bahwa Ana sering mengunjungi klub malam.
"Silahkan saja kalau Mas Abi berani," Bukannya takut dengan ancaman Abimayu, Ana bahkan menantang Abimayu untuk melakukannya.
Tanpa menunggu lama, Abimayu bangkit dari ranjang dan mengambil kunci mobil yang terletak di atas meja kecil, lalu berjalan ke arah pintu. Dia akan lebih senang jika bisa pergi sekarang.
"Berhenti! Aku tidak akan menyentuh Mas Abi, ayo kita tidur sekarang!"
Sudut bibir Abimayu tertarik sedikit ke samping, sekarang dia yakin kalau orang tua Ana sejak dulu tidak mengetahui bagaimana prilaku anaknya di luar sana.
Abimayu kembali memutar badannya dan berjalan ke arah ranjang. Ia merebahkan tubuhnya jauh di tepi ranjang untuk menjaga jarak dari Ana. Dia juga membelakangi Ana yang berbaring telentang menghadao ke arah atas kamarnya.
"Ingat! jangan menyentuhku." Abimayu kembali memberi peringatan kepada Ana.
"Kita lihat saja nanti." Ana ingin menggoda Abimayu lagi.
"Ana!" suara Abimayu kembali terdengar ingin marah.
"Ayo tidur! Aku sudah sangat mengantuk!"
"Kamu harus berjanji dulu untuk tidak menyentuhku!"
Ana tidak menjawab lagi, lalu menarik selimut dan menutup mata untuk tidur. Dia tidak bisa memastikan permintaan Abimayu itu karena jika dia nanti akhirnya juga memeluk Abimayu, itu berarti dia lakukan tanpa sadar saat sedang tidur.
Sedangkan Abimayu masih membuka matanya dan dia belum bisa tidur. Dia masih berjaga-jaga dari Ana agar jangan sampai memeluknya, karena dia sangat tahu bagaimana keras kepalanya seorang Ana jika ingin tidur. Dia akan tetap memeluknya meskipun sudah dia berikan peringatan.
...----------------...
Di pagi hari sekitar jam 4 subuh, Abimayu seperti biasa selalu bangun lebih dulu.
Ketika bangun, dia merasakan ada tangan yang memeluknya, kakinya juga terasa ditindih oleh kaki seseorang, dan di lehernya terasa hembusan nafas teratur dari si punya badan. Tubuh Abimayu dipeluk dari atas hingga ke bawah.
Sekarang masih sangat pagi, tapi Ana sudah membuatnya emosi. Tanpa perasaan, Abimayu mendorong tubuh Ana menjauh.
"Erghhhhhhh," terdengar suara erangan dari Ana karena Abimayu mendorongnya sedikit kuat. Hanya mengerang, tapi dia tidak membuka mata.
Tanpa peduli lagi, Abimayu pergi membersihkan diri dan melaksanakan ibadahnya. Dia membiarkan Ana, jika dibangunkan pun Ana tetap tidak akan bangun dan membuka mata karena hari masih sangat pagi. Dia akan bangun sesuai dengan kebiasaannya setiap hari dan itu tidak bisa diubah oleh Abimayu lagi.