Kesuksesan Istri Yang Di Anggap Benalu

Bayu hanya terdiam saja karena masih shock melihat istrinya terbaring tak berdaya. sehingga dia belum bisa mencerna apa yang terjadi. Setelah ibu bicara semua pun terdiam, dengan pikiran mereka masing-masing..

1 jam sudah berlalu, lampu operasi masih saja tetap hidup. Membuat suasana semakin mencekam.

"Ini kenapa operasinya lama sekali sih". ujar Bapak yang mondar-mandir di depan ruang operasi.

" Sudah pak kita berdoa saja Semoga Ningtyas dan anak ku tidak apa-apa". Akhirnya Bayu bersuara.

Tak lama kemudian lampu ruang operasi pun mati. Seorang Dokter keluar dari ruangan tersebut.

"Suami bu Ningtyas". Panggil Dokter..

" Iya saya Dokter ". Jawab mas Bayu.

"Bisa ke ruang Saya sebentar, ada yang ingin saya bicarakan". ucap Dokter.

" Baik Dok". Mas Bayu pun berjalan mengikuti Dokter menuju ke ruangannya

Setelah memasuki ruangan, Dokter pun mempersilahkan Bayu duduk.

"Begini pak Bayu, untuk saat ini kondisi istri anda sedang dalam keadaan koma. Karena dia kehilangan darah cukup banyak. Dan untuk anak Bapak, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankannya, tapi semua itu kita kembalikan lagi pada yang kuasa.. anak bapak mengalami jantung bocor dan harus dirawat intensif di rumah sakit sampai memungkinkannya untuk operasi jantung bocor". Dokter menjelaskannya secara rinci.

DUARRRRRR...

Bagaikan di sambar petir di siang bolong. saat Bayu mendengar penjelasan dari Dokter. Hatinya hancur seketika saat mengetahui kabar tentang dua orang yang paling dia cintai harus mengalami ini semua.

"Apa tidak ada cara lain Dok untuk menyelamatkan anak saya". Ucap Bayu bergetar. Buah cinta yang iya nanti-nanti kini harus terbaring lemah di dalam ruang kaca.

" Maaf Pak untuk sementara ini hanya itu saja yang bisa kami lakukan".

Bayu menghela nafas dalam-dalam untuk menghilangkan rasa sesak di dada. Setelah mendapat penjelasan dari Dokter. Bayu pun pamit keluar.

Dengan langkah lunglai di menyusuri lorong rumah sakit, menuju ke ruang dimana anaknya di rawat. Terlihat bayi mungil yang tampan sedang terbaring di dalam inkubator. Dengan tubuh mungilnya yang di penuhi dengan kabel-kabel yang menempel di badannya. Hatinya terenyuh dan nyesek melihat ke adaan anaknya.

"Ya Allah, kenapa semua ini terjadi pada ku. Apakah ini hukuman untuk ku... jika iya kenapa bukan aku saja yang kau hukum ya Alloh. kenapa harus anak dan istriku yang mengalaminya". ucap Bayu lirih dengan air mata yang mengalir deras di pipi.

cukup lama dia memperhatikan anaknya, Tiba-tiba saja anaknya mengalami kejang-kejang.. Bayu pun panik, dia berteriak memanggil suster untuk memeriksa kondisi anaknya.

"Suster.... Suster... tolong lihat itu anak saya kenapa? teriak Bayu dengan suara keras.

Suster pun tergopoh-gopoh berlari masuk keruangan NICU dimana bayi itu berada. tak lama kemudian Dokter pun datang, langsung saja masuk menyusul suster tadi. di periksanya kondisi bayi mungil itu. ternyata sudah tak bernyawa.

Dokter keluar dari ruangan NICU dengan wajah sendu. "maafkan kami, kami sudah berusaha memberikan yang terbaik, tapi Tuhan lebih sayang sama anak Bapak". ucap Dokter sambil menepuk bahu Bayu.

" Gak mungkin Dok, gak mungkin anak saya meninggal.. Mungkin dokter salah periksa, coba periksa ulang Dok". Pinta Bayu yang tidak percaya pada ucapan Dokter.

"Maafkan kami"... Dokter pun pamit untuk kembali bertugas.

Tidak.... Tidak mungkin.... arghhhhh...kenapa kamu pergi meninggalkan Bapak dan ibu nak. Bayu langsung luruh ke lantai sambil menangis pilu... Maafkan Bapak nak, Bapak gak bisa jaga kalian....

Setelah puas menangis Bayu pun menuju ke ruang ICU tempat di mana Ningtyas di rawat. akibat pendarahan yang di alami Ningtyas sehingga membuatnya koma.

Bayu pun masuk ke ruang ICU dengan menggunakan pakai khusus. Bayu Duduk di samping Ningtyas, di pandangannya wajah Ningtyas yang terlihat pucat...rasa sesak mendera ketika melihat orang yang di cintainya terbaring tak berdaya, serta banyaknya alat yang menempel di tubuhnya.

Di genggamnya tangan Ningtyas. Dan di ciumnya berkali-kali. "Maafkan aku Ning, aku yang gak bisa jadi Suami dan ayah yang baik untuk kalian. Aku yang gak bisa jaga kalian". ucap Bayu penuh penyesalan. Ning aku mohon bangunlah, mari kita perbaiki lagi apa yang telah hancur. Kita bina lagi rumah tangga kita seperti dulu... Aku janji akan buat kamu bahagia". ucap Bayu meyakinkan Ningtyas.

"Ning aku pamit pulang dulu ya. Karena ada sesuatu yang harus aku urus. Tidurnya jangan lama-lama. Kamu cepat bangun ya, kasihanilah aku". Bayu kembali mengecup tangan dan kening Nisa sebelum dia pergi.

Setelah urusan jenazahnya anaknya selesai, Bayu pun pulang ke rumah bersama Bapak di antar menggunakan mobil jenazah.. berkali-kali dia mencium bayi mungil yang saat ini berada dalam gendongannya. Penyesalan terdalam buat Bayu, yang sudah tak bisa di rubah lagi.

Bapak sedari tadi hanya termenung tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Tak terasa kini mereka tiba di ke diaman Bayu. Terlihat sudah banyak para pelayat yang berdatangan untuk mengantarkan jasad bayi mungil itu ketempat peristirahatan terakhirnya... Karena tadi di rumah sakit jasadnya sudah langsung di kafani maka saat tiba di rumah tinggal disholatkan dan langsung di makamkan.

Usai pemakaman, dan para pelayat pun berangsur-angsur pergi kini tinggal Bayu sekeluarga yang tersisa di rumah itu.

Saat sedang termenung, mas fahri menghampiri Bayu....

"Sudahlah Yu, gak perlu kamu tangisi sampai seperti itu.. lagian sebentar lagi kamu juga bakalan dapat ganti. Bukankah sekarang Susi juga lagi hamil. Harusnya kamu senang. anak dari gembel itu mati, jadinya gak bakal nambah benalu di rumah ini"... ucap mas fahri.

"Tau tu Bayu, kehilangan anak gembel aja sampai segitunya. Mending juga nunggu anak yang dari aku, sudah jelas asal usulnya". Tambah Susi.

" Heh perempuan jalang.. Jangan pernah sekali pun kamu menghina anak ku gembel. Semua ini gara-gara kamu. Kamu yang sudah membunuh anak ku. Bayu kemudian bangkit dari duduknya dan mencengkram leher Susi. Sehingga Susi kesusahan untu bernafas... bapak yang menyaksikan itu langsung melepaskan cengkraman Bayu.

"Bayu sadar kamu". Tarik Bapak, "bisa mati anak orang kamu perlakukan seperti itu.. sudah, sudah... ini semua sudah takdir.. sekarang tinggal kita do'a kan Ningtyas supaya cepat sadar".

Susi yang terlepas dari cengkraman Bayu pun langsung terbatuk. Di hirupnya nafas dalam-dalam untuk mengisi rongga paru-parunya. Dia tidak menyangka jika Bayu akan kalap seperti itu.

Saat Bayu sudah tenang di pun mengucapkan istigfar. Sambil mengusap wajahnya.. Dengan yang bercampur aduk Bayu pun bangkit dari duduknya langsung masuk ke kamar yang biasa dia tempati dengan Ningtyas. disanalah dia menumpahkan tangisnya.