Niat melamar sang kekasih malah dijebak, membuat Raymond seolah-olah menjadi seorang pembunuh. Rupanya dia telah dijadikan kambing hitam oleh sang kekasih dan selingkuhan kekasihnya.
Disaat Raymond akan segera mendapatkan hukuman mati, tiba-tiba sebuah sistem datang menyelamatkan hidupnya. Sehingga Raymond terpaksa harus mengganti identitasnya agar terlepas dari kejaran para polisi.
Raymond bertekad ingin membalaskan dendamnya kepada orang-orang yang sudah menghancurkan hidupnya. Sehingga dia harus menjalankan misi dari sistem untuk menolong wanita-wanita cantik dengan membuka sebuah usaha jasa sebagai pria bayaran. Membuatnya menjadi pria yang tampan, kuat, kaya raya, dan dikelilingi oleh banyak wanita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Satu tahun kemudian.
Terlihat Raymond yang sedang duduk di sudut sel tahanan seorang diri sambil memeluk kedua lututnya. Badannya yang kurus kering dan tatapan matanya yang kosong, sangat membuat pria itu semakin terlihat menyedihkan.
Raymond merasa hidupnya sangat hancur. Sudah satu tahun lamanya dia mendekam dipenjara. Bahkan dia mendapatkan perlakuan yang tidak manusiawi dari para narapidana lainnya yang pernah satu sel dengannya. Hampir setiap hari Raymond mendapatkan siksaan dari mereka, sehingga tubuhnya sering merasa kesakitan.
Raymond adalah seorang pria yang lemah dan tidak bisa berkelahi sama sekali, sehingga dia tidak mungkin bisa melawan. Hanya bisa pasrah ketika disiksa oleh mereka.
Karena itulah Raymond sangat merasa lega ketika para narapidana yang selalu menyiksanya telah keluar dari penjara pada tiga bulan yang lalu, sehingga selama tiga bulan ini dia sedikit merasa aman. Tubuhnya tidak merasakan kesakitan lagi akibat dipukuli. Walaupun tetap saja hatinya selalu merasakan sakit. Bahkan kini dia harus menghadapi kenyataan yang sangat mengerikan, bahwa hari ini dia harus mati dengan cara yang sangat mengenaskan.
Pria buruk rupa itu sedang meratapi nasibnya yang sebentar lagi akan segera dieksekusi mati, karena hari ini adalah jadwal dia untuk mendapatkan hukuman mati. Wajar saja jika saat ini hati Raymond sangat gelisah dan ketakutan, sampai keringat dingin bercucuran dari dahinya.
Raymond tertawa kecil, dia sedang mentertawakan hidupnya yang sangat teramat menyedihkan. Sama sekali tidak ada yang mempercayainya dan tidak ada yang berpihak kepadanya. Bahkan Nadia yang selama ini dia anggap sebagai seseorang yang paling berharga di dalam hidupnya, wanita itu telah tega menghancurkan hidup Raymond.
...****************...
Tempat eksekusi mati telah dipersiapkan, termasuk senapan yang dijadikan alat untuk mengeksekusi Raymond pada hari ini.
"Cepat bawa narapidana yang bernama Raymond Sanjaya! Satu jam lagi dia akan segera dieksekusi mati." Seorang kepala regu penembak di kepolisian memberikan perintah kepada anak buahnya untuk segera membawa Raymond ke tempat tersebut.
"Siap, komandan."
Ada empat orang polisi segera mengatakan siap ketika diberikan perintah oleh atasannya, seraya memberikan hormat dengan tangan diletakkan pada pelipis kanan.
Keempat polisi pun segera berjalan menuju sel tahanan tempat Raymond berada. Mereka harus membawa Raymond menuju tempat eksekusi mati.
Sementara itu di sel tahanan, Raymond masih terduduk dengan pasrah. Walaupun sebenarnya hatinya sangat tidak terima mendapatkan hukuman atas kejahatan yang sama sekali tidak dia perbuat.
Tapi apa yang bisa dilakukan oleh seorang pria yang lemah dan bodoh seperti dirinya? Dia bukan Naruto yang memiliki jurus shunshin no jutsu, yang bisa sekejap menghilang. Seandainya dia tiba-tiba mendapatkan keajaiban dan memiliki jurus menghilang, dia pasti akan kabur dari tempat yang sangat mengerikan ini.
Namun, tiba-tiba saja Raymond merasakan kepalanya sakit. Rasa sakit yang luar biasa seakan menggerogoti kepalanya.
"Arrrghhh!"
"Arrrghhh!"
"Arrrghhh!"
Raymond meringis kesakitan dengan posisi bersujud di lantai sambil mencengkram kepalanya dengan kuat.
Tak lama kemudian rasa sakit itu pun menghilang, membuat Raymond segera terduduk kembali dengan kebingungan. Mungkin karena untuk pertama kalinya dia merasakan rasa sakit yang luar bisa kepalanya, membuatnya hampir mau mati. Padahal sebentar lagi dia memang akan dieksekusi mati.
"Kenapa tiba-tiba kepalaku merasakan sakit seperti itu? Tapi sekarang rasa sakitnya tiba-tiba menghilang?" Tanya Raymond kepada dirinya sendiri dengan penuh tanda tanya. Nafas pria itu tersengal-sengal.
Sementara itu, keempat orang polisi yang akan menjemput Raymond sebentar lagi akan segera sampai ke sel tahanan tempat Raymond berada. Mereka melewati beberapa sel tahanan tempat para narapidana lainnya yang ditahan disana.
Kini Raymond merasakan ada yang aneh kembali pada tubuhnya, tiba-tiba dia merasakan telinganya berdengung. Kemudian dia mendengar suara aneh. Tapi suara tersebut cukup jelas terdengar di telinga, seperti suara robot.
[Ding!]
[Ding!]
[Ding!]