Felycia gadis yang cantik, periang, lucu dan punya banyak Sahabat, namun tidak ada yang tau rahasia apa yang sedang ia sembunyikan. satu-satunya sahabat dia yang paling dekatpun tidak mengetahuinya.
mau tau apa yang di sembunyikan Felycia. mari ikuti ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sani iswanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab16. Memulai Kehidupan Baru
Senyum terbit diwajah gadis yang sedang mengandung, kandungannya kini sudah memasuki ke tujuh bulan.
"Gak terasa bentar lagi kamu akan lahir, jadi anak yang baik ya.!" tuturnya, seraya mengelus perutnya yang buncit.
Ditempat lain, Satria masih mencari-cari keberadaan Felycia, gadis itu menghilang bak di telan bumi. Setiap hari Satria selalu berkunjung ke rumah Felycia yang ada di jakarta, namun nihil rumah itu sekarang kosong dan sudah tidak terawat lagi.
"Dimana kamu, aku sulit selaki mencarimu.?" gumamnya, sambil menatap pemandangan gedung pencakar langit diluar jendela kantornya.
Tok,, Tok,,, Tok,,, Terdengar pintu ruangannya diketuk dari luar tampa menunggu jawaban dari luar seseorang itu masuk ke ruangan tersebut.
"Masih belum ketemu.?" tutur William sambil menjatuhkan pantatnya di ruangan milik Satria. Lelaki dengan setelan jas itu menoleh lalu berjalan dan duduk di samping William.
"Gue gak tau harus mencarinya lagi kemaja, gue hampir frustasi, Will..!" lirih Satria sambil memegang kedua pelipisnya.
"Sabar bro! Gue akan bantu lo cari dimana kekasih dan calon anak lo, sekarang ikut gue kita makan lo harus punya kekuatan dan tenaga untuk mencari orang-orang yang lo sayang.!" tutur William panjang lebar.
Satria menoleh dam tersenyum kecil pada sahabatnya itu. "Thanks Will, ayo!"
Lalu kedua lelaki itu keluar dari ruangan milik Satria.
....
"Mia, lo mau kan cari Fely, please gue merasa bersalah banget, setiap hari gue selalu dihantui rasa bersalah.!" ucap Syakira kala itu, mereka sedang makan siang di kantin kampus mereka.
"Gue akan selalu bantu lo, tenang aja.!" senyum Mia terbit, gadis itu tulus membantu sahabatnya.
"Thanks Mi, cuma lo yang gue harepin dan cuma lo yang sekarang bisa bantuin gue,!" tuturnya.
Beberapa waktu yang lalu Santi dan Rina kecelakaan dan meninggal saat mereka kembali ke jakarta. Felycia belum tau tentang ini begitu juga mereka berdua tidak mengetahui masalahnya dengan Syakira.
"Besok kan weekend nih, gimana kita ke puncak, sambil cari Felycia tidak menutup kemungkinan kan. Siapa tau kita ketemu disana.!" tutur Mia optimis.
Syakira tersenyum sambil menganggukan kepala. "Boleh, ya udah nanti sore kita siap-siap".
****
Tepat pukul 08:30 wib, Syakira dan Mia sudah bersiap untuk pergi ke puncak bogor.
"Gimana udah siap.?" tanya Mia.
"Bentar, gue nunggu cowok gue dulu." tutur Syakira sambil mengotak-atik ponselnya.
Beberapa saat kemudian Andre juga sampai di tempat tinggal Syakira, laki-laki itu membawa mobilnya masuk ke halaman rumah Syakira.
Lalu, Andre turun dari mobilnya sambil membawa ranselnya. "Udah siap?.." tanya nya pada kedua gadis yang sedang menunggunya dari tadi.
"Udah ayo berangkat nanti keburu siang." jawab Syakira, lalu ketiga nya pun masuk ke dalam mobil yang dikendarai Andre.
Andre menitipkan mobilnya di garasi rumah Syakira, karena mobil Syakira lebih luas di banding mobil milik Andre.
"Sya, di depan boleh berenti sebentar gak?." ucap Mia tiba-tiba.
"Mau ngapain.? Jawab Mia yang duduk di depan seraya kepala nya berbalik ke belakang.
Mia menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan dari sahabatnya itu.
"Gue gak mau kali cuma jadi obat nyamuk aja, jadi boleh dong gue juga ajak gebetan gue."
"Hah!. Sejak kapan Mia punya gebetan..?" ledek Syakira di iringi tawa kecil dari Andre.
"Kepo luh, udah-udah berenti di sini, bentar lagi orangnya nyampe." ucap Mia, sedikit mengeraskan ucapannya.
Mobil pun berenti tepat orang itu juga sampai, Mia menurunkan kaca mobilnya dan menyuruh orang itu untuk segera masuk ke dalam Mobil.
"Hah bang Will.?" ucap Syakira tiba-tiba.
"Eh Sya, apa kabar.?" tanya William, sedangkan Mia hanya bengong.
"Baik-baik bang! Abang pacarnya Mia.?" tanya Syakira dengan entengnya.
William hanya tersenyum sambil melirik gadis yang duduk di sampingnya, "Belum sah sih, doain ya". Jawab William dengan pesona senyumnya.
"Aamiin, aku doain ya bang, hati-hati kalau udah jadi pacar Mia, Mia itu orangnya bawel banget, iya gak yank.!" ucap Syakira sambil menepuk lengan kekasihnya yang sedang mengemudi.
"Syakira awas yaaa..!" ancam Mia, Sedangkan Syakira dan Andre tertawa lepas, begitu juga dengan William.
Malam mulai menyelimuti kota bogor, Felycia baru saja menghabiskan makan malamnya. Gadis itu sebelum masuk ke kamar nya bersantai dulu di sofa ruangan tv.
"Fel, belum ngantuk.?" tiba-tiba Willy, sang papa menghampirinya.
"Belum pah,!" jawabnya singkat.
"Apa yang kamu pikirin?" tanya Willy, laki-laki itu jelas melihat raut wajah putrinya yang sendu.
"Aku takut pah, bagaimana nanti kalau anak ini nanyain keberadaan papa nya.!" ucap Felycia tertunduk sambil memainkan jemari tangannya.
Willy menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan putrinya, ia tidak ingin ada ucapan yang akan membuat putrinya semakin sendu memikirkan nasib calon anaknya.
"Jangan terlalu di pikirin, sekarang yang harus kamu pikirin gimana caranya hidupmu bahagia, jangan memikirkan yang lain dulu pikirin kesehatan dan juga kehamilanmu." jawab pria paruh baya itu.
"Sekarang kamu istirahat, udah malam." ucapnya kembali, Felycia pun menurut saja dan segera beranjak dari duduknya.
*****
Beberapa saat yang lalu, mereka yang dari jakarta sudah sampai, dan segera memesan sebuah villa dengan dua kamar. Perjalanan begitu melelahkan di tambah jalanan yang macet.
Sesampainya di Villa, mereka segera memasuki kamar untuk bersih-bersih secara gantian
"Mau makan dulu atau langsung istirahat.?" tawar William saat mereka berkumpul di ruang tengah Villa tersebut.
"Makan lah laper aku.!" rengek Mia manja.
"Tuh kan bang Will, belum jadi pacar aja udah manja apalagi kalau udah pacaran." cibir Syakira.
"Diem luh!" ucap Mia sambil mencebik, sedangkan William dan Andre hanya tertawa melihat kedua gadis itu.
Beberapa saat kemudian mereka pun keluar untuk mencari makan.
****
"Lo harus optimis, Felycia. Lo harus bangkit dan bahagia, mulai lah kehidupan yang baru berikan warna yang indah untuk hidup anakmu kelak." lirih Felycia sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin.