SELOW UPDATE!!!
Suka Alhamdulillah tak suka tinggalkan saja tanpa meninggalkan jejak, harap mengerti !! jangan karna komentar jahat kalian membuat Nae sebagai penulis Down....Cuzz cerita karangan semata jangan terlalu disamakan dengan dunia nyata....!!!
SINOPSIS
pernah di khianati membuatnya enggan memiliki pasangan hidup yang hanya menginginkan apa yang ia miliki..
seorang gadis gendut yang sebenarnya multitalenta memiliki segalanya tapi dirinya tak pernah bahagia karna semua orang hanya menginginkan sesuatu dari apa yang dimilikinya..
sejak di khianati oleh sahabat dan kekasihnya, gadis ini meninggalkan semua kebanggaannya keluar Negri dan menurunkan berat badannya setelah berhasil ia malah hidup menjadi gadis culun yang sederhana...
akankah gadis culun ini mendapatkan cinta sejati nya? ikuti kisahnya...
Novel ini hanya karangan semata, apabila ada kesamaan tempat dan nama itu semua murni kesalahan penulis..
harap bijak dalam berkomentar...
selow Update...!!
Happy Reading..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
milikku
"Sya? " Kevin melihat Sya yang terlihat gelisah.
"saya tidak nyaman mengenakan pakaian ini tuan.. saya mau kembali saja". bisik Sya.
Kevin melepaskan jas nya lalu memasangnya ke tubuh Sya, Sya melihat ke arah Kevin dengan tatapan tak percaya.
"ayo kita berdansa" ajak Kevin merangkul lengan Syamita.
Sya menghela nafas pasrah saat Kevin membawa nya ke tempat dansa.
semua orang mulai bersorak menyemangati Sya dan Kevin, tidak bagi beberapa orang yang tak suka melihat Kevin bersama Sya begitu juga sebaliknya termasuk Haris.
Haris melihat ponselnya dimana Bella tengah menghubunginya, Haris keluar mencari tempat tenang untuk mengangkat panggilan Bella.
.
"kau tidak akan mengatakan siapa pria itu? " tanya Kevin
Sya menggeleng kepalanya, "hanya masalalu yang ingin dilupakan"
"hmm? mantan mu? " tebak Kevin
Sya terbeliak melihat Kevin , reaksi Sya membuat Kevin mengerti.
"baiklah.. aku mengerti" Kevin mengangguk
"tuan Kevin Candrawinata yang terhormat,, mengapa anda memakai sarung tangan? " tanya pengusaha R Group yang tak ada lelahnya melawan Kevin.
semua orang berbisik-bisik.
"saya dengar anda alergi kulit dengan perempuan ya?" semburnya lagi hingga aula itu makin ribut.
Kevin masih tenang berdansa dengan Sya, Sya menatap Kevin dengan serius.
Kevin tersenyum menggenggam kedua tangan Sya lalu Sya melangkah mundur, Kevin memutar tubuh Sya dengan lihai hingga Sya mulai pusing dan hampir jatuh beruntung Kevin dengan cepat menangkapnya.
Sya melebarkan matanya saat Kevin tengah merangkul pinggangnya,
"oh.. mungkin itu alasan anda tidak mau dijodohkan dengan anak saya ya tuan Kevin? anda alergi perempuan? " sambar ibu-ibu.
"dia juga pernah syok saat saya sentuh" tunjuk tangan Chika di sudut ruangan.
dan banyak lagi bentuk tuduhan dan bukti menunjukkan Kevin tidak bisa bersentuhan dengan perempuan
"oh ya? dari mana kalian dapat bukti itu? " tanya Kevin masih menatap Sya yang berada di pelukannya
"sudah banyak bukti yang beredar.. kenapa anda masih mau mengelak? "
"bagaimana bisa seorang presdir CW Group punya penyakit aneh"
"kalau begitu tuan Kevin suka lelaki? "
"menggelikan sekali"
banyak kata-kata yang menjatuhkan Kevin di tempat itu.
Jacky sebagai Presdir R Group tersenyum puas dengan jatuhnya wibawa Kevin yang tidak bisa bersentuhan dengan perempuan..
.
Sya berbisik dengan pelan, "apa yang tuan lakukan? jangan jadikan aku tumbal anda". ancam Sya dengan penuh penekanan.
Kevin tersenyum tipis, "aku akan bayar kamu berapapun itu". bisik Kevin
Sya melototkan matanya, "aku akan langsung mengundurkan diri jika kau berani menjadikanku tameng penyakitmu itu" bisik Sya dengan geram.
"aku hanya punya keistimewaan sedikit dan asal kalian tau aku normal sebagai seorang pria.. wanita ini" Kevin merangkul pinggang Sya.
Sya berusaha melawan tapi Kevin makin memeluknya dengan erat.
"wanita ini milikku dan hanya dia yang bisa aku sentuh". ujar Kevin dengan serius.
"apaa?? " pekik Chika yang paling syok diantara banyaknya tamu undangan yang hadir diacara pertunangan.
Sya memijit pelipisnya yang terasa nyut-nyutan seketika saat Kevin benar-benar menjadikannya perisai CW Group.
"apa yang kulakukan dimasa lalu? kenapa di masa ini aku tidak bisa hidup tenang? aku ingin mencari pria biasa yang mencintaiku apa adanya.. kenapa malah jadi perisai pria tembok ini? ". lirih Sya merutuki situasi peliknya saat ini.
"apa anda yakin tuan Kevin Candrawinata? " sindir Jacky dengan senyum tipis dan jahatnya.
Kevin melihat ke segala arah yang tengah menatap tak percaya ke dirinya.
Sya melepaskan tangan Kevin lalu hendak pergi dari sana, Kevin menarik pinggang Sya hingga masuk ke dalam pelukannya lagi.
"percaya atau tidak itu bukan urusan anda tuan Jacky terhormat..! saya sudah katakan wanita ini milik Kevin Candrawinata.. " Kevin berkata sambil menatap lekat Sya.
Sya membulatkan matanya berusaha melepaskan diri dari Kevin.
Kevin mencium lama kening Sya, mata Sya seperti ingin meloncat dari sarangnya, tubuhnya yang sekuat baja melemas seketika saat benda kenyal itu menempel lama di keningnya.
semua orang makin heboh hingga tanpa segan mereka memotret Kevin dengan Sya.
Jacky yang tadinya begitu pongah juga ikut terbelalak, ia tak mengira Kevin bisa mencium perempuan, berdasarkan informasi dari keluarga Kevin sendiri mengatakan kalau Kevin memang tidak bisa bersentuhan dengan perempuan manapun.
"aaaaaaakkkhh...!" Chika yang paling histeris jeritannya saat ini.
Chika berlari ke arah Sya dan Kevin,, Chika menarik lengan Sya yang masih mematung,
"jangan sentuh dia... seujung kuku pun kau menyentuhnya karirmu jatuh ke dasar lautan terdalam" ancam Kevin dengan dinginnya.
Chika menjerit frustasi, sementara Sya yang baru aja tersadar melihat ke arah Kevin dengan mata melotot.
Kevin melepaskan sarung tangannya di depan banyak orang, lalu menggenggam tangan Sya membawanya keluar dari aula pesta.
Kevin yang bisa bersentuhan dengan Sya pun membuat gempar satu ruangan Aula pertunangan.
.
.
Sya menepis tangan Kevin saat Sya sudah tiba di kamar hotelnya.
"lepas...!"pekik Sya
"kenapa? apa kamu marah? " Kevin mendekat dan memegang kedua bahu Sya.
Sya melepaskan tangan Kevin yang memegang bahunya.
"aku akan mengundurkan diri" Sya berkata dengan serius.
"jangan... aku tidak akan membiarkanmu mengundurkan diri" Kevin memegang kembali bahu Sya.
"aku juga ingin punya kekasih Kevin.. apa salah aku ingin punya pasangan? sekarang dunia akan mengira aku adalah kekasih tuan terhormat CW Group.. jangankan ada pria yang mendekatiku.. mereka akan menghindar dariku..! itu yang kau mau? iya? aku tidak tahan... lepaskan aku..! " Sya marah-marah melepaskan diri dari Kevin.
Sya hendak pergi dari kamarnya dan Kevin menahan Sya dengan cara memeluknya dari belakang.
"aku akan menjadi kekasihmu" Kevin berkata dengan serius.
"tidak.. saya tidak mau menjadi kekasih anda" tolak Sya dengan tak kalah serius melepaskan tangan Kevin.
Kevin membalik tubuh Sya dan memeluknya dengan erat,
"aku minta maaf... aku menyukaimu.. aku sungguh menyukaimu gadis culunku.. jangan pergi dariku, jangan cari pria lain untukmu, jangan mengundurkan diri dariku"
Sya terdiam seketika mendengar pengakuan Kevin,,
"tidak lucu tuan" Sya merasa Kevin hanya ingin bermain-main saja.
"aku tau anda hanya ingin menjadikan saya perisai anda kan? apa karna aku belum berciuman dengan pria lain? Ok.. aku akan mencari pria lain untuk mendapatkan ciuman pertamaku"
"kenapa kamu ingin mendapatkan ciuman dari pria lain? " tanya Kevin dengan dingin.
"supaya anda tidak memperalat saya " jawab Sya melepaskan paksa pelukan Kevin.
Sya berlari keluar kamarnya, Kevin yang panik dengan cepat mengejar Sya.
"Sya..! " pekik Kevin menahan pintu kamar saat Sya mau keluar.
"minggir..! "
"tidak " geleng kepala Kevin.
Sya tidak akan percaya bualan Kevin, hatinya seakan mati dengan pria tampan terlebih lagi kaya, Sya yang pada dasarnya gendut tentu merasa Kevin tidak cocok dengannya.
Sya tidak mau suaminya yang tampan akan digoda pelakor dan tentunya akan berdampak pada hatinya lagi,, membayangkan hal itu membuat Sya tidak akan mau menjalin hubungan dengan pria tampan.
.
.
.
