NovelToon NovelToon
Benih Sang Cassanova

Benih Sang Cassanova

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:45.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: D'wie

Rainero yang tampan dan kaya memiliki pesona bagi para wanita, semua yang ada disekelilingnya dapat diatur olehnya dan mengikuti jejaknya.

Namun kehidupan sempurnanya ternodai oleh diagnosasi kemandulan. Dia ditinggalkan oleh calon istrinya, dia menjadi lelaki yang mempermainkan berbagai wanita.

Suatu hari, sebuah malam penuh gairah yang dia lewatkan dengan sekretarisnya Shenina, memunculkan perubahan kedua dalam kehidupannya-- Shenina hamil.

Shenina cantik, cerdas dan baik hati, Rainero tidak bisa mengendalikan hatinya yang terus memperhatikan dia.

Namun Rainero yang mandul bagaimana bisa membuat orang hamil ? Dia mengusirnya dengan marah.

Kebenaran terungkap ...
Shenina sedang mengandung anaknya...
Rainero menjadi gila, namun wanita yang dicintainya menghilang tanpa jejak.

Akankah mereka bertemu kembali ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BSC 9

Di kediaman kakek Rainero.

Sebenarnya Rainero benar-benar malas menginjakkan kakinya di kediaman kakeknya itu. Bukan karena ia membenci kakeknya, tapi karena malam ini ia akan bertemu lagi dengan Delianza dan suaminya yang merupakan sepupunya, Justin.

"Akhirnya kau tiba," ucap Kakek Rainero.

"Maaf, aku terlambat," ujar Rainero dengan wajah datarnya.

Rainero yang baru saja tiba di mansion sang kakek lantas menghampiri sang kakek dan memeluknya. Lalu ia menghampiri ibu dan ayahnya. Tak lupa paman dan bibinya yang merupakan orang tua Justin. Di sana juga ada kedua orang tua Delianza. Rainero pikir, makan malam ini hanya ada keluarga besarnya saja, tapi ternyata keluarga mantan kekasihnya pun ada di sana.

Dada Rainero seketika sesak. Bila dulu diadakan makan malam seperti ini dengan dirinya dan Delianza sebagai pasangan, namun kali ini berbeda. Ia justru seperti orang asing dengan Delianza dan sepupunya yang menjadi pasangan sebenarnya.

Rainero tertawa miris dalam hati. Sejak dulu sepupunya itu memang selalu berusaha menyaingi dirinya. Apapun yang ia miliki, pasti Justin pun ingin memilikinya. Dan ia tak menyangka, bahkan kekasih ah ... bukan. Mantan kekasih sekaligus mantan tunangannya itupun ingin dimiliki Justin dan dia ... berhasil. Setelah sering kali gagal menyaingi dirinya baik dalam segi akademik maupun kemampuan memimpin bisnis keluarga, tapi kali ini ia berhasil. Benar-benar berhasil memiliki seseorang yang sangat berarti bagi dirinya.

Ingin marah? Tapi percuma. Ia merasa tak ada gunanya marah sebab Delianza sendiri yang memilih meninggalkannya karena ketidaksempurnaan dirinya. Kalaupun ia marah, sama saja ia mempermalukan dirinya sendiri.

Rainero hanya tersenyum tipis ke arah mantan calon mertuanya itu dan mengabaikan keberadaan Delianza dan juga Justin.

"Hai Rain. Apa kabarmu?" ucap Justin basa-basi. Padahal baru kemarin mereka bertemu di restoran.

"Seperti yang kau lihat, sangat baik."

Justin mengangguk, "tapi sampai kapan kau akan sendiri? Kau lihat, aunty sudah sangat mengharapkan kau menikah seperti kami. Jangan terlalu banyak bermain. Bahaya," ucap Justin seraya tersenyum lebar. Seolah menunjukkan kalau ia berhasil menang kali ini. Ia bukan hanya telah menikah dan berhasil memiliki wanita yang Rainero cintai, tapi juga berhasil menghamili mantan kekasihnya itu.

Mata Rainero mendelik tajam. Ia tahu, sepupunya itu tengah menyindir kesendiriannya dan kegemarannya bermain wanita.

"Tak perlu ikut campur. Itu urusanku."

"Yah, itu memang urusanmu. Maaf, aku hanya mengkhawatirkan mu sebagai seorang sepupu. Kau tahu kan, berganti-ganti pasangan itu berbahaya. Bisa menimbulkan penyakit ... yah kau tahu sendiri lah yah," ucap Justin memasang wajah khawatir. "Oh ya, pasti kau sudah tahu bukan kalau kami akan segera menjadi orang tua. Yang lain telah memberikan selamat, apa kau tidak ingin memberikan kami ucapan selamat juga?" Ucap Justin seraya mengelus perut rata Delianza tepat di depan wajah Rainero. Ia juga mengecup pipi Delianza mesra membuat dada Rainero seketika panas.

Kedua tangan Rainero mengepal. Ingin rasanya ia menonjok wajah sepupunya itu karena sengaja memamerkan kemesraannya tepat di depan wajahnya.

"Selamat atas kehamilan istrimu," ucap Rainero datar. Sebisa mungkin ia menahan gejolak di dalam dadanya yang berapi-api.

"Terima kasih," ucap Justin sumringah.

"Sudah, sudah, ayo kita mulai makan malamnya," sela sang kakek yang tak mau melihat keadaan semakin memanas. Ia bisa melihat sorot mata penuh amarah di mata cucu pertamanya itu. Kakek Rainero bahkan orang tua Rainero telah tahu apa alasan kandasnya hubungan Rainero dan Delianza. Sebenarnya mereka pun sedih karena Delianza justru berjodoh dengan Justin yang mana hal itu sama saja menyakiti hati Rainero. Tapi mereka bisa apa, kedua orang itu telah memantapkan diri untuk menikah. Tak mungkin mereka melarang hanya karena ingin menjaga perasaan Rainero, bukan.

Makan malam pun berlangsung dengan sesekali para orang tua berbincang. Sedangkan Rainero hanya bungkam. Ia makan dengan cepat agar bisa segera pergi dari sana.

"Grandpa, mom, dad, Rain pulang sekarang. Rain masih ada urusan di luar." Pamit Rainero pada kakek dan kedua orang tuanya.

"Tidak bisakah kau sesekali menginap di sini, Rain?" tanya sang kakek.

"I'm so sorry, grandpa." Hanya itu yang Rainero ucapkan. Setelah itu, ia pun segera pergi dari rumah itu. Tanpa Rainero ketahui, diam-diam, Delianza menatap sendu pada mantan kekasihnya itu.

Sepulang dari mansion sang kakek, Rainero pun memacu mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi menuju hotel dimana seorang perempuan telah menunggunya. Seperti biasa, ia ingin melampiaskan kekesalannya dengan having se x. Namun sama seperti sebelumnya, kejantanan tak bisa bangun. Rainero sampai frustasi sendiri dan melemparkan semua benda yang ada di dekatnya.

"Pergi!" sentak Rainero pada perempuan yang tangannya masih memegang kejantanan milik Rainero.

"Ta-tapi milik Anda ... " Perempuan itu bingung. Bahkan tugasnya saja belum berhasil, tapi ia sudah diusir. Lalu, apakah malam itu tugasnya hanya akan sia-sia dan dia tidak mendapatkan apa-apa?

Rainero menggeram marah dan mendorong perempuan itu sampai terjengkang ke belakang. Lalu Rainero memasukkan kembali miliknya dan menarik resletingnya hingga tertutup. Kemudian Rainero mengambil uang di dalam dompet dan melemparkannya ke arah perempuan itu.

"Ambil ini dan segera pergi dari sini! Cepat!!!"

...***...

Seminggu telah berlalu semenjak kejadian malam nahas itu, semenjak itu pula sikap Shenina makin berubah. Ia jadi lebih sering murung dan bahkan sering melewatkan makan siang maupun makan malamnya. Ia makin gila bekerja. Namun ia juga makin menghindari pertemuan dengan Rainero, yah meskipun tidak mungkin ia bisa terus-terusan menghindar dari atasannya mengingat dirinya adalah sekretaris laki-laki itu.

"Pak Axton," panggil Shenina saat Axton berjalan melewati mejanya. Laki-laki berparas tampan dan sedikit lebih ramah pada dirinya dibandingkan karyawan lain itupun menoleh. Laki-laki itu lantas menghampiri meja Shenina sambil memasukkan satu tangannya di saku celana.

"Ya, ada apa Shen? Perlu menitip sesuatu lagi?" tanya Axton sambil tersenyum tipis. Sudah seminggu ini Shenina selalu saja menitipkan pekerjaannya padanya untuk diserahkan pada Rainero. Sebenarnya Axton penasaran kenapa sikap gadis itu seketika berubah. Kentara sekali ia tengah menghindari Rainero. Ia sudah bertanya pada Rainero alasannya, tapi Rainero hanya mengedikkan bahunya acuh tak acuh. Axton pikir mungkin Shenina masih merasa canggung karena malam dimana ia mengantarkan Rainero pulang. Axton harap, tidak terjadi sesuatu apapun di antara mereka yang mengakibatkan sikap Shenina seketika berubah.

Shenina menggeleng, "bukan," jawabnya salah tingkah. Ia yakin, Axton mulai curiga dengan sikapnya, tapi ia tak terlalu memusingkannya. Toh ia yakin, Rainero pun pasti takkan menceritakan kejadian di malam itu pada laki-laki yang tengah berdiri di hadapannya itu.

"Lantas, ada perlu apa kau memanggilku? Tidak mungkin kan kau seketika ingin mengajakku makan siang?" goda Axton sambil terkekeh.

Shenina mengerucutkan bibirnya sambil mendelik, "saya hanya mau bertanya, apa bisa saya dipindahkan ke bagian yang lain? Anda bisa mencari sekretaris baru sebagai pengganti saya."

Dahi Axton berkerut dalam. Ditatapnya wajah Shenina yang tampak tirus. Kantung matanya pun tampak lebih gelap dari sebelumnya.

"Kenapa? Beri aku alasan kenapa kau ingin pindah ke bagian lain? Bukankah selama ini kau baik-baik saja bekerja sebagai sekertaris Rainero?" cecar Axton penasaran.

"Saya ... saya hanya ... " Shenina bingung ingin beralasan apa. Tapi satu hal yang pasti, ia ingin menghindari laki-laki menyebalkan yang telah merenggut mahkotanya.

"Pikirkan dulu alasannya. Nanti aku pun akan memikirkan akan mengabulkan permintaanmu atau tidak," tukas Axton sambil melirik jarum jam di pergelangan tangannya. Melihat Shenina terdiam, Axton pun segera melangkahkan kakinya menuju ruangan Rainero.

"Rain ... "

"Ah, apa ... " Rainero yang sedang memijat pelipisnya seketika tersentak saat Axton tiba-tiba telah berdiri di hadapannya.

"Kau kenapa? Ku lihat akhir-akhir ini raut wajahmu tampak lesu."

Rainero menggeleng. Sebenarnya ia ingin menyampaikan apa yang membuat kepalanya berdenyut nyeri, tapi rasa gengsinya terlalu tinggi.

Sudah seminggu ini ia seakan kehilangan gairah bercintanya. Tapi anehnya ia kerap bermimpi bercinta dengan seseorang sampai menggila. Wajah gadis dalam mimpinya tidak terlihat jelas, tapi ia bisa merasakan kalau ia benar-benar mencapai kepuasan titik tertinggi saat bersama perempuan itu. Akibatnya, setiap ia bangun, spreinya selalu saja basah. Semua tentu karena cairannya yang terbuang percuma.

"Shittt!" Umpat Rainero tiba-tiba membuat Axton mengerutkan keningnya.

"Kau butuh wanita?" tawar Axton. Biasanya kalau Rainero bersikap aneh, maka ia akan melampiaskannya dengan having se x.

Rainero menggeleng cepat, ia tak mau semakin banyak perempuan yang tahu kalau miliknya tidak mau bangun. Ia tak ingin tiba-tiba terdengar gosip yang mengatakan dirinya impoten. Seminggu ini, ia sudah mencoba melakukan having se x dengan beberapa wanita dan hasilnya sama. Gila. Benar-benar gila. Rainero hanya bisa mengumpat dalam hati. Merasa bingung dengan apa yang ia alami saat ini. Mengapa gairahnya seketika seakan-akan padam?

"Tumben," gumam Axton pelan, tapi masih bisa didengar Rainero. Namun Rainero enggan menanggapi. "Ini, proposal pengajuan kerjasama pihak Eternal King. Penawarannya sangat bagus. Sepertinya tidak ada salahnya menjalin kerjasama dengan mereka," ucap Axton seraya meletakkan map berisi proposal di atas meja. Rainero menerimanya kemudian membukanya.

"Oh ya Rain, kau benar kan tidak melakukan apa-apa dengan Shenina?" tanya Axton membuat kepala Rainero mendongak. Seketika Rainero was-was, apa Axton mencurigai sesuatu.

"Tidak. Tidak ada. Sudah aku bilang kan saat aku bangun dia sudah tidak ada lagi di apartemenku," dusta Rainero.

Axton mengangguk-anggukan kepalanya.

"Tapi kenapa sikap Shenina tiba-tiba berubah ya? Bahkan dia meminta dipindahkan ke bagian lain."

"Apa?" seru Rainero terkejut.

"Ya, dia meminta dipindahkan ke bagian lain. Saat aku tanya alasannya, dia tidak menjawab. Aku jadi bingung, kalau aku pindah dia ke bagian lain, artinya kita harus mencari sekretaris baru lagi. Kau tahu sendiri, bagaimana sekretaris-sekretarismu selama ini, sebelum Shenina ada, kau selalu saja berganti sekretaris karena kau yang tak nyaman ataupun mereka yang terlalu memuakkan."

Rainero terdiam. Ia sebenarnya sudah merasa cocok dengan pekerjaan Shenina yang selalu rapi dan tanpa cela. Shenina juga bersikap profesional tidak seperti sekretaris-sekretarisnya sebelumnya. Tapi ia sadar, mungkin ini baik agar mereka bisa segera melupakan kejadian malam itu. Meskipun kadang Rainero merasa, gadis yang ada dalam mimpinya itu adalah Shenina sebab kenikmatan yang ia rasa setelah bangun dari mimpi itu sama seperti saat ia baru bangun setelah meniduri sekretarisnya itu. Namun, saat dipikir-pikir lagi, bukankah saat itu ia membayangkan Delianza saat bercinta? Hah, Rainero pusing sendiri! Sebenarnya siapa gadis yang bercinta dengannya di dalam mimpi? Benarkah Delianza ataukah itu adalah Shenina?

"Coba saja dulu mencari sekretaris baru. Sebelum pindah ke bagian lain, minta dia membimbing calon sekretaris baru itu."

Axton menghela nafasnya. Sebenarnya ia tak rela. Kalau Shenina dipindah, artinya ia akan jarang melihat gadis itu lagi.

"Kau kenapa? Sepertinya kau tak rela," cibir Rainero. Axton pun berlalu mengabaikan cibiran Rainero. Jujur, sebenarnya ia pun bingung bagaimana harus bersikap pada Shenina. Apalagi ia tahu kalau dirinya merupakan laki-laki pertama yang menyentuh sekretarisnya itu. Mungkin kalau Shenina mau menerima uang pemberiannya, hati Rainero akan sedikit lega. Tapi sayangnya Shenina menolak mentah-mentah uang pemberiannya.

"Awas saja kalau ia merencanakan sesuatu!" gumam Rainero kesal mengingat bagaimana Shenina menolak mentah-mentah uang pemberiannya. Ia khawatir, Shenina akan memanfaatkan rahasia mereka di kemudian hari.

...***...

1
Nur Rahmawati
aku bahagia
Nur Rahmawati
untung masih ingat be doa
Sri Astuti
jgn mau terjebak permainan Bastian, Rose
Sri Astuti
Rainero dan Jev
Sri Astuti
jahatnya tuh orabg
Sri Astuti
hgn bilang suruhan Bastian
Sri Astuti
masalah Jantung Jeffri mmg aerius jd mmg butuh donor. semoga cpt dpt yg tepat..
Sri Astuti
Jev beneran baik
Sri Astuti
blm sdar jg Jev ?
Sri Astuti
Rosecemburu Jev
Sri Astuti
dunia sesempit itu kan Jev
Sri Astuti
bilang saja Rose.. klo pun Jev ga terima apa adamu ya sdh kan
Sri Astuti
Tobey.. orang ga selamany sukses.. aplg dgn kejahatanmu yg sdh pasti ada satu titik hrs berhenti
Sri Astuti
rasakan sjrg.. orang jahat tdk selamanya menang
Sri Astuti
semoga Jev selamat
Mom Reyhan
Luar biasa
Sri Astuti
Jeffri cpt sembuh dan punya mommy baru
Sri Astuti
Eve hancur lebur.. dia terlalu bebas jalani hidup tdk pernah susah skrg dibuang ayahnya dirampok mantan kekasih pula
Nur Rahmawati
heh seneng gua liat kalian menderita
Sri Astuti
setidaknya Rose jg bs bantu ketika Matson lg dirawat.. ayo Rose jgn menolak.. gpp Jev sdh ga punya siapa"
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!