Pesugihan Milik Istriku

Sambil berangkat sekolah dan juga pulang sekolah Sela menempelkan loker di setiap tiang listrik karena Rosana bilang membutuhkan tiga karyawan untuk bermain piano mereka, ini saja mulai bingung karena Halim sudah mau main di acara syukuran dan hari minggu nya sudah ada lagi intuk pesta pernikahan, itu pun ada dua tempat yang berarti membutuhkan dua orang untuk main.

Secepat nya mereka butuh pemain orgen yang sudah handal agar tidak mengecewakan penyewa, mungkin yang satu nya masih bisa Halim yang main karena dia pasti sudah selesai bermain di hari jumat sebab mereka menyewa di hari jumat saja, nanti hari minggu sudah lain tempat untuk main lagi.

Sela juga ikut senang melihat usaha orang tua nya semakin lancar, dia beranggapan bahwa setelah melihat tumpukan alat orgen yang sangat banyak, maka orang orang pun tertarik ingin menyewa. apa lagi terlihat masih baru baru, yang punya mereka pertama sudah jelek dan bisa di bilang sudah mau rusak bentuk nya.

"Eh benaran butuh karyawan, Sel? aku bisa loh main orgen!" Bastian teman nya Sela antusias.

"Jangan main main kamu, Ibu aku nanti marah dan aku yang kena marah!" Sela ragu pada Bastian.

"Yeee kamu tidak percaya, aku butuh kerjaan ini." Bastian sungguh serius menatap teman nya.

"Tes aja dulu nanti di rumah ku, kalau Ibu setuju baru kamu main. soal nya hari minggu ini butuh nya, Bas!" jelas Sela.

Bastian mengangguk senang karena dia memang pintar bermain orgen, dulu Ayah nya pemain orgen namun meninggal karena sakit jantung. maka dari itu dia sudah sering ikut dan beberapa kali juga di ajari, maka nya dia berani mau melamar kerja.

"Ayo cepat!" Sela mengajak Bastian setelah memasukan brosur kedalam tas nya.

"Gaji nya berapa ya, Sel?" Bastian antusias bakal di terima.

"Kalau tidak salah itu tergantung orgen yang di main kan, nanti saja tanya sama Ibu ku ya." jawab Sela yang tidak paham juga.

Bukan main senang nya pemuda ini walau dia belum di terima oleh Rosana, namun dia sudah berharap banyak untuk dapat pekerjaan ini, walau dia juga bukan anak orang yang sudah susah amat, sebab Ibu nya Bastian adalah guru SMA tempat dia bersekolah dan Bastian juga anak tunggal.

"Assalamualaikum." Sela melepas sepatu nya di ikuti Bastian.

"Walaikum sallam." Rosana menyahut dari dalam.

"Eh ada tamu rupanya." Sela tersenyum agak malu.

"Assalamualaikum, Tante." Bastian menyalami Rosana.

"Walaikum sallam, ada teman nya Sela." Rosana menyambut ramah pada teman putri nya yang ikut bertamu kerumah.

"Bastian kata nya bisa main orgen dan dia mau melamar kerja kata nya, Bu." beritahu Sela.

"Yang bener? Tante memang butuh loh ini, kamu serius ya!" Rosana menatap Bastian.

"Dulu saya sering di ajari sama Ayah, Tante! bagai mana bila tes saja dulu sekarang?" tawar Bastian agar Rosana tidak ragu.

"Oh iya boleh!" angguk Rosana setuju dengan ide teman putri nya ini.

Setelah semua di siapkan maka Bastian pun memegang alat alat keyboard orgen dengan sangat lihai, Rosana bisa melihat bahwa Bastian memang bisa bermain. dia membawakan satu lagu yang sedang viral, Rosana pun setuju untuk menerima Bastian menjadi pegawai nya.

"Waaah bagus sekali, kalau begitu hari minggu besok kamu langsung main ya!" Rosana menerima.

"Beneran, Tante?" Bastian melonjak girang karena memang dia masih bisa di bilang anak anak.

"Harus on time ya, Tante enggak suka kalau telat." Rosana memang tegas orang nya.

"Pasti dong, tapi ngomong ngomong gaji nya berapa ya, Tante?" Bastian langsung inti saja.

"Karena besok kamu bawa orgen yang bagus dan juga ada biduan nya dua, maka gaji kamu delapan ratus ribu." jelas Rosana.

"Kalau ada saweran saya di bagi tidak?" tanya Bastian detail.

"Di bagi, tapi yang tergantung banyak atau sedikit nya. sebab kadang kan biduan nya itu kurang ahli, jadi ya tidak berharap banyak lah sama saweran." jawab Rosana.

"Oke! saya besok akan datang jam enam pagi di hari minggu." Bastian menjawab dengan gaya tengil nya.

"Haris sabtu nya datang juga dong untuk bantu O'om mengangkat alat alat yang di mainkan." pinta Rosana.

"Oh iya, siap kalau begitu." Bastian ceria sekali karena dapat kerjaan.

Rosana tersenyum sambil mengangguk karena sudah dapat karyawan, tinggal mencari sekitar dua lagi karena mereka punya empat orgen nya dan ini mau di sewa semua untuk hari senin, memang mereka sedang banjir orderan sehingga Rosana tidak bisa berhenti tersenyum sangking senang nya.

...****************...

Malam hari Sela memutuskan untuk tidur dengan adik nya saja, walau Zulham merutuk akibat kasur jadi sempit. namun Sela tidak patah semangat, di bawa nya bad cover untuk alas tidur di lantai agar tidak kedinginan, yang penting ada teman tidur malam ini karena Sela memang tidak bisa lupa pada iblis kuda.

"Kenapa kok tidur sama Adik, Sela?" tanya Rosana.

"Aku takut mau tidur di kamar sendirian, Bu!" jawab Sela agak merinding.

"Takut apa sih?!" Rosana tidak paham dengan putri nya.

"Saat Ibu bangun kan aku di depan pintu kamar, sebenar nya aku tuh lagi pingsan, Bu!" Sela ingin cerita masalah iblis kuda.

"Masa iya, memang nya kamu pingsan karena apa?!" kaget Rosana.

"Malam itu aku tidak bisa tidur karena terbayang Bu RT, lalu aku keluar mau sholat tahajud saja! sayang nya aku malah mendengar suara kuda meringkik di atas atap, lalu ternyata dia ada di ruang tamu kita sedang menari." jelas Sela panjang lebar.

Mata Rosana terbelalak tidak percaya bahwa Sela bisa melihat iblis kuda, dia bertanya tanya apa kah Sela yang indigo atau iblis itu yang usil ingin menampakan diri pada putri nya, dengan kata lain dia ingin mengganggu Sela.

"Kuda poni! HAHAHAAAA...." Zulham malah tertawa keras.

"Kurang ajar kau ini, Kakak lagi serius!" bentak Sela marah membuat Zulham terdiam.

"Ibu." Sela memegang tangan Ibu nya yang termenung.

"Kenapa Ibu termenung begitu, apa Ibu juga takut seperti Kak Sela?" Zulham mendekati Ibu nya.

"Ah tidak, Ibu cuma lagi mikir kok bisa kuda di atas atap." Rosana tersenyum.

"Iiih Ibu kok tertawa begitu, aku serius loh ini." Sela kesal juga.

"Itu cuma halusinasi kamu saja, mana ada hal begitu!" sergah Rosana membuat Sela pun diam.

Memang bila di pikir mana ada kuda di atas atap, tapi rasa nya Sela memang mendengar dengan jelas. bagai mana juga yang menampakan diri di ruang tamu, namun Rosana sudah keburu pergi karena Halim ingin makan.