Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penuh kejutan.
Dea sedang mengobrol dan berbincang-bincang dengan mentor modelnya dan dua orang asing dari agensi model internasional yang tertarik pada bakat modellingnya.
Kedua orang tersebut memberikan tawaran kepada Dea untuk bergabung kedalam agensi mereka,agar Dea dapat mengembangkan bakatnya di sana.
Tentu saja Dea dan mentor modelnya sangat senang menerima tawaran itu.
Kesempatan langka yang tidak akan datang kedua kalinya.Sebuah agensi model kenamaan dan terbaik dunia yang banyak menaungi model top internasional.
Secara langsung memintanya untuk bergabung.
Lalu kedua orang dari agensi model itu memberikan aplikasi penandatangan kontrak pada Dea.
Tiba-tiba ponsel yang baru dibelinya berdering.
Dea permisi dan beranjak berdiri untuk mengangkat panggilan masuk dari ponselnya.
Rupanya Gavin teman Ben yang juga temannya Dea menelpon.
Dea mengangkatnya dan bertanya kenapa Gavin menelpon.
"Kenapa handphone mu sulit sekali dihubungi?apa kau baik-baik saja?"Gavin balik bertanya dari balik sambungan telepon.
Lalu Dea bilang pada Gavin jika ponsel lamanya rusak saat tidak sengaja jatuh di bandara.
"Ada apa kau menghubungiku?"tanya Dea lagi.
Kemudian Gavin memberitahu Dea jika Ben sudah menikah dengan gadis yang sudah dijodohkan dengannya.
Dea kaget dan tidak percaya.
"Aku akan mengirimkan foto pernikahan Ben yang dirahasiakan dari publik.Aku harap setelah melihatnya kau akan baik-baik saja,dan tidak memikirkan Ben lagi,sehingga kau bisa fokus pada hidup dan mimpimu"ucap Gavin sebelum menutup sambungan teleponnya.
Dea melihat foto akad nikah Ben dan Kay yang dikirimkan oleh Gavin.
Dea terkejut dan sangat terluka melihatnya.Dadanya terasa nyeri dan sakit.Dia tidak percaya jika Ben sudah menikah dan tidak sabar untuk menunggunya meraih keinginannya untuk menjadi model internasional papan atas.
Tiba-tiba Dea melangkah pergi dan meninggalkan aplikasi penandatangan kontrak yang didapatkannya begitu saja.Diiringi pandangan bingung dari mentor modelnya dan kedua orang dari agensi model yang menawarinya aplikasi kontrak menjadi model internasional.
Di kamar hotelnya,Dea menggenggam erat ujung bajunya.Dengan tangan gemetar.Dia melihat lagi foto pernikahan Ben dengan tatapan sedih.
"Kenapa kau melakukan ini Ben?kenapa kau meninggalkanku?"ucap Dea dengan suara bergetar.
Tiba-tiba telepon di kamar hotel Dea berdering.Mentor modelnya menelpon dari bawah dan memintanya untuk turun kembali.
"Apa yang terjadi denganmu Dea?turunlah…kedua orang penting ini sedang menunggu mu.Kau sudah sangat dekat dengan mimpimu,jadi jangan sia-siakan ini!".
Dea menarik nafas pelan dan mencoba menenangkan dirinya.Lalu Dea turun dan menemui kedua orang dari agensi model kenamaan dunia itu.
Salah satu orang dari agensi model itu memberikan aplikasi surat kontrak pada Dea.Dan satunya yang berjenis kelamin perempuan memandangi Dea sambil bertanya pada mentor modelnya.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada Dea tadi?".
Mentor model Dea hanya diam karena tidak dapat menjawabnya.
Lalu dia meminta Dea yang terlihat melamun untuk segera menandatangani surat kontrak itu.
"Bukankah ini impianmu sejak lama dan kau sudah semakin sangat dekat dengan mimpimu. Segeralah tanda tangani surat ini"ucapnya.
Dea memandangi wajah mentor modelnya. Lalu menghela nafas pendek sambil melihat ke surat kontrak yang berada di atas meja di hadapannya.
Mentor dan dua orang agensi model itu memandangnya.
Dea memejamkan kedua matanya sebentar lalu menarik nafas panjang.
Kemudian Dea mendorong perlahan surat kontrak itu sedikit menjauh dari hadapannya ke arah kedua agensi model itu.
Dea meminta maaf dan mengatakan,jika dia tidak bisa menandatangani surat kontrak tersebut.Karena dia harus segera kembali pulang ke Indonesia dan harus melakukan hal yang sangat penting.
Mentor modelnya dan kedua orang dari agensi model itu terkejut dengan wajah kebingungan,melihat sikap Dea yang terburu-buru beranjak kembali ke kamar hotelnya.
***
Di kamarnya,Zidan sedang menyendiri sambil memegangi foto kedua orang tuanya.Dia mengingat kembali kenangan bersama kedua orang tuanya.
"Waktu seakan cepat berlalu dan banyak hal yang berubah"ucapnya pelan.
Tiba-tiba ponselnya berdering.
Zidan beranjak meraih ponselnya yang berada sedikit jauh darinya.
Ternyata mamanya yang menelpon.
Zidan bergegas mengangkatnya.
"Halo mah,bagaimana kabar mama?".
"Mama baik sayang.Bagaimana kabar mu disana?".
"Aku baik".
"Bagus kalau begitu.Mama mendapatkan kabar dari teman mama yang berada di Indonesia jika Ben menikah.Dan pernikahannya di dirahasiakan dari publik?benarkah itu?".
"Iya mah.Ben dijodohkan dengan gadis biasa".
Terdengar suara Mamanya Zidan tertawa.
"Benarkah itu?bagaimana bisa kedua orangtua Ben menikahkan putra tunggal mereka dengan seorang gadis biasa.Itu terdengar aneh!".
Zidan diam tidak membalas.
"Teman mama tidak melihatmu di acara pernikahan Ben".
"Aku tidak datang,karena lelah".
"Benarkah itu?mama rasa kau hanya menghindar.Seharusnya kau harus semakin dekat dengan Ben,sayang".
Zidan diam tidak merespon.
"Kau tidak melupakan alasan kepulanganmu ke Indonesia bukan?kau tidak lupa akan tujuan kita kan?Dan kau tidak melupakan mendiang papamu kan ,sayang?"tanya Mama Zidan.
"Tentu…aku ingat mah"jawab Zidan datar.
"Bagus jika kau masih mengingatnya.Mama berharap banyak padamu sayang".
"Tentu mah.Aku tidak akan mengecewakan mama".
Mama Zidan lalu berkata jika besok dia akan meninggalkan paris dan akan menyusul Zidan ke Indonesia.
Tentu saja Zidan senang mendengarnya. Lalu Zidan mencatat jadwal kepulangan mamanya agar tidak lupa.
Mama Zidan meneruskan perkataannya lagi.
“Bersabarlah sebentar lagi, sayang. Kita akan tunjukkan pada keluarga itu yang telah membuat kita menderita.Sementara mereka hidup dengan nyaman dan bahagia.Sudah saatnya bagi kita untuk menunjukkan pada keluarga Hartanto.Supaya mereka bisa merasakan penderitaan kita hingga mereka menangis darah".
"Jangan khawatir,mah.Aku akan mengatasi semuanya.Aku menyayangi mama"sahut Zidan dengan dingin.
"Mama juga sangat menyayangimu,nak".
Kemudian Zidan menutup panggilan telepon.
***
Di ruang kerja Papa Ben.
Mama Ben datang menghampiri suaminya sambil membawa nampan berisi kopi panas dan makanan kecil kesukaan sang suami.
Papa Ben tersenyum melihat ke arah Mama Ben sambil mengucapkan terima kasih atas perhatian sang istri.
Mama Ben menghela nafas pendek sambil meletakkan nampan yang ia bawa di atas meja.
"Sejujurnya aku sangat mengkhawatirkan pernikahan Ben".
"Kenapa sayang?bukankah Kay gadis yang baik"ucap Papa Ben sambil menyesap kopi dari cangkir.
Mama Ben duduk di samping suaminya dengan tatapan cemas.
"Terlalu banyak perbedaan antara Ben dan Kay.Itu karena kita menikahkan putra kita dengan seorang gadis biasa yang kebiasan hidupnya sangat bertolak belakang dengan kebiasaan dan aturan keluarga ini.Kay perlu banyak belajar pendidikan dasar mengenai bagaimana cara untuk berbicara, bersikap dan juga cara untuk mengungkapkan perasaaan. Semua itu adalah hal yang paling mendasar yang harus dipelajarinya".
"Apa ini karena Kay meminta telur dadar daripada steak?"tanya Papa Ben tersenyum.
Mama Ben sedikit kesal melihat ekspresi suaminya seperti sedang menyindirnya.
"Apa papa sedang mengejekku?".
Mama Ben menautkan kedua alisnya.
"Dia gadis yang aneh dengan menolak makanan mewah dan berani meminta menu biasa seperti itu.Itu terlihat lancang dan tidak sopan".
Papa Ben menggenggam tangan istrinya dengan lembut.
"Kay tidak bermaksud tidak sopan.Tapi dia tidak jaim karena mau berterus terang.Jujur Papa menyukainya,karena dia gadis yang baik dan apa adanya.Mama harus bersabar dan pelan-pelan mengajarinya tentang semua aturan dan kebiasaan keluarga kita.Tidak mudah untuk gadis seusia Kay harus beradaptasi dengan kebiasaan baru yang sangat jauh berbeda dari kehidupannya yang semula".
Mama Ben menghela nafas pendek.
"Berikan Kay waktu.Dia gadis yang pintar dan cepat belajar.Kay gadis yang tepat untuk menjadi istri Ben".
Papa Ben mengusap lembut pundak sang istri yang masih murung dan gelisah.
"Mama harus lebih sabar mendidik Kay dan jangan terlalu keras padanya".
Mama Ben hanya mengiyakan dengan lesu.
***
Di kediaman rumah keluarga Hartanto terbagi menjadi dua tempat.
Bangunan pertama ditempati oleh kedua orang tua Ben dan neneknya.Dan di sisi timur terdapat bangunan yang terbagi dua.Ditengah-tengahnya terdapat halaman luas dengan taman bunga yang indah,serta terdapat ruang tamu.Taman ini menghubungkan kedua tempat tinggal Kay dan Ben yang terpisah.Namun masih berada di dalam satu bangunan yang sangat mewah dan semua interiornya ala barat.
Di dalam kamar barunya,Kay merasa kesulitan untuk tidur.
Semuanya terasa asing untuknya.
Baik model pakaian, cara berpakaian,menu makanan dan lain hal.Semuanya sudah diatur sedemikian rupa.Sehingga dia sulit memilih apa yang disukainya.
Bahkan untuk mandi saja pelayan harus membantunya.Tentu saja Kay menolak dan ingin melakukannya sendiri.
Memasuki kamar mandi Kay dibuat terkagum-kagum dengan interior yang ada di dalamnya.Dengan bathtub mewah dan besar dan keran yang terbuat dari emas dilengkapi juga dilengkapi dengan tv di besar dalamnya.Kay memandang heran dan bingung melihatnya.Karena di kamar mandi lamanya hanya ada bak mandi dan itu pun menjadi satu dengan toilet.
"Kamar mandi ini berukuran hampir setengah dari rumahku"ucap Kay.
Kay kebingungan dan kesulitan untuk mandi,karena semuanya serba otomatis dan terlihat sangat mahal.
Dia mendengus dengan kasar lalu meminta pelayan untuk membantunya.
Selesai mandi Kay bersiap untuk menemui Papa Ben.
Pelayan mengatakan pada Kay jika beberapa hari ini dia izin libur libur sekolah.Papa Ben selaku Tuan besar di kediaman keluarga Hartanto sedang mengurus semua keperluan dan kepindahan Kay di sekolah barunya.
Kay terkejut mendengarnya.
"Aku tidak ingin pindah sekolah karena ada sahabatku"eluhnya.
Ben sudah bersiap di ruang tamu menunggu Kay keluar dari kamarnya.
Ben sedang membaca majalah bisnis sambil menyilangkan kakinya dengan santai.
Kay keluar dari kamarnya diikuti pelayan. Kay terlihat girly mengenakan midi dress warna kuning bermotif floral yang dilengkapi dengan aksesori belt hitam dan pump shoes.Rambut panjangnya dibiarkan terurai dan dibuat sedikit bergelombang di ujungnya.
Kemudian Kay menghampiri Ben dengan tergesa-gesa.
"Ayo kita menemui papamu sekarang juga!ajak Kay.
Ben dengan santai melirik ke arah Kay lalu melihatnya dari ujung kaki sampai ke ujung kepala.
Untuk beberapa saat Ben terpana menatap wajah cantik Kay yang sangat natural.
Kemudian Ben memalingkan wajahnya kembali melihat majalah.
"Kenapa harus terburu-buru?"tanya Ben dingin.
Tanpa ragu Kay langsung menarik tangan Ben untuk bangun dari duduknya.
Ben kaget melihat ke arah Kay.
Tapi Kay tidak menghiraukannya dan terus menarik tangan Ben dan memaksanya berjalan mengikuti langkahnya.
Senyum kecil tiba-tiba terurai dari wajah Ben.
Dan para pelayan melihat ke arah mereka sambil tersenyum senang.
Sesampainya di depan ruang kerja Papa Ben.
Kay ingin buru-buru masuk.Tapi Ben menghentikan dengan menggoda Kay.
"Tunggu dulu!"kata Ben.
"Ada Apa?"tanya Kay menoleh ke arah Ben.
"Apa kau akan terus memegangi tanganku seperti ini?"jawab Ben dingin.
Kay kaget dan segera melepaskan tangan Ben.Karena panik dia tidak sadar jika terus memegangi tangan Ben hingga ke depan ruang kerja Papa Ben.
"Apa kau sekarang mulai terbiasa berada di dekatku,sehingga tidak bisa berjauhan dariku meskipun hanya sebentar saja"goda Ben.
Kay mendengus kasar sambil menatap Ben tajam.
"Aku tidak sengaja melakukannya.Itu tindakan refleks,jadi kau jangan besar kepala. Ayo sekarang kita masuk!"ajak Kay bersiap melangkah.
"Tunggu dulu!"ucap Ben.
"Ada apa lagi?Aku tidak ingin berdebat denganmu"sahut Kay geram.
Ben menghampiri Kay sambil tersenyum tipis mendekatkan wajahnya ke wajah Kay.
Kay menghindar.
Ben menarik tangan Kay mendekat padanya.
Kay merasa risih dan gugup.
Ben mendekatkan wajahnya lagi ke wajah Kay.
"Apakah kau lupa dengan ucapan nenek untuk memanggil ku Mas atau sayang.Maka lakukan itu,jika kau tidak ingin dapat masalah di hadapan kedua orang tuaku.Apa kau paham bebek buruk rupa".
TuKkk…
Ben menepuk pelan kening Kay sambil tersenyum lalu masuk lebih dulu ke ruangan kerja papanya.
Kay terdiam dengan wajah kesal sambil mengepalkan tangannya.
"Dasar kau musang!"ucap Kay dengan menghentakkan kakinya lalu menyusul Ben.
Di dalam ruang kerja Papa Ben.
Kay dan Ben di sambut kedatangannya oleh kedua orang tua Ben dan juga Nenek Ben yang juga berada disana.
Kay dan Ben menyalami mereka satu persatu,lalu duduk di sofa setelah dipersilahkan.
Papa Ben mengucapkan selamat atas pernikahan mereka dan mendoakan kebaikan keduanya.
Kemudian Papa Ben mengatakan untuk memindahkan Kay di sekolah swasta terbaik di kota itu.
Tentu saja Kay langsung menyatakan keberatannya,sekaligus memberikan alasan akan penolakannya.
Mendengar ketidaksetujuan Kay.Sontak saja memicu kemarahan Mama Ben.
"Kenapa kau bersikap semaumu?disini kau harus mematuhi semua aturan yang ditetapkan,termasuk apapun keputusan yang diambil suamiku.Karena sekarang dia menjadi ayahmu.Keputusan ini demi kebaikanmu.Apa kau paham Kay!Mama tidak ingin lagi mendengar penolakkan mu !"bentak Mama Ben keras.
Kay terperangah dan membuatnya terdiam seketika.
Ibunya bahkan tidak pernah begitu sekasar itu padanya.
Ben melihat ke arah Kay dan ikut sedih melihat kesedihan Kay.
Kay menarik nafas panjang dan bersikap tenang.
"Hanya di sekolah itu aku dapat memiliki kebahagiaan yang tersisa di dalam hidupku,karena di sekolah itu ada sahabatku.Meskipun sekolah itu bukan sekolah impianku.Tapi bersama sahabatku.Aku dapat menjadi diriku seutuhnya.Apalagi setelah menikah,aku harus memiliki kehidupan yang berbeda dan tidak bisa melakukan apapun yang ku suka.Tapi jika Mama menganggap itu demi kebaikan ku dan merenggut sisa kebahagiaan ku.Maka baiklah aku akan menerimanya"ucap Kay lirih.
Semua orang terdiam memandangi wajah sedih Kay.
Tapi tidak dengan Mama Ben yang terlihat semakin kesal.
"Apa kau sadar dengan kau katakan?kau sudah bersikap kurang ajar dan tidak sopan! Mama akan menambah pelajaran etika mu!"gertak Mama Ben.
"Kami akan tetap memindahkan mu sekolah,meskipun kau menolaknya.Ini bukan masalah kebahagiaanmu.Tapi demi kebaikan dan kehormatan keluarga ini.Kau harus mendapatkan pendidikan yang sangat baik di sekolah terbaik.Karena nanti kau akan meneruskan generasi dari keluarga ini.Jadi pendidikan terbaik dan berkualitas sangat penting untuk mu!"imbuh Mama Ben.
Kay terdiam.
Papa Ben dan Nenek Ben berusaha untuk menenangkan Mama Ben yang sudah tidak bisa mengendalikan emosinya.
Tiba-tiba Ben beranjak dari duduknya.
"Hentikan mah! Jangan memarahi Kay lagi! Aku suaminya dan dia istriku.Aku bertanggung jawab sepenuhnya terhadap dirinya.Jadi biarkan aku yang memutuskan apa yang baik dan buruk untuknya!Mama jangan mencemaskan Kay.Mulai sekarang dia menjadi kewajibanku".
Mama Ben terdiam dengan wajah kesal.
Kemudian Ben menarik tangan Kay pulang kembali ke kediaman mereka.