NovelToon NovelToon
CERMIN UNTUK BERKACA

CERMIN UNTUK BERKACA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Rusmiati

Semua cintanya sudah habis untuk Leo. Pria tampan yang menjadi pujaan banyak wanita. Bagi Reca tidak ada lagi yang pantas dibanggakan dalam hidupnya kecuali Leo. Namun bagi Leo, Reca terlalu biasa dibanding dengan teman-teman yang ditemui di luar rumah.
"Kamu hoby kan ngumpulin cermin? Ngaca! Tata rambutmu, pakaianmu, sendalmu. Aku malu," ucap Leo yang berhasil membuat Reca menganga beberapa saat.
Leo yang dicintai dan dibanggakan ternyata malu memilikinya. Sejak saat itu, Reca berjanji akan bersikap seperti cermin.
"Akan aku balas semua ucapanmu, Mas." bisik Reca sambil mengepalkan tangannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Rusmiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Selingkuh?

"Astaga. Mas Leo," ucap Reca panik saat ponselnya berdering.

Nama suaminya terpampang di layar ponselnya saat dering panggilan membuat keduanya berhenti mengobrol. Dengan cepat Reca menjawab panggilan itu.

"Mas maaf aku lupa ngabarin, aku masih di rumah Dini. Mas dimana?" tanya Reca.

"Sudah di rumah. Ya sudah Mas jemput. Kirim alamat Dini ya!" ucap Leo.

Reca mengelus dadanya saat mendengar nada bicara Leo yang tenang. Tidak terdengar marah ataupun kesal.

"Memangnya Mas Leo suka marah-marah ya?" tanya Dini saat Reca mengakhiri panggilan dari suaminya.

"Gak. Cuma aku lupa ngabarin aja. Lagian Mas Leo ngebebasin aku buat main asal balik ke rumah sebelum dia balik," jawab Reca.

"Tapi dia gak marah kan sekarang kamu masih di sini?" tanya Dini.

"Kayaknya sih gak. Tapi nanti aku jelasin biar Mas Leo juga ngerti," jawab Reca.

Suara klakson membuat keduanya segera melihat ke luar rumah. Sudah ada mobil berwarna hitam yang terparkir di depan rumah Dini. Sebelum Leo keluar, Reca segera pamit.

"Pulang dulu ya Din," ucap Reca sambil melambaikan tangannya.

"Hati-hati ya Din, Mas Leo," ucap Dini sambil membalas lambaian tangan Reca.

Leo hanya tersenyum sambil membunyikan klakson. Setelah itu mobil melaju meninggalkan Dini yang masih mematung di depan rumahnya.

"Beruntung ya Reca. Mas Leo ganteng banget. Apalagi sekarang sudah bermobil. Makin keren," ucap Dini sebelum kembali ke dalam rumah.

Dini menenangkan Resi yang kembali menangis saat melihat Danang memposting kebersamaannya dengan Seruni. Sementara di tempat lain, Reca menjelaskan apa yang terjadi hari ini.

"Mas gak marah, kan?" tanya Reca meyakinkan.

"Gak. Tapi lain kali jangan lupa kabarin Mas ya. Biar Mas gak panik," jawab Leo.

"Siap, Mas. Laksanakan," ucap Reca.

Melihat wajah Leo yang lebih ceria dari biasanya, Reca menduga kalau suaminya sedang ada kabar baik di tempat kerjanya. Benar saja, hari ini Leo sudah berhasil menghubungi penjual bahan baku. Sementara untuk penjualan, Leo sudah punya kenalan. Sahabat lamanya sendiri.

"Wah, Mas keren." Reca bertepuk tangan dengan sangat bangga.

"Iya dong. Suami Recalia Dinata gitu loh," ucap Leo sambil tertawa renyah.

Bukan hanya itu, Pak Alam juga memberikan mobil yang terparkir di depan rumah kontrakan itu untuknya.

"Mas serius?" tanya Reca.

"Iya," jawab Leo.

Berbeda dengan Leo yang sangat senang dengan hadiah mobil itu, Reca masih dilema. Haruskah ia sesenang Leo? Atau justru harus waspada. Baginya, mobil bukanlah barang murah. Tidak mungkin orang memberikan sebuah mobil secara cuma-cuma. Apa ada maksud lain dibalik kebaikan Pak Alam ini?

"Hey, kok malah melamun sih?" tanya Leo.

"Ah gak kok. Cuma masih gak percaya aja. Berasa mimpi," jawab Reca.

Tidak ingin suaminya salah paham, Leo segera menjelaskan alasan Pak Alam memberikan mobil itu. Bukan cuma-cuma. Hal ini karena keberhasilan Leo mendapatkan saham besar dari Pak Haris. Selain itu, Leo juga berhasil mendapatkan nego untuk pembelian bahan baku.

"Belum lagi aku deal-dealan harga sama si Bimo. Aku jual harga yang lebih tinggi dari harga laporan sebelumnya. Makanya kata Pak Alam aku berhak atas mobil itu," ucap Leo.

"Bimo siapa, Mas?" tanya Reca bingung.

Ah, Leo lupa menjelaskan tentang sahabatnya itu. Setelah mendengarkan penjelasan Leo yang sangat detil, akhirnya Reca mengerti. Namun tetap saja, sebagai seorang istri tentu Reca tidak akan membiarkan Leo didekati oleh Mba Ara.

"Tapi Mba Ara gak deketin Mas, kan?" selidik Reca.

"Deketin gimana sih yank? Dia masih di rumah sakit," jawab Leo.

"Mas masih suka tungguin dia di rumah sakit gak?" tanya Reca lagi.

"Astaga sayang. Boro-boro ke rumah sakit, kerjaan Mas banyak banget. Udahlah jangan curigaan begitu. Mas capek," ucap Leo.

Rasa lelah karena pekerjaannya seharian, membuat Leo harus tegas pada Reca. Walaupun ia menyadari, istrinya pasti akan sedih. Tapi tenang saja, itu tidak akan lama. Leo sangat mengenal istrinya.

Benar saja. Meskipun malam tadi mereka berdebat cukup panas, Reca membangunkan Leo dengan sangat lembut. Sarapan sudah tertata di meja. Kotak bekal pun sudah disiapkan. Tidak lupa mengantar Reca mengantarkan Leo saat berangkat kerja.

Setelah Leo pergi, Reca segera masuk ke dalam rumah. Mengunci pintunya rapat-rapat. Kejadian hari kemarin membuatnya harus lebih berhati-hati. Reca yang sudah mulai terbiasa berbaur dengan tetangganya, kini berusaha menarik diri lagi.

Selain ada tetangga yang julid, Reca juga enggan bertemu dengan Danang. Ia masih kesal dengan apa yang dilakukan oleh Danang pada Resi. Sejak saat itu, perasaan Reca ke Danang memudar. Bahkan bisa dikatakan sudah nyaris hilang.

"Untung aja aku gak ngejar-ngejar Danang kayak Resi. Emang sok kegantengan banget sih laki satu itu," gerutu Reca.

Tiba-tiba Reca ingat kepada sahabatnya, Resi. Menghubungi Dini adalah salah satu cara untuk memastikan jika Resi memang baik-baik saja. Meskipun sekarang Resi sudah pulang ke rumahnya, namun Dini masih merasa khawatir.

Sedikit perasaan lega yang tengah dirasakan oleh Reca, berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh Leo. Ia merasa sedang tidak baik-baik saja. Ada kekhawatiran dan kecemasan saat Mba Ara tiba-tiba datang ke kantor bersama Pak Alam.

"Pagi Mba," sapa beberapa karyawan saat melihat anak pemilik perusahaan melenggang dengan bebas.

Tidak ada jawaban. Bahkan beberapa orang yang menyapa Ara, tidak dilihat sama sekali olehnya. Mereka yang tidak tahu keadaan Ara mulai menggosip. Menuduh jika Ara adalah perempuan yang sombong. Tidak mau walau hanya sekedar merespon sapaan para karyawannya.

Pak Alam sangat memaklumi. Biarlah mereka berasumsi sesuai dengan keinginan mereka. Baginya tidak ada yang lebih mengerti Ara kecuali dirinya sendiri.

"Pah, aku mau ketemu sama Mas Leo," pinta Ara.

"Sayang, Leo sibuk. Nanti saja ya!" bujuk Pak Alam.

"Nanti kalau jam istirahat bisa ya pah?" tanya Ara.

Pak Alam tidak tahu harus berbuat apa. Entah karena ingin bertemu dengan Leo atau hanya ingin mengulur waktu agar tidak dikembalikan ke rumah sakit jiwa.

Ah sebenarnya Ara memang tidak perlu kembali ke rumah sakit jiwa. Sebelum ia dirawat di rumah sakit karena percobaan bunuh diri, keadaan mental Ara sudah mulai membaik. Namun sayangnya ia melihat sebuah undangan pernikahan. Traumanya kambuh hingga akhirnya kejadian yang tidak diharapkan pun terjadi.

"Mas Leo," panggil Ara.

Leo yang sudah mengenali suara itu segera berbalik. Ia tersenyum saat Ara melambaikan tangan padanya. Hatinya tidak karuan. Ada kecemasan yang ternyata menjadi kenyataan. Ara berlari dan menghambur ke pelukannya. Hal ini membuat Leo kaku tak mampu bergerak.

"Sayang, lepaskan Leo ya!" pinta Pak Alam.

"Iya, iya. Maaf ya Mas," ucap Ara.

"Ayo kita makan!" ajak Pak Alam.

"Sama Mas Leo ya! Mas Leo juga mau makan, kan?" tanya Ara.

"Ah tidak. Leo ada meeting. Sudah ditunggu sama orang," jawab Pak Alam.

Leo segera pamit setelah Pak Alam memberi kode padanya. Mata Leo beberapa kali melihat beberapa karyawan tengah berbisik sesekali mata mereka menatapnya. Ah, membuat siang ini tidak ada selera makan. Apalagi saat akan kembali ke ruangannya, ia mendengar ada yang menggosipkan dirinya.

"Bukannya Pak Leo sudah menikah ya?" tanya salah satu karyawan.

"Pak Leo selingkuh," jawab salah satu karyawan.

"Selingkuh? Sembarangan. Dasar tukang gosip," gerutu Leo.

1
AngelKiss
Reca sama Resi namanya sedikit sama 😅
Zhree: wkwkwkw... iya takut ketuker..
total 1 replies
Septyan Rustyana
menarik
Zhree: makasih kak..
total 1 replies
Septyan Rustyana
semangat Thor
Zhree: siapp kak
total 1 replies
martiana. tya
kalo beloh kasih masukan, nanti part nya terlalu panjang, biar ngga terlalu jenuh. jangan yang terlalu lebay...

maaf ya

semangat
Zhree: oke kak siappp laksanakan
martiana. tya: maksud saya jangan terlalu panjang/Smile/, kalo sampai 200 kadang malah males baca
total 3 replies
AngelKiss
Semangat
Zhree: siaaapppp...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!