Kehidupan seorang perempuan berubah drastis saat dirinya mengalami sebuah keajaiban di mana ia mendapatkan kesempatan hidup untuk kedua kalinya.
Mungkinkah kesempatan itu ia gunakan untuk membalas semua sakit hati yang ia rasakan di kehidupan sebelumnya?
Selamat datang di kehaluan Mak othor yang sedikit keluar dari eum....genre biasanya 🤭.
Semoga bisa di nikmati y reader's 🙏. Seperti biasa, please jangan kasih rate bintang 1 ya. kalo ngga suka, skip aja. Terimakasih 🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Akhirnya adam memutuskan untuk menjual si merah kepada Aisha. Meski ia sudah berjanji untuk memberikan pada Asha saat itu sayangnya kini justru si merah di miliki orang lain.
Lelaki dewasa itu saling bertukar pesan dengan Aisha. Gadis itu akan ke bengkelnya setelah pulang sekolah sore harinya.
Aisha terbangun dengen wajah yang bersinar. Nyatanya Adam membalas pesan bahwa ia setuju untuk memberikan si merah padanya.
Akhirnya apa yang menjadi keinginannya selama ini bisa terlaksana. Si merah sudah menemaninya mengukur jalan betapa liarnya pertandingan balap yang ilegal itu.
Gadis itu menoleh ke sekeliling. Ia tak menemukan suaminya di sampingnya. Tapi ia tak peduli, ia memilih menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Beberapa menit berlalu. Ia sudah mengenakan tank top dan celana leggingnya. Tak lupa ia mengenakan pasmina untuk menutup bahunya.
Masih terlalu pagi baginya mengenakan seragam sekolah. Aisha memilih menuju ke dapur di mana bibi sedang sibuk di dapur.
"Pagi non!", sapa bibi.
"Pagi bi!", sahut Aisha. Gadis itu membuka lemari es dan sedikit berjongkok mencari sesuatu yang bisa di makan.
Tanpa Aisha ketahui, seseorang menikmati keindahan tubuh Aisha yang masih fresh. Selain karena baru selesai mandi juga mungkin karena ia masih 'gadis'.
Sosok yang tak lain Adi itu terus memandangi Aisha yang sedang berbicara dengan bibi. Bahkan saat Aisha minum saja sudah terlihat sangat seksi di mata Adi.
Selama ini Adi tahu jika istri adik iparnya memang cantik sayangnya sangat tertutup. Tapi lihat sekarang? Bahkan ia bisa menikmati keindahan dan kecantikan Aisha, bukan hanya Fazal.
"Oh ya Bi, liat mas Fazal?", tanya Aisha. Ia butuh uang Fazal untuk membayar di merah. Fazal sendiri yang berjanji akan memberikan apa pun yang ia butuhkan, termasuk si merah meski harus merogoh gocek cukup dalam. Tapi bagi Fazal, uang segitu ngga ada artinya kan?
"Den Fazal ada di ruang gym, non!", jawab bibi.
"Oh ya? Di rumah ini ada ruang buat gym? Di mana?", tanya Aisha.
Bibi semakin yakin kalau menantu di rumah ini sedang lupa ingatan. Bagaimana bisa seorang Aisha tak tahu di mana ruang gim? Sedang selama ini Aisha lah yang membersihkannya.
"Di atas lewat tangga belakang ,non!", jawab bibi. Aisha pun mengangguk mengerti. Gadis itu meletakkan gelasnya lalu merapikan pasmina yang ia pakai menutupi bahu hingga melewati pahanya.
Adi keluar dari persembunyiannya karena pemandangan indahnya sudah tak ada di tempat itu.
"Den Adi!", sapa bibi.
"Buatkan saya teh, bi! Anterin ke teras samping!", ujar Adi.
"Baik, den!'', sahut bibi. Bibi heran, selama ini penghuni rumah ini jarang sekali bangun pagi. Apalagi si menantu yang bernama Adi ini.
Suasana rumah akan mulai hangat ketika jam menunjukkan pukul setengah enam hingga jam enam. Tapi pagi ini berbeda. Ada Fazal sudah nge-gym bahkan setelah subuh, Aisha yang memakai pakaian seperti itu yang sangat terbuka berbeda sekali dengan dulu juga Adi yang tiba-tiba meminta teh di pagi buta begini.
Langkah kaki Aisha tak terdengar oleh Fazal. Lelaki itu sedang berbaring dan mengangkat beban hingga tak menyadari kehadiran Aisha.
Aisha tertegun melihat Fazal yang sedang berolahraga itu. Lelaki tampan yang hanya mengenakan boxer itu berbaring dan tampak berkeringat di sekujur badannya.
Deheman kecil dari bibir Aisha membuat Fazal menghentikan olahraganya. Lelaki itu bangun dan mengambil handuk yang ada di dekatnya.
Aisha memalingkan wajahnya, tak mau melihat suaminya yang bisa di bilang telan**** padahal tidak sepenuhnya karena lelaki itu masih menutup aset pribadinya.
"Kamu mencari ku, Sha?", tanya Fazal yang kini berdiri di depan Aisha.
"Heum!", gumam Aisha tanpa menoleh pada Fazal.
Lelaki itu terus mengelap keringatnya tanpa malu di depan Aisha.
"Bang Adam jadi jual motornya."
Fazal menghentikan aktifitas mengelap keringatnya.
"Lalu?", tanya Fazal yang pindah posisi hingga Aisha melihat dirinya.
"Mas Fazal kemarin bilang kan, akan menuruti semua keinginan juga kebutuhan ku? Aku tagih janji mu!"
Fazal memutar bahu Aisha hingga keduanya benar-benar saling berhadapan.
"Iya, aku pastikan motor itu akan jadi milikmu!"
Aisha tersenyum tipis.
"Terima kasih!"
"Huum!", gumam Fazal. Karena apa yang akan Aisha sampaikan pada Fazal sudah terlaksana, gadis itu pun berbalik. Tapi Fazal menahan bahu kecil itu hingga Aisha kembali berhadapan dengan Fazal.
"Aku akan menuruti semua keinginan mu, kebutuhan mu Sha! Dan aku harap kamu bergantung pada ku!", kata Fazal sungguh-sungguh.
Fazal ingin memperbaiki pernikahannya dengan Aisha. Menjadikan Aisha istri satu-satunya juga ibu dari anak-anaknya.
Namun sepertinya Aisha masih belum bisa memaafkan dirinya apalagi membuka hati untuknya.
"Bergantung pada mu yang seperti apa? Bukankah saat ini memang aku bergantung pada mu Mas Fazal? Aku numpang makan, numpang tidur, numpang hidup di sini! Benar kan?", sarkas Aisha sambil tersenyum tipis.
Fazal menyelipkan rambut Aisha yang menjuntai ke telinganya. Aisha sempat tertegun. Apalagi posisi mereka saat ini cukup...hah!
Pasmina Aisha merosot hingga salah satu bahunya terbuka. Mati-matian Fazal menahan diri hingga ia memutuskan untuk berolahraga pagi agar bisa meredam nap** nya pada Aisha. Tapi justru gadis itu malah mendatanginya dengan penampilan yang membuat jiwa lelakinya panas.
"Tidak ada istri yang menumpang pada suaminya Aisha!"
Aisha berdehem kecil dan menyingkirkan tangan Fazal dari bahunya.
"Tidak hanya aku lelaki dewasa di rumah ini, Aisha! Jadi aku mohon, pakai pakaian yang tertutup seperti dulu. Cukup aku yang melihat mu seperti ini di dalam kamar!", kata Fazal pelan.
Aisha memalingkan wajahnya karena Fazal berbicara begitu dekat di depan wajahnya.
"Aku mau bersiap ke sekolah!", kata Aisha. Bisa saja ia memukul atau apa pun itu kepada Fazal. Tapi mau bagaimana juga, Fazal adalah suami sah Aisha. Sedang Aisha adalah pemilik tubuh yang dirinya singgahi.
Gadis itu kadang bingung dalam menentukan sikapnya.
Akhirnya Fazal melepaskan Aisha untuk bersiap ke sekolah. Fazal sendiri pun harus siap bekerja. Semakin lama posisi mereka berdua seperti itu, Fazal semakin sulit menahan has*** kelelakiannya.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Terimakasih 🙏🙏🙏🙏