Siapa sangka, niatnya ingin menenangkan diri di sebuah taman, karena stress terus di paksa sang ibu untuk segera menikah karena umurnya sudah tidak muda lagi. Di taman itu Kanaya malah bertemu gadis kecil yang sedang menangis.
Pertemuan itu malah awal menjadikan dirinya seorang ibu dari gadis kecil yang membutuhkan kasih sayang seorang ibu itu
Bagaimana selengkapnya yu langsung mampir saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Suryani iin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 19
Dengan senyum mengembang gadis kecil itu melangkahkan kakinya menuju kamar.
" Tunggu nona kecil " panggil bi ijah yang langsung menghentikan langkah gadis kecil itu dan memudarkan senyumannya yang ceria menjadi mode datar, karena mengira semua itu hanya bohong belaka.
" Nona kecil ko sedih, bibi cuma mau bilang kalau sekarang nona kecil bisa kembali sekolah, dan sekarang lebih baik cepat mandi dan bersiap agar tidak terlambat " kata bi Ijah lagi saat mendekati gadis kecil itu.
Mendengar kata mandi gadis kecil itu bukanya senang tapi malah kembali ketakutan.
" Tidak bi jangan bawa Flo ke kamar mandi, Flo takut dingin, jangan siram Flo hiks hiks hiks... Flo tidak tahan dingin jangan siram Flo hiks hiks hiks... " jerit gadis kecil itu lagi karena teringat yang biasa suster Reni lakukan, kalau memandikan Flo, bukan memandikan tapi menyiksa gadis kecil itu di kamar mandi.
Gadis kecil itu kembali mengamuk karena trauma dengan kamar mandi yang memberikan kenangan buruk padanya.
" Aduh bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan " kata bi ijah yang sangat bingung melihat nona kecil mereka kumat lagi.
Kemudian salah satu dari mereka langsung memanggil majikannya.
" Tuan, tuan Dirga bangun tuan... " tok tok tok... " panggil salah satu maid.
Tok tok tok...
" Tuan... " panggilnya lagi, dan akhirnya pintu kamar majikannya itu pun terbuka.
" Ada apa, kenapa ribut sekali pagi - pagi begini ?" tanya Dirga yang baru saja bangun tidur.
" Itu tuan, nona kecil mengamuk lagi. " kata maid itu.
" Apa, dimana kenapa putriku bisa mengamuk lagi " tanya Dirga yang sangat terkejut mendengarnya.
" Di dapur tuan, ayo tuan kami tidak bisa memenangkan. " kata maid itu yang langsung mengajak majikannya itu melihat nona kecil mereka.
Dengan langkah cepat Dirga mengikuti arah suara putrinya yang sedang mengamuk itu, sesampainya di sana ia sangat terkejut melihat putrinya berjongkok menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
" Jangan hiks hiks hiks... jangan bawa Flo ke kamar mandi, Flo tidak mau mandi hiks hiks hiks jangan siram Flo ampun hiks hiks hiks... " jerit gadis kecil itu terus dan tidak mendengarkan siapa pun yang berusaha menenangkannya.
" Sayang ini Papah nak, kamu kenapa sayang, jangan takut nak, disini ada papah " kata Dirga pelan berusaha untuk menenangkan putrinya itu.
" Jangan, hiks hiks hiks... jangan bawa Flo, Flo tidak mau mandi, jangan siram Flo jangan... " jerit Flo masih yang tidak mendengarkan siapa yang berbicara dengannya.
" Sayang, ini papah sayang, tenang sayang " kata Dirga lagi yang sangat bingung melihat putrinya yang seperti itu.
" Tidak jangan, jangan bawa Flo huuuuaaaaaa... jangan bawa Flo... jangan pukul Flo hiks hiks hiks jangan siram Flo.... hiks hiks hiks... " teriak Flo yang semakin menjadi.
Bertambah bingung lah mereka semua, mereka bergantian mencoba menenangkan gadis kecil itu, tapi bukannya tenang, malah gadis kecil itu semakin ketakutan dan mengamuk karena mendengar mereka yang bicara mencoba untuk menenangkannya.
Alhasil keributan itu, terdengar sampai ke kamar Flo, dan menggangu lelapnya tidur Naya.
" Eeeggghh, Ada apa sih ribut - ribut, kenapa pagi - pagi ribut sekali " gumam Naya sambil membuka matanya perlahan.
Setelah nyawanya terkumpul, dan Naya sudah sepenuhnya bangun tidur, ia baru menyadari dimana dirinya sekarang.
" Astaga, aku kesiangan, lho dimana Flo sekarang. " kata Naya yang bingung mencari keberadaan gadis kecil itu.
" Suara apa itu, kenapa berisik sekali di luar " gumam Naya yang langsung melangkahkan kakinya menuju keluar kamar.
Setelah keluar kamar, Naya langsung berjalan mengikuti suara arah keributan itu, dan ternyata suara itu berasal dari dapur.
Sesampainya di dapur, bertapa terkejutnya Naya yang kembali melihat keributan itu yang sekarang terjadi di dapur.