Tahun 4025, dunia hancur akibat ledakan laboratorium ilegal yang menyebarkan virus zombie. 5 tahun berjuang, Lin Zirong mempunyai kekuatan istimewa yaitu tumbuhan dan es dengan level 10, serta ruang angkasa istimewa.
Sayangnya Lin Zirong dikhianati oleh teman dan kekasihnya, ia dijadikan objek penelitian oleh ilmuwan dan pejabat rakus yang haus akan kekuatan luar biasanya.
Dalam keputusasaan dan amarah, ia menggunakan sisa kekuatannya untuk meledakkan laboratorium tersebut, menghancurkan semua orang di dalamnya. Dengan senyuman mengejek terakhir, ia menatap temannya yang panik sebelum segalanya berakhir dalam ledakan besar.
Namun, bukannya mati, Lin Zirong terbangun di tubuh seorang wanita muda, Yu Yuning, yang meninggal dikamar pernikahan, akibat diracun tepat setelah melakukan proses sakral pernikahan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penggeledahan Kediaman Keluarga Shen
Pagi itu, Yu Yuning terbangun dengan malas. Ia menguap sambil meregangkan tubuh, lalu menggerakkan lehernya yang sedikit kaku. Suasana ruangannya yang mewah terasa sunyi, tetapi ia tahu bahwa di luar, kediaman Shen Wei sedang dalam kekacauan besar.
Ia tersenyum kecil saat mengingat kejadian malam sebelumnya. Semua gudang telah ia kosongkan, dan kini, para penghuni kediaman Shen Wei pasti sedang kebingungan. Hari ini, ia akan memainkan perannya sebagai menantu.
Setelah mengenakan mantel bulu yang hangat, Yu Yuning berdiri di depan cermin. Ia menatap wajahnya dengan serius, mengubah ekspresi dinginnya menjadi kaget dan ketakutan. “Astaga, seolah-olah aku adalah domba kecil yang tersesat,” gumamnya sambil tertawa kecil.
Saat keluar dari kamarnya, Yu Yuning langsung berteriak dengan nada panik, membuat semua pelayan yang berlalu-lalang menoleh ke arahnya. “Astaga! Ada apa di kediaman ini? Apakah kediaman ini dirampok?” serunya dengan suara yang bergetar, langkahnya terhenti di tengah halaman utama.
Seperti yang ia duga, suasana di kediaman itu sangat sibuk. Para penjaga, pengawal, dan pelayan hilir-mudik tanpa arah. Beberapa membawa senjata, yang lain tampak sibuk mencari sesuatu. Seluruh kediaman tampak seperti sarang tawon yang berantakan.
“Nyonya, ada kekacauan di kediaman ini,” Mei Lan, pelayan pribadinya, berkata dengan napas tersengal setelah berlari menghampirinya. “Sebaiknya Nyonya masuk ke kamar lagi. Disini tidak aman.”
Namun sebelum Yu Yuning sempat merespons, Xu Kai, pengawal Shen Wei, muncul bersama beberapa pengawal lainnya, membawa Nyonya Shen, ibu Shen Wei, dan Shen Ning, adik perempuan Shen Wei, yang tampak bergegas menuju ke arahnya.
Semua pengawal mengelilingi mereka bertiga, melindungi mereka dari keramaian. Nyonya Shen tampak sangat cemas. Ia menggenggam tangan Yu Yuning dengan erat, memeriksanya dengan seksama. “Yu’er, kau tidak apa-apa? Kau terluka?” tanyanya penuh kekhawatiran.
Yu Yuning tersenyum tipis, lalu menggeleng. “Aku tidak apa-apa, Bu. Tapi… ada apa sebenarnya ini?” tanyanya, berpura-pura bingung dan panik.
“Rumah kita dirampok, Kakak Ipar!” Shen Ning memotong sebelum Nyonya Shen sempat menjawab. Gadis muda itu tampak ketakutan, tubuhnya sedikit gemetar.
“Dirampok?” Yu Yuning mengerutkan kening, memperlihatkan ekspresi terkejut. “Siapa yang berani merampok kediaman seorang jenderal perang? Ini tidak masuk akal!”
Nyonya Shen menghela napas panjang. “Ibu juga tidak tahu, Yu’er. Ini sangat mengerikan. Mereka bahkan berhasil masuk ke gudang dan mengambil semuanya…”
Shen Ning hanya bisa menggelengkan kepala, ekspresinya menunjukkan rasa tidak percaya.
“Nyonya Besar, Nyonya Muda, Nona Muda,” Xukai berkata dengan tegas. “Mohon masuk ke kamar. Di luar sangat berbahaya.”
Namun, sebelum ada yang sempat menjawab, sebuah teriakan melengking memecah keheningan.
“DARI MANA DATANGNYA PERAMPOK LUAR BIASA INI?! Bahkan selimut yang kupakai pun hilang tanpa ku sadari!”
Semua orang menoleh ke arah suara itu. Di sana berdiri seorang wanita paruh baya dengan wajah merah padam. Ia adalah Shen Hao, bibi Shen Wei. Bajunya kusut, rambutnya berantakan, dan ekspresinya penuh amarah.
Yu Yuning menatap Shen Hao dengan dingin dalam hati, meskipun wajahnya menunjukkan kepura-puraan cemas. Dalam ingatan masa depan Yu Yuning, Shen Hao adalah salah satu biang kehancuran keluarga Shen. Wanita itu, bersama keluarganya, selalu memanfaatkan kebaikan Shen Wei dan keluarganya.
Yu Yuning membayangkan masa depan yang pernah ia lihat. Dipenjara, Ibu Shen meninggal karena keluarga nya, Dalam pengasingan, Shen Wei yang terluka dan kehilangan kekuasaannya diperlakukan seperti sampah oleh keluarganya sendiri, hingga ia meninggal dalam perjalanan.
Shen Ning bahkan dijual kepada penjaga untuk mendapatkan sedikit makanan. Yu Yuning ingat betapa menyedihkannya akhir hidup Shen Ning, yang meninggal dengan cara mengenaskan setelah dipermalukan tanpa henti.
Yu Yuning asli tak kalah menderita, ia disuruh dan segala makanan yang ia miliki, di rebut oleh keluarga nya.
Namun, kali ini berbeda, pikir Yu Yuning. Aku adalah Lin Zirong, bukan Yu Yuning yang lemah dan tak berdaya. Aku memiliki kekuatan, pengetahuan masa depan, dan kemampuan untuk mengubah segalanya. Aku tidak akan membiarkan sejarah yang menyedihkan itu terulang.
“Siapa yang berani melakukan ini?! Aku tidak akan membiarkan mereka hidup!” Shen Hao terus berteriak, membuat pelayan-pelayan yang lewat menunduk ketakutan.
“Bibi, tenanglah,” Shen Ning mencoba menenangkan wanita itu. “Kita semua dirampok, bukan hanya Bibi. Kami juga kehilangan segalanya…”
Tiba-tiba, suara langkah kaki berat terdengar dari luar kediaman. Semua orang menoleh ke arah gerbang, dan seorang pria berseragam militer masuk dengan teriakan lantang.
“Saya, Komandan Go Sen, diperintahkan oleh kerajaan untuk menggeledah kediaman ini! Tidak ada yang boleh bergerak, siapa pun yang melawan akan dieksekusi di tempat!”
Tak berselang lama, suara gemuruh terdengar dari arah gerbang utama. Seruan keras menggema.
Puluhan prajurit bersenjata datang dengan persenjataan yang lengkap, tombak, pedang dan banyak lainnya berbaris rapi di halaman utama.
Yu Yuning, yang berdiri di samping Shen Ning, mengerutkan alisnya, lalu memandang lurus ke arah Go Sen. Dalam hati, dia berkata dengan nada mengejek, Akhirnya dia datang. Sialan, berlagak seperti raja sendiri.
Yu Yuning dalam pikirannya langsung berkomunikasi dengan Xixi, pohon roh yang berada di ruang angkasanya.
“Xixi, kosongkan semua barang di kediaman ini. Jangan biarkan satu pun barang tersisa, termasuk ranjang dan perabotan kecil sekalipun.”
[Siap, Nona!]
"Aku ingin tau, wajah orang ini mengetahui kediaman Shen tak ada satupun yang bisa diambil" ucap Yu Yuning dalam hati.
Go Sen masuk ke halaman utama dengan ratusan prajurit yang mengelilingi rumah Shen Wei. Ia memandang sekeliling dengan kening berkerut, merasa ada sesuatu yang aneh.
Go sen mengamati sekeliling halaman dengan ekspresi bingung. Dua hari yang lalu, ia menghadiri pernikahan Shen Wei di tempat ini. Kediaman ini tampak megah dan penuh dengan kemewahan. Tapi sekarang, semua harta benda hilang, meninggalkan kosong.
“Ini... bagaimana mungkin? Bukankah aku sudah mengawasi dari luar kediaman ini bersama banyak prajurit untuk memastikan siapa saja yang keluar atau masuk sejak malam pernikahan? Satu-satunya yang keluar dari tempat ini hanya Shen Wei kemarin pagi. Apakah dia tahu kediamannya akan digeledah? Tapi bagaimana mungkin dia bisa memindahkan semua ini dalam waktu singkat?” pikir Go Sen sambil menggigit bibirnya.
Ia lalu berteriak, “Prajurit! Periksa setiap sudut rumah ini! Cari ruang rahasia atau terowongan! Jangan tinggalkan satu pun celah, bahkan lubang semut sekalipun!”
Para prajurit langsung berpencar, memeriksa setiap ruangan di kediaman Shen. Mereka bahkan memeriksa dinding untuk memastikan tidak ada pintu rahasia atau ruang tersembunyi. Namun, semakin lama mereka mencari, semakin frustasi mereka karena tidak menemukan apa-apa.
Nyonya Shen yang berdiri dengan gemetar memegangi tangan Shen Ning. "Apa ini? Apa yang terjadi? Apa maksud dari semua ini?" tanyanya dengan suara bergetar, wajahnya pucat pasi.
“Tenang, Bu. Kita lihat dulu situasinya.” kata Yu Yuning dengan suara lembut, meski di dalam hatinya dia tertawa kecil. Lihat saja, sebentar lagi mereka akan mati gaya.
Shen Ning, yang berdiri di sisi lain ibunya, menundukkan kepala, terlihat jelas ia sangat ketakutan. “Kakak ipar, apa yang harus kita lakukan?” bisiknya pelan, air mata mulai menggenang di sudut matanya.
Yu Yuning memaksakan senyuman tipis. “Jangan khawatir. Semuanya akan baik-baik saja,” jawabnya sambil menepuk pundak Shen Ning.
Tiba-tiba, dari arah belakang, seorang pria paruh baya berlari ke halaman dengan wajah panik. “Apa yang terjadi di sini? Kenapa banyak prajurit di kediaman Jendral Shen Wei menggeledah kediaman ini?” tanyanya. Itu adalah Mu Ho, suami dari Shen Hao.
Go Sen melirik pria itu dengan jijik. “Diam kau! Jenderal? Dia bukan lagi jendral, dia seorang pemberontak. Raja sendiri yang memerintahkan kami untuk menyita seluruh barang di rumah ini!” katanya dengan suara keras, matanya menyala-nyala seperti api.
go sen merupakan bahan dari jendral Shen Wei sayangnya ia tak suka dengan Shen Wei. dia tak pernah mendapatkan prestasi naik jabatan lagi, namun sekarang ia bangga, sebentar lagi ia akan naik pangkat.
“Itu tidak mungkin!” seru Nyonya Shen, suaranya bergetar, antara marah dan tidak percaya. Matanya yang sembab memandang tajam ke arah Go Sen. “Keluarga Shen sudah setia kepada kerajaan selama beberapa generasi! Tidak mungkin anakku melakukan pengkhianatan seperti itu! Aku yakin ada yang menjebaknya! Raja pasti salah paham!” Air mata mulai mengalir di pipinya.
Go Sen mendengus, sudut bibirnya terangkat mencemooh. “Bukankah Anda tahu, nyonya? Semua bukti sudah ada. Raja sendiri yang memerintahkan ini. Jendral Shen Wei sekarang sudah bukan siapa-siapa lagi. Dia di penjara, hidup atau mati, saya tidak tahu. Jadi, tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan kediaman ini sampai Shen Wei mengakui kesalahannya.”
“TIDAK MUNGKIN!” suara Nyonya Shen memekik, tangannya gemetar, memegangi dadanya yang terasa sesak. “Anakku tidak mungkin berkhianat!”
Yu Yuning, yang berdiri di sampingnya, segera memegang lengannya dengan lembut, mencoba menenangkannya.
𝙙𝙞 𝙠𝙖𝙨𝙞𝙝 𝙠𝙤𝙥𝙞 𝙨𝙖𝙢𝙖 𝙠𝙪𝙚 𝙙𝙪𝙡𝙪 𝙗𝙞𝙖𝙧 𝙜𝙠 𝙣𝙜𝙖𝙣𝙩𝙪𝙠 /Smile/
semangat ya
x bosan.
Terhibur
Terima kasih kak, terus bersemangat yer..
makasih update nya 🙏🙏