Kesalahan satu malam yang mengubah hidup Hanum, dimana di malam itu seseorang datang dan merenggut kehormatan yang selama ini Hanum jaga. Steven Nicholas Dirgantara adalah lelaki yang telah memperkosa Hanum, Steven adalah aktor terkenal juga seorang pengusaha, keluarganya juga adalah keluarga paling kaya di kota ini. Hingga hari dimana Hanum mengandung anak dari Steven dan Hanum harus melahirkan anak itu karena bagi keluarganya dia adalah pewaris selanjutnya dari keluarga Dirgantara. Akan tetapi kejadian tidak terduga terjadi dimana Hanum mengalami keguguran hingga membuat keluarga Steven merasa kecewa dengan Hanum karena tidak bisa menjaga anak itu dengan baik.
Saat itu juga Hanum memutuskan untuk pergi dari kehidupan Steven di saat benih cinta mulai tubuh.
Bagaimana kelanjutan cerita nya, apakah Steven akan mencari Hanum atau membiarkan cinta itu pudar seiring berjalannya waktu simak terus kelanjutan ceritanya dalam novel Kesalahan Satu Malam..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikromatul Fasila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
Saat ini Hanum pun tengah bersiap untuk berangkat bekerja dan Hanum mendapatkan sift malam. Hanum tampak sudah rapi dan berpamitan kepada Ayu.
"Ayu, aku berangkat kerja dulu ya?"
"Hanum, kamu yakin mau berkerja?" tanya Ayu memastikan keadaan Hanum.
"Iya Ayu, lagian aku udah sembuh kok mungkin tadi pagi aku hanya masuk angin aja kok," jawab Hanum terlihat segar seperti tidak sakit.
"Baiklah kalau begitu, kamu hati-hati di jalan dan kalau ada apa-apa kamu kabari aku ya,"
"Iya Ayu, aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam."
Hanum berangkat bekerja dengan penuh semangat bahkan saat tiba di tempat kerjanya Hanum langsung melakukan pekerjaannya dengan baik.
Edward yang selalu ingin mengetahui tentang keadaan Hanum pun juga tinggal di tempat dimana Hanum bekerja karena Edward berfikir bahwa jika dia berada di dekat Hanum, Edward bisa mengetahui apa yang dia butuhkan dan Edward ingin membantu Hanum saat dia mengalami kesusahan makanya Edward memutuskan untuk tinggal di hotel tempat Hanum bekerja agar Edward bisa melihat Hanum dan mengetahui keadaan nya.
Hanum yang juga mengetahui bahwa Edward tinggal di hotel tempat dia bekerja sama sekali tidak keberatan apalagi selama ini Edward juga tidak pernah mengganggu dirinya lagi tapi terkadang saat bertatap muka Edward akan menyapa Hanum dan Hanum kembali menyapa Edward. sungguh saat ini Hanum sudah mulai berdamai dengan keadaan nya dan tidak lagi menyalahkan siapapun atas kejadian malam itu.
Saat ini Hanum berjalan untuk membuang sampah, tiba-tiba kepalanya terasa pusing, Hanum pun menghentikan langkahnya saat tubuhnya mulai tidak seimbang.
"Kenapa aku tiba-tiba merasa pusing," gumam Hanum sambil memegang kepalanya.
Edward yang baru saja pulang bekerja langsung kembali ke hotel untuk beristirahat. Ya, Edward sudah memesan kamar hotel itu selama 1 bulan. Edward yang melihat Hanum pun langsung menghampiri Hanum dan menyapanya.
"Hai Hanum," sapa Edward kepada Hanum yang saat ini tersenyum kepadanya.
"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu," kata Hanum sambil menahan rasa pusing di kepalanya.
"Tidak ada, aku hanya datang untuk menyapa kamu," kata Edward lalu saat melihat kearah wajah Hanum, Edward benar-benar terkejut karena tubuhnya berkeringat dingin.
"Hanum? Kamu kenapa? Kenapa tubuh kamu berkeringat seperti ini?" tanya Edward sambil memegang tangan Hanum.
"Aku juga tidak tau, Pak tapi tiba-tiba saja kepala saya terasa pusing," jawab Hanum dengan suara lemahnya.
Belum selesai Edward bertanya kenapa Hanum bisa pusing, Hanum sudah tidak sadarkan diri. Melihat Hanum yang sudah pingsan, Edward yang saat itu berada di dekat Hanum terlihat sangat panik.
"Hanum! Kamu kenapa?" teriak Edward sambil memukul pelan pipi Hanum agar dia bisa sadar.
Mendengar suara kegaduhan semua karyawan dan juga Feni mendatangi ke arah sumber suara dan betapa terkejutnya Feni saat melihat Hanum yang berada di lantai di pangku oleh Edward.
"Ada apa dengan Hanum? Kenapa dia bisa pingsan?" tanya Feni dengan ekspresi wajah panik.
"Aku juga tidak tau, sebaiknya kita cepat bawa dia kerumah sakit,"
"Baiklah. Ayo bawa dia ke rumah sakit." jawab Feni lalu membantu Edward memapah tubuh Hanum untuk masuk ke dalam mobil.
Setelah tiba di rumah sakit, Hanum pun langsung di tangani oleh Dokter dibantu oleh beberapa perawat. Sudah hampir satu jam Dokter dan juga perawat belum datang juga.
Ayu yang telah mendapatkan kabar dari Feni kalau Hanum jatuh pingsan tanpa berfikir panjang langsung berangkat ke rumah sakit untuk melihat keadaan Hanum.
"Fen, bagaimana keadaan Hanum?" tanya Ayu dengan raut wajah khawatir kepada Hanum.
" Dokter sedang memeriksanya di dalam, kita tunggu saja sebentar," jawab Feni berusaha menenangkan Ayu.
Ayu melihat kearah lelaki yang terlihat asing baginya, Ayu pun bertanya kepada Feni siapa lelaki yang berada di sampingnya itu.
"Fen, siapa lelaki itu? kenapa dia juga ikut menunggu kita di sini?" tanya Ayu sambil berbisik kepada Feni.
"Nama nya adalah Edward, dia adalah pelanggan setia di hotel kami bahkan dia juga sudah memesan salah satu kamar hotel untuk satu bulan ke depan dan sepertinya aku lihat Hanum dan juga Pak Edward terlihat saling kenal dan juga tadi Pak Edward lah yang membantu membawa Hanum ke rumah sakit," jawab Feni menjelaskan tentang siapa Edward sebenarnya.
Mendengar nama Edward, Ayu pun merasa bahwa Hanum pernah bercerita tentang Edward dan kini Ayu sudah ingat kalau Hanum pernah bercerita jika dia pernah bertemu dengan lelaki yang bernama Edward dan lelaki itu selalu bersikap baik padanya.
Ayu tampak melihat kearah Edward dengan tatapan penuh selidik, Atu takut jika Edward mendekati Hanum karena ada niat jahat.
"Jika di lihat dari penampilan nya, dia tidak terlihat seperti orang jahat tapi kenapa dia ingin mendekati Hanum? Apa yang dia rencanakan kepada Hanum?" gumam Ayu di dalam hatinya sambil menatap ke arah Edward.
Edward yang sejak tadi menyadari bahwa Ayu menatapnya membuat Edward sedikit gugup.
"Sial! Kenapa wanita itu terus menatapku? Apakah ada yang salah dengan wajah ku." ucap Edward di dalam hatinya dengan berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.
Tak lama setelah itu, pintu ruangan tempat dimana Hanum tengah di periksa pun terbuka. Ayu langsung berlari menuju ke arah perawat yang saat itu berada di ruangan Hanum.
"Sus, gimana keadaan teman saya? Apakah dia baik-baik saja?" tanya Ayu dengan tidak sabar melihat keadaan Hanum.
"Apakah kamu keluarganya dan dimana suaminya?" tanya kembali sang suster menanyakan tentang keluarga juga suami dari Hanum.
"Suami?" Ayu tampak terlihat bingung saat sang suster menanyakan suami dari Hanum.
"Iya suami dari pasien,"
"Tapi dia belum menikah Sus," jawab Ayu dengan raut wajah kebingungan.
"Belum menikah? Baiklah kalau begitu biarkan dokter yang menjelaskan tentang keadaan pasien kepada kalian, jadi pergilah ke ruangan dokter," ucap suster tersebut lalu kembali masuk ke dalam ruangan untuk memanggil dokter dan mengatakan bagaimana keadaan Hanum saat ini.
Setelah berada di ruangan sang dokter, Ayu, Feni dan juga Edward tampak menunggu hasil dari pemeriksaan Hanum.
"Dok, bagaimana keadaan Hanum? Apakah ada yang serius dengan penyakitnya?" tanya Ayu tidak sabar mengetahui apa sebenarnya penyakit dari Hanum.
"Sebenarnya tidak ada yang serius dengan penyakitnya," ucap sang Dokter dan tentu saja membuat semua orang yang berada di sana merasa lega mendengar nya.
"Hanya saja saat ini pasien sedang hamil," sambung sang dokter dan tentu saja membuat Ayu, Feni dan juga Edward yang mendengar kabar bahwa Hanum hamil terlihat sangat terkejut.
"Apa? Hamil?" ucap mereka bertiga dengan serentak merasa sangat terkejut dengan kabar kehamilan Hanum.