Seorang wanita bernama Arabella Gwenevieve berusia 22 tahun.. Hidupnya begitu kelam setelah dijual oleh kedua orang tuanya dan menikah dengan seorang pria yang dijodohkan dengannya.. Namun pernikahan tersebut hanya berlangsung selama beberapa bulan dan suaminya kembali mencampakkannya.. Hidupnya berubah setelah bertemu dengan seorang mafia yang sangat kejam dan di takuti di kota tersebut..
penasaran seperti apa kisahnya?
Ikuti Kisah nya terus.. jgn lupa like and vote sebanyak banyaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya genza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"apa kabar charles..? " sapa kaivan menatap charles.
Charles membalas tatapan kaivan dengan tatapan yang tajam melalui mata birunya itu. Dimata tersebut menampilkan begitu banyak kebencian.
"lumayan." jawab charles singkat namun sangat terkontrol.
"jawaban macam apa itu..? " ucap kaivan tertawa mengejek.
Kaivan melirik asistennya, seorang pria tegap dengan tubuh yang besar dan kekar dengan wajah tanpa ekspresi.. Asistennya tersebut langsung membuka sebuah tas kulit yang berisi chip permainan.
"pasti akan sangat menyenangkan jika bisa bermain bersama dengan charles aldridge malam ini.. " kata kaivan sambil meletakkan semua chip itu diatas meja.
Charles dan kaivan sudah lama menjadi sesuatu yang lebih dari sekedar persaingan antar mafia. Mereka bukan hanya sekedar dua penguasa wilayah yang berebut kekuasaan.. Mereka adalah musuh bebuyutan yang bermain penuh dengan tipu muslihat semenjak mereka bergabung ke dunia bawah.
"jadi kita main apa malam ini..? " tanya kaivan dengan nada santai, seolah olah persaingan antar mereka hanyalah ilusi.
"kurasa permainan apapun akan tetap membuatmu ingin bergabung bukan..? " ucap charles tenang.
"tentu saja" jawab kaivan dengan sedikit menyunggingkan senyum yang sulit diartikan.
Permainan pun di mulai.. Charles, kaivan, sahabat charles dan beberapa orang lainnya duduk mengelilingi meja. Selama permainan berlangsung, kaivan tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari charles.. Mereka saling menatap satu sama lain dari seberang meja. Tatapan charles penuh dengan kebencian dan dingin, sementara kaivan hanya bersikap seolah olah ia tak terpengaruh.
"bagaimana dengan gadis itu..? " ucap kaivan memulai percakapan setelah beberapa putaran. Nadanya penuh dengan maksud terselubung, membuat charles mengernyitkan keningnya.
"apa maksudmu.? " tanya charles menatap tajam kaivan.
"yang kemarin kau temukan di pesta.. Dia putri salah satu pejabat.. Kau Tak perlu khawatir.. Dia memang murahan.. Aku tau itu.. " jawab kaivan santai sambil memeriksa kartunya.
"aku tau kau meletakkan salah satu catur mu di wilayahku.. " ucap charles dengan rahang mengeras..
"hanya saja kau tidak tau dimana catur itu diletakkan, bukan begitu charles..? " ucap kaivan menyeringai. Mata biru charles menyipit menatap kaivan.
"aku akan menemukannya.. " ucap charles. Membuat kaivan menyeringai semakin lebar.
"oh tentu saja.. Dia sangat dekat denganmu. Begitu dekat sampai kau sendiri tidak menyadarinya.. " ucap kaivan memancing.
"akan ku b u n u h pria itu jika aku berhasil menemukannya" ucap charles tajam.
"siapa yang mengatakan jika caturku itu laki laki, charles..? " ucap kaivan mengerucutkan bibirnya.
mendengar hal itu, pikiran charles langsung tertuju kepada arabella gweneveive.. Sepertinya ia tak salah, ternyata benar arabella adalah mata mata yang dikirim untuknya.
"sialan..! " umpat charles.
setelah keluar dari tempat tersebut, charles segera menghubungi anak buahnya.
"jangan biarkan gadis itu pergi.. Aku harus menginterogasinya dengan benar kali ini..! " perintah charles pada anak buahnya.
Arabella berdiri memandang keluar apartement charles yang megah. Arabella melihat pemandangan kota dengan gedung gedung yang tinggi, lampu lampu yang berkerlap kerlip. Dan suara mobil yang menderu di jalan raya. Biasanya itu akan membuat arabella tenang, namun tidak kali ini.. Ia merasa semuanya terasa kosong. Seolah olah keindahan diluar sana hanya jadi pengingat betapa ia tak bisa menikmatinya.
Arabella merasa bosan, meskipun ia tinggal apartement charles yang mewah namun ia merasa terkurung.. Tak ada yang bisa ia kerjakan selain pergi diam diam untuk bekerja.
"ya tuhan...! Aku tidak tau harus bagaimana lagi.. Aku tidak bisa kembali ke kosan cessia ataupun pulang ke rumah.. Para penagih hutang itu pasti akan menangkapku.. Aku hanya bisa bersembunyi disini.. " gumam arabella.
Arabella meraih ponselnya, ia mencoba untuk menghubungi cessia sahabatnya.
Tut.. tut...
"hallo.." jawab cessia dari seberang sana.
"hallo.. Maria.. Bisakah kamu datang dan membawakan pakaian ku?? " ucap arabella
"kirimkan alamatmu cantik.. Aku akan segera datang.. " kata cessia.
"maaf.. Tapi aku tidak bisa membawamu ke apartemen.. kau tau tempat ini milik orang lain bukan, jadi aku tidak bisa membawa seseorang untuk masuk kesini.. " jelas arabella dengan sedikit tak enak.
"i know honey.. Kita akan bertemu di depan saja.. Bagaimana jika nanti kita sekalian cari makanan yang enak..? " ucap cessia memberi ide.
"baiklah.. " jawab arabella.. Lalu mereka memutuskan panggilan.
Arabella menghembuskan nafasnya panjang.. Sudah tiga hari ia berada di apartemen milik charles. Ia merasa sangat asing.. Arabella melihat dirinya di depan cermin, wajahnya terlihat agak pucat karena beberapa hari ini ia tak bisa tidur dengan nyenyak, bahkan terdapat lingkaran hitam dibawah matanya.
"kacau sekali hidupmu arabella.. Salah siapa itu?? Tentu saja salah mu sendiri..! " ucap arabella pada dirinya di depan cermin.
Pikiran tentang para penagih hutang kembali menghantuinya.. Mereka adalah bayang bayang gelap dari masa lalunya yang ceroboh..
Semua itu karena ayah dan ibunya.. Edward gweneveive dan cetlin gweneveive.. Berawal dari ayahnya yang berhutang dengan menggunakan nama ibunya, lalu ia kabur entah kemana.. Beberapa bulan setelah itu ibunya terpaksa meminjam uang kepada sekelompok gangster untuk menutupi hutang ayahnya dalam jumlah yang besar, dan sebagai arabella dijadikan sebagai jaminan jika ia melarikan diri. Dan benar saja..sekarang Arabella yang menanggung teror itu.
"kau pasti sekarang hidup bahagia mom.. Kenapa kau sangat tega melakukan itu padaku..? " gumam arabella.
Arabella sudah berusaha untuk membayar hutang hutang tersebut.. dalam beberapa bulan ia berhasil membayar sekitar tujuh puluh ribu dollar meskipun ia harus menjual sepetak tanah yang ditinggalkan neneknya, mobil mobil tua, dan juga uang tabungan hidup arabella sendiri.
Jika saja ibunya mengetahui semua uang yang ia miliki, mungkin semua nya sudah dirampas dari dulu.. syukurnya arabella cukup cerdik dan bisa menyimpan semua itu, walaupun pada akhirnya semua nya habis tak bersisa karena membayar hutang hutang yang ditinggalkan ibunya tersebut, dan tidak bisa membantu banyak untuk saat ini.
Beberapa jam kemudian, arabella keluar dari kamarnya dan turun ke lobby untuk menunggu cessia. Udara malam yang begitu dingin terasa menyejukkan setelah beberapa hari ia terperangkap di dalam kamar kecuali saat bekerja.
Arabella berdiri di dekat pintu masuk dan memeluk erat erat jaketnya sambil sesekali melihat ke arah jalan.
Tak lama kemudian akhirnya cessia muncul dengan senyum lebar di wajahnya, ia membawa sebuah tas besar yang berisi pakaian arabella.
"arabella..! " seru cessia mengulurkan tangannya memeluk arabella.
"kau terlihat lebih kurus.. Apa kau tidak makan?? " tanya cessia melihat badan arabella. Arabella hanya tersenyum tipis.
"aku makan.. Tapi tidak banyak pilihan menunya disini.. Lagipula aku terlalu stress untuk banyak memakan sesuatu.. " ucap arabella membuat cessia memutar bola matanya.
"kau itu harus lebih sayang pada dirimu sendiri.. " omel cessia..
"sudahlah. Ayo kita pergi makan malam.. Aku tau tempat sushi enak di dekat sini..!! " ajak cessia.
HAPPY READING♥
Jangan Lupa Like, Komen, Subscribe sayangku♥