NovelToon NovelToon
Airin & Assandi

Airin & Assandi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: DewiNurma28

Airin dan Assandi adalah pasangan suami istri muda yang dijodohkan oleh kakek Assandi. Namun Assandi sangat tidak suka dengan perjodohan ini. Dia merasa ini adalah paksaan untuk hidupnya, bahkan bisa bersikap dingin dan Kasar kepada Airin.

Tetapi Airin tetap sabar dan setia mendampingi Assandi karena dia sudah berjanji kepada kakek Assandi untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka. Hingga suatu hari ungkapan kenyataan pahit dan kejadian yang tidak terduga memisahkan mereka begitu lama.

Akankah rumah tangga mereka bisa bertahan selamanya? Ataukah hubungan mereka putus begitu saja setelah ada kejadian itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DewiNurma28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Merasa Hina

Airin mengerjapkan matanya berulang kali. Dia mengamati seluruh ruangan yang dia tempati.

"Kok bukan seperti kamar penginapanku ya." Gumamnya.

Airin mencoba bangun, dia merintih merasakan sakit di bagian bawahnya. Tepatnya di area kewanitaannya.

Airin membuka selimut yang menutupinya. Betapa terkejut dirinya melihat tubuh indahnya tanpa sehelai benangpun.

Napasnya memburu dan pikirannya yang baru sadar bertanya-tanya mengenai apa yang terjadi dengannya.

Airin turun dari ranjang, dia melihat ada darah keperawanannya mengotori sprei kasur.

Air matanya menangis melihat semua itu. Tangannya menepuk-nepuk wajahnya untuk memastikan ini adalah mimpi atau tidak.

"Nggak, ini nggak mungkin terjadi." Gumamnya panik.

Airin memunguti pakaiannya dan masuk ke dalam kamar mandi, dia membasahi tubuhnya dan menangis di sana.

"Hiks, hiks, hiks." Isak Airin.

Dia meratapi nasibnya yang sudah hina ini. Dirinya sudah mengkhianati pernikahannya dengan Assandi.

Bahkan harga diri yang dia jaga bertahun-tahun hanya untuk suaminya, sekarang lenyap sudah dalam sekejap direnggut oleh laki-laki lain yang tidak dia kenali sama sekali.

"Aku harus bagaimana ini, hiks, hiks."

"Aku sudah mengkhianati Mas Sandi dan keluarganya. Hiks, hiks."

Airin masih terisak semakin kencang karena bingung harus berbuat apa jika bertemu dengan Assandi dan keluarga besarnya.

Apalagi saat nanti dia bertemu dengan Leo, kakek Assandi yang sudah baik sekali dengannya.

"Maafkan aku mas, hiks, hiks."

"Aku sudah tidak bisa melindungi harga diriku sendiri. Aku tidak bisa menjaganya untuk dirimu, hiks, hiks." Sambungnya masih terisak.

Airin mencoba berdiri meski keadaan tubuhnya sangat lemah dan hancur lebur hatinya.

Dia berjalan pelan keluar kamar mandi. Melihat keadaan kamar yang berantakan dan terdapat bercak merah keperawanannya.

Air mata Airin turun lagi saat mencoba mengingat kejadian hina itu.

Dia dengan tegar membersihkan kamar itu karena memang sudah pekerjaannya.

Mata Airin melirik jam tangan yang ada di meja dekat ranjang. Dia mengambil jam itu beserta uang dan kartu nama disana.

"Romi Harsya Elwidson?" Ucapnya saat membaca kartu nama tersebut.

"Apakah dia yang melakukan ini padaku?" Sambungnya.

Airin mencoba mengingat wajah laki-laki yang menidurinya. Karena saat kejadian itu terjadi, pikiran Airin melayang membayangkan diri Assandi yang berada disana.

"Siapa dia? Kenapa dia berani sekali menyentuhku? Kenapa dia sangat tega melakukannya? Hiks, hiks."

Dengan keadaan yang masih terpukul. Airin mendorong keranjang kotor yang dia pakai untuk bekerja menuju keluar kamar.

Dia juga tidak lupa menyimpan identitas laki-laki yang berani menidurinya.

Airin berjalan lemah menuju ruang ganti. Disana dia melihat Davi yang menangis belum pulang ke rumah.

Airin menatap Davi dengan nanar, dia berjalan menghampirinya.

"Davi? Ada apa denganmu?" Tanya Airin penasaran.

Davi menoleh menatap wajah Airin yang lelah dan mata habis menangis.

Dia bangkit kemudian memeluk erat tubuh Airin. Menangis sesenggukan disana menyesali perbuatannya.

"Ada apa Vi?"

Tangan Airin terulur mengusap lembut kepala Davi. Meski dia juga merasa terpukul akan kejadian yang menimpanya.

Tetapi dia juga tidak tega jika melihat orang lain menangis sedih. Apalagi itu adalah orang terdekatnya.

"Maafkan aku Rin, maafkan aku, hiks, hiks." Ucap Davi sedih.

"Maaf kenapa Vi?"

Davi melepas pelukannya menatap Airin, "A-aku, aku telah menjadi orang jahat, hiks, hiks."

"Jahat kepada siapa?"

Davi menatap wajah Airin yang begitu polos. Dia melihat aura tulus di dalam tubuh perempuan itu.

Tapi, dia juga tidak bisa mengungkapkan yang sebenarnya. Karena teringat ancaman dari Noona yang akan mengusir adiknya dari panti.

Davi bingung harus berbuat apa jika dihadapan Airin. Seperti sekarang dia menatap mata Airin saja tidak tega dan merasa bersalah.

"Tidak Rin, aku hanya merasa jahat saja dengan semua orang. Karena aku merasa egois dengan sikapku." Jelas Davi berbohong.

Airin memejamkan matanya sejenak, dia mengatur perasaannya yang sedang kacau.

Agar Davi tidak mencurigainya dengan keadaannya sekarang.

"Vi, jangan selalu menyalahkan dirimu terus ya. Jadilah orang yang baik kepada semua orang. Agar orang itu bisa mempercayaimu dan baik kepadamu juga." Jelas Airin.

Perkataan Airin itu membuat Davi tertampar karena perbuatan jahatnya tadi siang.

Meski itu bukan murni ide darinya, tapi bagi Davi itu tetap kejahatan yang dia berikan kepada Airin.

"Em, Vi. Aku pulang dulu ya. Sudah malam juga." Pamit Airin.

Dia ingin menyendiri sementara waktu untuk menenangkan dirinya.

Davi mengeryit bingung, "Kamu lembur hari ini? Kenapa baru keluar?"

Airin menunduk sedih, "Iya, aku lembur. Maaf ya, aku capek sekali. Aku harus segera pulang dan istirahat." Bohongnya.

Davi mengangguk mengerti, "Baiklah, kamu pulanglah dan istirahat. Agar besok tetap fit."

Airin mengangguk kemudian berbalik meninggalkan Davi.

Dia berjalan melamun menyusuri trotoar. Pikirannya belum hilang dengan kejadian di kamar hotel tadi.

Dirinya sangat hancur, sehancur-hancurnya karena hubungan kotornya dengan laki-laki lain.

Air matanya masih menetes membasahi pipinya. Dia tidak bisa menahan rasa hina ini. Dia takut jika hal yang dia takuti terjadi kemudian hari.

"Aku harus bagaimana ini? Aku harus berbuat apa selanjutnya?" Gumamnya sedih.

Dia sudah memasuki kamar penginapannya. Berjalan duduk di bawah ranjang menangisi kejadian yang menimpanya.

"Aku sudah hina, aku sudah benar-benar rendah sekarang. Tidak ada harga diri yang bisa aku pertahankan lagi, hiks."

"Harga diriku sudah hilang, sudah terampas dengan orang yang tidak aku kenal, hiks, hiks." Sambung Airin yang masih menangis.

Kepalanya terasa pusing akibat menangis tidak berhenti. Dia merasa tubuhnya sangat sakit tidak seperti biasanya.

Dia kemudian berdiri naik ke atas ranjang, merebahkan dirinya disana. Menatap langit-langit atap penginapan yang sudah gelap karena pencahayaan yang kurang.

Airin mencoba memejamkan matanya, tetapi tidak bisa. Jika dia terpejam, bayangan kenikmatan yang dia lakukan dengan orang lain tadi muncul dalam benaknya.

Dia tidak ingin mengingatnya lagi, dirinya akan berusaha mencoba melupakannya dan menghilangkan kejadian tadi dari ingatannya selamanya.

Tapi, dirinya teringat dengan kartu nama, jam tangan pria dan uang sepuluh ribu euro yang dia bawa.

Airin bangkit mengambil tasnya yang sudah buluk itu. Dia mengambil barang yang dibawanya dari kamar hotel tadi.

Airin mengusap kartu nama itu, dia juga menatap nanar jam tangan yang terlihat mewah. Dia tahu jika merk jam tangan itu tidaklah murah.

Itu adalah jam tangan unlimited edition dan hanya ada di beberapa negara saja.

Dia beralih menatap uang kertas euro sebanyak itu. Matanya beralih menatap kartu nama lagi.

"Siapakah dia? Kenapa memberiku uang sebanyak ini? Bahkan jam tangannya seperti milik orang kaya raya." Gumam Airin.

Dia mengusap air matanya, meletakkan kembali barang-barang itu di atas mejanya.

Dirinya sangat lelah, dia ingin istirahat melupakan kejadian buruk tadi.

Dia ingin besok bisa kembali kerja seperti semula tanpa memikirkan itu lagi.

Airin tidak ingin kejadian tadi membuat dirinya semakin terpuruk. Yang terpenting pikiran buruk kedepannya tidak akan terjadi kepada hidupnya.

1
DewiNurma28
Sudah di up, ditunggu ya karena baru aku upload.
Mong Imach
kapan up lagi thour udah gk sabar nunggu kelanjutan nya
DewiNurma28
siappp kak, terima kasih supportnya 🥰
DewiNurma28
Coba di Refresh kak.
xiao xiao bai
sumpah thorr aku baca dari awal sampai saat ini nyesek pokoknya lanjut lagi thorr dan tetap semangat update nya
DewiNurma28: Authornya juga nyesek pas ngetik 😭

terima kasih supportnya kak, ditunggu bab selanjutnya ya 🥰😍
total 1 replies
Marifatul Marifatul
😭😭😭
risa Muawenah
lanjut thorr
DewiNurma28: siapp, ditunggu updatenya ya.

Terima kasih sudah menyukai karyaku 😍🥰
total 1 replies
DewiNurma28
Karya yang sangat luar biasa.
Kisah cinta yang cuek tetapi sebenarnya dia sangat perhatian.
Alurnya juga mudah dipahami, semua kata dan kalimat di cerita ini ringan untuk dibaca.
Keren pokoknya.

The Best 👍
Elain
Terima kasih penulis, masterpiece!
DewiNurma28: Terima kasih kak 🙏 ditunggu part selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!