NovelToon NovelToon
Kebangkitan Raja Dunia Bawah

Kebangkitan Raja Dunia Bawah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Epik Petualangan / Dunia Masa Depan
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: asep sigma

Kael Draxon, penguasa dunia bawah yang ditakuti dan dihormati pada masa nya. Namun, di puncak kekuasaan nya, Kael Draxon di khianati oleh teman kepercayaan nya sendiri, Lucien.
Di ujung kematian nya, Kael bersumpah akan kembali untuk balas dendam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asep sigma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Konferensi Pers

Ronan duduk di kursi besar di ruangannya, menahan amarah yang hampir meledak. Pikirannya berkecamuk, mencoba mencari tahu siapa yang cukup nekat untuk melakukan hal ini. Apakah benar ini ulah Zayne dan kelompoknya?

Ia mengingat siaran berita pagi tadi. Video itu… berasal dari ruangannya sendiri.

Tatapan Ronan menyapu sekeliling ruangan, mencari petunjuk. Langkahnya terhenti pada sebuah pot bunga yang diletakkan di sudut. Sesuatu terasa aneh. Ia ingat dengan jelas, beberapa hari yang lalu ada paket yang datang—sebuah hadiah dari seorang "pengagum".

Ronan berjalan mendekati pot itu dan meneliti lebih dekat. Matanya menyipit saat ia melihat ada sesuatu yang tersembunyi di antara dedaunan. Dengan cepat, ia meraih benda kecil yang terselip di dalam tanah—sebuah kamera pengintai.

Brakk!

Dengan geram, Ronan melempar pot itu hingga pecah berantakan di lantai. Kamera itu ikut jatuh, tetapi Ronan tak puas. Ia menginjaknya beberapa kali hingga lensa dan rangka kecilnya remuk tak berbentuk.

"Brengsek! Mereka mempermainkanku!"

Tangannya mengepal, rahangnya mengeras. Ia sudah menduga bahwa seseorang telah menyusup, tetapi fakta bahwa mereka bisa menaruh kamera di ruangannya sendiri membuat amarahnya semakin membara.

Namun, sebelum sempat berpikir lebih jauh, ponselnya bergetar. Nama Lukas tertera di layar.

"Tuan, persiapan konferensi pers sudah siap. Wartawan dan media telah berkumpul di aula."

Ronan menarik napas dalam-dalam, mencoba meredam amarahnya. Ini bukan saatnya kehilangan kendali. Ia harus tetap terlihat berwibawa.

"Baik. Aku akan segera turun."

Ronan merapikan jasnya, lalu berjalan keluar dari ruangan dengan langkah tegap.

...----------------...

Aula besar di gedung pusat Cobra Zone dipenuhi oleh ratusan wartawan dari berbagai media. Mereka duduk dengan kamera siap di tangan, beberapa sibuk mencatat di buku mereka. Ada rasa antusiasme sekaligus ketegangan di udara—semua orang ingin tahu bagaimana tanggapan Ronan Lucien terhadap skandal yang baru saja mengguncang kota.

Tak lama kemudian, Ronan memasuki aula.

Sorotan kamera langsung mengarah padanya, suara bisikan memenuhi ruangan. Dengan wajah tenang dan ekspresi penuh percaya diri, ia berjalan menuju podium. Lukas berdiri di samping, memastikan segala sesuatu berjalan sesuai rencana.

Ronan menyesuaikan mikrofon dan menatap ke arah hadirin.

"Terima kasih telah datang. Saya ingin langsung meluruskan kesalahpahaman yang terjadi pagi ini."

Suara Ronan terdengar stabil, penuh keyakinan.

"Video yang beredar adalah hasil rekayasa. Itu adalah upaya kotor dari pihak yang ingin menjatuhkan saya dan perusahaan ini."

Beberapa wartawan mulai mencatat, sementara yang lain mengangkat kamera untuk merekam setiap kata yang keluar dari mulutnya.

"Cobra Zone dan Lothar Industries selalu berkomitmen untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Tuduhan bahwa kami mengembangkan teknologi untuk mengontrol manusia adalah fitnah keji yang tidak berdasar."

Ia berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya meresap.

"Kami sedang melakukan investigasi untuk menemukan dalang di balik penyebaran berita palsu ini. Saya pastikan bahwa tindakan hukum akan segera kami ambil terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab."

Tiba-tiba, seorang wartawan mengangkat tangan.

"Tuan Ronan, beberapa ahli telah menganalisis video tersebut dan mengatakan bahwa tidak ada tanda-tanda manipulasi digital. Bagaimana Anda menjelaskan itu?"

Mata Ronan menajam. Ini pertanyaan yang sulit, tetapi ia sudah menyiapkan jawabannya.

"Kami juga telah melakukan analisis mendalam. Video tersebut mungkin dihasilkan melalui teknik deepfake atau metode lain yang semakin canggih. Saat ini, tim forensik digital kami sedang menelusuri asal-usul video tersebut."

Seorang wartawan lain berbicara.

"Apakah Anda mencurigai seseorang sebagai dalang di balik ini?"

Ronan tersenyum tipis.

"Saya tidak akan berspekulasi. Tetapi saya yakin, ini adalah perbuatan pihak yang iri dengan kesuksesan kami."

Beberapa wartawan masih mencoba mengajukan pertanyaan lain, tetapi Lukas segera melangkah ke depan.

"Terima kasih atas kehadiran kalian. Konferensi pers berakhir sampai di sini."

Para wartawan mulai bersuara riuh, beberapa kecewa karena masih ingin menggali lebih dalam. Namun, penjaga keamanan segera mengarahkan mereka keluar ruangan.

-----

Lukas berjalan keluar lebih dulu. Begitu tiba di koridor, ia mengeluarkan ponselnya dan membuka media sosial. Seperti yang ia duga, berita tentang konferensi pers sudah menyebar luas.

Di balik ketegangan situasi ini, Lukas tidak bisa menahan senyum kecil.

"Zayne… sepertinya kau benar-benar serius. Tapi ini baru permulaan."

Sambil memasukkan kembali ponselnya ke saku, ia melangkah pergi, pikirannya penuh dengan rencana-rencana lain.

...----------------...

Di dalam ruang tamu mansion, suasana tegang menyelimuti Zayne dan kelompoknya. TV layar besar menampilkan siaran langsung konferensi pers Cobra Zone. Ronan Lucien tampak begitu tenang, berbicara dengan percaya diri di hadapan para wartawan.

Edgar, yang duduk di sofa sambil menyilangkan tangan, mendengus sinis.

"Heh, mereka cukup cepat tanggap. Si Ronan ini jago juga dalam berakting."

Iris, yang duduk bersila di lantai dengan laptop di pangkuannya, masih terus memantau reaksi publik di media sosial. Elira yang duduk di sampingnya tampak sedikit cemas.

"Berarti tindakan kita sia-sia dong?" tanyanya dengan nada kecewa.

Sebelum ada yang menjawab, Dante—yang sejak tadi berdiri bersandar di dinding dengan tangan di saku—tersenyum tipis.

"Tidak, sebaliknya. Ini malah menjadi pukulan besar bagi mereka."

Elira mengerutkan kening.

"Maksudnya?"

Dante melangkah ke depan, menatap layar TV yang kini menampilkan cuplikan ulang video skandal Nexus Core.

"Dengan tersebarnya video ini, mereka pasti akan menunda peluncuran Nexus Core. Kalau mereka tetap memaksakan peluncuran setelah adanya skandal ini, maka mereka akan memperkuat keyakinan publik bahwa video tersebut memang benar."

Elira terdiam, lalu mengangguk paham.

"Jadi ini semacam perang psikologis?" tanya Edgar.

Dante mengangguk.

"Betul. Kita menyerang mereka dengan opini publik. Cobra Zone mungkin punya kekuasaan, tapi mereka masih membutuhkan citra yang baik untuk menjalankan bisnisnya."

Iris terkikik sambil mengetik sesuatu di laptopnya.

"Dan media sosial sekarang sedang meledak. Banyak yang mulai curiga kalau Cobra Zone memang punya agenda tersembunyi."

Zayne, yang sejak tadi hanya memperhatikan, akhirnya angkat bicara.

"Ini baru permulaan. Cobra Zone akan merespons dengan lebih agresif. Kita harus bersiap."

Semua orang di ruangan itu mengangguk.

---

Di sebuah toko kecil di sudut Kota Lumina, Lyra menatap layar TV yang tergantung di dinding tokonya. Tangannya yang sedang menyusun barang di rak terhenti.

Matanya menyipit, memperhatikan Ronan Lucien yang sedang berpidato dengan penuh keyakinan.

"Dasar ular licik..." gumamnya pelan.

Sebagai seseorang yang sudah lama hidup di dunia bawah, Lyra tahu betul bahwa kebusukan Cobra Zone bukan sekadar rumor. Namun, video yang tersebar itu...

"Mereka benar-benar berencana mengontrol manusia?"

Tangan Lyra mengepal. Ini lebih parah dari yang ia bayangkan.

---

Di berbagai sudut kota, terutama di lingkungan kumuh dan gang-gang gelap, percakapan tentang video skandal Nexus Core menjadi topik utama.

Di sebuah bar bawah tanah, sekelompok pria bertato duduk mengelilingi meja, membicarakan video yang baru saja mereka lihat.

"Jadi Cobra Zone, mereka benar-benar ingin jadi penguasa?" kata salah satu dari mereka sambil meneguk birnya.

"Tch, kita semua tahu mereka busuk, tapi ini... ini gila." sahut yang lain.

Seorang pria berambut cepak menyandarkan punggungnya ke kursi dan mendecak.

"Dan lihat ini..." Ia menunjukkan layar ponselnya, di mana sebuah forum gelap membahas tentang kelompok yang menyebarkan video tersebut.

"Ada seseorang yang berani menantang Cobra Zone."

Suasana di bar mendadak hening. Mereka saling berpandangan.

Salah satu dari mereka menyeringai.

"Kalau mereka melawan Cobra Zone... mungkin sudah saatnya kita juga bergerak."

Di berbagai sudut Kota Lumina, mereka yang selama ini tertindas oleh kekuasaan Cobra Zone mulai melihat secercah harapan.

Sebuah perlawanan telah dimulai.

1
Mia Sagitarius
penghianatan!!
Song Min: makasih, udh mampir kak
total 1 replies
Gamaken
Semangat kak upnya!
Song Min: thank u lek
total 1 replies
Chị google là em
Keren banget sih!
Song Min: thanks kak, pantengin kelanjutannya ya/Smirk/
total 1 replies
y0urdr3amb0y
Bahasanya mudah dipahami dan dialognya bikin aku merasa ikut dalam ceritanya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!