Aira Si Gadis Dingin

Brian keluar dari ruang rawat Aleta, dia penasaran dengan orang yang di telpon oleh Aira tadi, dia sedikit kesal ada cowok lain yang menelpon Aira, entahlah setan apa yang sedang merasukinya, kenapa dia marah saat Aira di telpon oleh orang lain.

Brian mengikuti Aira yang berjalan santai di depannya, "Gadis ini kenapa bisa membuat aku ingin mengikutinya!" Brian bertanya tanya dengan hatinya sendiri,

Aira yang cuek, tidak menyadari ada seseorang yang mengikutinya dari tadi, dia malah fokus dengan kerumunan para wanita di depan sana, tapi beda jauh dengan raut para lelaki yang sedikit kesal melihat kerumunan tersebut,

Aira yang penasaran, langsung menerobos masuk kedalam kerumunan tersebut, walau dengan sedikit susah, tapi dia bisa sampai ke hadapan seseorang yang di kerumuni oleh para wanita tersebut,

"Hai... Sayang maaf, aku terlambat menemui mu di dalam, apa kata dokter?! apakah bayi kita sehat sehat saja?!" Ucap Tommy dengan mimik di buat merasa bersalah,

Aira langsung melotot, "apa katanya bayi?! kapan bikinnya coba!" dasar ceo aneh Aira menggerutu sebal, dengan ucapan Tommy, abang angkat gesrek nya itu,

"Jangan marah sayang?! bukan niat ku untuk datang terlambat, kau tak melihat aku di kerubungi lalat ijo?!" sungut Tommy, masih melanjutkan dramanya, tapi di dalam hatinya ada kesel dan ada ingin tertawa kencang melihat wajah kesal Aira,

"Huuhh.... Ternyata dia sudah punya istri!" ucap salah seorang wanita di sana dengan dandanan menor,

"Ah, tapi aku mau kok jadi yang ke dua, kalau laki lakinya setampan ini!" ucap yang satu lagi,

"Bang! aku mau jadi teman ranjangmu!" ucap yang lainnya,

"Setelah istrimu lahiran kamu akan puasa tiga bulan bang! biar aku yang melayanimu!" ucap yang lain,

Tommy merasa jijik sendiri dengan kelakuan perempuan kurang ahlak tersebut, "Ya ampun, amit amit! jangan sampai gue dapat cewek kayak gini, gue lebih rela menikah dengan gadis kulkas di depan gue ini, dari pada bersama salah satu dari mereka!" Tommy merasa geli sendiri,

"Aira yang tadi ingin mengomel, yang ada sekarang dia ingin tertawa kencang, melihat wajah Tommy yang memelas minta bantuan,

"Pliisss... Tolong bantu abang, sirat mata Tommy melihat Aira,

Terpaksa Aira mengikuti drama yang Tommy, buat,

"Iya tidak apa apa, yang penting kau sudah datang menjemputku, anak kita baik baik saja, dia kembar?!" ucap Aira dengan tampang polosnya,

"Benarkah?! aku sungguh bahagia istriku, kau wanita sempurna yang tuhan berikan dalam hidupku, percayalah aku sangat mencintaimu, aku tak akan tergoda dengan cabe cabean, atau lalat pengganggu seperti mereka, melirik para wanita yang masih setia di depan sana,

"huuh... laki laki sok tampan!", sungut seorang wanita,

"Sombong sekali kau!" ucap yang satu lagi,

"Sok alim loe!!" ucap yang lain,

"Di kasih yang enak dengan gratis malah nolak!" ucap yang satu lagi, menghentakkan kakinya ke tanah dan langsung pergi,

"Sok Alim loe, yuk bubar!" kesel satu orang yang dandanan menor bak badut di taman bermain,

Setelah semua pergi, Tommy menarik nafas lega,

"Dasar perempuan sundel bolong!" kesel Tommy,

Aira malah terkekeh melihat abang angkatnya yang sedang kesal itu,

"Suamiku, anakmu sudah ingin bermain di sirkuit!" ucap Aira dengan mata genitnya,

"Ncek... Tommy berdecak lidah, jangan ikut ikutan kayak gitu, abang jijik!" kesal Tommy,

Di ujung sana ada seseorang yang mengepalkan tangannya,

"Sial, apakah itu pacarnya?" gumam seseorang itu,