🏆Novel Legendaris🏆
Kisah seorang gadis berusia 17 tahun yang dipaksa menikah untuk menggantikan adik kandungnya yang di lamar oleh keluarga Van Rogh Costel III tetapi adiknya, yang bernama Jingmi menolak lamaran keluarga bangsawan tersebut yang mengakibatkan kemarahan keluarga Van Rogh Costel III.
Untuk meredakan amarah keluarga Van Rogh Costel III maka Jia Li yang merupakan anak kedua keluarga imigran bermarga Kwee yang sukses itu terpaksa di nikahkan dengan anak pertama Van Rogh Costel III yaitu Van Costel IV anak laki-laki keluarga bangsawan di Rumania.
Sayangnya Van Costel IV yang akan dinikahkan dengan Jia Li, dia bukanlah manusia...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 Perburuan Dalca II
Perburuan Dalca II
Alasan Van Rogh Costel III menghidupkan kembali putranya adalah untuk melawan kekuatan Dalca II yang kejam.
Untuk melindungi lembah Moldova yang damai dan tenang, dimana bangsa siluman dan bangsa manusia hidup berdampingan dengan rukun maka Van Costel IV harus di bangkitkan lagi dari kuburannya dan terpaksa menjadi hantu yang kuat tak tertandingi untuk melawan Dalca II.
Pada sejatinya Dalca II menginginkan berkuasa sepenuhnya dan menjadi raja di lembah Moldova yang akan memiliki kekuasaan penuh atas Rumania.
Alasan itulah yang menyebabkan Dalca II dari garis Wallachia memburu keluarga Van Rogh Costel III yang merupakan cucu dari Van Rogh I dan memiliki darah raja langsung penguasa lembah Moldova.
Seorang pria berpakaian khas Rumania duduk di bangku kayu yang ada di dalam gazebo tua.
"Tuan Dalca, ada kabar dari lembah Moldova mengenai berita tentang Van Costel", ucap seorang pria berdiri disamping bangku kayu tempat Dalca II duduk.
"Kabar apakah itu, Abiel ?", ucap Dalca II.
"Ada kabar pernikahan yang tengah digelar di kediaman Van Costel IV saat ini", sahut pria bernama Abiel.
"Pernikahan, katamu ?", kata Dalca II.
"Benar, tuan Dalca... Ada sebuah perayaan besar-besaran di rumah Van Costel, disebutkan pihak keluarga Van Rogh Costel III mengadakan ritual pernikahan kembali", sahut Abiel.
"Siapa yang menikah, Abiel ?", tanya Dalca II.
"Van Costel IV...", sahut Abiel.
"Van Costel menikah ?", tanya Dalca II terkejut kaget.
Pria yang bernama Dalca II lalu menolehkan kepalanya cepat ke arah Abiel yang berdiri disampingnya.
Dia menatap tajam Abiel kemudian berdecak marah ketika mendengar kabar berita itu.
"Mana mungkin Van Costel menikah !?", ucap Dalca II.
"Benar, tuan Dalca II, saya mendengar kabar itu dari penduduk di daerah lembah Moldova bahwa Van Costel mengadakan acara perayaan pernikahannya selama tujuh hari tujuh malam berturut-turut", sahut Abiel.
Abiel lantas menundukkan pandangannya tanpa berani menatap ke arah Dalca II yang tampak marah.
"Apakah dia menikahi seorang gadis dari bangsa manusia ?", tanya Dalca II.
"Benar, Van Costel telah menikah dengan seorang gadis muda dan saat ini mereka sedang merayakan pernikahan mereka, tuan", sahut Abiel.
"Bagaimana bisa Van Costel menikah !?", kata Dalca II seraya mengerutkan keningnya.
"Itu yang saya dengar, tuan Dalca", sahut Abiel.
"Bukankah dia kabarnya telah mati karena serangan dariku pada saat perang Patra terjadi !?", lanjut Dalca II.
"Saya tidak memahaminya, tuan Dalca", sahut Abiel.
"Tidak... Tidak... Bukan seperti itu maksudku, Abiel... Aku yang telah melukai Van Costel IV hingga dia sekarat pada perang Patra", kata Dalca II.
Dalca II lalu mengubah letak duduknya dan duduk melamun.
Dia mengingat peristiwa saat perang Patra terjadi antara dirinya melawan Van Costel IV, ketika perang, Dalca II berhasil melukai Van Costel dan membuat pria dari keturunan Van Rogh I yang merupakan penguasa Rumania terluka parah dan mati.
"Aku melihatnya sendiri dengan kedua mataku jika Van Costel IV telah meninggal dunia karena senjata milikku saat perang Patra terjadi", kata Dalca II.
Dalca II lalu beranjak dari bangku kayunya dan berdiri sambil memperhatikan kolam air yang ada disekitar gazebo tua.
"Dan bagaimana bisa Van Costel dapat hidup kembali ? Bukankah itu hal yang tidak mungkin terjadi, Abiel !?", kata Dalca II.
"Saya tidak mengerti, tuan Dalca", sahut Abiel dengan hati-hati.
"Ini sungguh aneh... Mungkinkah gadis yang dinikahkan dengan Van Costel IV merupakan pengantin yang ditumbalkan agar Van Costel hidup kembali !?", kata Dalca II.
Dalca II menolehkan kepalanya ke arah Abiel dengan penuh tatapan kebencian ketika mengingat Van Costel yang merupakan seteru utamanya.
"Aku akan pergi ke tempat Van Costel dan memastikannya sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi disana", kata Dalca II.
"Saya akan siapkan kendaraan untuk tuan, pergi ke lembah Moldova", sahut Abiel.
"Tidak usah, Abiel ! Aku akan pergi sendiri tanpa mengendarai kendaraan, tolong kamu siapkan saja lentera hitam untukku !", kata Dalca II.
"Baik, tuan..., tapi, untuk apa lentera hitam saya siapkan, tuan Dalca ?", tanya Abiel.
"Aku hanya ingin memastikan apakah benar Van Costel itu masih manusia atau sosok orang yang sudah mati, Abiel...", sahut Dalca II.
"Baik, saya mengerti, tuan Dalca, akan saya persiapkan lentera hitam itu untuk anda sekarang", kata Abiel.
Dalca II hanya terdiam menatap lurus ke arah kolam disekitar gazebo tuanya, sedangkan Abiel telah pergi dari tempat itu dengan cara menghilang bagaikan putaran angin kencang.
"Van Costel...", gumam Dalca II.
Dalca II pergi dari kediamannya yang berada di pusat ibukota Rumania, dia pergi dengan membawa sebuah lentera hitam ditangannya.
Dia menuju lembah Moldova untuk melihat apakah benar di rumah Van Costel IV diadakan sebuah perayaan pernikahan.
"Aku harus memastikan sendiri, apakah Van Costel benar-benar masih hidup atau sudah mati", ucap Dalca II.
Dalca II berdiri di atas bangunan tinggi yang ada di depan rumah megah milik Van Costel IV seraya memegang lentera hitam di tangannya.
Dia bergerak turun menuju ke arah kediaman Van Costel IV yang sedang mengadakan perayaan pernikahan sangat meriah.
Dalca II terus terbang melompati bangunan-bangunan yang ada di area rumah Van Costel IV, dengan terus mengarahkan lentera hitam di tangannya.
Terdengar suara musik lagu yang sangat keras dari arah rumah Van Costel yang terlihat banyak orang hadir di dalam rumah megah itu.
Dalca II langsung mengubah wujudnya dengan menyamar menjadi sosok pria tua berjenggot putih yang membawa sebuah lentera hitam.
"Selamat malam, boleh aku bertanya, nona muda", sapa Dalca II yang berwujud seorang kakek tua.
"Ya, selamat malam, silahkan anda boleh bertanya", sahut seorang perempuan bergaun merah menyala dengan mengenakan topi calot.
"Acara apakah ini ?", tanya Dalca II.
"Ini adalah perayaan pernikahan antara Van Costel IV dan Jia Li, anda bisa ikut merayakan pesta ini karena acara pernikahan ini terbuka untuk semua kalangan umum", sahut perempuan bertopi calot ramah.
"Siapakah Jia Li ?", tanya Dalca II penasaran.
"Istri Van Costel dari keluarga imigran bermarga Kwee anak tuan Kwee Lan", jawab perempuan bertopi calot.
"Bisakah aku masuk ke dalam rumah itu bersama denganmu !?", kata Dalca II.
Kedua mata Dalca II terlihat memancarkan cahaya merah yang menakutkan dan menghipnotis perempuan muda bergaun merah menyala itu untuk mengikuti perintah Dalca II.
"Tentu, aku akan membawamu masuk ke daalm pesta itu bersamaku", sahut perempuan bertopi calot.
"Hmmm..., iya...", ucap Dalca II sembari tersenyum menyeringai.
"Ikutlah denganku...", lanjut perempuan muda itu.
Dalca II mengikuti perempuan muda bergaun merah menyala itu dari arah belakang.
Keduanya berjalan masuk ke dalam ruangan rumah megah milik hantu Van Costel IV yang tampak ramai dengan hadirnya orang-orang di acara pesta pernikahan Van Costel.
Suasana rumah penuh gemerlap lampu berwarna-warni yang menerangi seluruh ruangan rumah megah milik Van Costel IV, dan terlihat hantu Van Costel IV berdiri bersama Jia Li yang cantik jelita.
"Harum apakah ini ?", ucap Dalca II.
Dalca II lalu menghirup aroma bunga plum yang khas dan datangnya dari arah Jia Li.
"Wangi sekali dan penuh aroma yang sangat memikat serta menggairahkan...", kata Dalca II dengan kedua mata berkilat.
Dalca II mengalihkan pandangannya ke arah Jia Li yang tampak tersenyum senang dan perempuan cantik yang tengah berbahagia itu sedang bergelayut manja di pelukan Van Costel IV.
"Cantik sekali... Apakah aroma bunga plum ini berasal dari perempuan cantik itu ?", ucap Dalca II.
Sebentuk lengkungan menghias wajah Dalca II ketika dia memandang ke arah Jia Li yang berwajah cantik jelita dengan mengenakan gaun pengantin berwarna putih sedangkan Van Costel memakai setelan jas khusus pengantin pria.
Kedua pasangan yang saling dilanda api asmara itu tengah tertawa bahagia tanpa menyadari datangnya bahaya yang mengincar kebahagiaan mereka berdua.
Dalca II bergumam pelan seraya mengarahkan lentera hitam di tangannya ke arah Van Costel IV.
Ketika lentera hitam itu mulai bereaksi saat terarah ke tubuh Van Costel, tiba-tiba lampu di ruangan rumah megah yang meriah itu menjadi padam.
Bersamaan itu pula Van Costel IV dan Jia Li menghilang dari ruangan pesta pernikahan yang masih berlangsung meriah.
Tak lama kemudian, lampu kembali menyala terang benderang menyinari seluruh ruangan rumah megah.
"Kemana perginya Van Costel IV dan perempuan cantik itu ?", gumam Dalca II.
Dalca II terlihat kecewa karena buruannya menghilang dari pandangannya dan dia tidak dapat memastikan kebenaran cerita tentang Van Costel IV.
Apakah Van Costel IV adalah hantu ataukah masih manusia...
Dia sangat marah serta menggeram pelan seraya menolehkan kepalanya ke arah sekitar rumah megah itu, berusaha mencari-cari keberadaan Van Costel IV bersama istrinya, Jia Li yang menghilang tanpa jejak.
Dalca II lalu pergi dari rumah megah milik Van Costel dan dia berniat akan melanjutkan pencariannya untuk mencari tahu tentang kebenaran sosok pria tampan bernama Van Costel IV.
lom ada endingnya
diasaat Antolin memohon mohon lo aja hati u aja membatu. giliran itu baru so soan. aku bantuin karena dia ga tau apa apa.
Heh Kalau mau nolongin orang dengan tulus gak mungkin lo itu masih berbelit dengan masakelam yang lo alami. kesannya gak ikhlas nolonginnya. Katanya GURU kok kelakuan tak mencerminkan seorang Guru/Pooh-pooh/.
disaat Dimitri Peka ,Masonn gak peka.
di saat mason bicara ambigu disitulah Dimitri bertanya kemudian disaat dimitri berbicara ambigu disitulah mason juga bertanya tanya./Shame//NosePick//Pooh-pooh/
Teruslah kalian berdua planga plongo
terus kami yang baca juga ikut bertanya tanya dengan percakapan kalian yang ambigu/Shame/
wahai wanita...
cintailah aku...