NovelToon NovelToon
Istri Orang Lebih Menantang

Istri Orang Lebih Menantang

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor jahat
Popularitas:27.8k
Nilai: 5
Nama Author: KOHAPU

"Ah...ini di kantor! Bagaimana jika ada yang tau! Kalau istrimu---" Suara laknat seorang karyawati bernama Soraya.

"Stt! Tidak akan ada yang tau. Istriku cuma sampah yang bahkan tidak perlu diingat." Bisik Heru yang telah tidak berpakaian.

Binara Mahendra, atau biasa dipanggil Bima, melihat segalanya. Mengintip dari celah pintu. Jemari tangannya mengepal.

Namun perlahan wajahnya tersenyum. Mengetahui perselingkuhan dari suami mantan kekasihnya.

"Sampah mu, adalah harta bagiku..." Gumam Bima menyeringai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Orang

"Tidak bisa begitu! Itu kan kewajiban seorang istri." Heru tidak terima.

"Aku hanya menerapkan hukum kapitalis. Karena kamu tidak mau menerapkan hukum kekeluargaan. Jadi bagaimana? Apa aku harus melakukan pekerjaan rumah tangga atau tidak? Jika tidak, maka silahkan bawa uang satu setengah juta ini. Ini bayaranku padamu sebagai penyewa kamar." Dira tersenyum, namun Pino mendekat, menarik ujung pakaiannya.

"Ibu, kenapa ayah tidak diberikan makan?" Tanyanya pelan.

"Itu karena ibumu istri yang kurang ajar!" Bentak Heru.

Dira mengusap pucuk kepala putranya. Jika terus seperti ini, bukankah Pino dapat meniru sifat Heru ketika dewasa nanti. Bibirnya bergetar memeluk putranya."Pino sayang, dengar, pria memang harus memiliki harga diri yang tinggi. Tapi ada saatnya pria harus menunduk, untuk menyayangi wanita."

"Seperti Pino yang sayang ibu?" Tanya Pino membuat air mata Dira mengalir. Betapa baik putranya, berapa cerdas... mungkin bagaikan dewasa tidak pada waktunya.

Wanita yang menghela napas kasar, mengepalkan tangannya berusaha untuk tegar.

"Ibumu, wanita yang tidak becus! Istri yang buruk, makanya dia tidak menyediakan makanan untuk ayah." Tegas Heru, mengira Dira kali ini akan dengan mudah mengalah. Tapi apa benar demikian? Tentu saja tidak!

"Pino sayang, manusia memiliki batas kemampuan fisik. Robot saja kalau mesinnya terlalu panas harus berhenti. Jika ibu terus bekerja---" Kalimat Dira disela.

"Aku tidak mau ibu rusak. Kenapa ibu harus terus bekerja? Kenapa ibu yang beli beras? Kenapa tidak ayah?" Pertanyaan beruntun dari Pino yang benar-benar polos."Kalau ibu bekerja siang dan malam ibu bisa rusak dan meledak. Ayah tidak membantu ibu?"

Kata demi kata dari putranya menusuk relung hati yang paling dalam dari Heru."Ayah... biarkan ibu tidak banyak bekerja. Agar ibu tidak rusak." Pinta Pino.

"Ka...kamu tidak mengerti urusan orang dewasa." Heru tergagap, meraih uang satu setengah juta rupiah yang ada di atas meja. Biarlah, siang nanti makan di luar dengan Soraya. Ini juga salah istri yang tidak berbakti.

"Kamu mengambil kembali uangnya! Itu artinya aku hanya penyewa. Tanpa jadi pembantu!" Teriak Dira penuh senyuman. Pada akhirnya tidak perlu mencuci pakaian suaminya lagi.

Dirinya dapat fokus bekerja dan mengajari Pino. Walaupun ada satu beban fikiran yang tersimpan di benaknya. Uang lauk, dan uang bensin sudah terpakai sebagian untuk bulan ini.

Apa dirinya harus meminjam uang pada Bima? Benar-benar ragu. Mungkin pertengahan bulan akan dilakukan olehnya. Walaupun belum pasti gajinya berapa, tapi dapat membawa Pino bekerja, itu sudah cukup untuknya.

"Pino hari ini libur saja ya? Tidak usah sekolah. Nanti pusing, lemas lagi." Ucapnya mengingat kejadian yang menimpa putranya kemarin.

Pino mengangguk."Kalau begitu ibu yang mengajari Pino."

Anak yang begitu bersemangat untuk belajar. Entah sifat siapa yang diwariskan padanya. Perlahan Dira mengajari putranya. Memiliki lebih banyak waktu untuk Pino, itulah yang membuatnya begitu senang.

***

Mengerjakan pekerjaannya seperti biasanya. Sesekali jemari tangannya terhenti. Kala bosan maka dirinya mulai top up game. Dengan alasan untuk menghilangkan kantuk. Kemudian kembali bekerja.

"Heru, kamu dipanggil direktur marketing." Ucap salah seorang karyawan.

Pemuda yang segera bangkit. Seperti biasanya pekerjaannya akan mendapatkan pujian. Itulah keyakinannya, apa dirinya akan mendapatkan promosi? Bonus? Kenaikan gaji? Entahlah...

Tapi, jika iya, maka rencana berlibur nya dengan Soraya akan terlaksana. Memasuki ruangan direktur marketing, dirinya mulai duduk, wajahnya tersenyum.

"Ada apa ya pak?" Tanya Heru pada atasannya.

"Heru! Aku kecewa padamu." Direktur marketing melemparkan map tepat mengenai wajah Heru.

"Ta...tapi ada apa pak?" Heru terlihat gugup.

"Biasanya pekerjaanmu tidak pernah seperti ini! Ide yang diberikan selalu sempurna dan terencana. Tapi ini!? Sampah yang bahkan bisa dikerjakan anakku yang masih SMP!" Teriak sang direktur.

"Hah?" Heru meraih berkas yang berceceran di lantai."Mungkin ada yang merekayasa---" Kalimatnya terhenti, menyadari ini memang dokumen yang diserahkan nya. Lalu apa masalahnya?

"Kamu gila apa? Merekomendasikan artis mahal dengan banyak skandal sebagai brand ambassador! Aku lebih menyukai idemu sebelumnya, meletakkan label premium pada kemasan. Mempromosikan ke banyak platform digital. Gila saja! Otakmu kemana!?" Geram sang direktur.

"Maaf! Aku akan membuatnya lebih baik!" Ucap Heru menunduk beberapa kali. Walaupun dirinya tidak mengerti kapan dirinya menunjukkan proposal tentang penambahan label premium.

"Kerjakan ulang!" Teriak sang direktur.

Heru berbalik, berjalan beberapa langkah. Hingga langkahnya tiba-tiba terhenti kala berpapasan dengan Bima yang baru masuk ke ruangan direktur marketing.

"Pak Bima!" Sang direktur yang berusia lebih tua, menunduk tersenyum karier pada Binara Mahendra.

Sedangkan Heru hanya dapat melihat ke belakang, bagaimana perbedaan status mereka.

"Pak Bima ada apa ke ruanganku. Apa CEO---" Kalimat sang direktur yang gugup disela.

"Kamu benar, CEO ingin aku memilih calon wakil CEO berikutnya. Mengingat pak Vian akan pensiun. Karena itu mungkin dua bulan ini aku akan mengadakan evaluasi pada beberapa direktur. Tolong kumpulkan rekap rencana kerja mu di ruanganku. Sebagai pertimbangan." Ucap Bima dijawab dengan anggukan kepala oleh direktur keuangan.

"A...aku akan melakukannya. Tapi apa pak Bima tidak tertarik untuk makan bersama keluarga kami. Nanti akan aku kenalkan pada keponakanku---" Kalimat sang direktur terhenti kala Bima melangkah pergi.

"Tu... tunggu pak Bima!" Teriak sang direktur, bingung apa dirinya salah bicara. Bukankah ini kesempatan yang bagus untuk naik jabatan?

Sedangkan Heru hanya mengepalkan tangannya. Mengapa perlakuan sang direktur pada Bima dan dirinya begitu berbeda.

"Kamu! Kenapa masih disini!? Pergi sana! Kumpulkan pekerjaanmu secepat mungkin. Karena sifatmu yang pemalas, aku mungkin akan gagal naik jabatan!" Bentak sang direktur bagaian pemasaran.

"Maaf! Maaf!" Heru segera melangkah keluar.

Namun kala dirinya keluar dari ruangan sang manager, pria itu telah terlihat. Berdiri menyandar ke dinding.

Binara Mahendra menghela napas, menatap padanya."Urusi anak istrimu." Kalimat bagaikan sebuah peringatan untuknya.

"Kamu mencintai Soraya kan? Soraya sudah menjadi milikku kamu tidak akan pernah mendapatkan hatinya." Ucap Heru, dengan tubuh gemetar, menahan amarahnya.

Kembali Bima menghela napas. Cukup jenuh sejatinya mengatakan pada orang yang kaku bagaikan batu ini."Sudah aku katakan. Jika aku mau, aku dapat membuat Soraya membuka kedua kakinya di ranjang dengan suka rela."

"Pak Bima! Jaga batasanmu..." Geram Heru.

Sedangkan Bima hanya tersenyum. Kemudian melangkah pergi meninggalkannya. Enggan mengatakan apapun lagi. Yang terpenting baginya hanyalah membuat Dira bahagia.

"Perbedaan status yang tinggi. Kamu hanya beruntung karena CEO berpihak padamu." Gumam Heru.

***

Sementara itu, kembali ke keadaan di dalam rumah. Sutini baru saja pulang dari rumah Sulis jam 8 pagi. Mendapati menantunya kini tengah berada di rumah bersama sang cucu.

"Tidak kerja?" Tanya Sutini pada menantunya, hendak mengambil sarapan. Namun, tidak ada jawaban, menantunya yang biasanya galak seperti gorila kini terdiam."Dira, mana sarapannya?"

"Di rumah Sulis!" Jawab Dira.

1
Nur Wahyuni
kenapa dunia sempit sekali... dari sekian banyak resort kenapa para parasit juga berkunjung ke situ
Rahma Intan
lanjut makin seru
mang tri
mela lagi mela lagi, nnt eskrim nya pino disabotase sm dia 😡
༄༅⃟𝐐Dena🌹
yaa kenapa ada mela dan keluarga nya 😒😒😒
yesi yuniar
waduuuh... akankah ada kekacauan setelah bertemu mereka ???
Indar
ya ealah kenapa hrs ketemu sama saudara durhaka sih 😠 ayo pino lawan mela jgn mengalah terus
Yani Setyani
Itu hama kenapa ada di mana mana, thor...
🌸Ar_Vi🌸
kok ketemu mereka lg siiihh.. sebel.. baru mau seneng2..
imau
g sabar nunggu kelanjutan nya, apakah Mela membuat keributan lagi?
imau
jadi serba salah ya Bima 😄
imau
bhahaha 😆😆😆
Heni Mulyani
lanjut
ari sachio
od donk... bkne bgun mlah koid yg ad😅😅😅
Uthie
Hahahaa.. gak sabar khayalan nya si Heru segera terealisasi kan... dan nanti tinggal dadah-dadah dijalan dehhhh Dira dan Bima serta Pino pada Heru /Tongue//Facepalm//Facepalm/
Abimanyu Rara Mpuzz
uhuy cemburu 🤭
Abimanyu Rara Mpuzz
i love it Vio 😍
azalea_lea
honey sweety darling kakaknda adinda
aahhhh semoga terwujud yaa bayangan heru
👍🌹❤🙏😁🤣
Ufi Yani
ibu bawang, ayah terasi ntar anaknyacabe rawit/Facepalm//Facepalm//Grin//Grin//Grin/ biar jd smbel
Abimanyu Rara Mpuzz
akhirnya bebas lepas 🥳
Abimanyu Rara Mpuzz
gasskeun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!