Menikah sekali seumur hidup adalah mimpi Adel. Namun, gadis berhijab yang memiliki nama lengkap Dandelion Az-Zahra itu harus menerima kenyataan bahwa pernikahannya dengan orang yang pernah ia sukai di masa putih abu itu bukanlah pernikahan impiannya. Karena, Sakha Rafardhan, menikahinya hanya sebatas rasa bakti kepada sang ayah di akhir hayatnya yang ingin melihat putra semata wayangnya menikah. Sementara sang kekasih yang akan ia nikahi justru hilang bak di telan bumi tanpa meninggalkan pesan apapun kepadanya.
" Jangan berharap lebih dari pernikahan ini. Aku terpaksa menikahimu karena Lisa tiba-tiba hilang tanpa kabar. Jika aku telah menemukannya kembali, maka di saat itu pula pernikahan ini berakhir". Sakha
" Sampai waktunya tiba, izinkan aku tetap melaksanakan tugasku sebagai istrimu. Karena apapun alasanmu menikahi ku, aku tetaplah istrimu." Adel
Bagaimana perjalanan mahligai rumah tangga mereka di saat akhirnya Sakha bisa menemukan Lisa?
Benarkah tidak ada cinta untuk Adel?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DBW 20 Berbagi Cerita
Di Batas Waktu (20)
" Gak papa, mbak", jawab Adel tersenyum. "Secara agama saya saya sudah pisah. Tapi, sekarang lagi masa untuk saling introspeksi diri. Apakah mau kembali melanjutkan kehidupan bersama atau jalan masing-masing ", Adel menjelaskan tanpa terpaksa.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Adel , Keysha dan si kembar kini sampai di sebuah taman. Keysha yang ingin mengenal lingkungan tempat tinggalnya sekarang, memilih ikut menikmati sore hari di taman bersama Adel dan kedua anaknya.
Sekarang, Adel dan Keysa sedang duduk di bangku panjang menghadap ke arah si kembar yang asyik bermain gelembung yang tadi di belinya dari seorang pedagang.
Terlihat keduanya yang tampak bahagia bermain bersama.
" Mereka luar biasa ya, mbak. Saya salut sama didikan mbak. Saling mengingatkan, menjaga dan sudah terbiasa shalat tepat waktu di usianya yang masih kecil", Adel mengutarakan kekagumannya.
" Alhamdulillah. Saya juga bersyukur memiliki mereka. Walaupun akhirnya memaksa mereka untuk lebih mandiri di usianya yang baru 6 tahun", jelas Keysa dengan perasaan bersalah.
" Tapi, Mbak hebat bisa mendidik mereka sendiri", tambah Adel yang sudah tahu dari cerita Keysa sendiri bahwa dia seorang single parent.
" Iya. Tapi, kalau boleh memilih aku lebih ingin ada seseorang yang juga membantu mendidik mereka. Membersamai mereka. Karena ternyata, mereka juga butuh sosok seorang ayah", curhatnya.
" Mbak menyesal sudah berpisah sama mantan suami Mbak?", tanya Adel hati-hati taku menyinggung.
" Tidak", jawabnya tegas. " Sulit mempertahankan hubungan sementara ibu mertua tak merestui hubungan kami. Sebelum ayah mertua meninggal, semua masih terkondisikan sekalipun sikap ibu mertua yang memang tidak menyukaiku sudah terlihat. Tapi, setelah ayah mertua meninggal, semua mulai terasa seperti neraka", jelas Keysa terasa sesak.
Bagaimana tidak seperti neraka, tinggal di atap yang sama dan apa yang di lakukan selalu salah. Apalagi latar belakang mereka yang tidak sederajat menurut pendapat sang ibu mertua. Keysa yang orang biasa dengan suami yang terlahir dari keluarga berada. Tingkat pendidikan pun berbeda. Keysa hanyalah lulusan SMA, membuat ibu mertua memandang rendah dia. Apalagi hanya menjadi ibu rumah tangga semenjak menikah, membuat dia di bilang hanya memanfaatkan harta keluarganya.
" Gak apa-apa kalau Mbak gak mau cerita", Adel khawatir dia terlalu ikut campur masalah pribadi seseorang. Apalagi mereka baru kenal. Walau Adel akui ia cukup nyaman berada di dekat Keysa.
" Sebenarnya aku butuh orang untuk mendengarkan kalau kamu gak keberatan. Selama ini aku memendamnya sendiri. Entah kenapa nyaman aja sama kamu padahal baru ketemu ", jelas Keysa.
" Boleh kalau Mbak percaya", Adel tersenyum sambil melanjutkan memakan cemilannya.
" Surga seorang istri ada pada ridho suami, sementara surga suami ada pada telapak kaki ibunya. Karena mertuaku tak menyukaiku, kita jadi tidak sejalan, jadi ini cukup sulit", jelasnya.
" Sejak kapan mbak pisah?", karena sudah di persilahkan, Adel berani bertanya.
" Sejak hamil si kembar. Saya merasa tidak tahan. Karena tertekan dengan sikap mertua, akhirnya saya stres dan hampir keguguran. Jadilah akhirnya saya lebih memilih pisah. Apalagi suami yang sedikit demi sedikit terkena hasutan ibu mertua dan lebih percaya pada mertua tanpa di cari tahu dulu kebenarannya membuat saya kehilangan sandaran." jelasnya.
Adel terdiam. Bisa di bayangkan olehnya bagaimana perasaan Keysa. Disaat seharusnya ia mendapat perhatian lebih dari suami saat hamil, ini malah sebaliknya. Belum lagi melahirkan dan mengurus dua anak seorang diri tanpa suami. Pasti sangat sulit.
Tangannya refleks mengusap lembut perutnya.
" Kamu sedang hamil?", akhirnya pertanyaan itu terlontar juga. Setelah tadi saat membeli makanan, Adel banyak request pada penjual yang mana itu mengingatkan Keysha pada saat ia hamil si kembar, lalu melihat Adel yang refleks mengusap perutnya membuat Keysa tambah penasaran.
" Alhamdulillah jalan 8 Minggu", jawab Adel tersenyum.
" Saran saja, kalau hubungan antara kamu dan suami masih bisa di perbaiki, lebih baik perbaiki. Hamil, melahirkan dan mengurus anak seorang diri itu tidak mudah. Kalau gak tahan bisa stres. Orang bilang, terkena baby blues. Yang bersuami dan masih ada keluarga yang membantu saja bisa terkena baby blues apalagi yang apa-apa di kerjain sendiri ". Keysa mengingat bagaimana dia dulu sangat tertekan
" Mbak kena baby blouse juga?", Adel jadi penasaran.
" Iya", Keysha membenarkan. "Beruntung dulu punya tetangga yang baik, beliau memang sudah berumur namun sangat pengertian. Mau membantu dan memberikan wejangan. Beliau hidup sendiri karena anak-anaknya sudah berkeluarga dan tinggal terpisah Karena kesepian, akhirnya sering berkunjung ke kontrakan hampir setiap hari sampai akhirnya beliau meninggal".
Adel menghela nafas. Sudah bisa ia bayangkan. Apalagi ia pun sama seperti Keysa yang tidak punya siapa-siapa sebagai sandaran.
" Kamu lihat, mereka tampak bahagia. Tapi, di saat tertentu mereka murung. Apalagi saat mereka ingin merasakan yang anak lain rasakan, pergi menikmati waktu bersama ayah mereka. Mengingatnya saja sudah ingin membuatku menangis ", Keysa memaksakan untuk tersenyum. Dadanya terasa sesak, seperti di hantam batu besar.
"Tidak ingin mencari sosok ayah untuk si kembar?"
" Jujur masih trauma untuk menjalin hubungan yang baru", Adel hanya manggut-manggut.
" Sekalipun perceraian adalah perbuatan yang di halalkan, tapi ia sangat di benci Allah", Keysa mengingatkan. Ia tidak ingin Adel merasakan kesulitan yang pernah ia rasakan. Walaupun Keysha sendiri tidak tahu masalah seperti apa yang di hadapi Adel.
***
Malam ini cuacanya cerah. Bintang-bintang terlihat indah menerangi malam. Bahkan bulan sabit menambah indah lukisan malam ini.
Sakha duduk memandang ke langit. Hatinya terasa hampa. Benar kata orang, bahwa seseorang terasa berharga setelah ia tidak lagi ada di sisi kita.
Tidak ada lagi orang yang menyambutnya sepulang kerja, juga mengantarkannya walau hanya ke depan teras saat akan pergi bekerja.
Tiba-tiba pandangannya teralihkan pada mobil yang baru masuk ke halaman rumah.
Mobil yang tak asing dan cukup membuatnya tambah kesal.
" Assalamu'alaikum", seorang gadis remaja masuk ke dalam rumah dengan suara lantang.
" Wa'alaikumsalam ", jawab Mama Ria yang baru keluar dari kamar hendak ke dapur karena haus. Sementara di tangannya ada gelas yang sudah kosong.
"Alifa, kamu kesini sama siapa?", tanya Mama Ria pada sang keponakan.
Belum sempat menjawab, seorang perempuan paruh baya yang usianya hanya terpaut dua tahun lebih muda dari mama Ria masuk membawa koper.
Setelah mencium tangan Mama Ria, Alifa dan ibunya yang tidak lain adalah adik ipar Mama Ria duduk di sofa dengan wajah tak bersahabat.