Suamiku, jika kamu bahagia bersamanya. Maka Izinkanlah aku pergi. Aku sungguh tidak sanggup bertahan seperti ini terus! Kamu sekarang sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Kamu sekarang melupakan kewajibanmu memberikan nafkah dan batin kepadaku. Jika di rumah, tidak ada lagi surga untukku, maka izinkanlah aku pergi dari hidupmu, agar kamu tidak menanggung dosamu karena kelalaianmu!
Akankah Chandra melepaskan Tika,saat istrinya meminta untuk pergi dari kehidupan suaminya? Atau justru Chandra mempertahankan hubungannya dengan Tika, dan berubah menjadi suami yang bertanggung jawab?
Akankah, Tika akan memilih bersama hidup dengan Andrew dan menceraikan Chandra?
Yuk mampir, ceritanya disini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pipihpermatasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Tuhan, kuatkan aku ...
"Emangnya kamu punya bukti, kalau aku jalan dengan wanita lain hem?" tanya Chandra sambil menatap tajam Tika.
"Emang aku tidak punya bukti, tapi aku lihat dengan mata sendiri kalau kamu jalan dengan wanita lain!" sentak Tika dan membalas tatapan tajam Chandra.
"Chandra coba kamu jawab dengan jujur sama Ibu, apakah benar apa yang di katakan oleh Tika kalau kamu jalan dengan wanita lain?" tanya Ibu Lena sambil menatap Chandra.
"E-enggak kok Bu. Lagi pula ngapain Ibu percaya sama si Tika, toh dia tidak punya bukti. Berarti si Tika sudah memfitnah Chandra Bu!"
Bu Lena pun menatap sebentar anaknya,"lagi pula benar tuh Tika, apa yang di katakan oleh suamimu. Jika kamu tidak punya bukti jangan bicara seenaknya, itu sudah termasuk memfitnah orang tahu!" bu Lena mencoba menegaskan perkataan Chandra terhadap Tika.
"Terserah Ibu saja percaya atau tidak juga, yang penting aku berbicara sesuai kenyataan Bu. Emang aku tidak punya bukti, tapi sudahlah percuma saja aku berbicara memperjelas semuai ini, yang ujungnya aku akan tetap selalu disalahkan!" ucap Tika sambil menatap bu Lena.
"Baguslah kalau memang kamu sadar dengan ucapmu itu. Makanya kalau berbicara itu pakai otak jangan pakai lutut. Jadi kita tidak akan menyalahkan mu, bila kamu bicara tapi ada buktinya." ucap Chandra sambil menunjuk anggota badan tersebut.
"Sudah, sudah jangan berdebat terus. Malu tahu sama tetangga yang mendengar pertengkaran kalian," ucap bu Lena mencoba menghentikan perdebatan Tika dan Chandra.
"Habisnya si Tika yang mulai duluan Bu, dan menuduh sembarangan terhadapku." Chandra sambil menatap Tika.
"Apakah aku tidak salah dengar, kalau aku yang duluan memulainya? Justru kamu lah yang memulainya Chandra! Kamu bilang kalau aku kerja sebagai pelacur, makanya aku tidak terima dengan ucapanmu itu!"
"Kenapa tidak terima hem? Katakan saja dengan jujur kalau kamu memang kerja sebagai pelacur!" ucap Chandra seenaknya.
"Kamu jadi orang benar-benar ya. Kamu ... " ucapan Tika sengaja digantung, lalu mengangkat jari telunjuk, dan menunjuk satu telunjuk tangannya di depan mata Chandra dan sambil menatap tajam.
"Kamu apa hem? Kamu mau menuduhku lagi iya?" ucap Chandra.
"Sudah lah, aku cape berdebat terus sama kamu." Tika sambil berlalu meninggalkan Chandra dan bu Lena di ballroom.
"Emangnya apakah benar, kalau Tika bekerja sebagai pelacur?" tanya Tika terhadap Chandra.
"Entahlah Bu." jawab Chandra sambil mengambil jaket yang ada di sofa lalu memakai kannya.
"Iss kamu ini ya. Oya kamu mau kemana Chandra?" tanya bu Lena sambil menatap Chandra.
"Mau pergi ke rumah teman, pusing nih pikiran Chandra, gara-gara ulah si Tika."
"Ya sudah kalau begitu hati-hati di jalannya. Ingat jangan pulang terlalu larut malam." ucap bu Lena.
"Paling juga tidur di rumah teman, Bu kalau kemalaman."
"Terserah kamu saja deh."
"Ya sudah Chandra berangkat dulu ya Bu."
"Iya Nak."
Chandra pun dengan segera pergi dari hadapan Ibunya, dan berjalan keluar menuju mobil miliknya.
"Hoamms .... 'ngantuk sekali, lebih baik aku ke kamar lagi saja, untuk melanjutkan tidurnya yang tadi terganggu karena mendengar keributan antara Tika dan Chandra. Benar-benar ya, bikin kepalaku pecah saja melihat pertengkaran mereka. Tapi baguslah, semoga saja si Tika dan Chandra segerai cerai!' gumam bu Lena sambil berjalan menuju kamar miliknya.
Di sebuah kamar, kini Tika sedang menyandarkan tubuhnya diatas ranjang dan menyadarkan kepalanya diatas bantal. Dari tadi Tika terus menangis karena begitu sakit hati saat suaminya mengatakan kalau dirinya bekerja sebagai pelacur.
'Kenapa kamu tega mengatakan aku bekerja sebagai pelacur Mas? Kamu jahat Mas, dengan seenaknya berbicara seperti itu. Apakah karena wanita itu, kamu berubah jadi begini Mas? Sedalam itukah kamu mencintai wanita tersebut, sehingga aku selalu salah di matamu! Kalau bukan karena anakku, aku tidak sudi harus bertahan seperti ini. Sakit Mas, ini sungguh sakit buat aku. Kamu terlalu banyak mengoreskan luka di dalam hatiku Mas .... lirih Tika menangis sesegukan, airmatanya membasahi pipinya.
'Tuhan ... ketika semua tidak seperti yang aku harapkan, aku mengadu kepadamu. Ketika dunia seakan tidak berpihak kepadaku, saat itu aku menangis kepadamu. Aku meminta agar semuanya kembali membaik, aku minta di berikan kemudahan olehmu. Meski aku tahu, ini cara engkau untuk menguatkan aku. Tuhan ... ujianmu terlalu berat untukku. Sehingga akan sulit untukku melewati ini semua.
'Aku lelah, aku rapuh, aku takkan mampu menghadapinya. Tolong berikan aku bahu yang kuat untuk bersandar. Berikan aku ketegaran dalam menghadapi semua ini. Aku mohon mudahkanlah segala urusanku. Berikan aku kebahagiaan dalam kehidupan ku.
Tuhan ... Ku mohon kuatkan aku, peluklah aku yang lelah ini, berikan aku jalan yang terbaik. Bimbinglah aku menuju jalan keridoanmu. Aku tahu, aku sering mengabaikanmu saat aku di beri kesenangan. Aku tahu, hambamu ini penuh dengan salah dan dosa. Maka dari itu, aku mohon ampunanmu. Bukankanlah pintu mata hatiku, suamiku dan Ibu mertuaku. Agar aku dapat merasakan indahnya rumah tangga yang haromis, penuh kasih sayang dan penuh cinta seperti dulu. Ya tuhan ... maafkan aku yang sering kali datang hanya saat aku membutuhkanmu. Tuhan ku mohon, ampuni aku, kuatkan aku dan berikan aku kebahagiaan ....' Tika sambil menangis sesegukan. Kemudian Tika memejamkan matanya karena merasa lelah, sehingga akhirnya Tika tertidur dan kini berada di bawah alam sadarnya.