Karina Yuika seorang gadis yatim piatu, gadis SMK biasa dari Akademi TKJ, gadis yang optimis terhadap hidupnya dan selalu memancarkan aura positif ke orang sekitarnya dan tergantung orangnya se-frekuensi hayuk, sengaja gelud siap adu jotos wkwk. Gadis yang hidup sederhana, bisa mendapatkan perhatian dari seseorang....? Seorang gadis cantik, sederhana, kuat dan kadang-kadang sedikit nakal.
Seorang gadis cantik, didalam hidupnya hanya ada 3 kegemaran: mencari uang, mendapatkan uang, dan mengumpulkan uang! Karina Yuika, gadis yang dijuluki "Si Gadis Cantik"
Kisah seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang memiliki watak kejam dan seorang dari masa lalu.
Alfist Anderta Eckart sosok direktur yang dingin!!! dan memandang rendah semua orang;
"Hei, kamu tidak akan bisa kabur lagi!"
'Apa yang harus gw lakukan jika seorang dari keluarga besar mengejarku! Mengapa tidak bisa menjauh?'
"Dengan adanya tanda ini, kamu sudah jadi milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon koeceng_olen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkenalan
Nama gw Karina Yuika, gw tinggal di antah berantah wkwk, bercanda ygy, hari ini hari Senin, pagi yang sangat cerah untuk pergi sekolah dan menjadi penunggu Ruang UKS, tahun ini adalah tahun terakhir di Sekolah SMK negeri 4 Manggar Han, masuk jurusan Teknik Komputer Jaringan dan tentunya masih belajar mata pelajaran yang lain, sebelum berakhir nya kehidupan sekolah lebih baik menikmati sejuknya ruangan UKS kesayangan ku.
Pagi ini di jalan menuju ke sekolah, banyak para biksu dari berbagai negara melakukan ritual Tudhong (kegiatan keliling ke tempat-tempat suci seperti gunung, gua, hutan dan candi untuk mencari pemahaman lebih dalam tentang ajaran agama Buddha dan membersihkan pikiran serta hati) dengan berjalan kaki ribuan kilometer menuju candi Borobudur dan searah dengan SMK Negeri 4 Manggar Han, dan sedikit cerita rumah ku dekat dengan SMK negeri 4 Manggar Han ya bisa dibilang rumah itu adalah rumah peninggalan kakek dan nenek ku, orang tua ku sudah meninggal, sekarang bersyukur gw tinggal sendirian tanpa seorang keluarga hiks hiks hiks mangsedih.
Masak masak sendiri makan makan sendiri, cuci baju sendiri tidur pun sendiri, Semuanya telah pergi meninggalkan gw sendirian, jadi yang masih diberikan tuhan keberuntungan sayangilah mereka seperti mereka menyayangi mu, paham, karena mereka lah kita ada, sekian...., lanjut sepanjang perjalanan yang hanya memakan waktu 15 menitan, mungkin, dengan berjalan kaki, gw segera berlari dan menuju warung gorengan kang Arif dan menyempatkan untuk membeli gorengan, dan bermaksud membagikan gorengan yang gw beli untuk para biksu.
Bukan caperrrrrrrrrr ya, tapi ini jujur dari niat paling dalam, untuk berbagi, berbagi tu indah gaes jangan kedengkut seperti ono wkwk, biar beli nya nggak banyak yang terpenting niat ygy.
"Mang beli 50 gorengan yah campur-campur setiap kantong plastik isi 3 gorengan ya mang, aku mau berbagi dengan para biksu itu" sambil menunjuk ke arah biksu yg masih puluhan meter jarak antara Karin dengan para biksu.
"Siap neng Karin, memang ya neng Karin the best perfect" sambil memasukkan gorengan itu dikantong plastik.
"Hehehh, Karin cucu nek Prilly dan kakek Kevinnn" dengan bergaya kedua tangannya di pinggang seperti sombong dan merasa paling hebat hehehhh, Setidaknya menunjukkan bahwa kita menerima mereka dengan hangat di sepanjang jalan sebagai negara Konoha.
"Ni neng ada 16 kantong masih ada 2 biji neng, kurang satu lagi biar amang tambah satu lagi ya gratis buat neng"
"eitss jangan mang, balik modal juga belum nanti kalau amang dah kaya beri Karin gorengan banyak-banyak sama kopi susu ya mang, yang 2 ini buat karin, Karin juga pengen" sambil nyengir Karin pun mengambil kantong plastik yang berisi gorengan dan membayar 50k dan mengambil 2 biji gorengan untuk dimakan.
"Neng mah ada-ada aja canda nya, aminn ya nengg kalo amang kaya nanti bareng sama amang dan istri amang yah, neng, kalau neng doa in emang keren abis selalu sulit untuk digapai ehehe" sambil menjulurkan 2 jempol tangan
"mang kurang jempol kaki masa hanya 2 jempol" sambil bercanda dan memakan gorengan nya
"sayang keluarkan pesona jempol mu" orang yang dipanggil sayang adalah istri nya mang Arif yaitu Yanti dan dia juga menunjukkan kedua jempolnya
"neng Karin keren abisss" sambil menunjuk kedua jempol tangan nya
"hehehh terbaik mang Arif dan kak Yanti, dadahhh dan makasihhh manggg" berjalan dan dadah sambil makan gorengan.
"Sama-sama nengg" sambil dadah juga
Karin mendekati para biksu tersebut dan memberikan gorengan dengan berkata
"semoga paman hidup bahagia" sambil memberikan gorengan tersebut, dengan tersenyum manis biarpun mereka tidak paham dengan perkataan Karina tapi mereka menerima nya dengan sangat hangat pula, selesai dengan hal barusan mari ke persekolahan, di depan gerbang SMK negeri 4 Manggar Han tercinta.
Karin pura-pura lemes seperti kurang makan,
"pak"
"ngapa neng"
"Karin hari ini ga sempet makan pak"
"jadi neng?" Tanya pak satpam sekolah memang tau kelakuan Karin yang usil
"izin istirahat di UKS ya pak"
"haduh neng coba setiap bulan paling tidak sekali saja ke UKS kalau setiap Minggu ketahuan loh"
"iya, memang sudah ketahuan pak, sama pak Harto"
"ah.... hari ini neng harus upacara, Minggu depan atau akhir bulan baru libur upacara" rencana pak satpam
"bener sih pak, tapi hari ini lihat lah muka Karin penuh keringat karena Karin sedang demam" padahal itu keringat dari karin berlarian mengejar para biksu
"iya ya neng, neng terlihat sakit, kenapa gak izin sakit aja neng"
"bentar lagi mau ujian pak, Karin harus banyak belajar"
"ntar neng, bapak bilang sama pak Harto ya"
"terimakasih ya pak, bapak paling the best yang Karin punya"
"nengg, bapak jadi sedih loh, bentar lagi neng sudah mau selesai sekolah, bapak bakal kangen banget sama neng" sedikit hampir menangis, ya Karina dan pak satpam bernama pak Bambang ini sudah menganggap Karin seperti anak nya sendiri terkadang suka memberikan makanan terkadang Karin yang berbagi disaat Karin ada makanan lebih.
"ya sudah masuk ke kelas, nanti bapak bilang sama pak Harto ya" sambil memberikan jempol dan Karin memberikan jempol balik sambil tersenyum.
Di sebrang jalan terparkir sebuah mobil di depan gerbang melihat kejadian itu ada sesosok orang dari raut wajah nya sedikit marah dan tersenyum melihat kelakuan gadis paling cantik di SMK negeri 4 Manggar Han tapi sangat cuek terhadap orang luar yang tidak begitu dikenalnya.
Dan berhasil lah Karina ngontrak di ruangan UKS sambil menonton Tik Tok Prindavan menggunakan headset, sekolah tersebut mengizinkan mereka membawa ponsel asal digunakan saat istirahat, dan bermain game magic chest mobile legend disaat semua masih upacara.
Setelah menunggu usai upacara, Karin kembali ke kelas untuk belajar pelajaran seni, dia suka bernyanyi dan dance, tari dan lain-lain yang bersangkutan dengan Seni, jadi dia masih ikut serta dalam ekstrakurikuler kesenian walaupun itu kadang-kadang saja, setelah usai belajar, kemudian istirahat dan bertemu dengan teman, yang bisa dibilang Karin tidak punya teman dekat karena orang terdekat lah yang berbahaya, bermuka dua dan diam-diam lepuk, jadi berteman pun disaat orang tersebut menyapa dan sebaliknya tidak disapa terserah karna Karin sudah terbiasa sendiri menghadapi segala sesuatu.
"Kar, boleh duduk disini?" Tanya Imam Bonjol wkwk bukan gaes maksudnya Imam Fahrozi dia adalah ketua kelas Karin yang bisa dibilang Deket tapi gak Deket banget karena Karin ini cuek, tapi kalau Deket asik banget ngibahin orang-orang yang menurut nya pantas di ghibah wkwk.
"boleh kok, kenapa ni tumben lo duduk dimari, biasanya bareng Uddin"
"tu bocah gak masuk, mungkin hari Senin kali ya, lu juga bisa aja nyalip di UKS" tanda imam lagi iri, bertanda gak mampu wkwk ya gak Mam
"Sans, Minggu depan gw upacara kok, ya kali nyalip terus, abis gw dipanggil ke Timnas Indonesia U-19 heheh maksud nya dipanggil pak Harto yang suka nyundul gak jelas itu" mulai cerita Karin berapi-api,
"bagus lu sadar, gw sebagai ketua kelas geleng-geleng kepala tau, untung lu selalu dapat prestasi di sekolah ini, kalau gak, abis di julid sama yang gak mampu"
"terserah yang julid gak guna juga ladenin mereka, mereka akan selalu merasa gw begono begini jadi terserah, dan hidup-hidup gw ngapa di usik dan dipantau kek cctv aneh, anggap saja hawa kentut, btw gw mau nanya apa perbedaan cowok Indosiar dan cowok yang suka julid, eh gw Lo jarang julid ya jadi gw dan lo gak pernah julid, paham" membenarkan maksud nya sambil makan bakso.
"iya lu gak pernah julid kalau gak ada gw, berasa jadi emak komplek anjir"
"lu aja Mak komplek gw mah Karin yang comel" pernah dikatakan lucu dari banyak orang jadi Karin pun ter-ikut arus, sambil mengangkat jari telunjuk ke pipi dan memberikan jempol bagi diri sendiri,
"Iya dah" ngasih jempol juga
"hahaha nyiptain bahagia itu sesederhana ini ya, muji diri sendiri juga gw bahagia, lahh lanjut perbedaan cowok Indosiar dan cowok julid kek tetangga sebelah apaan"
"hemmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm gak tau" muka mikir
"lama amat mikir nya" muka sewot
"Terus apa, gw males mikir" muka pasrah
"ni gw kasih tau cowok Indosiar tu, setelah cerai jualan keripik langsung kaya, lihat noh setelah putus nyambung langsung pirang" ngasih kode mata ke kepala Imam, yang rambutnya pirang, dan Imam pun tersadar maksud Karin yang sedang mengolok rambut pirang nya
"pirang banget anjirrr kek duda huhuhu"
"hahaha parah lu yak" sambil tertawa dan Imam ikut tertawa dengan candaan mereka.
"Lagian ngapa gak sekalian putih aja sih, biar setara sama Bu Yun" tanya Karin yang seperti nya masih mengolok Imam
"Ihhh ogah', ya kali putih, langsung dipecat jadi murid gw, gw cuma cari suasana baru doangg, sebentar lagi kita kelar belajar, yahh.... jadi beginii" ucap Imam menjelaskan maksud nya
"Parah lo, gw panggil Pak Harto lohh, biar dihukum, sekolah kan ngelarang semir rambut, parah parah ni ketua DPRD"
"Gak perlu, barusan gw dah dipanggil sama Pak Harto, Lo tenang aja, besok gw ganti pake cat tembok, puas Lo" ucap Imam pura-pura ngambek, marah gitu.
"Awas gak"
"Ih lo nyebelin banget sih"
"Denger, ini nasehat baik dari Fajar sadboy, Putus cinta itu soal biasa you know, tapi kalau putus sekolah masa depan akan hilang, paham?"
"Bukan nya dia gak sekolah ya?" Dan disipitkan mata dari Karin
"Paham bosss, dia cuma pelarian gw doang, besok gw ganti dehh" canda Imam
"Lo pikir cewek itu apaan ah?! Lo nyakitin perasaan anak orang sama aja secara gak langsung nyakitin orang tua mereka, kenal dosa gak sih lohh, gw gak mau tau Lo minta maaf ama tu cewek"
"Gw gak salah Rin, ucapan gw barusan itu candaan doang, lagian gw yang dicampak-in" ujar Imam yang sedih
"Beneran?" Dan di anggukan kepala dari Imam yang mukanya bersedih
"UPS...." Menutup mulut menggunakan tangan, hampir mau ketawa, tapi ketawa dibawah kesedihan orang apakah itu tak menyakitkan, manusia kan? Punya hatikan?
"Sorry Mam, gw pikir Lo yang duluan, senai aja Mam, udahin sekolah kita dengan baik, dan cari duit banyak-banyak, mereka akan lengket dengan sendirinya, jangan Lo yang nyari paham, kata orang tuuu jodoh akan datang dengan sendirinya" ucap Karin yang berusaha menenangkan Imam
"Tapiii jujur sih Mam ini hanya pandangan gw, HANYA, UNTUK, PEREMPUAN, YANG, LAYAK UNTUK, DICINTAI, kodrat nya tu, perempuan itu dicari ya bukan mencari, dan perempuan itu, kodratnya dikejar bukan mengejar, tapi kita mikir lagi untuk apa perjuangin cewek yang sia-sia in Lo yang udah tulus, cinta, dan sayang sama dia, lebih baik dibuang, paham, cewek yang mencari perhatian tu kebanyakan cewek gak jelas, iya gak sih? Dan Kalau lo tertarik sama tu cewek, menurut gw yang patut diperjuang-in tu, kalau dia mencintai lo dengan sederhana dan tulus gak mandang ini itu, Kalau dia tulus ingin bersama lo, maka dia akan sama-sama memperjuang-in cinta kalian dan kalau tu cewek membuat lo bingung dan bikin sakit hati, berarti cewek itu tidak pantas diperjuang-in, paham, jadi Jangan membuang-buang waktu lo hanya untuk cewek gak jelas yang tidak menghargai Lo"
"Iya Rin gw paham, thanks ya lo udah paham apa yang gw rasa, yang Lo bilang bener, untuk sekarang fokus untuk masa depan"
"Good job bro, ini lah yang namanya teman, saling bantu membantu gak hanya ambil keuntungan doang, biar kita gak temenan banget tapi Lo cowok yang keren dan baik" tersenyum sambil memberikan jempol
"Btw Lo inget gak dulu jaman kita jadi anggota OSIS, jaman MOS (Masa Orientasi Siswa) dan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) pernah salah satu siswa dikeluarin dari barisan terus dimarahin" ucap Karin lagi untuk mengganti topik yang menyedihkan barusan, sambil nyengir
"Iya gw ingettt, Lo kannn yang waktu itu marahin tu siswa, Rambut kamu kenapa gak hitam?" Imam mengingat dan meniru apa yang dulu pernah Karin ucapkan kepada siswa itu, Dan mereka ketawa bareng mengingat waktu dulu
Kembali ke masa MOS dan MPLS ygy
"Rambut kamu kenapa ga hitam?" Tanya Karin yang dulu nya menjabat sebagai wakil ketua OSIS
"Ya piye ya kak, aku juga bingung jawabnya, mosok ya aku harus bawa Bapakku sampek ke sini" dijawab oleh siswa tersebut
Untung salah satu anggota OSIS nyeletuk
"Lha rambut dia dari lahir udah gitu, Kar"
"Ahh" waktu itu muka Karin sangat malu karena sudah salah paham, malah marahin orang yang gak salah, setelah nya Karin minta maaf dan Karin tertawa dengan semua yang terjadi yang pastinya semua nya ikut nimbrung tertawa juga
"Maaf ya dek, terlalu menjiwai jadi yah puftt ha-ha-ha"
Kembali ke masa sekarang
Setelah mereka selesai saling bercerita bel sekolah berbunyi bertanda masuk kelas.
Karin kalau sefrekuensi akan nyambung dan asik banget kalau gak b aja. Dan diujung sana ada sesosok orang mantau kek cctv.
Setelah sekian aktivitas persekolahan Karin pulang ke rumah, sampai disana ada seseorang perempuan duduk di teras yang dikenal sama Karin yaitu Sandra Zowska bisa dibilang keluarga dekat biar gak sedarah tapi sudah seperti keluarga, dia bernasib sama tidak mempunyai orang tua dan tinggal bersama kakak nya yang telah menikah, sayang dia nggak lanjut sekolah dan Sandra lebih tua 2 tahun dari Karina, karena Sandra lebih enak dan suka dipanggil langsung tanpa embel-embel kakak jadi maklumi ygy,
"San kenapa?" Melihat muka Sandra yang seperti baru menangis
"Rin boleh tidur disini gak?"
"Boleh kok, kan udah lama gw bilang tidur disini temenin gw"
"kakak gak nyuruh Rin, dia bilang gak mau repotin lu, dan juga gw bisa bantu kak Andira jualan kan disaat dia sibuk"
"ya udah, ayok masuk, gw laper lu mau makan apa" sambil buka kunci pintu, kunci rumah selalu dia bawa biar aman terkendali walaupun rumahnya gak ada barang mahal.
"Apa aja, gw juga belum makan" sambil nyengir
"Ok, bentar, lu bantu gw, ambil telor ayam di kulkas langsung kedapur dan gw ganti baju dulu ya"
"siap buk bos"
"big bos dong" sambil tereaakk dari kamar, dirumah peninggalan kakek nenek Karin ada 2 kamar, ada ruang tamu, dapur dan ruang makan di satu ruangan dan kamar mandi yang dekat dapur,
"siap big bos, masak apa nih" gak perlu tereak karena kamar yang digunakan Karin Deket dapur wkwk,
"telor ceplok telor dadar pake kecap atau sambel ABC tu" nunjukin kecap dan sambal ABC dari jauh karena Karin telah selesai ganti bajunya
"Siap mau ceplok atau dadar lu?"
"Ceplok simpel, lu kalo mau dadar ada bawang merah dan cabe di kulkas, Masako juga disitu"
"ceplok lah laper banget" sambil nyengir
"Gw siapin nasi ya, bagi tugas biar perut kita segera aman"
"sip" setelah semua nyaa selesai, hadir lah makanan sederhana dan pemilik nya yang tidak sabar untuk segera melahap di tikar yang sudah digelar, perlu dijelaskan ruang makan Karin tidak pake meja kursi cukup gelarin tikar dan makan dengan lahap saja sudah cukup ygy.
Sesederhana itu ygy. Setelah makan dengan lahap mereka duduk di ruang tamu, dan diruang tamu Karin hanya ada 1 meja persegi panjang dan 2 kursi sandar seperti sofa gitu ygy biar keliatan tua tapi masih bisa dipake,
"ada apa San, jujur aja kita ini udah seperti saudara biar gak sedarah dan rumah kita deketen jadi kita harus saling deket dan saling tolong menolong, ok" berusaha mencairkan suasana yang sedikit sedih,
"gw ingin cerita tentang kakak gw dan suaminya, Rin " muka bersedih
"gw siap dengerin dan mudahan gw bisa bantu yak" menatap sendu dan merasa bersedih walaupun belum tau apa masalah nya
"lu udah dengerin aja gw udah bersyukur Rin" sambil tersenyum
"ayo, cerita lah"
"ini cerita tentang kakak gw beberapa hari ini dan hari ini dibuat hancur oleh ke dua demit itu, yang menari diatas penderitaan orang lain tanpa rasa empati sedikitpun mereka seperti Dajjal dan menertawai dan mengolok habis kakak ku Rin" Karin terdiam dan mengangguk bermaksud menyuruh Sandra untuk melanjutkan ceritanya
"Dia selingkuh Rin, menghancurkan mental kakak ku dan juga keponakanku yang berusia 1 tahun" Sandra hampir mau menangis dan Karin pun pengen nangis juga rasanya
"Gw ingin kakak gw mendapatkan hak yang seharusnya dan juga perlindungan agar kakak gw tidak merasa sendiri menghadapi ini, karena demit itu ( kakak ipar & selingkuhannya) yang sangat menguras energi kakak gw Rin" Sandra sudah menitikkan air mata yang sedari tadi ditahan
"Kakak cerita kemarin, dia menyembunyikan semua nya" hiks hiks jujur Karin pun menitik kan air mata karena kak Andira adalah seorang kakak yang sangat baik dan ramah, selalu pengertian, Karin sudah menganggap kak Andira seperti kakak sendiri, Karin menghapus air mata di pipi Sandra dan pipi dirinya dan tersenyum sendu
"di awal tahun kakak gw mengetahui perselingkuhan kakak ipar dan kemudian menegur mereka, kakak ipar minta maaf dan selingkuhan demit itu merasa telah ditipu oleh suami kakak gw Rin, dia tidak meminta maaf hanya fokus merasa ditipu oleh kakak ipar"
"Hingga akhirnya semua berbalik, selingkuhan demit menghina kakak gw melalui whatsap, ini pertama kalinya kakak gw di hina, gw lihat WhatsApp nya, sedih gw lihat kakak gw di injek-injek sama demit gila, bayangkan Rin seorang pelakor menghina istri sah dan mengancam untuk mempidanakan kakak gw karena sudah menegur mereka"
"Di bulan April kakak gw mengetahui bahwa mereka masih menjalankan hubungan terlarang itu, tapi selingkuhan demit masih menghina kakak gw Rin, hingga akhirnya kakak menemukan bukti mereka masih jalan bersama di pantai Kelayang Rin, mereka segala akses whatsap dan sosmed di blok biar kakak gw gak tau, dan sekarang kakak dan kakak ipar masih di rumah dan sedang membicarakan semuanya, gw pengen kakak gw bahagia Rin" Sandra menangis setelah mengeluarkan unek-unek yang telah terjadi sama kakak dan kakak iparnya, Karin meraih badan Sandra dan memeluk erat supaya Sandra merasa mendingan tapi bukannya mendingan Karin pun ikut menangis
"hiks.... yang sabar ya San gw sedih juga sama tragedi yang terjadi sama kak Andira hiks.... hiks...."
"Makasih ya Rin lu selalu ada buat gw, hiks.... hiks.... gw.... gw sangat bersyukur punya temen sekaligus saudara seperti lu uhuhuhu...." dan Karin mengusap punggung Sandra berapa kali penuh kehangatan, melepaskan pelukan itu dan menatap tenang dan sendu dan menenangkan
"Turut prihatin sama apa yg menimpa Kak Andira ya. Semoga selalu dikuatkan dan percaya bahwa kebaikan akan selalu membawa kebaikan, begitu juga sebaliknya. Tuhan dan Semesta yg akan kasih karmanya" Karin menenangkan Sandra dan mengusap pelupuk mata yang menangis.
"Semoga kakak lu mendapatkan jalan keluar yang terbaik ya, lu tidur disini aja sampai semua nya tenang, sekarang jam...." sambil lihat jam dinding
"jam 4 gw mau siap-siap kerja ya, lu tau kan gw pulang jam berapa jadi tidur aja jangan nungguin gw ok, tenangin hati lu dan selalu berdoa gw juga selalu berdoa yang terbaik buat kakak lu, kak Andira itu seperti kakak gw, semoga yang dipilih nya itu yang terbaik buat kita semua"
"thanks ya Rin, ya udah siap-siap gih, maaf ya ganggu"
"ih lu gw ini keluarga lu ok, lu dan kak Andira adalah keluarga kesayangan gw, kita saling dukung dan berdoa dan anggap lah ini rumah lu Ok" sambil mengusap lengan Sandra, berdiri, berjalan dan memberikan jempol dan dibales dengan senyuman Sandra.
Dan setelah mandi dan bersiap-siap menggunakan pakaian rapi, Karin bekerja di minimarket, karena Karin masih sekolah jadi mendapatkan shift malam terus dari jam 17:00-23:00,
"San gw pergi ya, masak aja yang ada di dapur, dan lu mau pie coklat nggak gw kepengen itu beberapa hari yang lalu"
"boleh-boleh udah lama nggak makan eheheh, ntar gw ganti uang nya"
"ih loh gak perlu ganti asal lu masak buat gw ntar malem, masa gw makan kue doang gak semangat mimpi gw"
"mimpi aja butuh tenaga ya, apalagi RL"
"semangat" sambil mengangkat tangan seperti menyemangati
"gw pergi ya, bye"
"bye, hati-hati"
Pergi ke supermarket tidak perlu berjam-jam karena rumah Karina sangat kebetulan Deket dengan supermarket dengan berjalan kaki 15 menitan seperti ke sekolah hanya saja jalan nya yang berbeda arah, orang yang mempunyai supermarket adalah temen pak Hidayat dan beliau adalah temen Deket seperti keluarga bagi kakek dan nenek Karin, Karin mendapatkan pekerjaan dari rekomendasi pak Hidayat ke temannya yang kebetulan mempunyai supermarket Deket rumah Karin, tak perlu pakai taksi jadi bisa menghemat biaya, tapi kalau pulang Karin selalu memesan taksi karena malam adalah rawan nya kejahatan.
"Seperti nya harus nabung beli motor deh, tapi mau DP motor sekarang aja mungkin harus ada 1.6jt belum perbulan nya apa gw mampu ya" Karin berpikir keras dan memikirkan semua kebutuhan dia yang akan datang, apa yang sebaiknya dia prioritas kan, Karin sangat ingin beli motor tapi kendala keuangan apalagi kebutuhan dia masuk kuliah, biar Karin mendapatkan beasiswa dan bisa kuliah tempat terbaik di kotanya, pasti membutuhkan uang yang lebih walau mempunyai beasiswa.
"Apa minta sepeda aja ya sama pak Jokowi, hahh.... ya Tuhan" ucap Karin sambil berjalan, Karin sudah terbiasa berjalan kaki dalam menempuh ke sekolah ke tempat kerja, pergi balik, Karin sangat kuat wkwk.
Di sebrang sana ada seseorang yang melihat dan memantau didalam mobilnya.
Sampai ditempat kerja Karin berganti shift dengan kak Istiani namanya,
"hai kak, selamat sore"
"sore Karin, kakak pulang duluan ya" berjalan sambil melambaikan tangan
"kak" panggil Karin
"ya Rin ada apa"
"kakak beli motor case atau kredit kak?"
"Hemm, kredit kar, kenapa, kamu mau kredit motor?" Karin menggeleng dan tersenyum
"gak kak, keknya gaji gw kalau kredit raga susah ngembaginya gw mana tahan kak kalau gak segera nurutin perut kesayangan gw"
"ehehheh kamu ini Karin suka aja bercanda"
"kalau beli secon ni, kak, gw harus punya uang berapa ya?"
"Kalau kamu ingin mesin motornya sehat dan semuanya nampak bagus paling tidak harus punya 10jt, nanti kakak bantu deh cari motor yang terbaik dan bisa kita pahami" Karin tersenyum dan garuk kepala yang gak gatal
"baiklah, makasih ya kak atas bantuannya dan informasi nya, gw pikir-pikir dulu deh eheheheh" kak Istiani pun tersenyum juga
"ya sudah kakak pulang ya, nanti pulang nya hati-hati ya, bye"
"siap kak, byeeeee"
Masih di supermarket, Ting tanda ada konsumen
"hai kak" seorang anak kecil laki-laki mungkin berumur 4/5 tahun
"hai juga sayang, mana orang tua kamu?"
"Diluar kak, aku mau beli es krim sajah kok, jadi papa diam di luar dan nungguin ajah" ucap bocah gemes itu
"ya udah hayuk kakak tunjukin es krim nya" berjalan mengarah tempat es krim
"pilih lah, saran kakak jangan banyak makan es krim ya kalau banyak-banyak gak sehat buat tubuh, paham, makan secukupnya saja ya"
"iya kak, aku sukaaa kakak" memeluk kaki Karin, Karin pun jongkok
"hahah kakak juga sayangggg adek, biar kakak gak tau kamu siapa yang kakak tau kamu adalah rajanya kakak disini, jadi mau rasa apa sayang"
"aku rajanya kakak"
"iya baby, kamu rajanya karena pembeli adalah raja" sambil tersenyum
"jadi mau rasa apa adek ku gemezz" sambil mencubit gemes pipi bocah itu
"aku mau es krim coklat" seru bocah itu girang
"baiklah, berapa buah?" Tanya Karin sambil memiringkan kepalanya
"3"
"siap meluncurrrrr, nah ini satu, sisa nya kakak bungkus ya"
"kak"
"ya"
"satunya untuk kakak" sambil menunjukkan ke Karin
"hah.... Penjual kok dikasih, kakak beli sendiri nanti ya"
"kata papa satunya untuk kakak" ucah bocah itu gemes, Karin memiringkan kepalanya dan berpikir
'papanya baik banget, tapi takut nya untuk mamanya bocah ini, apa gak salah, hemm sebaiknya mencari papanya' ucap Karin dalam hati
"baiklah, mari kita ke kasir" bocah itu memegang tangan Karin erat, sampai di kasir bocah itu memberikan uang 100k
"sisanya untuk kakak" ucap bocah itu sudah menerima es krim yang masih ada satu di kantong plastik" makin heran Karin dengan kebaikan bocah tersebut kenal juga kagak tapi memberikan kembalian uang yang masih banyak
'hemm harus bertemu papanya'
"ya udah hayukk, kakak tambahin ketemu papa dan mama kamu ya"
"aku gak punya mama kak" ucap bocah yang bibirnya ngerucut kedalam seperti menahan isak tangis, Karin pun tak enak hati dan mendekati bocah tersebut dan memeluk nya
"maaf kan Kakak" dan mengusap punggung bocah itu halus, tidak mau banyak bertanya Karin langsung mengajak bocah itu untuk bertemu papanya karna masih bocil seharusnya dijaga dengan ketat tapi ini malah gak dijagain
"ya udah kakak tambahin ketemu papa sampai aman oke"
"okeee kakakkk, aku sayang kakak"
'waduh ni bocah baru ketemu udah suka sayang aja, pandai kena embat sama mama kamu Lo dek games' Ting bunyi ada pelanggan
"bentar ya dek, adek duduk disana dulu Ok, ada raja kakak lagi itu" sambil menunjuk sedikit ke arah pelanggan
"iya kak, aku akan nungguin kakak kok" Karin tersenyum dan mengusap kepala bocah itu,
"terimakasih" setelah melayani pelanggan tersebut Karin mengajak bocah tersebut untuk mencari papa nya, setelah keluar dan di depan pintu
"kak raja kakak banyak banget sih, apa nggak mau raja nya aku ajah" Karin tertawa
"gak bisa" menggeleng pelan
"mana papa kamu, heemm"
"tadi disana Kak, seperti nya papa pergi terburu buru"
"ahhh.... Kok gitu sih papa kamu, kok main tinggal aja"
"papa memang seperti itu kak, suka pergi gak jelas, pulang malam"
"papa kamu orang baik kan, dia gak nyakitin kamu kan dek" suara Karin yang sedikit khawatir, tidak ada yang tau dari semua pembicaraan itu didengar sama seseorang dari jarak jauh
'ayo burung kenari ku, kembali lah ke sangkar mu baby, aku merindukan tubuh mu yang manis dan senyum mu itu baby' ucap seseorang dari kejauhan yang hanya author yang tau ygy.
"Papa ku, pun, aku gak tau kak" geleng kepala bocah itu,
"ahhhhhhhh...." Mulut Karina bener-bener berbentuk ah sampai dia sedikit bingung, kok kok gitu ygy,
"adek, sayang, kamu gak bercanda kan, papa kamu pulang jam berapa, alamat nya dimana sayang kasih tau kakak, nanti kakak antar"
"gak tau kak" geleng bocah tersebut
'oh good apa aku akan menjadi penjahat dan dipenjara membawa anak yang gak sengaja gw temui'
"adek gini aja, kita masuk kedalam dulu ya, takut nya ada raja kakak ngamok ngambek gak jelas nanti, makan es krim nya didalam aja, kita tunggu papa kamu aja okeyy"
"iya kak, ayokkk" bocah itu tersenyum girang dan memegang tangan Karin dan menuntun kedalam supermarket
'lah ni bocah kok bahagia banget yak'
"Duduk sini ya, ini bantal kecil kakak, kalau ngantuk tidur aja ya, nanti kalau papa sudah datang kakak bangunin, kakak harus beres-beres dan menyelamatkan raja kakak dari semua kegilaan supermarket kakak yang ganas ehehehhhhh" sambil mencubit manis hidung bocah itu
"iya kak"
Karin berjalan dan melayani semua pembeli, perlu diketahui supermarket itu setiap shift hanya satu orang yang bekerja jadi tugasnya harus berbagi rata biar adil, gaji nya lumayan lebih cukup setiap bulan, tapi pas-pasan bagi
Karin untuk menjalani kehidupan nya untuk untuk nabung pun tidak seberapa. Setelah selesai Karin bersiap-siap untuk beres-beres karena sampai jam 8 malam pun orang tua bocah itu gak muncul-muncul, sampai bocah tersebut tertidur pulas, dan telah diselimuti selimut dari Karin. Sambil beres-beres Karin bernyanyi
"Baby don't you worry" "I make sure that you alright" "Baby don't you worry" "about me i Will be fine" "giveeeee youu everything that mine" "hope you won't see" "the hunger in my eyes" tapi nyanyian Karin berhenti karena ada bunyi Ting dan memberhentikan beres-beres nya, "suara mu sangat merdu ya kakak cantik" pria itu menggunakan pakaian kaos polos berwarna biru tua dan celana jeans
"heeheh iya makasih pujian nya, btw mau belanja apa pak" pria tersebut melirik ke bocah itu
"anda papanya bocah itu" pria tersebut menganguk, dan disitu muka Karin tawar tapi masih sangat cantik dengan muka putih nya dan menatap tajam ke pria itu, pria itu menggunakan topi dan masker jadi tidak terlihat wajahnya oleh Karin
"anda yakin papanya bocah itu" suara yang mengintimidasi pria itu dan menunjuk ke arah bocah yang sedang tertidur lelap
"iya"
"mana buktinya"
"aku tak perlu mengeluarkan bukti dia anak ku"
"anda orang tua? ckck tega membiarkan anak itu sendirian seperti itu, sampai dia tadi lapar, tuan yang terhormat untung gw sangat gercap memberikan kue Pai kesayangan gw untuk nya, aku membutuhkan bukti, mana foto anda dengan bocah itu" pria itu melepaskan topi nya dan seperti ingin melepaskan masker nya tapi dia tahan
"aku tak perlu izinmu" Karin lari melesat mendekati bocah yang tertidur pulas dan merentangkan tangan agar pria tersebut tidak merebut nya karena Karin masih ragu, takut nya dia penjahat yang menyukai bocah-bocah.
"Ya sudah kau urus saja bocah itu"
"hei anda ini beneran orang tua gak sih, aneh banget nggak ada usaha apa gitu kalau ini anak anda, pria aneh"
'aku lagi usaha sayang dan bocah mu itu sangat lah pintar'
"ambil saja, dia menyusahkan ku"
"kau pria bejat, tadi anda tinggal dia sendirian sekarang anda membuang nya, fine pergi sana bocah ini tak membutuhkan orang tua gak guna seperti anda"
'good baby, kebaikan mu itu.... melemahkan ku saja, gara-gara kau terlalu baik kau....'
"urus dia, dia selalu mencari mama nya"
"orang tua gila, pergi sana hushhhh.... Bocah ini akan menjadi orang yang berpendidikan tinggi gak seperti anda boloho dan akan aku usahakan dia menjadi sukses sana kau orang tua tak guna, jahat banget jadi orang gak punya perasaan apa?" Omongan dan sedikit mencibir pria itu
'kau yang jahat Rin tak ada perasaan, meninggalkan kami!'
"terserah kamu cantik, aku akan mentransfer kebutuhan kalian, dia masih memegang kartu rekening ku, kau tak perlu memikirkan uang, jaga saja, aku gak mau ribet sama tu anak" mendengar itu Karin benar-benar marah
"kau pria gila, sangat gila" pria itu pergi dan keluar dari supermarket
'kau yang membuat ku gila Rin'
"ya tuhan bagaimana ini pikiran ku tak mampu bergerak, kehidupan ku aja sudah bahagia, mau merawat dia?, gw gak mau Nerima uang sampah dari pria brengsek itu, orang tua apaan membiarkan anaknya seperti ini, kasihan kamu sayang, kakak...." Karin tarik napas dalam-dalam
'kakak akan melindungi mu apapun yang terjadi kita pasti bisa menjalani semua nya, dan ya tuhan, ini kah keluarga ku yang kau berikan setelah mereka semua meninggalkan ku sendirian'
"hiks.... hiks...." Tangis yang ditahan sama Karin dan itu didengar sama pria gak jelas itu ada rasa tak karuan membiarkan itu terjadi.
Di jam 23:00 tepat, tapat juga Karin sudah menutup minimarket sambil mengendong bocah itu dan menunggu taksi yang telah dipesan, di saat menunggu ada bunyi dering telepon
"tringggggggggggggggggggggggggg" karna masih memeluk bocah itu Karin agak susah mengambil ponselnya di tas, setelah melihat orang yang menelpon langsung dijawab
"ya, San"
"Rin kakak dan kakak ipar sedang bertengkar dan gw sekarang sedang menahan demit gila ini, dia ingin menyakiti kakak gw juga Rin, hiks.... Bantu gw Rin"
"tunggu gw San, jangan di matikan ponsel nya"
"ya Rin"
diseberang sana mendengar pembicaraan itu
'karin ku....'
"omg please tuhan, mana taksi nya kok lemot banget sih, San tunggu gw, ya tuhan kalau gw sendirian lari pun bisa sekarang?" Tidak begitu lama ada mobil yang menghampiri entah itu taksi atau.... Karin langsung membuka pintu mobil
"pak ke alamat yang saya kirim"
"baik nona"
'suaranya'
"pak anda tau kan alamat yang saya maksud"
"iya tahu nona, Jl. Damai, Dsn Baru"
"yaa ayo pak cepat"
"baik nona" Karin tidak lagiiii memikirkan pria itu, sekarang dia sedang memikirkan Sandra dan kak Andira
"cepetan pak"
"tapi nona, keselamatan nomor satu"
"iya tau, tapi saya sedang terburu-buru pak, kumohon Cepetan pak" dengan mimik bermohon, setelah sampai Karin membayar nya dan segera berlari menuju ke rumah kakak Sandra
"apa-apa kamu minta hak rumah, ini rumah ku Andira, sudah atas nama aku, kamu gak ada hak ngatur-ngatur aku"
"tapi aku istri mu mas, kau tega membiarkan kami tidur diluar"
"hey Lo pacar gua berkata keluar ya keluar gak paham apa bahasa Indonesia mau bahasa mars" Karin melihat perseteruan para curut demit tak tahu malu itu, segera menaruh membaringkannya pelan bocah itu di teras rumah kak Andira yang masih berselimut dengan selimut yang digunakan Karin
"sayang tidur sini dulu ya, maafin kakak yang membuat kamu tidur disini sekarang " Karin mencium kening bocah itu dan pergi ke perseteruan yang sedang terjadi
"ahhhh lepas" teriak kak Andira yang rambutnya ditarik kuat dari suaminya sendiri dan Sandra yang masih menahan kebok ngamuk yang mengila dan merasa dia lah pemenang nya
"fuck you" teriak Karin dan menendang badan suami kak Andira sampai suami itu terjungkal ke tanah
"kau bangsat, bedebah, gila, dia istri lu anjir lu ada anak yang masih satu tahun kemana hati nurani mu ahh"
"kau diam saja bocah"
"kak izin melecehkan suami anda sampai bonyok, boleh?"
"Tapi Rin kamu nanti ikutan masalah ini dan berujung ke penjara bagaimana" mendengar itu Karina menyungging senyum dan memiringkan kepalanya, dan segera berlari dan menghajar demit itu
"gw gak peduli" tereak Karin sambil menendang dan tonjok muka si demit, biar ada lawanan dari si demit tapi tidak membuat karin takut karena Karin pernah mengikuti ekstrakulikuler taekwondo gratis dari sekolah yang sengaja Karin ikut dari SMP kelas 8 sampai kelas 9 serta supaya ada ilmu dalam bela diri. Di dalam semua perkelahian Karin yang berusaha menghajar demit dan Sandra yang membalas juga dengan mencengkeram rambut dan mencakar muka demit dan membuat lebam di muka si selingkuhan demit, ada dua orang yang saling menyapa wkwk didalam suasana seperti ini
"pah"
"yah, bocah"
"aku bukan bocah"
"mamah mu yang bilang kamu bocah"
"mamah gak papa panggil aku bocah, papa jangan ikutan"
"iya Marcelino, sekarang kamu lihat bagaimana hebatnya mamah mu?"
"Mamah sangat keren pah, mamah untukku saja pah, papah cari nenek saja"
"kamu nenek papah mamah Karina"
"ga mau, mamah punya ku pah"
"kamu papah suruh bodyguard Iwung untuk mengambil mu dari mamah dan membawa ke rumah nenek, ya" ancam papah bocah itu
"ckck"
"hemm meniru mamah mu ternyata, sekarang bantu mamah mu, papah pernah mengajari mu bermain Panah dan pistol coba kamu lempar kedua orang itu pakai batu kena kan ke mata mereka"
"siap pah"
"awas kena mamah Karina"
"gak akan pah" dan dengan cekatan Marcelino mendekat sedikit di arena pertempuran, Marcelino mengambil 2 batu dan melempar batu ke arah mata suami kak Andira dan melempar ke mata wanita yang sedang tarikan rambut dan kedua batu itu mengenai pas Dimata mereka
"ahhhh" teriak kedua demit
"heehh sukurin pak tua lu udah bau tanah masih aja gila apem kukus melarz orang kek elu gak seharusnya hidup, anda seperti banci berebutan harta dengan istri sah anda sendiri, ya gw tau, ya, pak tua gila, ini rumah yang punya kak Andira ini rumah dari keluarganya kak Andira kau tidak tahu malu nya mau mengambil nya, hellooo otak lo kemana ha kemakan demit?, Ckckck"
"sukurin lu, ni karma dan lu harus mendapatkan yang setimpal paham, gw sudah siapin bukti kalian selingkuh dan elu ngolok ngehujat kakak gw, wanita murahan lo, tunggu saja lu akan mendekam di penjara ahahhahahhah" tawa Sandra seperti bajak laut brukakaka wkwk.
"Pak mohon bantuannya pak, mereka berdua yang saya ceritakan"
"ya ampun pak....pak.... Anda berselingkuh dan terang-terangan ingin mengambil hak mbak Andira kemana muka anda itu pak apa sudah dilapisi dengan kuali hitam rumah saya" ujar pak RT yang diajak kak Andira
"maaf pak RT saya khilaf, wanita itu yang memaksa untuk merebut rumah Andira pak RT saya tidak bermaksud" ucap si sampah mengelak
"kau...." Ucap pelakor marah ke sesama demit
"jangan dengerin dia pak, kakak ku sudah mendapatkan hinaan dari mereka berdua, mereka telah menjalin hubungan itu sudah lama, padahal kakak ku sudah memberikan kesempatan tapi dia...." ujar Sandra sambil menunjuk si demit ingin mereka masuk penjara
"heh.... Si sampah dan pelakor tak tahu malu ini harus diangkut ke penjara pak, mereka sampah masyarakat yang meresahkan dan harus dibumihanguskan pak" ujar Karina
"iya pak mohon bantu saya" ujar kak Andira
"saya ada bukti mereka berdua pak, bawa mereka ke kantor polisi pak" ujar Sandra
"baik mbak Andira dan adek Sandra adek Karin kami bawa mereka biar pihak polisi yang meriksa nya, sekarang kembali ke rumah masing-masing ya pak buk, dan mbak Andira sekarang kembali lah kerumah kasihan anak anda mbak" "baik pak, terimakasih ya pak" ucap Andira sambil menghapus air mata
"ih Mak garong pada gak nologin apa, masa nonton doang"
"gak berani nolongin Rin" ujar salah seorang penduduk yang hanya menonton
"heh Rin itu anak siapa yang lu bawa, anak lu diluar nikah ya?" Ujar julid salah satu penduduk situ
"bukan urusan kalian" ucap dingi Karin dan berjalan menuju ke tempat bocah yang sudah terbangun dan melihat kehebatan Karina wkwk.
Dan ditahan dari Sandra
"Rin"
"ya"
"gw juga lihat tu anak, bukan anak lu kan?"
"Ahh .... Lu kek emak rempong itu juga"
"gakk gw cuman bingung aja, tiba-tiba ada anak kecil itu"
"hah.... Besok gw ceritain intinya dia bukan anak gw, lu lebih baik sama kak Andira tenangin dia, gw paham ini hal berat, gw rasa kak Andira gak cerita selama ini, karena dia lagi usahain jaga pernikahan mereka dari perpisahan tapi inilah yang terbaik, orang yang kita cintai tidak mungkin menyakiti dan menjambak rambut kak Andira seperti itu, lu dan kak Andira pasti bisa" berusaha menyemangati
"ya udah, selamat malam kesayangan ku maaf ya merepotkan" ujar Sandra karena geram Karin menarik hidung Sandra dengan kenceng
"auhhh...."
"Pelajaran buat Lo asal nuduh"
"ei bukan nuduh cuma nanya doang, ngambek ya"
"hah.... Ceritanya panjang besok gw ceritain yak, bye temen ku sayang"
"bye"
Berjalan menuju tempat bocah yang tak sengaja dia temukan dan sedang berjuang menjaga dia dan membuat anak kecil menjadi besar yang hebat, semoga ygy,
"Hai kebangunan ya dari tidur nyenyak nya"
"Kakak tadi kerennnn" ucap si bocah merasa takjub dengan semua gerakan bela diri dari Karin
"Jadi lihat kakak tadi lagi main pubg ya?"
"Iya, kakak yang menang, yeayyy" ucap bocah itu bahagia,
sambil mengendong dan berjalan menuju rumah, di sebrang sana ada yang mendengar semuanya dan memantau jauh dari tadi.
Karin merebahkan tubuh anak kecil itu dan bermaksud membuka pakaian nya dan mengganti dengan pakaian bersih dan masih ada baju kecil Karin dilemari yang tersusun rapi "emmm...., Kakakkk" bocah itu tertidur lagi, dan seperti meregangkan badannya
"hei cepat banget sih tidur nya, hayuk kita ganti baju yang bersih biar tidur kita nyenyak karena kakak ingin mimpiin kakek dan nenek kakak yang sangat kakak rindukan" sambil memegang tangan sih bocah
"a aku bisa ganti sendiri kak"
"kamu malu?" Senyum Karin yg Manahan tawa ngakak nya
"Gakkk.... Tapi aku kan laki-laki"
"tapi kamu masih bocah, ayok bersih-bersih kakak cari pakaian kecil kakak ya pasti lucu ehehehh"
"baju kakak?" Angguk karin
"kak, bajunya jangan seperti anak perempuan" sambil memohon dan merubah raut wajahnya seperti anak kucing
"gak janji, gih bersihkan tubuh kamu ya" Karin tersenyum dan melangkah ke kamar satunya
"pahhh"
"pakai saja turutin apa mau mama mu"
"Iya pah" Marcelino melangkah gontai mencari kamar mandi
"mah...." Hampir Marcelino keceplosan
"sayang kamu manggil kakak?"
"Eh iya kak, dimana kamar mandi nya?" Karin menunjuk
"bisa kan bersih-bersih sendiri?"
"Bisa mah"
"eh kamu manggil apa barusan" Karin mendekat dan Marcelino menunduk karna keceplosan lagi dan pasti didenger Karin
"ayo tadi bilang kakak apa?" Karin menaikan dagunya dan menatap lekat dan bocah itu sedikit menangis
"mamah"
"ahh...."
"Mamah" Karin mengerjabkan mata nya sedikit terkejut, melongo kaku tapi selalu cantik dalam pandangan Marcelino, berapa detik terdiri akhirnya
"bersihkan tubuh dulu pakai baju yang ah.... Mamah yah.... Kakak juga rindu Mamah sayang gak papa sih manggil kakak mamah tapi ada syaratnya"
"apa mah"
"Dah bersih-bersih dulu"
"iya mah" Marcelino berjalan dan menjalani apa yang disuruh dan tidak sabar apa syaratnya
'mungkin dia merindukan mama nya, gak papa lah kakek nenek?, Dia bukan anak ku ya kali gw punya anak'
"sayang ini handuk nya, pakaian nya diatas ranjang pakai yang ada dulu besok kita beli pakaian ya?"
"Iya mah"
"kalau sudah ngantuk tidur aja, kakak mau bersih-bersih" mengusap hidung mancung anak kecil itu, setelah selesai semuanya "mah...."
"Bentar ya" Karin menggambil selimut yang agak besar, selimut itu selimut punya papa dan mama nya. Dan mereka tidur saling berhadapan "Ayo tidur"
"mahh...."
"Hemm...."
"Ayo tidur" Marcelino memeluk erat tubuh Karin
"astaga selama ini kakak gak tau namamu sayang" Marcel tidak menjawab "ahh, lupa mama mau tau nama mu siapa" terkembang lah senyum di wajah bocah itu
"nama ku Marcelino, mah"
"baiklah Marcel pembicaraan kita, kita lanjutkan besok ya, mama cape banget sayang"
"iya mah, selamat tidur mah"
"selamat tidur sayang" Karin mencium kening Marcel singkat,
setelah beberapa menit
"nama yang bagus, papah mu yang bodoh itu bisa juga menggunakan otak nya" diseberang sana yang selalu setia mendengar
'mulut mu selalu manis ya baby, aku juga sangat merindukan mu baby'