Imma Anjani adalah gadis yang baru duduk di bangku SMU kelas 11 menjalankan amanah ibu kandungnya yang sudah meninggal dunia untuk menjaga Adik nya Faro Sanjaya dengan status putra nya.
Imma harus melindungi Faro Sanjaya dari ketua mafia terbesar di Asia tenggara yang memiliki dendam lama dengan kakek kandung Faro yaitu Tomy Sanjaya
Perjuangannya Imma tidak lah mudah, karena dia harus meninggalkan segala cita-cita, masa depan impiannya hanya untuk Faro.
Perjuangkan itu sedikit demi sedikit berkurang setelah bertemu dengan pujaan hatinya Kenzie Wiguna, yang tulus mencintai Imma satu paket dengan putranya Faro, berjuang bersama dalam satu keluarga demi melindungi putra nya
Dengan ikatan cinta yang tulus dalam keluarga akan lebih mudah untuk mengatasi masalah hidup.
mari kita simak cerita selengkapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon muda Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Misteri Trauma Umi
Setelah Ken datang dan mendapatkan perhatian khusus yang selama ini belum pernah dia rasakan serta di peluk dengan erat hati Imma mulai tenang.
Tiba-tiba terdengar suara handphone Ken berbunyi.
"Kringggg..... kringggg"
"Halo Sandi, ada apa?" tanya Ken.
"Jam satu di panggil Bos besar" kabar Sandi.
"Ya .... sebentar lagi aku kesana" jawab Ken singkat.
"Bi... berangkat kerja lagi aja, umi sudah tidak apa-apa kok" ucap Imma lemah.
"Umi tidak apa-apa, Abi tinggal?" tanya Ken.
"Hmmm..... " jawab Imma sambil mengangguk pelan.
"Faro ganteng, bisa tolong Abi?" ajak Ken ke Faro.
"ada apa Abi?" tanya Faro.
"Sementara Abi kerja, Faro jaga umi ya, nanti kalau badan umi dingin lagi Faro minta uthi Sumi telpon Abi ya" titah Ken.
"Iya Abi" Jawab Faro singkat.
"Nanti kalau badan umi dingin, Faro peluk ya umi nya, biar umi cepat sembuh" titah Ken lagi.
"Ya sudah Abi kerja dulu, tapi sebelum nya peluk dulu deh, pertama peluk Faro dulu... sekarang peluk umi" kata Ken sambil memeluk mereka bergantian.
"Ayo Faro kita keluar biar umi istirahat dulu, nanti sering di lihat ya uminya" ajak Ken sambil keluar kamar dan menggandeng Faro.
"uthi Sumi.... " panggil Ken setelah melihat uthi Sumi di rumah keluarga.
"Ya Abi" Jawab uthi Sumi singkat.
"Sudah agak berkurang kok dinginnya, nanti tolong kabari Abi ya uthi kalau ada apa-apa?" perintah Ken.
"Mana handphone uthi biar Abi simpan kan nomor nya Abi" pinta Ken sambil mengulurkan tangannya.
"Ini Abi hp nya uthi" jawab uthi Sumi sambil menyodorkan HP nya.
Ken akhirnya kembali ke kantor tetapi sebelum berangkat Ken mengganti baju kemeja nya yang basah terkena air mata Imma.
Sedangkan Imma mulai bisa tidur dengan nyenyak, sementara Faro sebentar sebentar masuk kamar uminya dan memegang kepala atau kaki nya untuk mengecek suhunya.
Sesampainya Ken di kantor langsung menghadap Papi Bastian di ruang kerjanya.
"Tok .......tok.....tok"
"Masuk" ucap papi Bastian.
"Ada apa, Papi memanggil Ken?" tanya Ken.
"Duduk lah dulu, papi mau ngomong" perintah Papi Bastian.
"Ini soal keluarga uminya Faro, papi sedikit mendapatkan informasi, tapi belum begitu jelas," jelas papi Bastian lagi
"Soal apa papi?" tanya Ken penasaran.
"Apakah di rumah Faro ada orang ini?" tanya papi Bastian sambil menunjuk kan sebuah foto lama.
"Ini seperti foto uthi Sumi saat masih muda Papi?" ucap Ken.
"Kok Papi punya foto nya?" tanya Ken heran.
"Ini masih belum jelas betul Ken, nantinya berhubungan dengan mami juga, tapi sebelum jelas jangan ceritakan ke mami dulu ya" perintah papi Bastian.
"Baiklah Pi, ini menjadi rahasia kita saja" janji Ken.
"Untuk mengungkapkan misteri ini kuncinya ada pada dia" papi Ken menunjukkan foto lagi.
"Kirim ke Ken ya Pi, lewat wa" pinta Ken.
"Namanya Anton, coba bantu papi cari orang ini ya" perintah papi Bastian.
"Hari ini Ken menemukan sisi lain dari umi Lo Pi" cerita Ken.
"Maksud nya gimana?" Tanya Papi Bastian lagi.
Kemudian Ken menceritakan mulai dari keresahan Ken sore kemarin sampai tadi siang sebelum pertemuan dengan papi Bastian.
kalau Ken simpulkan ada trauma yang sangat berat yang pernah umi Faro alami di masa lalunya, namun umi Faro belum bisa bercerita kepada siapapun.
Uthi Sumi juga sama seperti umi Faro tidak pernah menceritakan apa yang terjadi di masa lalu mereka, setali tiga uang, sama sama bungkam seribu bahasa.
Setelah selesai pertemuan dengan papi Bastian, Ken langsung ke kantor pribadi nya dan memanggil sandi.
"sandi..... coba kau lihat, tak kirim ke wa handphone mu ya" perintah Ken sambil mengirim foto Anton.
"Bos..... bos ini kan Anton" ucap Sandi.
"Dia wakil kepala gudang hampir tiga tahun terakhir, orangnya cerdas dan tidak banyak bicara" cerita sandi.
"Coba kamu lihat biodata nya, kalau perlu tarik dia menjadi wakil mu" perintah Ken.
"Siap bos" jawab Sandi.
Sampai menjelang senja Ken baru selesai mengerjakan pekerjaan nya hari ini.
Ken pulang ke rumah, mandi dan berganti baju dengan rapi, tidak lupa pamit kepada mami Winda ingin keluar rumah.
Ken melajukan mobilnya ke rumah umi Faro dengan perasaan cemas, tetapi sebelum berangkat ke sana Ken membelikan ayam goreng kesukaan Faro dan soup hangat untuk umi Faro walaupun agak antri di restauran itu.
Sementara di rumah Imma uthi Sumi sedang duduk di kamar umi dan ingin menanyakan apa yang telah terjadi kemarin.
"Gimana umi sudah bisa cerita dengan uthi, apa yang terjadi kemarin?" tanya uthi Sumi pelan sambil mengusap rambut nya.
"Kemarin umi melihat dua bodyguard Akung Tomy Sanjaya uthi" jawab Imma sambil mulutnya bergetar.
Seketika Uthi Sumi memeluk Imma dengan erat dan saling terisak, untung nya Faro sedang berada di toko bersama Uthi Marni.
"Tetapi mereka tidak mengenali umi kan?" tanya uthi Sumi sambil melepaskan pelukannya.
"Sepertinya tidak uthi, soalnya umi langsung meninggalkan tempat itu setelah menyadari bahwa mereka adalah bodyguard Akung Tomy Sanjaya" jelas Imma.
"Syukur lah, ya sudah sekarang umi sudah enakan kah?, tahu obat nya hanya di peluk Abi Ken seharusnya dari kemarin uthi memanggilnya umi" goda uthi Sumi.
"Uthi bisa aja, tapi entah lah uthi kenapa setelah dipeluk oleh Abi, hati umi sangat tenang uthi" ucap Imma jujur.
"Kenapa bisa begitu?" tanya uthi Sumi.
"Abi itu tidak banyak bertanya, tidak memaksakan, begitu menghargai perasaan yang tidak bisa bercerita, tidak menuntut juga, sehingga membuat hati umi nyaman" cerita Imma lagi.
"Oooo berarti cinta nya tulus ya?" ucap uthi Sumi sambil tersenyum.
"Apakah kalian sedang membicarakan tentang Abi?" tanya Abi sambil berjalan mendekati mereka dengan menggendong Faro.
"Waaaah panjang umur Abi" kata uthi Sumi.
"Apakah sudah pada makan malam?" tanya Ken lagi.
"Beyum Abi, Palo mau matan ayam doleng" pinta Faro.
"Siap, ini sudah Abi belikan, tolong di siapkan ya uthi" titah Ken sambil menyodorkan bungkusan makanan.
"Ya baiklah, Faro di suapin uthi Sumi ya biar umi disuapin Abi" ajak uthi Sumi.
"Disuapin Abi juga tidak apa-apa Uthi" jawab Ken cepat.
"Umi bisa makan sendiri tidak usah di suapin" kata Imma sambil bangkit untuk duduk.
"Palo mau mamam tendili aja, di meja matan" ucap Faro sambil lari ke meja makan
"Anak Abi yang pintar" ucap Ken sambil mengacungkan jempol nya.
Akhirnya umi disuapin Abi, Faro makan bersama uthi Sumi di meja makan, sedangkan uthi Marni dan Akung Karno makan di toko depan sambil menunggu toko.
"Tahu aja Faro itu kalau Abi ingin berdua dengan umi" goda Ken sambil tersenyum melihat wajah umi yang agak pucat.
ketawa.sampai.keras.perutku
.kretttt...kreeeeetttt🤣🤣🤣