Alika Khumairoh gadis berjilbab nan tangguh yang berubah menjadi gadis diam seribu bahasa karena kecelakaan yang menimpa adiknya. Kesedihan yang mendalam ia rasakan ketika adik satu-satunya terbaring koma karena kecelakaan tersebut.
Dan ketika dia harus bertemu dengan Farel Adiputra Wijaya, manusia menyebalkan menurut Alika.
Farel sendiri adalah putra dari pemilik perusahaan Wijaya Group.
Kehidupan mereka yang berubah drastis karena sifat di antara keduanya yang bertolak belakang.
Sampai akhirnya mereka memulai untuk melakukan kerjasama di perusahaan ayah Farel agar mengetahui siapa dalang di balik runtuhnya perusahaan Wijaya Group.
Akankah mereka dapat memahami satu sama lain?
Dan bisakah keduanya mengungkap siapa yang berkhianat pada perusahaan Wijaya Group?
IG : miena_checil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gladi Resik
Hari H akhirnya datang juga. Para tim Farel sepertinya tengah di sibukkan dengan acara ini.
Dari mulai dekorasi yang memang tim Farel turun tangan sendiri mengatasi semuanya. Desi dan Nadia yang di tugaskan Farel untuk membantu Alika juga bergerak lebih gesit.
Farel dan Dimas melakukan pengecekkan terakhir untuk model sepatu yang akan di pakai untuk acara ini.
Para model sudah di siapkan oleh Farel dan timnya. Model pilihan yang sesuai dengan rancangan Alika, Andre dan Riko.
Gladi resik juga di lakukan para tim sebagai persiapan puncak sebelum pagelaran fashion show di laksanakan.
Semua karyawan dan para petinggi perusahaan yang baru saja datang ke kantor di kejutkan oleh suasana lobby yang sudah di hias serupa panggung catwalk.
Ada adegan berbisik sesama karyawan namun ada juga yang terlihat antusias melihat dekorasi di depan mata mereka.
Saat Hendra dan sekretarisnya masuk pintu perusahaan dia juga terkejut. Namun dia malah tersenyum kecut melihat pemandangan di depan matanya.
Lalu Hendra pun melangkah menuju lift yang akan membawanya ke tempat dia melaksanakan pekerjaannya.
Farel yang melihat reaksi Hendra hanya bisa menahan nafas lantaran om yang selama ini dia hormati ternyata malah menginginkan perusahaan papanya.
Herlambang bahkan sudah menceritakan pada Farel perihal sikap Hendra yang di anggap tidak pantas berada dalam jajaran Dewan Direksi. Hanya saja Herlambang tidak mempunyai bukti yang kuat untuk mengeluarkan Hendra dari perusahaan.
Para petinggi perusahaan juga sudah menerima undangan dari Farel. Undangan tentang acara fashion show yang di adakan oleh para tim Farel pada pukul sepuluh pagi ini.
"Apa ini?" tanya Hendra pada sekretarisnya Bagas yang memberikan undangan dari Farel. Sesaat mereka baru saja sampai dalam ruangan Hendra.
"Itu undangan dari Pak Farel, Tuan. Dia akan mengadakan acara fashion show di perusahaan ini," jawab Bagas.
Hendra tertawa keras. "Fashion Show? Apa dia lupa kalau perusahaan ini adalah perusahaan sepatu? Kenapa dia mengadakan acara fashion show?" Hendra kembali tertawa. "Desainer mana yang membantu Farel dalam acara ini?" tanya Hendra lagi penasaran.
"Saya belum tau Tuan waktu saya mengintai mereka, mereka terlihat melakukan pekerjaan seperti biasanya," jawab Bagas.
Hendra tersenyum kecut. "Biarkan saja mereka, aku ingin lihat seberapa jauh Farel bisa melakukan pekerjaan ini," kata Hendra sambil tertawa.
*
Lala nampak berjalan dengan santai memasuki Perusahaan Wijaya Group. Senyum riangnya seakan tak pernah hilang dari wajahnya meskipun Farel kerap mengacuhkannya.
Seketika Farel melihat kedatangan Lala dan sudah di tebak bagaimana reaksi Farel terhadap kedatangan Lala.
"Ngapain lu kesini?" kata Farel yang tiba-tiba menghadang Lala.
Lala masih diam dengan pertanyaan Farel. Menatap lekat-lekat wajah tampan Kakak kandungannya itu.
"Dia datang karena undangan dari saya pak," kata Alika yang tiba-tiba muncul dari belakang Farel. "Ayo kita ke belakang saja," ajak Alika sambil menarik tangan Lala.
Farel menghembuskan nafas kasar ke udara ketika melihat Alika yang mengundang Lala tanpa sepengetahuan Farel.
"Ini yang kau kerjakan selama dua minggu?" tanya Herlambang sambil berjalan mendekati Farel.
Seketika Farel menghadap ke arah ayahnya. "Doakan saja semoga semuanya berjalan dengan lancar," jawab Farel.
"Tanpa di minta pun Papa selalu mendoakan untuk keberhasilan mu," kata Herlambang seraya menepuk pundak Farel berkali-kali. "Baiklah sepertinya kau sangat sibuk, Papa sudah menerima undangan darimu," berkata dengan memegang undangan. "Jadi tunjukkan pada Papa dan semua orang bahwa kau mampu menempati posisi dalam jajaran Dewan Direksi." Akhir kata Herlambang menyemangati putra satu-satunya.
"Terimakasih Pa." Farel menyambut semangat yang di berikan oleh ayahnya.
*
Alika terlihat mengecek sekali lagi daftar tamu yang di undang oleh para timnya, namun seakan tak percaya dia membaca deretan nama desainer ternama di kota ini yang ikut di undang.
Sekali lagi, sekali lagi dan sekali lagi dia membaca nama desainer di daftar undangan tamu. "Apa ini? Siapa yang melakukan semua ini? Siapa yang mengundang desainer papan atas seperti mereka,"bdegup jantung Alika kini berdetak lebih cepat membaca nama daftar tamu.
"Gue yang mengundang mereka," Farel berkata dari balik punggung Alika.
Alika seketika menoleh ke asal suara. "Apa yang anda lakukan Pak? Mereka desainer ternama, kenapa anda melakukan ini? Ini hanya fashion show kecil. Anda bahkan tidak meminta persetujuan dari saya," kata Alika yang saat ini sedikit frustasi menghadapi atasannya itu.
"Emang gue harus meminta persetujuan dari lu? Lu aja gak minta persetujuan dari gue buat ngundang Lala."
Alika membeku di tempatnya mendengar kalimat yang keluar dari mulut Farel. "Tapi gak gini juga pak, bagaimana kalau mereka tidak menyukai karya saya. Mereka akan menghujat saya habis-habisan," ucap Alika dengan nada frustasi.
"Itu urusan lu, bukan urusan gue," jawab Farel seraya pergi dari hadapan Alika.
Alika yang tak bisa berbuat apa-apa hanya menghela nafas pasrah.
*
Sedangkan di luar rumah Dimas, Andre dan Riko ada beberapa orang yang berdiri di depan rumah minimalis itu.
"Lu yakin, ini rumah Dimas?" tanya Alex sang bos rentenir.
"Saya yakin bos, sudah beberapa hari ini saya mencari informasi tentang Dimas," jawab anak buah Alex.
"Ayo kita masuk, gue udah gak sabar mau ngehajar Dimas," kata Alex yang langsung melangkah masuk ke dalam rumah minimalis itu dan di susul oleh beberapa anak buahnya.
*
Waktu berjalan dengan cepat, sudah ada beberapa tamu yang datang ke tempat acara. Tiga puluh menit lagi acara akan di mulai.
Alika yang sudah menempatkan Lala di kursi sebelah Direktur utama memastikan bahwa adik dari atasannya itu sudah duduk dengan benar.
Para tim Farel dan beberapa karyawan yang di tunjuk untuk membantu acara Farel sudah terlihat sibuk.
"Jangan sampai ada kesalahan sedikitpun dalam acara ini," perintah Farel dan di balas dengan anggukan kepala oleh para timnya.
Alika terlihat mengecek kembali beberapa baju yang sudah di pakai oleh para model, meneliti kembali sepatu yang mereka pakai sehingga semuanya harus sesuai dengan konsep.
Untuk pakaian inti Alika membuat dress muslim yang sangat elegan namun terlihat tidak mencolok di mata dunia.
Keterampilan Alika benar-benar sangat di butuhkan dalam hal ini, mendesain sendiri dress inti dalam fashion show ini membuat hatinya benar-benar dalam keadaan gundah. Takut sekali jika acara ini tidak berjalan sesuai angan-angannya.
"Ini jilbabnya dimana?" kata Alika sambil mencari jilbab dari dress muslim yang akan di pakai oleh model yang di tugaskan pada acara inti itu. "Andre bukannya kamu, yang menghias terakhir jilbab itu?" tanya Alika.
Andre terlihat mengingat-ingat tentang jilbab yang di tanyakan Alika. "Jilbab itu..." sekali lagi mengingat terakhir kali menaruh jilbab yang di maksud Alika. "Gue lupa, jilbab itu masih ada di rumah. Tadi pas berangkat, gue taruh di meja kamar lalu gue lupa mau bawa." Andre saat ini bahkan sudah merasa bersalah.
"Ya Allah Andre, ini sudah mau mulai acaranya." Kata Alika sedikit frustasi.
"Maaf, biar gue ambil..." saat ini Andre sudah merasa bersalah.
"Andre, kita butuh bantuan lu," teriak Dimas dari kejauhan.
"Sudah kamu disini aja bantuin mereka, biar aku aja yang ngambil jilbab itu di rumah kamu. Lagian aku juga sudah tau dimana rumah kamu. Pastikan semuanya berjalan dengan baik selagi aku pergi. Oke.." akhir kata Alika yang di setujui oleh Andre.
Setelah menerima kunci rumah dari Andre, Alika langsung berlari ke luar kantor. Meninggalkan acara fashion show yang tiga puluh menit lagi akan di mulai.
Bisa di katakan saat ini Alika sedang beruntung karena langsung mendapatkan taksi dan menyuruh supir taksi mengantarkan ke alamat Andre.
Dengan perasaan gelisah Alika terus berdoa dalam hati semoga acara di perusahaan nya berjalan dengan baik meskipun saat ini dia tak ada disana.
Setelah sekitar dua puluh menit lamanya Alika akhirnya sampai di rumah Andre, rumah yang memang tidak begitu jauh dari perusahaannya. Menyuruh sang supir untuk menunggu sebentar.
Dengan langkah sedikit berlari Alika memasuki rumah tersebut. Di luar pintu Alika sedikit curiga karena pintu rumah Andre dan teman-temannya sudah terbuka.
Perlahan Alika masuk ke dalam, dan tanpa di sadari nya ada beberapa orang yang sudah memporak-porandakan rumah tersebut.
Alika sangat terkejut dengan semua apa yang di lihatnya, dan ketika dia memberanikan diri untuk memasuki rumah itu lebih dalam.
"Siapa kalian?" tanya Alika pada beberapa orang laki-laki yang ada di dalam rumah itu.
Alex dan para anak buahnya membalikkan badan ke asal suara, ketika mereka tau kalau ada seorang wanita berhijab yang dengan beraninya memasuki rumah itu. Sesaat itu pula Alex dan para anak buahnya tersenyum sinis ke arah Alika.
Bersambung
secara ga langsung, ia mengungkapkan cinta buat Alika🤭
.