NovelToon NovelToon
Last Night

Last Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Romansa / Pihak Ketiga / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Razella

"Hidup aja, ikutin kemana arus bawa lo. Teruskan aja, sampe capek sama semua dan tiba-tiba lo bangun dirumah mewah. Ucap gue yang waktu itu ga tau kalo gue bakalan bener-bener bangun dirumah mewah yang ngerubah semua alur hidup gue "- Lilac

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Green Forest

"Mbak Lilac beneran ngga mau ikut? Ikut aja loh mbak sekali-kali bareng kita."

Lilac terdiam memandangi salah satu rekan kerjanya yang baru saja kembali mengajak berpesta sepulang kerja. Jadi ceritanya, hari ini ada salah satu temannya yang berulang tahun. Kebetulan sekali rekan kerjanya itu adalah wanita yang bisa dibilang lebih muda daripada Lilac. Tentu saja inginnya berpesta merayakan hari bahagia bersama teman-teman. Namun Lilac bingung. Haruskah ia ikut? Bagaimana jika pak Udin sudah menunggunya seperti biasa disana? Bagaimana kalau ada orang lain suruhan Jojo yang diam-diam membuntutinya.

"Kalian bisa duluan aja. Gue ngga yakin bisa ikut soalnya."

Mendengar jawaban Lilac, wanita-wanita yang lebih muda itu langsung tak bertanya lagi. Karena jika Lilac sudah berkata seperti itu artinya ia memang tak bisa ikut.

"Eum...yaudah kalo gitu. Kita duluan aja ya mbak."

"Iya. Btw happy birthday." Ucap Lilac singkat sebelum mereka pergi terlebih dahulu. Tidak perlu bertanya kenapa Lilac selalu pulang terakhir dan tak ada siapapun yang mencurigainya. Jawabannya tentu saja karena memang wanita itu terbiasa pulang malam untuk lembur.

Dengan begitu barulah Lilac bisa mengahabiskan waktu untuk berjalan kearah mobil jemputan untuknya terparkir. Begitu sampai, Lilac terdiam saat melihat seorang pria berdiri disana dengan kemeja putih dan celana hitam bahan yang terlihat formal.

"Lo siapa?"

Begitu pria itu mendongak, rasanya Lilac ingin kabur saat itu juga.

"Hai kak!" Sapa pria itu ramah. Rasanya Lilac ingin kabur saja. Itu adalah remaja yang pernah ia temani, untuk makan eskrim. Si remaja itu kini ada didepan Lilac dengan senyum ceria yang malah terlihat menakutkan. Anak itu menegakkan tubuhnya dan sedikit menunduk untuk bisa menatap Lilac tepat dimata.

"Kita ngga sempet kenalan kan waktu itu? Kenalin, gue Johan. Salam kenal kakak manis."

Johan meraih tangan Lilac dan menjabatnya dengan paksa. Sungguh saat ini rasanya ia ingin menangis saja. Jika bukan karna masih ditempat umum, wanita itu sudah pasti mengumpati Johan dengan keras.

"Pergi. Jangan deketin gue dan jangan cari gue lagi."

Anak itu mengerutkan kening dan memperbaiki letak jam tangannya yang melingkar apik.

"Ngga salah? Ngga salah kakak nyuruh gue pergi padahal kakak yang dateng sendiri? Hah, lucu banget sih kak. Percaya sama gue?"

Perlahan Lilac melangkah mundur menjauh dari tubuh besar Johan. Jika saja selama ini ia tidak terkecoh dengan permintaan pertama bocah itu dulu. Jika saja ia juga sadar lebih awal jika Jojo yang selama ini menemaninya dan menunggunya untuk menceritakan keseharian itu bisa saja Johan.

"Lo...jangan ikutin gue atau gue bakal teriak!" Lilac menggertak saat Johan dengan berani mengambil langkah maju untuk menjangkaunya.

"Jangan gitu dong kak. Kayak ngga pernah nemenin gue makan eskrim aja. Btw ada ya, cewek galak kayak lo tapi polosnya minta ampun. Kalo lo sama gue terus aja gimana kak?"

Lilac menghentikan langkahnya untuk beberapa saat dan membiarkan Johan meraih tangan kurusnya. Pria itu menuntun Lilac untuk masuk kedalam mobil dan pergi entah kemana. Namun belum juga sempat pintu mobil tertutup, sebuah tangan lain menahan gerakan Johan.

"Maaf, cewek saya mau dibawa kemana ya?"

Lilac menoleh saat melihat Raja menahan tangan Johan agar tak menutup pintu mobil. Ketiga tubuh tinggi itu tentu saja membuat eksistensi Lilac tersembunyikan. Terutama saat orang-orang mulai menatap mereka dengan tatapan aneh. Seakan Lilac adalah wanita yang tengah diperebutkan oleh ketiga pria tinggi itu.

"Anda siapa ya?" Tanya Johan dengan ramah. Wajahnya terlihat begitu tenang dengan senyum lembut yang terukir.

"Saya pacarnya. Mas nya mau bawa pacar saya kemana?" Raja langsung menarik tangan Lilac agar keluar dari sana dan menyuruhnya untuk bersembunyi dibalik tubuh Rama.

"Oh! Kakaknya ngga jadi pesen GoCar kak?" Tanya remaja itu dengan wajah yang memperlihatkan kebingungan. Sungguh rasanya Lilac ingin mencakar wajah anak itu. Tapi kenapa Raja dan Rama terlihat tak mengenal Johan? Mungkinkah karna saat datang kerumah mereka Johan memakai topeng? Tapi kenapa Johan malah bersikap seolah ia tak mengenal Raja dan Rama.

"Ngga mas. Saya yang bakal anter dia pulang. Ini saya ganti aja buat uangnya. Maaf ya mas cewek saya ngga jadi mesen." Raja langsung mengulurkan selembar uang seratus ribuan dan memberikannya pada Johan. Dan dengan wajah berbinar remaja itu menerimanya.

"Aduh mas makasih banyak. Makasih banget mas. Saya padahal ngga papa kok kalo kakaknya ngga jadi pesen."

"Ngga papa mas. Mas bisa cari penumpang lagi sekarang. Soalnya mobil saya ngga bisa belok."

"Oalah iya, iya mas. Saya permisi dulu. Monggo mas."

Johan langsung masuk kedalam mobilnya sendiri lalu pergi dari sana setelah membunyikan klakson. Begitu anak itu pergi, Lilac langsung menyentuh dadanya yang masih berdebar. Rasanya sangat menakutkan saat ia berada di situasi buruk seperti tadi. Selama hidup ia tak pernah merasa se-terancam ini sebelumnya.

"Nona beneran pesen GoCar? Kenapa ngga kasi tau kami?" Tanya Rama saat Raja memajukan mobil mereka agak mudah berbelok arah.

"Saya...saya pikir kalian ngga bakal jemput. Malah saya pikir juga tadi itu Raja." Lilac menunduk saat Rama menatapnya dengan tajam. Baru kali ini anak itu berbicara padanya dengan nada tegas dan serius. Karena selama mengenal Rama, anak itu sangat lembut. Lebih lembut dari pada Raja. Walau kata-katanya memang agak tak bisa diatur.

"Lain kali nona tunggu kami didepan kantor. Biar saya kalo ngga Raja yang jemput jalan kaki kesana."

Lilac langsung mendongakkan kepala mendengar ucapan Rama.

"Tapi gimana kalo ada temen saya yang-"

"Saya ngga peduli. Tugas saya cuma mastiin nona berangkat dan pulang dengan selamat kerumah. Dan saya bakal lakuin apapun biar buat itu." Rama langsung menhadap kedepan setelah mengakhiri ucapannya. Sedangkan manusia yang lebih kecil hanya bisa mendesah pasrah. Sungguh, Rama yang biasanya lembut macam green forest itu tiba-tiba jadi serius begini. Hal pertama yang harus dihindari saat Rama sudah begini adalah mengajaknya bicara dan mengobrol hal yang menurut anak itu tidak penting. Dan tak menutup kemungkinan kalau Raja juga akan berubah menjadi galak.

"Rama...Raja..."

Panggil Lilac pelan saat ketiganya sudah berada didalam mobil dan dalam perjalanan pulang. Namun yang ia dapat hanya deheman dari kedua anak muda didepannya.

"Jangan marah. Saya ngga suka kalian marah kayak gitu. Inget, saya-"

"Jangan coba-coba bawa umur. Nona emang lebih tua tapi disini kita juga kerja. Kami cuma mau tugas kami terpenuhi. Dan kami bakal ngelakuin apapun buat tugas kami lancar."

Lilac terdiam mendengar nada bicara Raja. Benar saja dugaannya. Kalau sudah seperti ini yang bisa ia lakukan hanya bisa menurut dan mengadukan semua pada bu Aini. Jika wanita tua itu bersedia berada dipihaknya.

1
santi
👍👍
Dzakwan Dzakwan
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
Laqueno Sebaña
Keren banget bro, aku terhanyut dalam cerita ini!
Razel: terimakasih yah/Smile//Smile/
total 1 replies
La Otaku Llorona <33
Tidak ada yang kurang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!