Di sebuah rumah yang begitu sederhana tapi meski sederhana nampak nya begitu asri dan sejuk,
" Amel bangun sudah waktu nya brangkat ke kampus nanti kamu telat ; Ucap Ibu vivi
"nanti jangan lupa langsung pulang karna akan ada tamu kesini ; Lanjut ibu vivi
amel tidak tahu jika ia akan di jodoh kan oleh sang ibu, ya ibu vivi adalah ibu tirinya amel stelah ibu kandung amel meninggal ayah nya langsung menikah lagi
" Iya bu ; Jawab amel
"Jangan lemes kalo jawab harus semangat ; Ucap Ibu vivi
waktu sudah menunjukan pukul 3 sore,
tamu yang di tunggu tunggu oleh ibu vivi dan ayah amel
" Tuan silahkan masuk maaf keadaan rumah kami seperti ini ; Ucap ayah amel pada tamu
"bu tolong panggil kan amel suruh dia kesini sekarang ; Lanjut ayah amel menyuruh ibu vivi memanggil amel
amel sudah berada di hadapan orang tuanya
" Tuan ini anak saya yang akan di jodoh kan dengan tuan besar ; Ucap ayah Herman membuat amel kaget
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 14
Setelah bertemu dengan amel Herman langsung pulang ia sudah cukup mendengar penjelasan dari anak nya tentang vivi, Herman sangat malu kepada amel dan teman teman nya
"Bu ibu ; Teriak Herman
" Kenapa sih yah teriak teriak ini udah malam ; Ucap bu vivi ia kaget Herman pulang dengan keadaan marah
"apa yang kamu lakukan di tempat kerja putri ku ; Tanya Herman
" maksud kamu apa sih yah aku gak ngapa-ngapain sama amel, aku ngajak amel untuk pulang!; Elak bu vivi
"gak usah bohong kamu, kamu mempermalukan anakku dengan kelakuan kamu mencari keributan sama orang ; Teriak Herman marah
" oh jadi anak kamu ngadu yang tidak tidak sama kamu ; Tanya bu vivi ia gak mau di salahkan suaminya
"bukan amel yang ngadu tapi teman nya yang bilang langsung ; Jawab Herman
" Kenapa sih bu kamu itu selalu bikin masalah sama amel, amel tuh gak pernah ganggu kamu ; Ucap Herman
"aku cuman mau rumah ini menjadi milik ku, bukan milik anak kamu yang sialan itu ; Jawab vivi dengan berteriak
Herman yang mendengar istrinya menyebut amel dengan Nama sialan ia tak terima, ia langsung menampar bu vivi
Plaaak,
plaaak
dua tamparan mendarat di pipi mulus vivi ia tak menyangka suaminya berani menampar dirinya
" Kamu berani menyebut anakku dengan sialan ; Teriak Herman
"Aku diam bukan berarti aku takut sama kamu ; Ucap Herman dengan napas memburu
" Kamu sudah berani nampar aku mas ; Ucap bu vivi
"kenapa harus gak berani, aku selalu diam tak ingin ada keributan, tapi kamu selalu mencari keributan apa kamu gak bisa berubah ; teriak Herman ia sudah merasa lelah dengan sikap istrinya ia langsung pergi menuju kamar putrinya
" ini semua gara gara anak sialan itu ; Teriak vivi marah di dalam kamar
"kenapa orang suruhan ku gak berbuat apa apa tadi ; ucap nya kesal
setelah pertengkaran itu membuat herman dan vivi tidak bertegur sapa meskipun mereka tinggal di satu atap
" Mas aku minta maaf aku janji tidak akan melakukan apa pun lagi ; Rayu vivi
herman hanya diam dia tidak menyahut ucapan istri nya ia masih kecewa terhadap sikap istri nya
"Mas jawab dong jangan diam aja ; Rengek vivi
" aku harus kaya gimana lagi aku sudah sabar menghadapi sifat kamu ; jawab Herman
"Aku minta maaf mas aku janji gak akan gitu lagi ; Ucap vivi dengan mimik wajah memelas
" ya sudah aku kasih satu kali kesempatan lagi ; ucap Herman
mendengar suaminya vivi langsung tersenyum bahagia dia akan memanfaatkan suaminya untuk membalaskan rasa sakit hatinya pada amel melalui Herman
"Aku harus segera bertindak ; ucap vivi
setelah berbaikan dengan suaminya vivi menunjukan wajah yang begitu ceria seakan dia sudah berubah padahal itu hanya topeng belaka
Sedangkan amel ia baru saja sampai di depan kos nya, ia ingin segera istirahat ia terlalu lelah hari ini, selesai membersihkan badan nya ia segera tidur karna besok dia akan ke kampus dulu sebelum bekerja
pagi pun menyapa amel sudah bersiap untuk pergi ke kampus ia ada janji dengan dosen pembimbing, selama dalam perjalanan amel memikirkan soal permintaan ayah nya untuk kembali ke rumah,
tanpa terasa amel sudah sampai di kampus ia langsung turun dari taksi, sampai gerbang kampus amel tanpa sengaja bertemu sinta dan anisa
'' halo guys ada yang kangen gue gak ; tanya amel saat berada di hadapan teman nya
'' amel gue kangen banget sama lu ; jawab anisa dan sinta barengan mereka berpelukan
'' yang sudah jadi manager lupa sama temen nya sendiri ; sindir sinta
'' bukan gitu nis sebenar nya aku juga gak mau jadi manager tapi ya udah lah di jalanin aja ; ucap amel lesu
'' iya gue bercanda mel ; ucap sinta yang langsung memeluk amel
'' gue bahagia jika lu bahagia mel ; ucap sinta
Amel yang mendengar ucapan sahabat nya begitu terharu hanya sinta teman amel yang begitu dekat dengan nya
''makasih ya udah suport gue terus ; jawab amel
'' aahh jangan melow dong gue jadi ikutan sedih, mending kita bahagia aja meskipun masalah akan datang ; ucap anisa ia begitu terharu melihat persahabatan amel dan sinta
mereka langsung berjalan sambil bercerita tanpa terasa anisa sudah berada di depan ruangan nya terlihat sudah ada dosen di sana
"mampus gue telat ; Ucap anisa ia tak menyangka dosen bakal lebih dulu ketimbang dia
" Udah lah sono masuk nikmati hukuman mu besty ; Ucap Sinta tertawa anisa hanya merenggut kesal
''dah lah ayo kita ke ruangan dosen ; Ajak amel ia langsung menarik tangan sahabat nya itu
setelah mereka sampai di depan ruangan dosen mereka jadi gugup entah karna takut atau apa, mereka berdua mengetuk pintu barengan saking nerveous nya mereka mengetuk dengan kencang samapai dosen yang berada di dalam langsung keluar
"Amel Sinta kenapa mengetuk pintu kencang sekali ; tanya sang dosen membuat amel dan sinta saling tatap
"maaf Pak perasaan kami ngetuk nya pakai hati ; jawab sinta
mendengar jawaban sinta membuat dosen nya menggeleng kepala, mereka langsung masuk ke dalam amel dan sinta manjdi gugup saat sudah berada di hadapan dosen nya