NovelToon NovelToon
Korban Virtual Check!

Korban Virtual Check!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Chicklit
Popularitas:667
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah A

"Berawal dari DM Instagram, lalu berujung sakit hati."

Khansa Aria Medina tidak pernah menyangka DM yang ia kirimkan untuk Alister Edward Ardonio berujung pada permasalahan yang rumit. Dengan munculnya pihak ketiga, Acha-panggilan Khansa-menyadari kenyataan bahwa ia bukanlah siapa-siapa bagi Al.

Acha hanyalah orang asing yang kebetulan berkenalan secara virtual.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perform

Dalam satu jam, ribuan bangku penonton itu sudah terisi penuh. Bahkan banyak orang terpaksa berdiri di paling belakang karena tidak kebagian tempat duduk. Hari ini adalah hari yang paling ditunggu tim Cheerleader SMA Nusa Bangsa. Di hari inilah mereka akan tampil di acara Cheerleader Show yang menampilkan semua tim Cheerleader di Kota Jakarta. Penontonnya pun bukan main-main, ada banyak pejabat yang hadir di acara ini, termasuk gubernur Jakarta.

Semua tim Cheerleader mempersiapkan diri dengan baik untuk tampil di acara ini. Ada rumor mengatakan siapa tim yang paling baik akan diikutkan lomba Cheerleader tingkat internasional. Meski masih rumor, tidak ada salahnya mereka menampilkan yang terbaik.

Di balik panggung, Acha diam-diam keluar dari ruang ganti dan mengintip ke bangku penonton. Suasana sedikit ricuh karena banyak penonton saling berdempetan sehingga ruangan tersebut agak sesak. Acha tidak bisa menemukan sosok yang ia cari. Gadis itu menghela napas sembari tetap berusaha memperhatikan satu per satu orang di sana.

"Cari siapa lo?" Tiba-tiba, Acha dikejutkan dengan Aya yang sudah berdiri di belakangnya. Ia ikut penasaran karena sedari tadi melihat Acha terus-terusan memperhatikan bangku penonton.

"Temen gue," jawab Acha cepat. Memang tidak sepenuhnya salah. Selain mencari Al, Acha juga sedang mencari Serra dan Maya. Dua gadis tadi sudah berada di kursi penonton.

"Balik lagi yuk, udah dicariin Kak Angel!" ajak Aya yang langsung diangguki Acha.

Sepuluh menit kemudian, dua orang yang bertugas sebagai MC berdiri di panggung. Acara pun dimulai dan berlangsung meriah. Semua tim Cheerleader menampilkan gerakan yang luar biasa hingga meningkatkan antusiasme penonton.

Tibalah giliran tim Cheerleader SMA Nusa Bangsa tampil. Jantung Acha serasa dipompa karena ini pertama kalinya ia tampil di depan orang banyak, terutama pejabat-pejabat daerah. Mereka semua berjalan menuju panggung dan berdiri sesuai posisi masing-masing. Begitu lagu diputar, mereka membentuk gerakan-gerakan ala tim Cheerleader. Beberapa siswi yang menjadi flyer tampak melompat tinggi dan membentuk pose indah.

Sorakan penonton semakin keras saat Acha melakukan bow and arrow ketika diangkat ke atas. Gerakan ini sangat sulit tetapi Acha berhasil menyeimbangkan tubuhnya saat ia melakukan gerakan ini dengan mengangkat kakinya tinggi-tinggi.

"GO! NUSA! GO! BANGSA! GO! GO! GO!" Begitulah teriakan mereka yang diiringi lagu. Beberapa kali Acha dan teman-temannya meneriakkan nama sekolah mereka.

Hingga tiba di pose terakhir, bukan hanya sorakan penonton saja yang mengisi riuhnya gedung itu, melainkan diiringi tepuk tangan yang meriah pula. Acha dan teman-temannya menyudahi pose itu lalu berdiri berdampingan. Mereka menunduk sebagai penutup penampilan mereka.

"WUOOOHHH!" Para penonton semakin heboh apalagi setelah Acha mengucapkan pidato singkat sepatah dua kata. Banyak yang memuji kecantikan dari gadis itu.

***

Penampilan Cheerleader SMA Nusa Bangsa dapat dikatakan berhasil. Banyak pujian ditujukan pada Acha yang memang beberapa kali melakukan gerakan sulit. Tetapi tidak membuat gadis itu seceria biasanya. Pasalnya, tadi sewaktu tampil, Acha tidak hanya asal menggerakkan tubuhnya tetapi matanya ikut memperhatikan penonton. Al tidak ada di kursi penonton. Al juga tidak ada di barisan penonton yang berdiri.

'Hah, berasa di-php-in,' batin Acha.

Acha tidak marah karena Al tidak datang, ia hanya sedikit kecewa. Padahal ia sudah berlatih sekeras mungkin akhir-akhir ini agar Al dapat menyaksikan betapa keren dirinya ketika tampil.

"Good job, kalian semua! Come on, waktunya pulang. Nanti di luar ada bazar, kalian bisa beli camilan buat ganjel perut ya," kata Angel mengarahkan anggotanya untuk segera keluar dari ruang ganti.

Setelah Angel memberikan ucapan terima kasih dan selamat, saatnya mereka untuk kembali pulang. Acha mengambil tasnya kemudian berjalan keluar dari ruang ganti. Saat melewati kursi penonton, hanya ada beberapa orang yang masih duduk di sana. Sisanya memilih untuk pulang atau mengunjungi bazar. Ketidakhadiran Al membuat Acha semakin menghela napas kecewa.

Sembari berjalan keluar dari gedung, Acha membuka ponselnya. Ada pesan dari Maya.

[Maya]

[Keren banget kamu, ih.]

[Kita lagi di bazar, bentar lagi pulang.]

[Kamu ikut nggak?]

Jari Acha mengetikkan balasan, tetapi terhenti ketika mendengar suara yang terdengar familier.

"Weh."

Pelan-pelan, Acha mendongakkan kepalanya. Matanya melebar ketika melihat laki-laki yang ia tunggu-tunggu akhirnya berdiri di depannya. Untuk memastikan ini bukanlah mimpi, Acha mulai mengucek-ngucek matanya dan mencubit pelan lengannya. "Eh ... bukan mimpi ...."

"Nih, buat lo," ucap Al dengan cuek sembari memberikan sebuket bunga berwarna kuning. Tetapi belum ada pergerakan dari Acha. Gadis itu masih terbengong. Dengan terpaksa, Al meraih tangan Acha lalu memaksanya memegang buket tersebut. "Lama amat!"

"Lo ... ke mana aja?"

Al tersenyum miring. "Kenapa? Nyariin?"

Belum sempat menjawab, ponsel Acha mendadak bergetar. Layar yang belum sempat mati itu menampilkan pesan terbaru dari Maya.

[Maya]

[Btw, aku tadi lihat Al.]

[Dia datang sekitar jam 9-an.]

[Tempat duduk banyak yang kosong, tapi dia milih paling pojok.]

[Aneh ya?]

Mulut Acha setengah terbuka. Ia menatap layar ponsel dan Al secara bergantian. Apa-apaan ini? Pesan dari Maya membuat harapannya pada Al semakin tinggi. Kalau begini, pipi Acha menjadi merah merona dalam waktu singkat.

"Hampir sore. Udah makan?"

"Umm ... ta-tadi sebelum tampil sih," jawab Acha kikuk.

"Ya udah, ikut gue."

***

Acha membiarkan Al mengendarai mobilnya meski ia tidak tahu tujuan. Acha sengaja tidak bertanya, barangkali saja Al membuat kejutan padanya. Bahkan hingga Al mampir ke restoran untuk membungkus makanan, Acha tetap menutup mulutnya. Mobil Al berhenti di sebuah tempat yang tidak Acha sangka. Pantai Ancol. Ia tidak mengira Al memilih tempat ini sebagai tempat makan malam mereka.

Setelah mobil terparkir, Acha dan Al berjalan mencari tempat strategis untuk duduk. Gadis itu memegang makanan sementara Al memegang karpet yang ia bawa dari rumah. Acha akui, Al mempersiapkan semuanya dengan baik. Meski ia tidak tahu itu karena paksaan dari Marlina atau tidak.

Acha mengedarkan pandangan di sekitarnya. Pemandangan yang indah disertai banyaknya pasangan di sekitar mereka menambah kesan romantis antara Acha dengan Al. Acha jadi senang karena ia dan Al terlihat seperti pasangan seperti di kiri kanannya.

Acha duduk di karpet yang sudah ditata Al. Ia membuka makanan tersebut kemudian memberikan satu pada Al. "Gue nggak nyangka, lo beneran datang," kata Acha basa-basi setelah mengambil satu sendok nasi goreng.

Al hanya berdeham pelan.

"Makasih juga udah bawain gue bunga," kata Acha malu-malu. Tadi, ia menghirup aroma bunga itu. Harum sekali. "Itu Nyokap lo yang suruh, ya?" Acha berusaha untuk tidak geer.

"Nggak," jawab Al singkat.

Acha mengerutkan dahinya. "Maksud lo ...?"

"Inisiatif sendiri."

Jantung Acha seperti tersetrum. Ia berusaha menetralkan ekspresinya. "S-serius?! Ah, udah gue duga, lo mulai suka gue kan?" Acha tertawa pelan untuk mencairkan suasana.

"Nggak usah geer! Bawain bunga bukan sesuatu yang spesial!" ketus Al.

"Dih, judes banget!" keluh Acha sembari mengulum senyum.

Selanjutnya, tidak ada pembicaraan di antara mereka. Acha sibuk menjadi saksi tenggelamnya matahari hari itu. Al seringkali mengubah mood buruknya menjadi mood baik. Meski terlihat judes, Al selalu memberikan perhatian-perhatian kecil yang terasa manis.

'Kalau gini, gue bisa berharap kan?' batin Acha.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!