Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. Cemburu.
Mereka mengobrol tidak terasa sudah dua jam lamanya.
Pikiran Viona yang tadi sangat kacau mulai terasa mereda, dia sudah melupakan masalah di Mansion.
Teman-temannya membuat lelucon yang membuat dia selalu tertawa, dia merasa sangat senang.
Darius di tempat duduknya sedang berpikir, dia merasa dulu tidak punya kesempatan untuk mendekati Viona.
Dia dulu seharusnya lebih gigih lagi untuk mendapatkan Viona, sekarang merasa dirinya sangat bodoh.
Dari tempat duduknya dia menatap wajah Viona yang terlihat sangat bahagia karena lelucon Anna dan Lidia.
Cintanya masih ada didasar hatinya buat Viona. Masih ada rasa debar-debar yang terasa sangat kuat.
Kalau Bernard tidak bisa membahagiakan Viona, dia akan berusaha untuk mengejar Viona kembali. Itu yang ada dalam pikiran Darius.
Darius menuangkan minuman soda yang telah kosong kedalam gelas Viona.
"Terimakasih" ucap Viona tersenyum mengambil gelas yang telah diisi Darius tersebut.
"Sama-sama!" jawab Darius tersenyum juga.
Mereka tidak menyadari sedari tadi, tidak jauh dari tempat mereka duduk, sepasang mata yang melihat adegan tersebut sangat tidak senang.
Wajah orang tersebut terlihat sangat dingin sedingin udara di kutub utara.
Dengan langkah panjang dia menghampiri meja Viona, sekali sentakan Darius ditarik orang tersebut.
Mencengkram kemeja Darius dengan kuatnya, lalu melemparkan Darius menjauh dari meja tersebut.
"Kamu mencoba mau merayu istri orang ya! brengsek!!" kata orang tersebut yang tidak lain adalah Bernard.
"Bernard!!" Viona, Anna dan Lidia tersentak kaget melihat siapa orang yang menarik Darius.
Semua orang didalam cafe menoleh melihat Bernard berteriak pada Darius.
"Bernard kamu salah paham..!" kata Darius mencoba untuk tenang, dia juga terkejut tiba-tiba ditarik Bernard.
"Kamu pikir mataku buta..sangat jelas kalau kamu mencoba menggoda istriku!!" kata Bernard dengan wajah gelap.
Matanya tampak memerah karena emosi diatas maksimal.
Viona sangat takut kalau Bernard menghajar Darius.
Cepat-cepat dia menghampiri Bernard, Viona memegang tangan Bernard, menariknya agar jangan mendekati Darius.
"Sudah! jangan marah, Darius tidak ada maksud menggoda ku, dia hanya membantu menuangkan minuman saja!" kata Viona mulai gemetar, dia sudah tahu kalau Bernard marah bisa membanting apa pun yang ada didekatnya.
"Vio..aku tidak apa-apa!" kata Darius menenangkan Viona.
Wajah Bernard semakin menggelap mendengar Darius memanggil istrinya dengan panggilan spesial.
Vio?? geraham Bernard mengetat tidak senang. Dia tidak terima ada pria lain terlihat begitu dekat pada Viona.
Apalagi dengan panggilan spesial. Hatinya terasa sangat sakit.
Bernard menggenggam tangan Viona meninggalkan cafe tersebut, Viona menyambar tas kecilnya yang berada di atas meja.
Semua orang didalam cafe hanya bisa diam bengong melihat kejadian tersebut.
"Jangan kasar pada Viona!" teriak Darius pada Bernard, karena Viona ditarik Bernard sedikit memaksa keluar dari cafe.
Langkah Bernard mendadak berhenti mendengar perkataan Darius tersebut.
Dengan langkah panjang dia menghampiri Darius.
"Brengsek!!" maki Bernard.
Bukkk!!
Satu tinju mendarat di rahang Darius, dia tidak suka mendengar Darius merasa peduli pada istrinya.
Dia tahu apa yang akan dia lakukan pada istrinya, orang lain tidak ada hak melarangnya.
Istrinya adalah miliknya, siapa berhak mencampuri urusan rumah tangganya.
Benar-benar lancang, tidak punya sopan santun. Istriku adalah orang yang akan ku lindungi! bisik hati Bernard marah.
Berani sekali menasehati nya untuk tidak berlaku kasar pada istrinya. Jelas sekali orang ini ada niat tersembunyi pada istrinya.
Jangan mimpi! pikir Bernard dengan wajah penuh amarah memandang Darius.
Bersambung....