Calia Averie Katarina, seorang model berbakat yang selalu disebut sebagai figuran.
Pengkhianatan yang ia terima dari sang kekasih membuat Calia terikat dalam sebuah pernikahan bersama pria yang baru saja ia kenal, Ronan Lysander. Pria sederhana berprofesi sebagai kurir yang mendapatkan pengkhinatan yang sama dari tunangannya.
Namun siapa sangka, pria yang selalu melakukan pekerjaan sebagai kurir itu menyimpan rahasia besar.
Ketika Calia menunjukkan kepada publik bahwa ia bisa menjadi model sesungguhnya, Ronan menunjukkan identitas aslinya dan membuat rahasia dibalik pernikahan mereka terungkap. Lalu, bagaimana dengan nasib pernikahan mereka?
Ikuti kisah mereka....!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Berulah
"Kalian sukses mencuri perhatian semua orang,"
Suara Luis segera menyambut Calia dan Ronan begitu pasangan itu kembali bergabung bersama dua temannya.
"Seperti yang kita duga bukan? Si mesum itu datang bersama Retha," Sean menimpali.
Calia hanya menaikkan bahunya, tak ingin ambil peduli dengan kehadiran Max di acara itu meski dalam hatinya ia berharap bahwa dirinyalah yang akan lebih dulu mendapatkan investor.
"Kalau begitu, aku akan mendekati beberapa kandidat yang bisa kita jadikan investor," ucap Sean lagi.
"Aku juga akan melakukan hal yang sama," Luis menimpali.
"Kamu bisa mendekati Mrs. Ketty, kurasa beliau akan datang sebentar lagi," imbuhnya.
Calia mengangguk, membiarkan dua temannya pergi sementara dirinya tetap di sana bersama sang suami. Sejenak, Calia mengedarkan pandangan, tersenyum manis pada satu arah tanpa sepengetahuan suaminya ketika netranya menemukan sosok penuh seorang pria yang memberinya anggukan.
"Ro,,,"
"Apa? Kamu menginginkan sesuatu?" sambut Ronan.
Calia menggeleng, memandang wajah suaminya yang kini tidak lagi mengenakan topeng.
"Aku ingin ke toilet sebentar," ucap Calia.
"Perlu kutemani?" tawar Ronan.
"Tidak perlu! Tetaplah di sini, dan jika kamu melihat Mrs. Ketty, kamu bisa mengajaknya berbincang untuk mengulur waktu sampai aku kembali," jawab Calia.
"Apa kamu yakin? Si mesum itu ada di sini," sambut Ronan cemas.
"Dia tidak akan berbuat macam-macam dikeramaian, Ro. Lagi pula, aku hanya sebentar," sahut Calia.
"Baiklah, tapi jika dalam waktu sepuluh menit kamu belum kembali, aku akan menyusulmu," ucap Ronan.
Calia mengangguk sebagai jawaban, lalu berbalik meninggalkan suaminya menuju toilet. Akan tetapi, saat jarak toilet tidak lagi begitu jauh, langkahnya terhenti ketika Max tiba-tiba muncul dan berdiri di depannya.
"Permisi,"
Calia berucap datar, menggeser kakinya untuk melanjutkan langkah dengan memilih jalan di sisi Max yang kosong, tetapi Max turut menggeser kakinya, tidak membiarkan Calia lewat begitu saja.
"Menyingkir!"
Max tersenyum, melihat ketegasan itu untuk kesekian kalinya dari sosok wanita yang selama ini ia anggap lembut dan polos.
"Kamu terlihat semakin cantik ketika marah," ucap Max.
"Kenapa kau tidak berikan pujian itu untuk kekasihmu sendiri?" sindir Calia.
"Aku sedang melakukannya, kekasihku ada di depanku sekarang dan dia terlihat luar biasa cantik malam ini," jawab Max.
"Kau berbicara seperti itu pada wanita yang sudah menikah, Max," tandas Calia.
"Aku berani bertaruh pernikahanmu hanyalah pernikahan kontrak," ucap Max santai.
"Aku tahu jelas si kurir itu adalah tunangan Retha,,, ah,,, tidak, maksudku mantan tunangan, Retha," Max segera meralat ucapannya begitu mndapat tatapan tajam dari Calia.
"Dan kamu tidak mungkin jatuh cinta pada orang yang baru saja kamu kenal,"
'Bersikaplah seolah kau belum tahu siapa Calia sebenarnya, jika hal ini tersebar, kau akan mendapatkan saingan lebih banyak karena pebisnis lain juga ingin menempati posisi sebagai suami Calia,'
Kalimat yang diucapkan sang Ayah terngiang dalam pikiran Max, memandang lekat paras sempurna dari wanita yang pernah ia tingalkan karena alasan bodoh.
"Kamu memiliki semua bukti bahwa aku melakukan hal yang merugikanmu, tapi kamu tidak melaporkanku sampai sekarang. Itu karena kamu masih mencintaiku bukan?"
Calia tergelak singkat melihat betapa percaya dirinya Max berbicara, menyesali dirinya pernah jatuh cinta pada pria yang sudah menjadi mantan kekasihnya.
"Aku penasaran di mana kau membeli rasa percaya diri yang terlewat tinggi ini, kau sungguh tidak tahu malu, Max," cibir Calia.
"Apakah kamu masih beranggapan bahwa suamimu mencintaimu?" tanya Max.
"Oh,,, tentu saja." sahut Calia melipat kedua tangannya.
"Dia mencintaiku, setidaknya cinta yang dia berikan murni, kepedulian yang dia tunjukkan serta perhatian yang dia curahkan padaku bukan semata-mata hanya ingin bisa menciumku,"
"Bahkan, semua persiapan untuk datang ke acara ini, dia-lah yang mengusahakan semuanya," Calia menambahkan.
"Tidakkah kamu merasa curiga tentang itu? Bagaimana dia mendapatkan uang untuk melakukan semua itu? Bukan tidak mungkin dia menguras harta wanita lain untuk menyenangkanmu. Dan ketika dia mendapatkan apa yang dia inginkan darimu, dia akan mencampakkanmu," ucap Max.
"Suamiku bukanlah dirimu, Max. Kau-lah yang menguras apa yang seharusnya aku miliki untuk kamu berikan pada Retha, dan sekarang kau ingin mengatakan omong kosong ini?" sindir Calia.
"Aku akan mengembalikan semuanya padamu asalkan kamu kembali padaku," ucap Max.
"Kau sudah memiliki Retha di sisimu, perbaiki saja hubunganmu dengannya dan kusarankan untuk segera menikahinya agar tidak ada rumor jika dia mengandung sebelum menikah," sahut Calia.
"Tapi aku tidak mencintainya, aku mencintaimu," jawab Max.
"Tidak mencintai tapi kau menikmati tubuhnya," tandas Calia.
"Itu karena dia yang menggodaku,,,"
"Pft,,, "
Calia kembali tergelak, memutus kalimat yang akan Max ucapkan. Sikap Max yang berubah-ubah justru membuat Calia menatap waspada, memikirkan satu kemungkinan bahwa Max merencanakan sesuatu untuknya.
Tiba-tiba, Max bergerak maju, menarik tangan Calia sekaligus menyeretnya menuju celah yang tidak dilalui tamu lain. Menekan Calia ke dinding dengan kedua tangan mengurung wanita itu.
"Apa-apaan kau, Max!" Calia mendesis marah.
"Aku berusaha bersikap lembut padamu, aku ingin kamu kembali padaku. Tapi, kenapa kamu terus menyudutkanku? Tidak bisakah aku mendapatkan kesempatan kedua?" ucap Max penuh harap.
Tatapan keduanya terkunci. Calia bisa melihat sebuah pengharapan dalam tatapan yang Max berikan padanya. Akan tetapi, ia juga merasakan sesuatu yang tidak seharusnya ditutupi pria itu
"Tidak! Menyingkir dariku!"
Max mendesah panjang, menundukkan kepala sejenak sebelum kembali menatap lekat wajah Calia.
"Kalau begitu, jangan salahkan aku jika aku menggunakan caraku untuk mendapatkanmu kembali,"
Tepat setelah Max menyelesaikan kalimatnya, tangan seseorang mendarat di bahu Max, menarik perhatian Max untuk menoleh dan melihat seorang pria berjas hitam sudah berdiri tepat di belakangnya.
"Mohon maaf, Tuan! Tolong untuk tidak membuat keributan di sini. Saya melihat Nona ini tidak nyaman dengan sikap Anda, tolong jaga sikap Anda sebelum saya menyeret Anda keluar,"
Kalimat yang diucapkan pria berjas hitam itu cukup untuk membuat Max menurunkan tangannya dari Calia, lalu melangkah mundur.
"Saya juga tahu Nona ini bukan pasangan yang datang bersama Anda," dia berkata lagi sebelum Max memiliki kesempatan untuk bicara, seakan ingin menegaskan bahwa dia bisa menendang Max keluar dari acara dengan mudah.
"Maaf, saya tidak bermaksud buruk. Saya mengenalnya," jawab Max.
"Kalau begitu, saya pamit,"
Max berkata dengan menatap pria berjas sejenak sebelum kembali beralih pada Calia.
"Sampai jumpa sebentar lagi,"
Max berkata dengan seringai tipis di bibirnya, lalu berbalik pergi.
"Apakah Anda baik-baik saja, Nyonya Muda?" dia bertanya, mengubah sikapnya menjadi lebih hormat saa Max tidak lagi terlihat.
"Kakek yang memintamu untuk datang?" tanya Calia.
"Ini murni keinginan saya sendiri, Nyonya. Karena tugas saya adalah untuk melindungi Anda selama Anda berada di sini," dia menjawab.
"Katakan pada Kakek aku tidak bisa menemuinya sekarang, aku sudah terlalu lama meninggalkan suamiku," ucap Calia.
"Baik,"
...>>><<<...
"Saya tidak menyangka akan melihat Anda malam ini, Tuan Lysander,"
Ronan segera berbalik saat mendengar nama yang hanya segelitir orang saja yang menggunakannya disebut, sedikit terkejut setelah melihat siapa yang datang menyapanya.
. . . .
. .. .
To be continued...
Calia masih belum menyadarinya😁