Seorang pemuda yang di harapkan oleh kedua orang tuanya untuk jadi orang yang baik,malah terjerumus ke pergaulan yang tidak baik.
pemuda tersebut akhirnya keluar walaupun di paksa oleh kedua orangtuanya
yuk ikuti terus bagaimana kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ray firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 3
"Abah! ini kopinya.eh..ada tamu rupanya,maaf yah Mas! aku nggak menyadarinya." ucap seorang Perempuan Berhijab tersebut sambil menaruh kopi di meja seraya kaget.
"Iya Mbak nggak apa-apa,santai saja yah Mbak." sahut Arfi.
"Neng tolong yah! ambilin minum untuk Nak Arfi." titah Abah.
"Nggak usah repot-repot Abah." ucap Arfi.
"Astagfirullah! maaf-maaf,tunggu sebentar yah."
Di saat anaknya tersebut mau melangkah menuju ke dapur tapi di hentikan oleh Arfi yang meminta izin untuk melihat sepupunya yang sedang latihan,setelah di izinkan Arfi pun langsung keluar dari Rumah Guru Adek sepupunya,dengan mengucapkan salam dan salamnya di jawab oleh Gurunya Faqih dan anaknya.
"Abah! apa dia salah satu murid baru di sini?" tanya anaknya.
"Bukan Neng! Arfi itu Kakak sepupunya Faqih,tapi kalau Abah lihat dari cara jalan dan berjabat tangan dengan Abah tadi,dia itu bisa beladiri." jawab Abah seraya menebak.
"Oh sepupunya Faqih,masa sih Bah! cuman lihat dari itu doang,Abah sudah menyimpulkan begitu." ucap anaknya.
"Beda Neng! ada sesuatu yang di sembunyikan sama Arfi,tapi Abah nggak tau apa!" bingung Abah.
"Udah sih Abah! nggak usah menebak-nebak begitu,Neng juga pamit mau latihan dulu yah." pamit anaknya,Abah mengangguk.
Anak Perempuan itu pun keluar yang ingin latihan juga,di saat sudah berada di luar anak Perempuan tersebut melihat Arfi lagi fokus melihat Faqih yang sedang di ajari oleh Kakak seniornya di pelatihan.
"Apa iya kata Abah! kalau dia juga bisa beladiri,tapi kalau di lihat sekilas kayanya nggak bisa deh." batin seorang Perempuan tersebut bertanya-tanya.
"Kenapa Mas! ngga ikut gabung saja?" tanya anak Perempuan kini ada di sebelah Arfi.
Saat Arfi ingin menjawab terpotong dengan datangnya Faqih yang menghampiri dan baru selesai dengan latihannya,tak lama Arfi dan Faqih berpamitan dengan anak Perempuan tersebut,ketika Arfi mengajak Faqih untuk berpamitan juga dengan Abah,tapi anaknya sendiri yang menghentikan dan bilang akan menyampaikan pada Abah.
Akhirnya Arfi dan Faqih langsung pulang,ternyata di belakang mereka ada yang memperhatikan obrolan dengan anaknya Guru Faqih,Arfi pun melirik ke seseorang tersebut dan menyadari ada sesuatu,karena cara melihatnya ada kemarahan di matanya.
***
Di Perjalanan
Di tengah perjalanan pulang terhenti di jalanan yang sepi,karena keduanya melihat seorang Ibu sedang di hadang oleh dua orang dan salah satunya mengancam dengan pisau di pinggangnya,Faqih yang ingin menolongnya tapi di hentikan oleh Arfi,membuat Faqih bingung dengan Aa sendiri,Arfi pun langsung memberikan masker ke Faqih untuk di pakai dan di terima langsung oleh Faqih langsung paham.
Faqih pun berlari langsung menendang tangan Perampok yang memegang pisau dan memukul tepat di wajah Perampok tersebut.
Duagh
Plang
Bugh
Ketika salah satu Perampok yang hendak mengambil pisau langsung di tendang oleh Arfi,tepat di wajah sambil mengambil pisau tersebut dan mengancam akan menelpon Polisi,karena takut kedua Perampok tersebut akhirnya memilih kabur.
Setelah Perampok tersebut pergi dengan motornya,Arfi pun menghampiri dan bertanya ke Ibu tersebut.
"Apa ibu baik-baik saja?" tanya Arfi.
"Alhamdulillah Ibu baik-baik saja,terimakasih yah sudah menolong Ibu." jawab Ibu tersebut.
"Sama-sama Bu! ya sudah kami pamit yah,Assalamualaikum." pamit Arfi,sedangkan Faqih hanya diam.
"Iya Nak! sekali lagi terimakasih,Waalaikumsalam." sahut Ibu tersebut.
Setelah mendengar salamnya di jawab,Arfi langsung merangkul pundak Faqih untuk melangkah pergi dari tempat tersebut.
"Sudah yuk! langsung pulang Dek." ajak Arfi.
"Tapi A! Adek ingin berpamitan ke Ibu itu,karena Ibu tersebut Guru Adek di Sekolah." pinta Faqih.
"Nggak usah! nanti beliau tau yang menolong itu kamu,sudah yuk naik! jangan pamrih kalau menolong seseorang." titah Arfi.
Faqih pun akhirnya mengerti maksud Aa nya itu,karena menolong seseorang nggak harus seseorang itu tau siapa yang menolongnya.
***
Satu Minggu Kemudian
Arfi sedang menunggu di depan gerbang Sekolah Faqih untuk menjemputnya,tiba-tiba ada seorang Security yang menghampirinya.
"Maaf Mas! sedang menunggu siapa di sini!" tegur security.
"Aku sedang menunggu Adekku Pak." ucap Arfi.
"Siapa nama Adeknya Mas,karena sebagian murid sudah pada pulang?" tanya Security.
"Nama Adekku Faqih Pak,apa dia juga sudah pulang yah." jawab Arfi.
"Oh Faqih! Bapak kenal sama dia,Faqih sedang latihan basket Mas! karena sebentar lagi ada pertandingan antar Sekolah." ucap Security.
Di saat Arfi ingin mengatakan sesuatu tapi di hentikan oleh seseorang yang baru menghampirinya,karena semenjak dari tadi sudah mendengar pembicaraannya.
"Jadi Mas saudaranya Faqih,masuk aja Mas tunggu nya di dalam saja." saran seorang Guru.
"Iya Pak! nggak enak,aku tunggu di sini saja." tolak Arfi.
"Ikut saja Mas! Pak Agus ini adalah pelatih basketnya." ucap Security.
"Sudah Mas! ayo ikut saya masuk."
Ajak Pak Agus sambil melangkah masuk Arfi pun dengan terpaksa mengikutinya,kini sudah berada di dalam Sekolah lebih tepatnya di tempat latihannya,Arfi melihat banyak Murid yang sudah menunggu pelatihnya.
"Hayoo Mas! masuk ke Lapangan saja." ajak Pak Agus.
"Nggak usah Pak! aku tunggu di sini saja,silahkan Bapak masuk ke lapangan Murid Bapak sudah pada menunggu." tolak Arfi.
Pak Agus pun mengangguk dan melangkah masuk dan langsung memulai melatih para Muridnya,sedangkan Arfi menunggu di luar lapangan,setelah setengah jam menunggu latihan pun selesai,Arfi pun mengajak Faqih untuk langsung pulang.
***
Malam Hari
Ketika Arfi memutuskan untuk pulang setelah membeli keperluannya di Indomaret,baru saja keluar dan berjalan beberapa meter,melihat ada dua Perempuan Berhijab dan mengetahui salah satu dari kedua Perempuan Berhijab tersebut yang sedang baku hantam dengan tiga orang Penjahat,Arfi pun memakai maskernya dan melihat satu Perempuan yang hendak kena pukulan,Arfi bergegas menarik Perempuan tersebut untuk menghindari pukulan dari si Penjahat,tapi nggak sengaja Arfi malah memeluk Perempuan tersebut.
"Maaf Mbak! aku nggak sengaja menyentuh dan memeluknya." ucap Arfi.
"Nggak apa-apa Mas." sahur Perempuan.
"Awas Mbak."
Ucap Arfi langsung menepis pukulan Penjahat yang akan memukul Perempuan Berhijab itu lagi,Arfi pun melawan Penjahat tersebut,baku hantam satu lawan satu pun begitu sengit,sampai Arfi melihat titik lemahnya langsung menyerang ke titik tersebut.
Bugh
Duagh
Brakkk
Penjahat tersebut terpental ke meja dan langsung berdarah karena pukulan dan tendangan Arfi,Penjahat tersebut pun langsung kabur,ketika menoleh ke anak Gurunya Faqih ternyata bener-bener mampu untuk melawannya,Arfi pun memutuskan untuk pamit ke teman anak Gurunya Faqih
"Ya udah Mbak! aku pamit karena teman Mbak itu mampu untuk melawannya,sekali lagi aku meminta maaf karena nggak sengaja telah menyentuh dan memeluk Mbak tadi,Assalamualaikum."
Bersambung
~See You Next~