Kisah ini bercerita tentang Ramajaya Kusuma. Seorang suami yang hilang ingatan saat terjadi kecelakaan. Rama bahkan tidak mengenal siapa dirinya. Sedangkan Mawarni atau Mawar adalah seorang istri setia yang selalu menantikan suaminya bisa kembali. Apakah Rama bisa dipersatukan kembali dengan Mawar? Seperti apa kisah lika liku perjalanan hidup saat saat Rama hilang ingatan? inilah kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harti Supandi (Siti Hartinah), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Termakan Hasutan
Suasana menjadi panik saat Mawar membawa Rama ke rumah sakit. Mawar begitu mengkhawatirkan kondisi suaminya yang terbaring lemah. Orang tua Rama pun ikut datang menengok anaknya ke rumah sakit yang sebelumnya sudah dihubungi oleh Mawar saat perjalanan menuju ke rumah sakit.
‘’ Yah, Ibu’’ ucap Mawar sambil mencium tangan mertuanya
‘’Mawar gimana kondisinya Rama’’ tanya pak Tomi
‘’Gak tau yah, sekarang lagi diperiksa dokter di dalam’’ jawab Mawar
‘’Semoga Rama gak kenapa napa’’ ucap bu Helen
‘’Iya Bu amin, semoga aja mas Rama gak kenapa napa'’ ucap Mawar
Setelah mengantar Mawar ke rumah sakit, Doni langsung pulang ke rumahnya. Pikirannya sedang tidak karuan. Ia masih tidak menyangka wanita yang sangat dicintai nya begitu tega terhadapnya.
Doni masih ingat waktu saat saat bersama dengan Erika. Semua begitu indah di matanya. Tapi setelah kepulangannya dari luar kota, suasana menjadi berubah dengan sangat cepat. Tidak ada lagi kemesraan di setiap sudut ruangan rumahnya seperti sebelum sebelumnya.
Doni masih tidak percaya dengan apa yang menimpanya. Padahal Doni selama ini sangat mengistimewakan istrinya tersebut.
Meskipun telah diperlakukan tidak adil oleh Erika, Doni berharap Erika bisa kembali kepadanya.
‘’Kenapa kamu Erika, Kenapa!!’’ Ucap Doni bicara sendiri sambil meminum segelas minuman beralkohol.
Tak lama ada yang mengetuk pintu dan Doni segera menghampiri
‘’Itu pasti Erika’’ ucapnya sangat yakin
Tok tok tok ….
‘’Sebentar sayang’’
Saat pintu telah dibuka Doni merasa senang, benar saja karena yang datang adalah istrinya.
Doni seketika langsung memeluknya tapi Erika justru melepaskan pelukan Doni
‘’Erika akhirnya kamu kembali’’
‘’Apaan sih peluk peluk segala, lepas!’’
‘’Kenapa kamu gak mau dipeluk sama aku? Oh aku tau, gara gara kamu udah tidur dengan si Rama kan?’’
‘’Kalo iya kenapa? Makanya mas kamu sadar diri aja deh. Cepetan ceraikan aku!’’
‘’Ya gak bisalah’’
‘’Kenapa?’’
‘’Di perut kamu lagi ada anak aku, gimana bisa aku ceraikan kamu!"
‘’Aku gak peduli, aku kesini mau ambil baju baju aku’’
‘’Enggak, kamu gak boleh pergi dari sini’’
Erika tidak menghiraukan ucapan Doni. Ia terus saja berjalan ke kamar untuk mengambil baju-baju nya yang ada di lemari.
Tanpa pikir panjang Doni melakukan sesuatu agar Erika tidak bisa keluar dari rumahnya.
Pada saat Erika sudah selesai memasukkan baju baju nya yang ada di lemari ke dalam kopernya, tanpa sepengetahuan Erika, Doni langsung mengunci pintu kamar.
‘’Lho, kok gak bisa dibuka? Jangan jangan pintunya dikunci sama mas Doni. Mas Doni bukain pintunya, aku mau keluar’’ ucap Erika dari dalam kamar
‘’Enggak! Kamu gak boleh keluar dari rumah ini’’ ucap Doni dari luar kamar
‘’Tapi aku gak mau hidup sama kamu lagi’’
‘’Enak banget kamu ngomong kayak gitu, setelah kamu puas nikmatin hasil kerja keras aku’’
‘’Ok aku ngaku salah, aku minta maaf. Sekarang tolong bukain pintunya’’
‘’Enggak! Aku bakal bikin kamu membusuk disitu’’
‘’Mas Doni tolong bukain pintunya, kamu mau aku bunuh anak kita’’
Ketika mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Erika, Doni jadi merasa iba karena ia takut Erika berbuat sesuatu dengan janin yang ada di perutnya. Meskipun belum jelas siapa ayah biologis dari anak yang sedang dikandung Erika.
‘’Apa kamu bilang?’’
‘’Iya mas, kalo kamu gak mau bukain pintunya, anak kamu yang ada di perut aku bakal aku habisi’’
Doni pun semakin khawatir dan segera membuka pintunya
‘’Jangan gila kamu Erika, anak itu gak bersalah’’
‘’Makanya kamu lepasin aku, kalo kamu mau anak ini selamat’’
‘’Ya sudah terserah kamu, tapi aku mau anak itu di tes DNA setelah lahir nanti’’
‘’Ok gak masalah, ya udah mas Doni, aku pergi dulu ya, bye..’’
‘’Dasar wanita gila’’
Akhirnya Erika berhasil bebas dari sekapan Doni.
Sementara di rumah sakit, Rama baru saja siuman. Tentu saja hal ini membuat pak Tomi, bu Helen dan Mawar senang.
‘’Mas kamu udah bangun’’ucap Mawar
‘’Rama kamu udah bangun sayang’’ ucap bu Helen
‘’Syukurlah Rama kamu sudah bangun’’ ucap pak Tomi
Saat mendengar semuanya berbicara, mata Rama malah terlihat seperti sedang mencari seseorang
‘’Bu, Erika mana? Tanya Rama kepada ibunya
‘’Lho, kok Erika? Ini lho istri kamu Mawar’’ jawab bu Helen
‘’Rama, kenapa Erika yang kamu cari?! Harusnya Mawar yang kamu tanyakan’’ ucap pak Tomi emosi
‘’Udah yah gak apa apa, mas Rama belum ingat semuanya. Nanti juga kalo udah ingat, mas Rama bakal peduli lagi sama aku’’ ucap Mawar
‘’Nak, kamu kenapa? Kok Erika yang dicari?’’tanya bu Helen
‘’Bu, aku kan bentar lagi mau nikah sama Erika. Dia lagi hamil anak aku.’’ jawab Rama
‘’Apa??!! Ucap pak Tomi kaget
Mendengar apa yang dikatakan Rama membuat terkejut orang tuanya. Seketika dada pak Tomi serasa sesak.
‘’Tenang yah, Rama lagi ngawur aja ngomongnya. Mending sekarang kita keluar dulu. Biar Rama istirahat ditemani Mawar’’ ucap bu Helen sambil membawa keluar suaminya
‘’Mawar kamu temani Rama dulu, ibu mau bawa ayah ke ruangan dokter dulu’’
"Baik bu"
Setelah pak Tomi dan bu Helen meninggalkan ruangan, tiba tiba ada yang datang ke ruangan Rama yang mengejutkan Mawar tapi membuat senang Rama
‘’Erika!’’
‘’Sayang kamu udah siuman’’
‘’Ngapain sih kamu nyamperin suami aku terus’’
‘’Diam Mawar! Jaga sikap kamu sama Erika’’
‘’Tapi aku kan istri kamu mas, Mawar bukan siapa siapa kamu’’
‘’Enak aja, aku ini calon istri nya Rama, iya kan sayang’’
‘’Iya dong’’
‘’Mending kamu pergi aja deh, bikin gak mood aja’’
‘’Tapi aku yang lebih berhak nemenin mas Rama daripada kamu’’
‘’Mawar, kamu gak denger Erika bilang apa?’’
‘’Tapi kan mas?’’
‘’Udah cepetan keluar’’
Erika pun menarik tangan Mawar dan mendorongnya keluar dari ruangan
‘’Apaan sih, gak usah tarik tarik tangan aku’’
‘’Denger ya Mawar, selama Rama di rumah sakit, aku yang jaga. Udah cepetan pergi’’
Mawar pun menangis dengan perlakuan Erika dan suaminya Rama.
‘’Ya Allah kenapa kau biarkan hal ini menimpaku?’’ ucap Mawar sedih
Mawar pun berjalan mengitari area rumah sakit untuk mencari mertuanya. Namun, sepertinya mertuanya sudah duluan pulang.
‘’Kayaknya ayah dan ibu udah balik ke rumah. Ya udah aku pulang dulu aja. Biar mereka tau kelakuan mas Rama sama aku’’.
Sementara di tempat lain Mira berencana untuk menengok Mira yang dipikirnya sedang menemani suaminya di rumah sakit. Sambil mengendarai mobilnya, Mira terlihat sedang melakukan panggilan kepada Mawar sahabatnya.
Tuuutt
Tuuuut
‘’Akh, kebiasaan nih teleponnya gak aktif. Ya udah deh aku langsung ke rumah sakit aja’’
Setiba di rumah sakit Mira langsung menuju ke ruangan Rama. Tanpa mengetuk pintu, Mira langsung masuk ke ruangan Rama dan ia kaget ketika melihat sosok Erika sedang menemani Rama yang sedang tertidur pulas.
‘’Permi……..’’
‘’Cari siapa ya?’’ ucap Erika menghampiri Mira
‘’Kok kamu disini?’’ tanya Mira
‘’Maaf kamu siapa ya, kamu kenal saya?’’
‘’Saya sih gak kenal kamu, saya taunya kamu itu pelakor?’’
‘’Maksud kamu apa? Jaga ya mulut kamu!’’
‘’Kamu tuh yang mesti jaga kelakuan kamu, suami orang jangan dideketin’’
‘’Eh asal kamu tau aja ya, Rama itu dulu punya saya. Jadi, saya mau ambil kembali apa yang dulu pernah jadi milik saya’’
‘’Tapi yang pernah kamu miliki dulu, sekarang udah jadi miliknya sahabat saya’’
‘’Oh kamu temennya Mawar. Mawar gak ada disini. Jadi, mending sekarang kamu silahkan pergi dari sini. Keluar sana keluar!’’ ucap Erika sambil mengusir Mira keluar dari ruangan
‘’Dasar pelakor!!!’’ucap Mira kesal
Setelah diusir Erika, Mira pun pergi mencari Mawar untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi dengan sahabatnya.
Bersambung…..