Dia terlahir dengan dantian cacat. Meski demikian tekadnya kuat untuk menjadi yang terkuat. Sayangnya, ia diremehkan oleh anggota Klan-nya sendiri.
Dengan latihan fisik dan tehnik pernafasan Alam yang diajarkan oleh kakeknya, ia tumbuh menjadi Naga yang ditakuti langit dan bumi, membuat para tetua ingin menyingkirkannya.
Kemudian para tetua memutuskan mengirimnya ke Benua Qingyun untuk menjalani kontrak pernikahan.
Di sinilah kisah legenda dimulai ....
***Season Dua***
Xiao Yue secara tidak sengaja mencapai Ranah Tidak Diketahui, sehingga ia naik ke Domain Dewa meninggalkan Fang Yuan dan Putrinya.
Apa yang akan dilakukan oleh Fang Yuan? Akankah ia akan menuju Domain Dewa juga untuk membawa Xiao Yue kembali ke Dunia atau membawa Putrinya ke Domain Dewa dan hidup bersama dengan Xiao Yue di sana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tangga Seribu
Pangeran Wei An tak menyangka Fang Yuan akan mengabaikannya begitu saja. Sehingga ia merasa dipermalukan olehnya dan timbul niat jahat dihatinya untuk membalaskan rasa malu ini berkali-kali lipat di masa depan.
Murid-murid yang antri di depan kelompok Xiao memberikan jalan untuk mereka.
Sebenarnya mereka bukan memberikan jalan untuk mereka, tetapi untuk Pangeran Wei An yang ada dibelakang kelompok Xiao yang tak mau memberikan jalan untuknya.
“Hmm, sepertinya mereka tahu kalau kelompok Xiao adalah kelompok terkuat di Akademi Kekaisaran mulai saat ini,” kata Fang Yuan dengan sengaja, agar Pangeran Wei An dan murid-murid lainnya mendengar kalau ia tidak bergabung dengan kelompok manapun.
“Yuan gege, siapakah yang pertama menaiki tangga seribu ini?” Xiao Yue sudah tak sabar ingin mendaki.
“Kalian lebih dulu saja, karena tingkat Kultivasiku yang paling rendah,” sahut Fang Yuan.
Xiao Yue langsung melangkahkan kakinya dan terkejut, ia merasa seperti ada yang menekan pundaknya dan memaksanya untuk bertekuk lutut. Namun, ia segera mengalirkan energi spiritual melapisi tubuhnya, sehingga ia merasa tubuhnya kembali terasa ringan dan melangkah dengan kecepatan tinggi ke tangga atas.
“Nona Yue cepat sekali!” seru Li Fuchen—juga segera melangkahkan kaki ke tangga seribu. Seperti Xiao Yue, ia langsung terkejut dan langsung menyelimuti tubuhnya dengan energi spiritual, kemudian melangkah dengan cepat ke tangga atas.
Semua murid dari kota Houshan telah menaiki tangga dan tinggal Fang Yuan yang belum melangkah pergi.
“Ayo cepatlah!” gerutu murid dari Klan Wei dibelakangnya. “Kalau tidak kuat, mendingan pulang saja!” katanya lagi.
Fang Yuan tak menggubris ucapannya dan melangkahkan kaki ke tangga pertama. Namun, ia merasa biasa-biasa saja, mungkin karena ia sudah biasa berlatih fisik. Kemudian ia terus melangkah keatas seolah-olah sedang menaiki tangga biasa saja.
“Apaaaa? Dia sepertinya tidak terpengaruh dengan gravitasi dari tangga seribu!” seru murid dari Clan Wei.
Pangeran Wei An juga terkejut dan berkata, “Mungkin ia hanya berpura-pura kuat saja. Aku yakin dia akan segera tersungkur saat mencapai lantai dua puluh.”
Namun, mereka tercengang saat melihat Fang Yuan malah berlari hingga menyusul Guan Yupeng yang berada di posisi terakhir dalam kelompok Xiao.
Pangeran Wei An memilih tidak perlu memikirkan Pemuda aneh itu, ia lebih memilih memikirkan dirinya sendiri yang berencana memecahkan rekor mendaki tangga tertinggi yang dicapai oleh Pangeran Ketujuh. Diapun segera melangkahkan kaki ke tangga pertama.
Fang Yuan melambatkan kecepatannya dan sejajar dengan Guan Yupeng. Dia sengaja melakukan itu agar tidak terlihat mencolok, akan sangat merepotkan juga bila menjadi populer dengan tingkat Kultivasi yang sangat rendah. Dia tak ingin para murid menyangkanya memiliki artefak khusus yang bisa menghilangkan gravitasi, apalagi ia sudah masuk lewat jalur belakang, masa ia memiliki keberuntungan terus menerus. Itu kan, tidak adil bagi mereka yang sudah bekerja keras, tetapi dikalahkan oleh murid sampah sepertinya.
Guan Yupeng mulai melangkah dengan lambat, ia merasa memikul beban batu yang sangat besar saja.
“Apakah kamu masih bisa melangkah?" tanya Fang Yuan yang tetap melangkah seperti berjalan di tanah datar saja, padahal mereka sudah mendaki tangga ke-255.
“Sepertinya aku hanya bisa melangkah sampai ke tangga 300 saja,” sahut Guan Yupeng dengan nafas tersengal-sengal dan keringat yang bercucuran membasahi wajahnya.
Fang Yuan berhenti melangkah dan berpikir sejenak, sehingga Pangeran Wei An yang menyusulnya merasa heran dan ikut berhenti satu tangga darinya, ia takut dilempar kebelakang lagi oleh Fang Yuan seperti yang dialami oleh rekannya tadi.
“Aaaaaaaaaaaa!” Fang Yuan berteriak sekencang-kencangnya, sehingga menarik perhatian murid-murid lain—termasuk Guan Yupeng yang geleng-geleng kepala melihatnya, karena ia tahu Fang Yuan sebenarnya mampu mendaki tangga seribu ini dengan mudah. “Aku menyerah!” teriaknya lagi sembari berguling-guling, sehingga Pangeran Wei An mengerutkan keningnya dan tetap tidak berani melewatinya.
“Hahaha ... unik sekali muridmu itu Guru Su, padahal ia masih berdiri kokoh, kok tiba-tiba malah tepar begitu!” Guru Pelataran dalam yang duduk disebelahnya tertawa terkekeh-kekeh.
“Cih, anak ini bikin malu saja,” gumam Su Bimbing cemberut.
Diaken yang mengawasi jalannya penilaian bakat murid tersebut—langsung menghampiri Fang Yuan untuk membawanya ke puncak Gunung Persik.
“Anda mendapatkan 255 Poin prestasi dan menjadi murid Guru Su Bimbing di Pelataran Luar,” kata Diaken itu sambil membawa Fang Yuan terbang bersamanya.
“Hmm, seharusnya aku naik lebih tinggi lagi agar tidak menjadi murid wanita itu,” gumam Fang Yuan merasa salah mengambil strategi—dia lupa kalau Su Bimbing telah menjadi guru ke-100 di Akademi Kekaisaran setelah mendapatkan Poin prestasi karena mendapatkan murid jenius—Xiao Yue.
Guan Yupeng juga menjadi murid Su Bimbing, karena ia cuma mendaki hingga tangga ke-300, begitu juga dengan Li Fuchen dan Li Xuan, sedangkan Guan Lei menjadi murid Guru peringkat 99 dan Guan Yi Guru peringkat 90.
Wu Jingmi, Xiao Xue dan Jing Jie menjadi murid dari Guru wanita peringkat 89, sedangkan Xiao Yue berhasil mendaki hingga tangga ke-900 mengalahkan rekor Guan Yu, tetapi belum cukup untuk mengalahkan rekor Pangeran Ketujuh yang mencapai tangga ke-990, sedangkan untuk Pangeran Wei An hanya mampu mencapai tangga 950, sehingga ia menjadi yang terhebat dalam seleksi tahun ini.
Setelah acara seleksi penerimaan murid Akademi Kekaisaran selesai, semua murid dikumpulkan di halaman yang sangat luas di depan gedung Pelataran Luar.
Puncak Gunung Persik itu seperti Terasering atau seperti tangga. Pelataran Luar ada puncak pertama dan masuk lebih dalam lagi ada puncak kedua yang merupakan Pelataran dalam, setelah itu puncak ketiga yang merupakan Paviliun Naga, tempat tinggal para Guru, Diaken, Sesepuh dan Kepala Akademi Kekaisaran. Di puncak ketiga ini juga berdiri restoran, asrama murid, perpustakaan, Paviliun Pill, Paviliun Senjata dan sebagainya. Puncak terakhir dan paling luas adalah tempat murid senior berkultivasi.
“Terimakasih anak-anak telah berusaha dengan keras menunjukkan bakat kalian, Aku sangat senang karena tak menyangka tahun ini banyak murid-murid berbakat yang muncul; 400 murid dengan Ranah Penempaan Tubuh Tahap Tian dan 550 murid Ranah Penempaan Tubuh Tahap Di serta 45 murid Ranah Penempaan Tubuh Tahap Xuan. Dan terakhir ... ehemm!" Kepala Akademi Kekaisaran berdehem. “Satu Murid Ranah Penempaan Tubuh Tahap Huang hahahaha ... tetapi dia sangat kuat, kok. Buktinya dia mampu melempar murid Ranah Penempaan Tubuh Tahap Tian tadi.” Kepala Akademi Kekaisaran tertawa terkekeh-kekeh, karena Fang Yuan merupakan murid Ranah Penempaan Tubuh Tahap Huang pertama yang belajar di Akademi Kekaisaran.
Para murid bertanya-tanya siapakah murid tersebut, karena tidak semua melihat Fang Yuan melempar murid Klan Wei yang merupakan anggota keluarga Kekaisaran itu ke tangga seribu.
“Baiklah, kalian silahkan menuju puncak ketiga. Kalian bisa istirahat di asrama atau melakukan kegiatan lain, baik itu makan di restoran atau ke Perpustakaan atau berkeliling Akademi Kekaisaran—yang penting jangan pergi ke puncak keempat, karena itu berbahaya; di sana adalah tempat murid senior berkultivasi.” Kepala Akademi Kekaisaran menutup acara sambutannya.