Gibran harus merelakan kisah cintanya dengan Shofiyah yang telah dia bina selama 8 tahun kandas karena orangtua Shofiyah tak menerima lamarannya dan membuatnya harus menyaksikan pernikahan kekasih yang begitu dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berpacaran
Setelah pulang dari sekolah kamipun singgah ditempat kami biasa menitipkan jualan Shofi yah. Sambil menunggunya berbicara dengan ibu-ibu pemilik warung. Aku memakan jajanan somay.
"Alhamdulillah kak habis semuanya". Girang Shofiyah mwlihat jualannya habis
"Alhamdulillah dek.. Kelihatannya memang setiap hari habis ya". Ucapnya dengan semangat
"Iya kak alhamdulillah, tadi katanya ibunya minta ditambahin lagi besok Menjadi 5 box kak". Ucap Shofiyah dengan penuh rasa syukur.
"Serius dek?? Tanyaku tak kalah antusias
"Iye kak alhamdulillah..
"Alhamdulillah tambah penuh the keranjang jualan kita dibelakang.. Hehehe". Ucapku cengengesan
"Iya kak alhamdulillah.. Kelihatannya tidak lama lagi full itu yang dibelakang".
"Nanti aku bawah mobil aja the kalau jualan adek makin laris gimana?? Tanyaku meminta persetujuannya.
"Memang kakak ada mobil??? Tanya Shofiyah dengan penasaran.
"Ada kok tapi bukan punya aku, Punya orangtua kakak, kebetulan mereka lagi tugas diluar kota dan dirumah aku sama adik aja. Sekalian kali ya aku antar kamu dan adeku kesekolah.. Kan satu jalur juga". Ucapku memberikan penjelasan
"Memang ade kakak tidak apa-apa kan kita akan singgah-singgah kasian dia kalau terlalu awal kesekolah??
"Ga apa kok dek, dia malah akan seneng kalau aku antarin, Soalnya dia kesepian dirumah karena selalu ditinggalin sama orangtua. Supaya kamu juga akrab.. Lagian dia anak sekolah kita dulu kok.".
"Serius kak ya sudah ajak aja kalau dia mau biar kakak bawah mobil aja. Tunggu memang kakak punya SIM A??
"Punya dong.".Ucapku dengan bangga
"Iya de yang sudah tua ma". Ejek Shofiyah karena melihat wajah sombong Gibran itu
"Eh.. Ini anak enak aja omongnya. Aku belum tua tau dek usiaku bentar lagi 18 tahun masih muda tuh". Aku tidak terima dikatakan tua enak aja.
"Lah kakak ini aneh banget memang kan kakak udah tua buktinya kakak lebih tua 3 tahun dari aku kan yah". Ejek Shofiyah lagi
"Ist.. Ade ma". Ucapku cemberut
Astaga kakak. Hahahaha. Tidak cocok tu muka dikasih begitu kak". Ucapnya dengan geli..
"Ade ini ya, pacar ngambek itu di bujukin ini malah diledekin lagi, Disayang gitu loh". Gibran semakin kesal dengan tawa Shofiyah tadi
"Ogah". Ucapku sambil turun dari motor karena kami sudah sampai dirumahku Sambil membawa barangku meninggalkan kak Gibran yang cemberut, Heheh rasain.
"Nasib nasib punya pacar bocil ya kayak gini nih". Ucapku sambil membawa barang jualannya masuk keteras rumah dengan mengerutu
"Makasih ya kakak sudah bantuin si bocil ini bawah barang jualan dan antar jemput". Ucapnya sambil menyodorkan es jeruk kepadaku..
"Ini lah yang aku suka darinya dia orang sangat perhatian dan pengertian. Dia tau kalau aku tadi habis makan somay dan belum sempat minum karena langsung jalan lagi".
"Sama-sama dek. Makasih minum ya".
"Sama-sama kak". Ucapnya tersenyum
Aku yang gemes dengan ekspresinya langsung mengacak rambutnya sehingga membuat rambutnya berantakan, apalgi rambutnya itu panjang.
"Astaga kakak ih berantakan dan kusut tau Repot nanti sisirnya". Kesal Shofiyah merapikan rambutnya yang diacak Gibran
"Iya de yang cewek mah". Ejek ku mengikuti dirinya yang tadi menggoda ku.
"Udah ah kak Gibran pulang lah ini sudah mau magrib nanti kakak dicariin".
"Ya udah aku pulang ya". Sambil mengelus kepalanya dengan sayang..
"Iya kak hati-hati ya".
Aku pun pulang kerumah seperti biasa. Aku sangat senang karena kami tidak canggung satu sama lain karena hubungan kami sudah tahap berpacaran. Aku bahagia bisa memiliki gadis impianku sejak SMP. Tiba dirumah aku melihat kedua orang tuaku duduk di teras sambil menunggu ku..
"Baru pulang nak kok malam banget?? ". Tanya sang ibu dengan khawatir.
"Iya ma tadi habis nganterin teman dulu". Jawabku dengan pelan.
"Teman atau teman kak?? Ayahku bertanya dengan tatapan menggoda.
"Mmm.. Kalau aku bilang pacar gimana ma, Pa?? Tanyaku pelan
"Pacar?? Ucap mereka bersamaan
"Kamu punya pacar kak?? Tanya mama dengan heboh
"Iya ma baru jadian tadi". Gibran menggaruk kepalanya akrena salah tingkah.
"Ya sudah sekarang kamu masuk dan mandi lalu cerita sama kami. Bisa??
"Iya ma pa".
Aku pun masuk dan mandi setelah itu aku bersiap untuk disidang orangtuaku tapi sebelumnya kami makan malam bersama.. Setelah makan kami berkumpul diruang keluarga disana juga ada adikku yang masih kelas 3 SMP
"Sekarang jelasin sama kami, sejak kapan kamu kenal dengan anak gadis orang.??
"Sejak pendaftaran siswa baru ma.?? Ucapku pelan
"Dia murid disekolah kamu juga, siswa baru?? Papa bertanya dengan wajah penasaran.
"Iya pa, Sebenarnya aku sudah menyukai dia sejak kami masih di SMP. Hanya saja dulu dia sangat berbeda dengan sekarang, dia yang dulu itu anak pendiam dan jarang keluar kelas. Aku hanya memperhatikan nya dari jauh karena gayanya yang agak tomboy dulu bahkan lebih keren gayanya dibandingkan aku yang notabene nya anak lelaki. Rambutnya pendek sebahu. Makanya kesannya kayak anak cowok banget belum lagi kebanyakan temannya anak cowok".
"Setiap hari dia selalu membawa jualan kesekolah karena memang dia berjalan. Aku tertarik kepadanya karena dulu aku pernah melihatnya berkelahi dengan penjambret karena menolong seorang nenek yang tengah dijambret.. Sampai akhirnya aku bertemu dengannya disekolah yang baru dengan penampilan sangat berbeda, cantik, manis dan masih ada kesan tomboy dikit".
"Mama tau alasan aku yang tadinya suka naik motor sport ke sekolah malah memilih naik motor matic, berangkat ke sekolah lebih awal ya karena dia juga. Aku setiap hari bantuin dia bawah barang dagangan untuk dijual. Dia menitipkan barang dagangannya ke kantin dan ke beberapa toko".
"Memang dia anak dari keluarga ga mampu ya kak sampai harus jualan segala?? Tanya adikku begitu mendengar ceritaku
"Ga kok dek, dibilang mampu juga ga dibilang tidak mampu juga ga, Ya sedang-sedang saja sih".
"Kerja orangtuanya apa kak?? Papa Gibran penasaran dengan calon menantunya itu.
"Muballiq pa, Tapi ibunya sudah meninggal dan sekarang dia beserta saudaranya dirawat sama nenek dan kakeknya. Kakeknya seorang pensiunan tentara. Semua tante dan omnya bekerja kok". Terangku lagi
"Terus kenapa dia jualan?? Tanya mereka bersamaan
"Dia mau mandiri ma. Katanya dia tidak mau merepotkan orangtua, dia ingin membeli apa saja dengan uangnya sendri. Katanya kasian neneknya kalau harus membantu biaya keseharian apalagi semua saudaranya sekolah. Ayahnya memang menitipkan uang jajan dan makan sehari-hari. Tapi ya begitulah dia katanya mau beli motor dan persiapan untuk kuliah juga sekalian bantuin saudaranya katanya agar tidak kekurangan".
"Walaupun dia sibuk jualan dia anak yang berprestasi ma. Sejak SD dan SMP dia selalu ikut kejuaran lomba cerdas cermat sekarang disekolah saja dia mengikuti 3 ekskul yaitu PMR, karate, dan dia juga anggota OSIS yang baru".
"Wow anak yang hebat, Nak pantas saja kamu menyukainya. Kamu punya fotonya ga, mama mau liat dong. Kami penasaran tau, Iyakan pa??
"Iya kak coba kasih liat kami kalau kamu punya fotonya". Ucap papaku dengan tidak sabaran.
"Eh tunggu sebentar aku ambil hape dulu soalnya di cas".
"Hebat juga pacar anak kita ma, dia sudah mandiri dan berprestasi sejak muda. Dia akan jadi orang sukses jika nanti dia dewasa".
"Iya pa jika anak kita berjodoh nantinya pasti bagus tu biasa mama ajakin masak dan buat kue bersama".