The Emir Dan Istri Taruhan

"Peri cantikku, kamu mau kemana ini kok sudah cantik dan ... badass?" tanya Rauf yang memakai bhist nya karena hendak ada pertemuan dengan para menteri kerajaan Qatar.

"Mau menghajar orang tua tidak tahu diri!" jawab Diana yang sudah siap dengan baju perangnya yang biasa dipakai untuk menemui klien menyebalkan.

Rauf tersenyum. "Sayang, jangan galak-galak ya."

Diana menyipitkan mata birunya. "Mas Emir, sejak kapan aku tidak galak? Wong sama duo R saja aku juga galak ! Apalagi dengan R be ..." Diana terkejut saat Rauf mencium bibirnya panas dan ibu dua anak itu langsung membalas sama panasnya.

Rauf melepaskan bibirnya dan tersenyum melihat wajah memerah istrinya. "Kamu itu selalu menggemaskan, periku."

Diana cemberut. "Mas Emiiirrr ... Lipstik aku jadinya kan habis ... Aku nggak pakai yang transfer proof pulak ..." rengek Diana manja membuat Rauf memeluk istrinya saking gemasnya.

Siapa kangen pasangan mas Emir dan Peri Cantiknya

***

Ruang Pengadilan Negeri kota Doha

Yasmin tidak menduga dirinya dijemput oleh Kaysan untuk menghadiri sidang pertama Shantal dengan agenda pembelaan dari terdakwa. Diana juga sudah ada disana bersama dengan asistennya karena setelah ini, pengacara cantik itu akan maju sidang membela Yasmin.

"Kenapa kamu bawa aku kemari, tuanku Emir?" tanya Yasmin dengan sedikit berbisik.

"Agar kamu tahu bahwa gadis itu pasti akan melakukan playing victim." Kaysan menatap Yasmin serius.

"Tapi aku kan ... " Yasmin menghentikan ucapannya ketika hakim mulai masuk.

"Kamu akan tahu nanti." Kaysan pun berdiri bersama dengan Yasmin saat hakim berjalan ke mimbarnya.

Yasmin mengikuti jalannya persidangan dan mengakui bahwa perkataan Kaysan benar. Pengacara Shantal menyatakan bahwa apa yang terjadi disana hanya salah paham. Bahkan pengacara itu menunjuk ke arah Yasmin sebagai saksi bahwa kejadian itu diketahui olehnya.

Gadis itu langsung terbengong bengong karena dia ditunjuk sebagai saksi bahwa itu hanya salah paham. Yasmin hendak protes namun tangan kekar Kaysan menggenggamnya, membuat gadis itu mengurungkan niatnya.

"Bahkan saudaranya sendiri tahu jika itu hanya salah paham!" ucap pengacara itu sementara jaksa penuntut umum menoleh ke arah Kaysan dan Diana. Emir muda itu menggelengkan kepalanya pelan pertanda jaksa mengikuti saja permainan pengacara.

Diana hanya memasang wajah datar saat mendengar pengacara itu membela Shantal habis-habisan dengan tujuan tidak terkena hukuman rajam yang bisa merusak kulitnya. Sebagai model, kulit mulus adalah wajib.

"Baik tuan pengacara. Anda menyatakan bahwa nona Yasmin Raihana Sameer tahu soal nona Shantal bersama dengan Harun Al Yusuf untuk urusan pekerjaan. Apa anda lupa kalau ada CCTV disana?" ucap jaksa penuntut umum itu. "Saya berikan bukti nomor lima puluh satu. Ini CCTV yang didapat dari restoran Golden Dragon."

Semua orang melihat layar televisi dan tampak Shantal menggelayut manja dengan Harun begitu masuk ruang VIP.

"Aku tidak tahu itu, tuanku Emir," bisik Yasmin.

"Karena kamu belum datang, Yas," balas Kaysan.

"Kita percepat dan ini adalah satu jam kemudian saat nona Yasmin datang bersama nona Fatima dan nona Sabila. Bisa anda lihat, nona Yasmin tidak memperhatikan siapa yang ada di dalam ruang VIP lainnya karena nona Yasmin asyik mengobrol dengan Nyonya Michelle Chung.

"Jadi bagaimana bisa nona Yasmin bisa tahu? Dan yang tahu adalah nona Sabila yang merupakan pengawal Emir Kaysan Khalid. Dia yang merekam kejadian ini." Jaksa penuntut umum itu menatap tajam ke arah Shantal. "Apakah anda akan meragukan kredibilitas seorang pengawal Emir Khalid?"

Yasmin melongo. Sabila adalah pengawal Kaysan? Gadis itu menatap Kaysan yang hanya memasang wajah tanpa ekspresi. Jadi selama ini aku sudah dikawal oleh Kaysan?

Shantal menoleh ke belakang dan menatap tajam ke arah Yasmin dengan penuh kebencian. Yasmin hanya membalas tatapan itu dengan ekspresi datar dan merasa puas karena bukan dia yang mengetahuinya. Yasmin ingat saat itu Sabila yang mengatakan bahwa akan ada pertunjukan menarik.

Rupanya Sabila tahu siapa yang ada di dalam itu dan memasang CCTV disana.

"Jadi terdakwa memang melakukan zinah dengan suami orang. Dan itu sudah terbukti." Jaksa penuntut umum itu menatap hakim. "Kami sudah selesai tuan hakim."

Diana hanya memperhatikan bahasa tubuh Shantal yang masih saja tetap merasa tidak bersalah. Pengacara itu hanya menggelengkan kepalanya pelan karena tahu bagaimana sifat NPD atau Narcissistic Personality Disorders model itu sangat tinggi.

"Menurut tuanku Emir, apakah Shantal akan bebas dari hukuman rajam?" bisik Yasmin.

"Tidak. Karena, istri syah Harun Al Yusuf, resmi menuntut suaminya dan Shantal. Ditambah dia juga mengajukan cerai dan mengambil semua aset suaminya." Kaysan melirik ke arah Diana. "Dan Diana lah pengacara sang istri syah."

Yasmin menoleh ke arah Diana. "Wasalam kalau begitu," gumam Yasmin.

Kaysan tersenyum smirk. "Ya, wasalam kalau begitu."

***

Yasmin dan Kaysan menunggu keputusan hakim yang sedang berunding dengan para juri dan pemuka agama. Diana sedang berdiskusi dengan jaksa penuntut umum untuk sidang berikutnya berisikan agenda tuntutan penganiayaan terhadap Yasmin.

"Aku sungguh tidak tahu soal Shantal sampai Sabila membuka pintu ruang makan VIP aku dan mengatakan bahwa akan ada pertunjukan," ucap Yasmin ke Kaysan.

Pria tinggi besar itu hanya mengangguk.

"Mengapa anda mengirimkan Sabila ke aku, tuanku Emir?" Mata coklat Yasmin menatap lurus ke Kaysan.

"Apa kamu ingat saat Shantal hendak mengambil gaun pengantin adikku? Aku melihat semuanya dari CCTV yang memang dipasang disana. Jika dia sudah tidak menghormati nama keluarga Khalid, maka dia akan bisa melakukan apa saja. Jadi aku kirim Sabila buat menjaga milik Aghnia dan menjaga kamu serta Fatima karena kalian lah yang akan selalu menjadi sasaran tembak Shantal dan Taslima."

Yasmin tampak terkejut mendengarnya. "Tuanku Emir ... Kenapa anda sangat baik kepadaku?"

"Karena ...."

"Kay! Keputusannya sudah keluar !" panggil Diana membuat Kaysan dan Yasmin menoleh.

"Ayo, Yasmin, kita lihat apakah keadilan ditegakkan," ajak Kaysan.

***

Suara teriakan histeris Shantal terdengar di ruang sidang sementara Yasmin menutup mulutnya tidak percaya jika gadis itu dihukum hukuman cambuk sebanyak lima belas kali. Yasmin tidak terbayangkan pertama bagaimana sakitnya tapi juga pasti akan membekas di punggung Shantal.

Kaysan hanya memasang wajah dingin karena hukuman itu jauh lebih ringan karena bisa saja Shantal mendapatkan hukuman cambuk lebih dari lima belas kali.

Diana tersenyum smirk lalu mengirimkan pesan melalui ponselnya. Yasmin bisa merasa jika pengacara itu melaporkan pada istri Harun Al Yusuf tentang hukuman yang diterima Shantal.

Yasmin sendiri merasa lega karena semua sakit hatinya terbalaskan meskipun dengan situasi tidak mengenakkan. Sekarang dia harus menguatkan mental karena sidang selanjutnya adalah dirinya berhadapan dengan Ali dan Taslima.

***

Yuhuuuu up malam Yaaaaa gaeeesss

Thank you for reading and support author

Don't forget to like vote and gift

Tararengkyu ❤️ 🙂 ❤️