NovelToon NovelToon
Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Dosen / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:113.6k
Nilai: 5
Nama Author: Puji170

Agnes tak pernah menyangka, sebuah foto yang disalahartikan memaksanya menikah dengan Fajar—dosen pembimbing terkenal galak dan tak kenal kompromi. Pernikahan dadakan itu menjadi mimpi buruk bagi Agnes yang masih muda dan tak siap menghadapi label "ibu rumah tangga."

Berbekal rasa takut dan ketidaksukaan, Agnes sengaja mencari masalah demi mendengar kata "talak" dari suaminya. Namun, rencananya tak berjalan mulus. Fajar, yang ia kira akan keras, justru perlahan menunjukkan sisi lembut dan penuh perhatian.

Bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Apakah cinta bisa tumbuh di tengah pernikahan yang diawali paksaan? Temukan jawabannya di cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Fajar mengalihkan pandangannya ke arah Agnes, ekspresi datarnya membuat suasana di ruangan terasa semakin canggung. "Ya, Agnes? Ada yang ingin disampaikan?" tanyanya dengan nada tenang, meski sorot matanya penuh tanda tanya.

Agnes langsung gugup. Jantungnya berdebar seperti orang yang baru saja tertangkap basah. Ia bahkan tak tahu kenapa tadi suaranya tiba-tiba keluar begitu keras. Otaknya bekerja cepat, mencari alasan agar tidak terlihat seperti seseorang yang terbakar cemburu.

"Uh... anu... soal tugas makalah kemarin, Pak!" jawabnya dengan nada terbata-bata. Alasan itu terdengar begitu klise, bahkan untuk dirinya sendiri. Lebih buruk lagi, Fajar tahu pasti Agnes belum menyentuh makalah itu sama sekali.

"Oh, sudah selesai?" ulang Fajar dengan satu alis terangkat. "Kalau sudah, kumpulkan. Sekalian kamu presentasikan, ya."

Agnes hampir tersedak udara. Ia memaki dirinya dalam hati—kenapa tadi tidak memikirkan alasan yang lebih masuk akal? Ia melirik Berta, berharap ada bantuan, tapi Berta malah menyeringai sambil berbisik, "Ketahuan banget, tuh."

Agnes menarik napas panjang, mencoba mengontrol suaranya. "Ehm, maaf, Pak. Saya... belum mengerjakannya," katanya pelan, nyaris tak terdengar.

Fajar menatapnya lama, seolah mencoba membaca isi otaknya. Lalu, dengan nada datar, ia berkata, "Jadi, itu saja yang mau kamu sampaikan? Kamu ke sini!"

Agnes mengangguk, merasa semakin kecil di bawah tatapan itu. Tak lama langkahnya sampai di dekat Fajar.

Fajar mendesah pelan, lalu mengulurkan sebuah paper bag dari meja. "Oke. Sebagai gantinya, kerjakan makalah itu di ruangan saya setelah kelas selesai. Dan ini, makan dulu. Otaknya perlu tenaga."

Agnes tertegun menerima paper bag itu, bingung harus berkata apa. Sebelum ia sempat bersuara, Sherly, yang sejak tadi diam, tiba-tiba angkat bicara. "Loh, Pak! Itu kan dari saya! Kenapa dikasih ke Agnes?"

Fajar menoleh perlahan ke arah Sherly, ekspresinya tetap datar. "Memangnya kenapa? Gak boleh? Atau... kamu taruh sesuatu di dalamnya?" tanyanya, nadanya datar tapi tajam.

"Tentu enggak, Pak. Saya mana berani..." sahut Sherly cepat, suaranya gugup.

"Bagus. Kalau gitu, masalah selesai," potong Fajar singkat. "Kamu, duduk." Sherly langsung kembali ke tempatnya, tak berani melawan.

Fajar kembali menatap Agnes. "Dan kamu," ujarnya sambil mengangkat dagu ke arahnya, "ingat, habis kelas ini langsung ke ruangan saya. Jangan telat."

Agnes hanya mengangguk patuh, wajahnya memerah sampai ke telinga. Dengan langkah canggung, ia kembali ke mejanya, berusaha mengabaikan bisik-bisik teman-temannya. Namun sebelum benar-benar duduk, ia melihat sesuatu yang membuat kekesalannya timbul—senyum kecil di sudut bibir Fajar. "Dia mempermainkanku?"

Di sampingnya, Berta menahan tawa sambil menepuk punggung Agnes. "Gak Nes. Itu namanya perhatian terselubung," bisiknya, menggoda.

Agnes memutar bola matanya kesal, tapi pipinya perlahan memerah.

Sherly, yang duduk tak jauh, menatap Agnes dengan sorot tajam. Jemarinya mengepal erat, menahan rasa cemburu yang membakar. "Jangan senang dulu, Nes. Aku pastikan semua ini gak akan bertahan lama."

Kelas dimulai kembali. Fajar, sebagai dosen manajemen keuangan, menulis angka-angka di papan tulis dengan ketenangan khasnya. Suaranya tegas tapi terkontrol, menjelaskan konsep laporan arus kas secara mendetail. Namun pikiran Agnes melayang entah ke mana, terus memutar kejadian tadi.

"Agnes, tolong baca poin berikutnya," suara Fajar tiba-tiba memecah lamunannya, membuat Agnes tersentak.

"Eh, apa?" Ia menatap papan tulis kosong di depannya, baru sadar ia tidak mendengar apapun yang tadi dijelaskan.

Fajar menatapnya datar, lalu menghela napas pendek. "Baca poin kedua di slide, sekarang."

Agnes buru-buru mencari poin itu di layar proyektor. Suaranya bergetar saat membaca, "Ehm... Analisis arus kas operasional diperlukan untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih."

"Bagus," komentar Fajar singkat. "Sekarang, jelaskan bagaimana konsep ini bisa diterapkan dalam studi kasus perusahaan dagang."

Agnes membelalak. "Apa... apa saya yang menjelaskan, Pak?" tanyanya, berharap Fajar akan memberinya jalan keluar.

"Kalau engga. Kamu pikir siapa lagi?" jawab Fajar, nadanya sarkastis. Tawa kecil terdengar dari beberapa teman sekelas. Agnes hanya bisa menunduk malu.

Sambil mendengarkan penjelasan Fajar berikutnya, Agnes menggumam pelan sambil memandangi paper bag di mejanya. "Awas kamu. Kalau terus begini, aku pastikan nanti malam kamu tidur di luar. Mau macam-macam sama istri!"

***

Setelah jam selesai, Agnes benar-benar masuk ke ruangan Fajar dengan langkah penuh tekad. Ia meletakkan paper bag di meja Fajar dengan gerakan yang cukup keras, membuat pria itu mengangkat alis.

"Tuh, sarapan yang dibawakan kekasih Bapak. Makan tuh," ucap Agnes ketus, lipatan di dahinya menandakan kekesalannya.

Fajar bersandar di kursinya, menatap Agnes dengan ekspresi datar namun menyimpan rasa geli. "Aku sudah kasih ke kamu, makanlah. Itu buat kamu," balasnya dengan nada tenang.

"Ogah banget. Kalau aku makan terus ada pelet cintanya gimana? Terus kalau Sherly tiba-tiba minta jadi madu aku gimana coba?" Agnes melipat tangan di dadanya, menatap Fajar penuh tuduhan. "Jadi dengan sangat terpaksa, ini aku kasih balik ke Bapak."

Tawa Fajar hampir meledak, tapi ia berhasil menahannya, hanya menyunggingkan senyum kecil. "Pelet cinta?" ulangnya, setengah meledek. "Kamu terlalu banyak nonton drama, Agnes."

Agnes mendengus, lalu berbalik ingin keluar ruangan, tapi langkahnya terhenti saat Fajar berbicara lagi.

"Agnes," panggil Fajar, nada suaranya lebih serius kali ini. "Duduk dulu. Kita perlu bicara."

Agnes memutar tubuhnya perlahan, tatapannya penuh keraguan. "Tentang apa?" tanyanya curiga, suaranya bergetar tipis meski ia berusaha terdengar tegas.

"Tentang istriku yang tiba-tiba marah. Mungkin karena cemburu?" ucap Fajar, nada datarnya penuh sindiran.

Agnes mengetatkan rahangnya. Kata itu—cemburu—bergema di kepalanya. Siapa, sih, yang menciptakan kata seperti itu? Benar-benar menyusahkan! Ia mengepalkan tangannya erat, berusaha menahan diri.

"Pak Fajar, sepertinya Bapak juga kebanyakan nonton sinetron Ikan Terbang, suami-suami tersakiti," balas Agnes dengan nada tajam, sorot matanya menantang. "Jadi begini!" Ia mengibaskan tangan seolah ingin mengakhiri percakapan, lalu berbalik hendak meninggalkan ruangan.

Namun, Fajar jelas tak ingin membiarkannya pergi begitu saja. Ia berdiri dari kursinya, langkahnya tenang tapi pasti, mengejar Agnes.

Agnes, yang sudah hampir mencapai pintu, tiba-tiba menghentikan langkahnya. Matanya menangkap sesuatu di dinding dekat pintu—seekor tokek besar, dengan mata bulat hitam yang tampak menatap langsung ke arahnya. Rasa takut langsung menyergapnya.

"Hiiihhh!" Ia menjerit kecil, tubuhnya reflek berbalik untuk lari. Tapi rasa panik yang memenuhi pikirannya membuat otaknya tak bekerja dengan benar. Alih-alih menjauh, ia justru melompat ke arah Fajar.

Dalam sekejap, tubuh Agnes terayun dan kini berada di gendongan Fajar. Ia memeluk leher pria itu erat-erat, wajahnya bersembunyi di bahu Fajar sambil gemetar. "Ada... ada tokek, Pak!" serunya dengan nada panik.

Fajar terkesiap sesaat, tapi tangannya dengan sigap menopang tubuh Agnes. Keheningan aneh tercipta di antara mereka. Napas Agnes yang tak beraturan terasa hangat di leher Fajar. Ia menunduk sedikit, matanya menangkap wajah Agnes yang begitu dekat—terlalu dekat.

Sejalan dengan itu pintu ruangan Fajar terbuka. Baik Fajar dan Agnes langsung menoleh ke pintu, keduanya tampak malu terlebih Agnes.

"Habis sudah."

1
Nur Adam
lnjut
Hayurapuji: udh end kak
total 1 replies
Muslika Lika
ayoooo para reader gasssskennn.........k rumah kaisar.... semangat kk author....karya karya nya t o p be ge te.....lope lope sekebon buat author....
Hayurapuji: terimakasih kakak
total 1 replies
dwi ka
Yaah rega kok pergi, kirain rega jd jodohnya berta 🤭
Hayurapuji: diluar prediksi bumkg
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Desmeri epy Epy
lanjut thor
Nur Adam
lnjut..ky da cowo lain aja ckck
Reni Anjarwani
lanjut thor
Muslika Lika
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 thor lope lope sekebon dech ahh.....
Nikma: Permisi kakak Author ..

Halo kak reader, kalau berkenan boleh mampir novel aku juga ya 'Kesayangan Tuan Sempurna' ..
Terima kasih😊🙏
total 1 replies
Muslika Lika
good job....fajar.... gasssskennn jangan sampai....luluh sama si ulet....., ubur ubur ikan lele...nek luluh tak timpuk kue lee...
Hayurapuji: hahahhah, gak kak, fajar udh cinta metong sama Agnes.
total 1 replies
DwiDinz
Rega aneh, harusnya minta tolong itu ke psikiater, bawa adikmu kesana. karna adikmu udah sgt gila !
eh ini kok malah minta tolong ke fajar buat jd kekasih adiknya sehari.. haduuh itu malah bikin sherly tambah gila lah
Ismi Kawai
mulai seruuuu
Ismi Kawai
loh, loh, kok jd gini? jgn bilang rega bakal jdi jahat gara2 adiknya??
Yurniati
tetap semangat terus
Yurniati
kenapa tak diantar ke psikiater kejiwaan nya yang terganggu itu
licik sekali kamu Serly,,,,,,
Ismi Kawai
dia jelmaan medusa
Nur Adam
lnjut
Muslika Lika
haaaaaaaaaahhhhh........., nes jadi pengawal bayangan aja waktu pas lagi mereka jalan berdua..... jangan sampai kena jebakan Betmen...... kalau tuh ulet bulu macem macem..... geprek aja jadi ulet penyet.....
Muslika Lika: yo thor....jangan lawan emak emak ras terkuat d bumi galaxy ini.....apalagi kalo senjata nya udah pada keluar...

sendal jepit legendaris, sapu ijuk terbang., Sutil, ...
.satu lagi....senjata paling mematikan panci terbang yang bisa bikin kuping pengang......🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hayurapuji: wkwkwkw ide bagus ini kak.
total 2 replies
Reni Anjarwani
lanjut doubel up thor permintaan gilla , ujung2nya besok menyesall
Hayurapuji: besok lagi kak, hehehhe
total 1 replies
Muslika Lika
gaaaaaaakkkkkkkkkkk setuju...... kalau di setujui nanti malah ada drama jebak menjebak ......., agnes kabur.........hadechhh......., jadi suami harus tegas......awas aja kalo fajar sampai iya in.....tak timpuk sandal jepit emak yang legendaris ini........😤😤😤😤😤😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!