NovelToon NovelToon
Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Terjebak Nikah Dengan Dosen Killer

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Dosen / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Beda Usia / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:569.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: Puji170

Agnes tak pernah menyangka, sebuah foto yang disalahartikan memaksanya menikah dengan Fajar—dosen pembimbing terkenal galak dan tak kenal kompromi. Pernikahan dadakan itu menjadi mimpi buruk bagi Agnes yang masih muda dan tak siap menghadapi label "ibu rumah tangga."

Berbekal rasa takut dan ketidaksukaan, Agnes sengaja mencari masalah demi mendengar kata "talak" dari suaminya. Namun, rencananya tak berjalan mulus. Fajar, yang ia kira akan keras, justru perlahan menunjukkan sisi lembut dan penuh perhatian.

Bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Apakah cinta bisa tumbuh di tengah pernikahan yang diawali paksaan? Temukan jawabannya di cerita ini!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puji170, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Fajar mengalihkan pandangannya ke arah Agnes, ekspresi datarnya membuat suasana di ruangan terasa semakin canggung. "Ya, Agnes? Ada yang ingin disampaikan?" tanyanya dengan nada tenang, meski sorot matanya penuh tanda tanya.

Agnes langsung gugup. Jantungnya berdebar seperti orang yang baru saja tertangkap basah. Ia bahkan tak tahu kenapa tadi suaranya tiba-tiba keluar begitu keras. Otaknya bekerja cepat, mencari alasan agar tidak terlihat seperti seseorang yang terbakar cemburu.

"Uh... anu... soal tugas makalah kemarin, Pak!" jawabnya dengan nada terbata-bata. Alasan itu terdengar begitu klise, bahkan untuk dirinya sendiri. Lebih buruk lagi, Fajar tahu pasti Agnes belum menyentuh makalah itu sama sekali.

"Oh, sudah selesai?" ulang Fajar dengan satu alis terangkat. "Kalau sudah, kumpulkan. Sekalian kamu presentasikan, ya."

Agnes hampir tersedak udara. Ia memaki dirinya dalam hati—kenapa tadi tidak memikirkan alasan yang lebih masuk akal? Ia melirik Berta, berharap ada bantuan, tapi Berta malah menyeringai sambil berbisik, "Ketahuan banget, tuh."

Agnes menarik napas panjang, mencoba mengontrol suaranya. "Ehm, maaf, Pak. Saya... belum mengerjakannya," katanya pelan, nyaris tak terdengar.

Fajar menatapnya lama, seolah mencoba membaca isi otaknya. Lalu, dengan nada datar, ia berkata, "Jadi, itu saja yang mau kamu sampaikan? Kamu ke sini!"

Agnes mengangguk, merasa semakin kecil di bawah tatapan itu. Tak lama langkahnya sampai di dekat Fajar.

Fajar mendesah pelan, lalu mengulurkan sebuah paper bag dari meja. "Oke. Sebagai gantinya, kerjakan makalah itu di ruangan saya setelah kelas selesai. Dan ini, makan dulu. Otaknya perlu tenaga."

Agnes tertegun menerima paper bag itu, bingung harus berkata apa. Sebelum ia sempat bersuara, Sherly, yang sejak tadi diam, tiba-tiba angkat bicara. "Loh, Pak! Itu kan dari saya! Kenapa dikasih ke Agnes?"

Fajar menoleh perlahan ke arah Sherly, ekspresinya tetap datar. "Memangnya kenapa? Gak boleh? Atau... kamu taruh sesuatu di dalamnya?" tanyanya, nadanya datar tapi tajam.

"Tentu enggak, Pak. Saya mana berani..." sahut Sherly cepat, suaranya gugup.

"Bagus. Kalau gitu, masalah selesai," potong Fajar singkat. "Kamu, duduk." Sherly langsung kembali ke tempatnya, tak berani melawan.

Fajar kembali menatap Agnes. "Dan kamu," ujarnya sambil mengangkat dagu ke arahnya, "ingat, habis kelas ini langsung ke ruangan saya. Jangan telat."

Agnes hanya mengangguk patuh, wajahnya memerah sampai ke telinga. Dengan langkah canggung, ia kembali ke mejanya, berusaha mengabaikan bisik-bisik teman-temannya. Namun sebelum benar-benar duduk, ia melihat sesuatu yang membuat kekesalannya timbul—senyum kecil di sudut bibir Fajar. "Dia mempermainkanku?"

Di sampingnya, Berta menahan tawa sambil menepuk punggung Agnes. "Gak Nes. Itu namanya perhatian terselubung," bisiknya, menggoda.

Agnes memutar bola matanya kesal, tapi pipinya perlahan memerah.

Sherly, yang duduk tak jauh, menatap Agnes dengan sorot tajam. Jemarinya mengepal erat, menahan rasa cemburu yang membakar. "Jangan senang dulu, Nes. Aku pastikan semua ini gak akan bertahan lama."

Kelas dimulai kembali. Fajar, sebagai dosen manajemen keuangan, menulis angka-angka di papan tulis dengan ketenangan khasnya. Suaranya tegas tapi terkontrol, menjelaskan konsep laporan arus kas secara mendetail. Namun pikiran Agnes melayang entah ke mana, terus memutar kejadian tadi.

"Agnes, tolong baca poin berikutnya," suara Fajar tiba-tiba memecah lamunannya, membuat Agnes tersentak.

"Eh, apa?" Ia menatap papan tulis kosong di depannya, baru sadar ia tidak mendengar apapun yang tadi dijelaskan.

Fajar menatapnya datar, lalu menghela napas pendek. "Baca poin kedua di slide, sekarang."

Agnes buru-buru mencari poin itu di layar proyektor. Suaranya bergetar saat membaca, "Ehm... Analisis arus kas operasional diperlukan untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih."

"Bagus," komentar Fajar singkat. "Sekarang, jelaskan bagaimana konsep ini bisa diterapkan dalam studi kasus perusahaan dagang."

Agnes membelalak. "Apa... apa saya yang menjelaskan, Pak?" tanyanya, berharap Fajar akan memberinya jalan keluar.

"Kalau engga. Kamu pikir siapa lagi?" jawab Fajar, nadanya sarkastis. Tawa kecil terdengar dari beberapa teman sekelas. Agnes hanya bisa menunduk malu.

Sambil mendengarkan penjelasan Fajar berikutnya, Agnes menggumam pelan sambil memandangi paper bag di mejanya. "Awas kamu. Kalau terus begini, aku pastikan nanti malam kamu tidur di luar. Mau macam-macam sama istri!"

***

Setelah jam selesai, Agnes benar-benar masuk ke ruangan Fajar dengan langkah penuh tekad. Ia meletakkan paper bag di meja Fajar dengan gerakan yang cukup keras, membuat pria itu mengangkat alis.

"Tuh, sarapan yang dibawakan kekasih Bapak. Makan tuh," ucap Agnes ketus, lipatan di dahinya menandakan kekesalannya.

Fajar bersandar di kursinya, menatap Agnes dengan ekspresi datar namun menyimpan rasa geli. "Aku sudah kasih ke kamu, makanlah. Itu buat kamu," balasnya dengan nada tenang.

"Ogah banget. Kalau aku makan terus ada pelet cintanya gimana? Terus kalau Sherly tiba-tiba minta jadi madu aku gimana coba?" Agnes melipat tangan di dadanya, menatap Fajar penuh tuduhan. "Jadi dengan sangat terpaksa, ini aku kasih balik ke Bapak."

Tawa Fajar hampir meledak, tapi ia berhasil menahannya, hanya menyunggingkan senyum kecil. "Pelet cinta?" ulangnya, setengah meledek. "Kamu terlalu banyak nonton drama, Agnes."

Agnes mendengus, lalu berbalik ingin keluar ruangan, tapi langkahnya terhenti saat Fajar berbicara lagi.

"Agnes," panggil Fajar, nada suaranya lebih serius kali ini. "Duduk dulu. Kita perlu bicara."

Agnes memutar tubuhnya perlahan, tatapannya penuh keraguan. "Tentang apa?" tanyanya curiga, suaranya bergetar tipis meski ia berusaha terdengar tegas.

"Tentang istriku yang tiba-tiba marah. Mungkin karena cemburu?" ucap Fajar, nada datarnya penuh sindiran.

Agnes mengetatkan rahangnya. Kata itu—cemburu—bergema di kepalanya. Siapa, sih, yang menciptakan kata seperti itu? Benar-benar menyusahkan! Ia mengepalkan tangannya erat, berusaha menahan diri.

"Pak Fajar, sepertinya Bapak juga kebanyakan nonton sinetron Ikan Terbang, suami-suami tersakiti," balas Agnes dengan nada tajam, sorot matanya menantang. "Jadi begini!" Ia mengibaskan tangan seolah ingin mengakhiri percakapan, lalu berbalik hendak meninggalkan ruangan.

Namun, Fajar jelas tak ingin membiarkannya pergi begitu saja. Ia berdiri dari kursinya, langkahnya tenang tapi pasti, mengejar Agnes.

Agnes, yang sudah hampir mencapai pintu, tiba-tiba menghentikan langkahnya. Matanya menangkap sesuatu di dinding dekat pintu—seekor tokek besar, dengan mata bulat hitam yang tampak menatap langsung ke arahnya. Rasa takut langsung menyergapnya.

"Hiiihhh!" Ia menjerit kecil, tubuhnya reflek berbalik untuk lari. Tapi rasa panik yang memenuhi pikirannya membuat otaknya tak bekerja dengan benar. Alih-alih menjauh, ia justru melompat ke arah Fajar.

Dalam sekejap, tubuh Agnes terayun dan kini berada di gendongan Fajar. Ia memeluk leher pria itu erat-erat, wajahnya bersembunyi di bahu Fajar sambil gemetar. "Ada... ada tokek, Pak!" serunya dengan nada panik.

Fajar terkesiap sesaat, tapi tangannya dengan sigap menopang tubuh Agnes. Keheningan aneh tercipta di antara mereka. Napas Agnes yang tak beraturan terasa hangat di leher Fajar. Ia menunduk sedikit, matanya menangkap wajah Agnes yang begitu dekat—terlalu dekat.

Sejalan dengan itu pintu ruangan Fajar terbuka. Baik Fajar dan Agnes langsung menoleh ke pintu, keduanya tampak malu terlebih Agnes.

"Habis sudah."

1
suryani duriah
Luar biasa
Hayurapuji: terimakasih kakak
total 1 replies
Luluk Dwi AU
anjaaaayyyyyy🤣🤣🤣🤣ga kuat bacanya
sharvik
idih mmbayangkan skripsi srasa mau bunuh diri hahahah🤭🤭
sharvik: 😂😀😁😃🤭😂😂😂😂😂
Hayurapuji: jangan kak, nanti gak berasa nano-nano nya.
total 2 replies
Lisna Wiranti
Thor gak niat apa lanjut kisahnya Rega SM Berta jdiin couple Thor, trus si Sherly berubah JD Baek hehehehehe trus pake banyak plot twist gtu Thor pasti seru heheheh Saran aja Thor, ceritanya seruuuuuu
Hayurapuji: pengennya kak, cuma masih ada 2 naskah yang masih on going. mampir kak, siapa tahu suka.

--benih pengikat kaisar
--Dia bukan ayah pengganti
total 1 replies
Jamilah Hidirmanto
lanjut
Hayurapuji: silahkan kak, sampai tamat. terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Tetty Lusiana Damanik
awalnya seruhhh... makin kesini makin muter muter thor
Hayurapuji: kalau menurut autor enggak kak, karena ini udah mau tamat, jadi fokus ke pembalasan saja.
total 1 replies
Faridah
ceritanya menarik..semangat
Hayurapuji: terimakasih kakak, jangan lupa mampir di karya autor yang baru ya, "Dia bukan ayah pengganti"
total 1 replies
Maria Mahdalena Manalu
Luar biasa
Hayurapuji: terimakasih kakak
total 1 replies
Rosmawati Sulaiman
Biasa
Rosmawati Sulaiman
Buruk
Hayurapuji: terimakasih kasih Kak, untuk penilaiannya. semoga kedepannya saya bisa membuat karya yang lebih baik lagi.
total 1 replies
Ayiek Sundoro
Gebrakanmu Neesss 🤣🤣🤣
Ayiek Sundoro
🤣🤣🤣🤣 dasar Agnes doddool
Ayiek Sundoro
ceritanya seru
Hayurapuji: 🙏💕 kakak
total 1 replies
Syahna Amira sy
Luar biasa
Hayurapuji: terimakasih kakak
total 1 replies
Syahna Amira sy
yg model Kya fajar ada nggak ya di Dunia nyata???
Syahna Amira sy
semoga bagus ceritanya
Andriyati
kalau kamu masih mengikuti kemauan adik mu, percaya lah persahabatan mu menuju kehancuran
Artika Duwianti
nes kalo GK sanggup bagi 2 aj ayuk
Hayurapuji: tiga sama autornya kak
total 1 replies
Istifada
Luar biasa
Hayurapuji: terimakasih kakak
total 1 replies
Bunda SalVa
jangan ganggu Pak 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!