NovelToon NovelToon
Jangan Menangis Bunda

Jangan Menangis Bunda

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:3M
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

🏆🥈Juara 2 YAAW S 10
" Aku akan melakukan apapun untukmu. Meski harus kembali menemui pria itu. Hidupmu adalah hidupku. Bunda mohon bertahanlah sayang. Hanya kamu hidup bunda nak. "

Akibat kesalahan semalam yang dia perbuat Kaluna melahirkan seorang putra yang ia beri nama Taraka. Ia membesarkan Tara seorang diri, namun hancur hati Kaluna saat dokter memvonis putra nya yang berusia 5 tahun ini dengan penyakit yang mengancam nyawa.

Kesehatan Taraka semakin memburuk. Dengan berat hati ia pun Akhirnya pergi mencari pria tersebut agar putranya bisa hidup lebih lama.

Bagaimana reaksi si pria saat tahu dia ternyata memiliki putra dari wanita yang bahkan sama sekali tidak dikenalnya itu?
Akankah hidup Taraka terselamatkan?

Folow IG author @anns_indri
Kalau suka jangan lupa tinggalkan like setelah membaca. Terimakasih. Like Anda dukungan terbesar bagi penulis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JMB 10. Cucu Kita?

Tara yang ditinggal sang bunda merasa bosan. Ia lalu membawa kanvas beserta tinta dan kuasnya menuju ke taman. Bocah itu meminta diantarkan oleh seorang perawat agar kejadian kemarin tidak terulang lagi bundanya mencari dengan kebingungan.

" Tante suster kalau mau kembali ke bangsal nggak apa-apa. Pasti tante suster tugasnya banyak. Aku nggak akan kemana-mana, hanya mau melukis di sini."

" Baiklah ganteng, 30 menit lagi suster jemput ya. Waktunya makan dan minum obat."

Tara mengangguk lalu tersenyum. Suster tersebut mengusap kepala Tara dengan sayang. Ia kemudian berlalu untuk melakukan tugas yang lain.

Tara menyandarkan kanvasnya di bangku. Ia lupa membawa dudukan kanvas dari rumah Aunty Brisia. Dengan cekatan bocah itu mengeluarkan tinta lalu mengeluarkan beberapa isinya di sebuah papan. Setelah semua persiapan melukisnya siap, Tara sejenak memejamkan matanya. Biasanya memang itu yang selalu ia lakukan sebelum melukis, mencari wangsit katanya.

" Aku tahu harus menorehkan apa di canvas ku itu."

Tara mulai mencelupkan kuasnya pada cat yang ada di papan dan menorehkannya ke canvas. Tangan bocah itu benar-benar lincah laksana pelukis profesional. Coretan kuasnya benar-benar membuat sebuah karya yang dihasilkan semakin menunjukkan hasilnya. Gambar seorang pria rupanya yang ia buat sekarang. Berbeda dengan gambar pria yang sebelumnya, kali ini Tara bisa membuat gambar yang sempurna.

Dikatakan sempurna karena kali ini melukiskan pria tersebut lengkap dengan wajah beserta komponen pembentuk wajah. Bocah itu tersenyum puas saat melihat lukisannya yang hampir selesai.

" Aah aku lupa, harus ada warna ini meskipun hanya sedikit."

Tara mengeluarkan cat yang berwarna putih lalu menorehkan sedikit di bagian atas. Bocah itu lalu mengangguk-anggukan kepalanya.

" Apakah itu wajah ku?"

" Opa?"

Hasna tentu bingung saat dirinya ditarik oleh Radi untuk menemui seorang bocah yang sedang melukis. Ia bertambah bingung saat bocah itu bisa melukiskan wajah sang suami dengan begitu sempurna.

Sebuah pertanyaan meluncur melalui tatapan mata Hasna. Tapi Radi tak kunjung menjawab. Suaminya itu malah terlihat sedang sibuk berbicara dengan anak kecil tersebut.

" Bagaimana kamu bisa melukiskan wajah opa dengan begitu baik padahal kita baru bertemu sekali. Itu pun saat malam hari."

" Tara juga tidak tahu. Tara hanya merem eh wajah opa yang kebayang."

Radi tersenyum, ada rasa hangat yang menjalar di hatinya mendengar penuturan Tara. Hasna memperhatikan dengan seksama interaksi suaminya dengan bocah kecil itu. Seketika Hasna tersenyum tapi saat itu juga dia mengerutkan kedua alisnya. Ia merasa pernah melihat wajah anak kecil yang memanggil dirinya sendiri dengan nama Tara itu.

Hasna langsung menarik tubuh sang suami untuk sedikit menjauh agar apa yang dia ingin katakan tidak terdengar oleh Tara. Hasna membisikkan sesuatu ke telinga sang suami. Radi pun membulatkan matanya. Pria paruh baya itu kemudian menelisik wajah Tara dengan seksama.

" Ya Allaah, iya sayang. Kenapa aku baru ngeh."

Tubuh Hasna bergetar namun wanita itu mencoba kuat. Hasna mendekat kembali ke arah Tara dan duduk di samping bocah itu.

" Apakah bocah ganteng ini namanya Tara? Boleh kenalan nggak, ini oma istrinya opa itu."

" Hallo oma, salam kenal. Nama ku Taraka Abyaz."

Hasna mengambil nafasnya dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya saat melihat wajah Tara dengan seksama. Wajah bocah itu sangat mirip dengan wajah Yasa saat masih kecil. Yang membedakan hanya di mata nya saja.

" Tara, mama sama papa nya kemana?"

" Bunda kerja oma. Kalau ayah, Tara nggak tahu. Kata bunda, ayah punya hidup sendiri. Dan kata bunda, kita tidak boleh mengganggu hidup ayah karena semua adalah salah bunda. Tara bingung oma bukankah sebaiknya ayah dan bunda hidup bersama. Tapi ayah sama bunda Tara enggak. Tara pun belum pernah lihat wajah ayah. Tara hanya takut, sampai saatnya nanti Tara pergi Tara belum juga bisa bertemu dengan ayah."

Tes

Air mata Hasna keluar tanpa permisi. Mengapa anak sekecil itu bisa memiliki pemahaman yang luar biasa dalam. Dan apa tadi pergi? Hasna langsung meminta penjelasan kepada sang suami. Radi membisikkan kondisi Tara yang ia tahu dari sang keponakan. Hasna seketika membungkam mulutnya agar tangisnya tidak pecah.

" Oma jangan nangis, Tara nggak suka kalau ada yang nangis. Sudah cukup Tara melihat bunda selalu menangis."

Hasna mengusap air matanya dengan cepat. Bocah yang duduk di depannya itu sungguh peka dan cerdas. Hasna kembali tersenyum dan mengusap kepala Tara. Ia baru sadar Tara tidak memiliki rambut. Mungkin itu adalah efek dari kemo. Sungguh dada Hasna sangat sesak, ia sungguh merasa tidak tega melihat bocah sekecil itu menderita sakit yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Hasna.

" Permisi, saya akan membawa Tara kembali ke kamar. Tara, ayo."

" Tara pamit ya opa, oma. sampai bertemu lagi."

Sebelum kembali masuk ke ruang rawatnya bersama suster tersebut, Tara menyempatkan diri mencium tangan Radi dan Hasna. Bocah itu juga menyerahkan lukisan tersebut kepada Radi.

" Buat opa? Berapa opa harus bayar ini," ucap Radi bercanda.

" Jika boleh bawakan saja ayah Tara opa. Itu bayaran yang sesuai. Hahaha, Tara hanya bercanda. Ehm, buat opa gratis. Daah opa, oma."

Hasna dan Radi melambaikan tangan ke arah bocah itu. Radi tersenyum saat menerima lukisan dari Tara. Lukisan tersebut benar-benar sempurna, jika terus diasah Radi yakin Tara akan bisa menjadi pelukis hebat nantinya. Beda Radi beda Hasna, wanita paruh baya itu lebih berpikir. Mengapa Tara begitu mirip dengan Yasa saat masih kecil.

" Kak, apakah benar di dunia ini kita akan menemukan 7 orang yang mirip dengan kita. Tapi kok ya kenapa lintas generasi gitu. Ini terlalu mirip. Dengan melihat sepintas saja aku bisa menilai kalau Tara benar-benar copy-an Yasa masa kecil."

" Kemarin malam aku beneran nggak ngeh hal itu. Tapi saat kamu bilang tadi bahwa Tara mirip dengan Yasa saat seusia itu aku langung setuju dengan mu. Pantes aja saat pertama kali lihat aku merasa seperti mengenalnya."

Keduanya masih sama-sama memikirkan hal tersebut. Bagaimana bisa dua orang yang tidak berhubungan itu bisa semirip itu. Mungkin memang benar bahwa akan ada kemiripan satui sama lain di dunia ini seperti apa yang sudah dikatakan Hasna.

" Kak, apa jangan-jangan ~"

Hasna menggantungkan kalimatnya. Ia merasa sedikit takut melanjutkan apa yang dipikirkannya sendiri itu. Bagaimana pun ini sepertinya tidak mungkin terjadi jika bukan memiliki hubungan. Ditambah keterikatan rasa yang ia rasakan dan sang suami rasakan terhadap bocah itu begitu dekat.

" Apa yang ingin kau katakan sayang?"

" Aku sungguh takut mengatakan ini. Tapi kak, apa Yasa telah berbuat buruk kepada anak gadis orang. Apa Tara adalah anak Yasa yang berarti dia adalah cucu kita?"

TBC

1
komalia komalia
ternyata bulak balik bek ketemu nya masih tetalin keluarga juga
komalia komalia
dasar wanita modusa
komalia komalia
udah cembuker aja tuh
komalia komalia
terima aja kalau engga mau kadih aja buat kucing
komalia komalia
yang nsnggung dosa Yang sudsh ngejebak kalian berdua
Sella Darwin
Lumayan
komalia komalia
kenapa ko bisa hamil dan yasa bisa enga tau apa di jebak di kasih obat tidur
komalia komalia
aku lanjut kesini kisah nya dira anak nya mas dika aku lewat soal nya kalau masalah peperangan aku kurang suka,dan sama kisah kolosal aku kurang srek baca nya ma,af yah thor
Ria Lita
moga2 cepet terbongkar biang kerok nya
Ria Lita
ih jahat juga ya Clara semoga Clara cepat dapet karma nya orang jahat pasti akhir nya dinjahayin juga
Ria Lita
yaaa Klara kok gak puas ya gangguin kaluna awas Lo kena batu nya baru nyahoooo lu
Ria Lita
semoga saja Zion gak mau lagi Ama Klara gak cocok lah Klara nya julid sih
🌺Ulie
Luar biasa
Ria Lita
oke Tara Memang pintar buat ayah sama bunda mu bersatu
Ria Lita
ya sudah Yasa kan SDH mutusin mau dgn kaluna Ciara tinggal dong masaau dua duanya
Ria Lita
jadi sedih
Ria Lita
Alhamdulillah semoga cepat ketemu ya Tara dgn Yasa biar Tara bisa sembuhkan
Jasmin Melor
Luar biasa
Danny Muliawati
beli hp d no baru
Danny Muliawati
jangan2 kaluna hamil ya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!