NovelToon NovelToon
Immortal Fairy Returns To The World

Immortal Fairy Returns To The World

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Reinkarnasi / Dikelilingi wanita cantik / Kelahiran kembali menjadi kuat / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Made Budiarsa

Yan Chen yang unik, memiliki roh Wajan dan di putuskan tunangan, tapi siapa yang menyangka ia bukan pemuda biasa.

dari wajah lucu dan sering bersikap bodoh, mencuri perhatian, memiliki rasa yang besar di dalamnya.

dengan itu, satu persatu perubahan mengejutkan semua orang dan pandangan tentangnya semakin baik dan lebih baik.


saya berharap bisa konsisten menulisnya.

selamat membaca, jangan lupa Like, komentar dan favoritnya, supaya penulis tahu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Made Budiarsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misteri

Lima hari berlalu begitu saja. Yan Chen tidak bepergian ataupun melakukan aktivitas apa pun, ia hanya tertidur di ranjangnya, menutup matanya dengan lembut dan damai seperti menjalankan hidup yang tenang.

Setelah percakapannya yang penuh kegembiraan bersama Lu Yan, ia kemudian tidur dan tidak pernah terbangun lagi.

Lu Yan sering melakukan kultivasi di dekat sungai. Dari pagi hingga sore, ia selalu bersila, menyerap energi alam sebanyak mungkin.

Energi alam di lembah yang berasal dari kehidupan tumbuh-tumbuhan sangat melimpah dan sangat membantunya dalam meningkatkan kultivasinya.

Rambutnya sering terangkat sedikit dan energi hijau menyelimuti tubuhnya seperti selimut hangat.

Ia merasa senang, tenang dan damai menjalani hidup di lembah ini, meski pun suhunya lebih dingin.

Burung merpati sesekali terbang mendekatinya. Ia berkunjung sesekali, dan sering terbang mengawasi Lu Yan.

Pohon persik di seberang sungai terus menggugurkan kelopak-kelopaknya. Aliran sungai selalu sama dan mengalir tenang.

Tidak ada pengunjung yang datang dalam lima hari, hanya terlihat Tang Mei sesekali berdiri di atas tebing memandang lembah. Ekspresinya dingin kemudian berbalik pergi. Ia datang dua kali dalam lima hari ini, hanya melihat, tidak berkata apa-apa.

Entah apa yang ada di pikiran gadis itu.

Setiap sore, Lu Yan sering merindukan masakan Yan Chen, tapi ketika ia datang melihatnya di ranjang, pria itu tidur nyenyak. Kedua tangannya di letakkan di atas dadanya. Ia tidak terlihat terluka, seperti itu hanya tidur biasa.

Ketika ia melihatnya ke-tiga kalinya, alis-alisnya mengerut dan menghela nafas. Kapan Yan Chen bangung?

Lu Yan merindukan masakannya. Ia selalu menyukainya, dan selalu saja di kecewakan.

Sore ini, ini adalah hari ke lima.

Cahaya matahari terlihat di atas tebing dengan warna kekuningan. Awan-awan terlihat kuning karenanya. Burung-burung beterbangan di langit dan aliran sungai terlihat seperti biasa. Semuanya normal, dan Lu Yan membuka matanya setelah melakukan kultivasinya. Ia telah mengalami peninggalan dengan energi alam, tubuh peri dua belas warnanya.

Berdiri, kemudian memperhatikan aliran sungai sejenak, lalu masuk ke gubuk.

Ketika melihat Yan Chen masih tertidur, ia terpaksa menelan kekecewaan. Kedua pupil matanya meredup. Menghela nafas. “Kapan kau akan terbangun? Ini sudah lima hari kau tertidur. Aku merindukan humormu, kata-katamu, dan yang terpenting masakanmu yang lezat itu. Cepat bangun, aku menantikannya.”

Lu Yan tidak memiliki perasaan kepada seseorang, hanya ketika Yan Chen datang, ia mulai merasakan perasaan itu kembali dan menjadi sangat kuat ketika melihat Yan Chen tidak pernah bangun kembali.

Ia baru menyadari betapa pentingnya Yan Chen baginya sekarang. Ia tidak peduli dengan identitasnya, dari mana ia mendapatkan pil, bagaimana caranya ia tahu Lu Yan gagal dalam kepergiannya ke langit dan yang lainnya yang ganjal, ia hanya ingin Yan Chen bangun dan berbicara dengannya sekarang. Dengan matanya yang penuh cahaya, dengan mulutnya yang penuh kebohongan, dengan beberapa gerakan tangannya yang menarik perhatian, ia menginginkan itu.

Ini sudah lima hari, bukan waktu yang panjang, tapi Bagi Lu Yan, itu sudah satu bulan berlalu. Ia entah mengapa merasakan hal ini begitu dalam seperti ia telah mengenal Yan Chen jauh sebelumnya, dan memiliki hubungan yang dalam dengannya.

Jelas melihat umur dan jarak generasinya, Yan Chen dibawahnya, tapi entah mengapa ia merasakan hal ini.

Memperhatikan wajah Yan Chen, Lu Yan baru menyadari, Yan Chen memiliki rupa yang tampan, ia memiliki kulit putih, hidup mancung, gigi-gigi yang tertata, alis yang lebar, dan rambut yang lebat.

Ketika ia sedang tertidur, rupanya terlihat polos dan tidak mengancam. Orang-orang bisa melihatnya seperti seorang anak kecil yang sedang tertidur.

Lu Yan memperhatikannya sebentar kemudian berbalik pergi.

*******

Sementara itu, setelah kehancuran formasi pelindung arena perlahan-arena mulai di perbaiki.

Ketua pertama yang berjubah merah datang pada hari pertama. Ia memperhatikan kehancuran arena yang parah. Ia tidak menyangka arena bisa hancur seperti ini, hanya karena dua murid luar, dan yang paling membuatnya terkejut, itu dilakukan oleh salah satu pemuda dengan roh wajan, roh yang benar-benar unik dan tidak menarik sama sekali.

Meskipun ia tahu pemuda itu dipilih oleh ketua agung secara langsung, ia masih tidak percaya dengan ini. Semuanya seperti tidak masuk akal.

Ketua pertama memiliki umur paru baya. Tubuhnya masih kuat, alis-alisnya masih tebal, sorot matanya tajam seperti burung elang, hanya saja kerutan-kerutan halus terlihat di wajahnya.

Kumisnya masih pendek, berwarna hitam putih.

Di langit cahaya matahari siang bersinar terang dan menusuk kulit di bawahnya. Angin sedikit berhembus sehingga menciptakan suasana yang panas, namun di hadapan ketua pertama, itu bukan sesuatu yang perlu di pikirannya.

Ia memperhatikan goresan besar di arena, membelahnya menjadikan dua dan membentuk jurang besar. Serangan itu pastinya telah menghancurkan formasi bawah tanah. Serangan itu jelas mematikan, dan yang paling membuatnya penasaran pedang yang putih berkilauan, memancarkan dengungan pedang yang lama itu pedang apa sebenarnya?

Itu seperti pedang Grand master Chen bertahun-tahun sebelumnya, tapi Grand master Chen membawa pedangnya pergi, jelas itu bukan pedangnya, tapi Pedang apa?

Berpikir sebentar, Ketua pertama menghela nafas.

Para ketua berdiskusi malam sebelumnya, dan mereka tidak menemukan jawabannya mengenai pedang itu, kecuali mungkin Ketua agung mengetahuinya. Namun, mereka tidak berani mengganggu kultivasi Ketua agung karena hanya hal seperti ini. Pada akhirnya mereka belum mengetahuinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!