NovelToon NovelToon
Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Pelabuhan Cinta Sang Pangeran Es

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Suami ideal
Popularitas:24.3k
Nilai: 5
Nama Author: Marica

Season kedua dari Batas Kesabaran Seorang Istri.

Galen Haidar Bramantyo, anak pertama dari pasangan Elgar dan Aluna. Sudah tumbuh menjadi pemuda yang sangat tampan. Ia mewarisi semua ketampanan dari ayahnya.

Namun ketampanan juga kekayaan dari keluarganya tidak sanggup menaklukkan hati seorang gadis. Teman masa kecilnya, Safira. Cintanya bertepuk sebelah tangan, karena Safira hanya menganggap dirinya hanya sebatas adik. Padahal umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja. Hal itu berhasil membuat Galen patah hati, hingga membuatnya tidak mau lagi mengenal kata cinta.

Adakan seorang gadis yang mampu menata hati si pangeran es itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tawaran Bantuan

Galen sedang memerhatikan Lucyana melalui layar iPad, tetapi dibuat kalang kabut, lantaran Lucyana tiba-tiba membuka pakaiannya. Dengan segera, Galen menutup layar iPad yang ada di tangannya.

Setelah menunggu beberapa saat, Galen memberanikan diri untuk kembali melihatnya. Perlahan Galen mengangkat kembali layar iPadnya. Lucyana merebahkan diri dengan posisi tengkurap, setengah telanjang. Bisa terlihat dengan begitu jelas, Lucyana sedang diobati oleh pengasuhnya. Setelah Lucyana sendiri, Galen menghubungi Lucyana.

Galen berdecak masih memerhatikan Lucyana, gadis itu nampak ragu untuk menerima telepon darinya. Sekali lagi Galen mencoba menghubungi Lucyana, gadis itu langsung menerima panggilan darinya.

Pada akhirnya keduanya mengobrol, meskipun hanya sesaat. Lucyana buru-buru memutuskan sambungan telepon itu, bahkan sampai tidak membiarkan Galen bicara hanya untuk sekedar mengucapkan salam.

Meskipun begitu Galen tersenyum tipis, ia salut pada Lucyana, dalam keadaannya yang tidak baik, gadis itu masih bisa ceria. Galen lantas mematikan layar iPadnya dan menaruhnya ke meja nakas. Untuk hari ini sudah cukup. Ia hanya tinggal menunggu informasi tambahan sebelum bertindak lebih jauh. Orang seperti Joni Erlangga harus diberikan sedikit pelajaran.

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam, Galen masih terjaga ketika ponselnya berdering. Ada nama Safira muncul di layar ponselnya, Galen masih enggan untuk menjawabnya. Sampai satu pesan muncul di layar ponselnya.

"Jangan seperti anak kecil, Galen. Kamu marah cuma karena aku menolak perasaan kamu. Kamu tahu, kan? Cinta itu gak dipaksa."

Seperti anak kecil?

Galen mendengkus membaca pesan itu. Bagaimana bisa, Safira mengatakan jika dirinya seperti anak kecil?

Mengindar adalah jalan satu-satunya untuk melupakan perasaanya terhadap gadis itu. Tetapi dengan seenaknya Safira mengatakan jika dirinya seperti anak kecil. Apa gadis itu tidak memahami perasaannya?

Tanpa berpikir panjang lagi, Galen lantas membalas pesan dari Safira, "Kamu yang menyuruhku untuk melupakan perasaanku padamu, 'kan? Ini caraku. Setelah ini jangan ganggu aku lagi." Itu adalah pesan terakhir untuk Safira sebelum Galen memblokir nomor ponsel Safira. Benda pipih itu diletakkan kembali ke meja nakas, kemudian Galen memilih untuk tidur.

-

-

-

Keesokan harinya Lucyana tidak masuk sekolah, karena tubuhnya masih terasa sakit, jika berjalan ia akan merasa ngilu. Siangnya, setelah merasa lebih baik, Lucyana pergi ke toko perhiasan yang ada di salah satu pusat perbelanjaan. Beruntung ayah, ibu, juga saudari tirinya sedang pergi. Kata Bibi sang ayah ada perjalanan bisnis, Kamila dan Cintya ikut bersamanya. Entah kapan mereka kembali. Makin lama itu semakin baik.

Lucyana pergi menaiki taksi online dengan membawa satu set perhiasan. Entah berapa harga satu set perhiasan itu. Lucyana berharap bisa membayar biaya rumah sakit Galen. Nyatanya, sampai di toko perhiasan Lucyana dibuat melongo ketika tahu harga satu set perhiasan itu.

"Sa-tu Miliyar?" tanya Lucyana gagap.

"Iya, Nona," jawab wanita yang merupakan pemilik toko perhiasan itu.

"Itu banyak sekali," ucap Lucyana. Bicaranya masih gagap lantaran masih syok mendengar harga satu set perhiasan itu.

"Bagaimana? Jadi dijual perhiasannya?" tanya wanita itu.

"Jadi, Nyonya. Tapi … boleh saya hanya menjual cincin ini saja?" tanya Lucyana sembari menunjukkan cincin itu.

"Tentu saja boleh." Wanita itu kembali memeriksa keaslian cincin itu. Setelah yakin pegawai toko itu memberitahukan nilai jual cincin itu. "Harganya 100 juta."

"Seratus juta?" ulang Lucyana yang langsung dianggukki oleh wanita itu. "Apa boleh saya minta cash?" tanya Lucyana ragu.

"Tentu saja boleh," jawab wanita itu membuat senyum Lucyana mengembang. "Saya akan siapkan uangnya."

Lucyana mengangguk lantas tersenyum sumringah. "Maaf nenek aku jual satu perhiasan darimu. Aku terpaksa melakukan ini. Aku harap nenek tidak marah." Lucyana berucap di dalam hati sambil mendongak, seolah melihat mendiang sang nenek ada di atas sana.

"Ini, Nona uangnya." Wanita itu memberikan uang dengan nominal yang sudah ia sebutkan sebelumnya kepada Lucyana.

"Terima kasih, Nyonya," ucap Lucyana senang.

Uang sudah ada di tangannya, Lucyana tidak menunda lagi untuk pergi ke rumah sakit, membawa uang itu dengan hati-hati. Namun ketika sampai di rumah sakit Lucyana justru tidak diperbolehkan masuk. Harus ada kartu akses khusus untuk masuk ke ruangan Galen dirawat. Beruntungnya Lucyana bertemu dengan Aluna. Istri Elgar itu baru saja tiba di rumah sakit.

"Tante," sapa Lucyana.

"Ana." Aluna menyambut Lucyana dengan pelukan juga kecupan di kening gadis itu.

Lucyana menggigit bibir bawahnya, menahan rasa sakit karena pelukan Aluna.

"Mau jenguk Galen?" tanya Aluna menarik diri, memberikan jarak dengan gadis itu.

"Iya, Tante. Tapi aku tidak diizinkan masuk," jawab Lucyana.

"Ya sudah, ayo sama Tante," ajak Aluna lantas menoleh ke salah satu penjaga di tempat itu. "Dia boleh menjenguk anak saya kapan pun yang dia mau!" perintah Aluna.

"Baik, Nyonya," sahut si penjaga.

Setelah itu Aluna merangkul pinggang Lucyana, membawa gadis itu ke ruangan Galen. Sepanjang jalan Aluna mengajak Lucyana mengobrol membuat Lucyana merasa nyaman.

Lucyana jelas merasa sangat senang, tetapi juga sedih, orang lain saja bisa memperlakukan dirinya dengan begitu manusiawi, tetapi keluarganya justru menganggap dirinya seperti musuh.

"Kita sudah sampai," ucap Aluna. Tangannya terulur, menekan handle pintu.

"Sayang," panggil Aluna membuat Galen menoleh. Aluna menaruh tas tentengnya di sofa kemudian berjalan ke dekat Galen. "Sudah merasa lebih baik?" Aluna mengusap-usap kening Galen. "Oh iya, lihat, siapa yang datang." Aluna menyampingkan tubuhnya, memperlihatkan Lucyana pada Galen.

"Hai, Kak?" sapa Lucyana.

Mata Galen menyipit, melihat penampilan Lucyana dari atas hingga bawah. Gadis itu memakai dress selutut, berlengan sampai siku, berwarna putih gading, rambutnya dibiarkan terurai dengan pita menghiasi rambutnya, matanya yang bulat terhalang oleh kaca matanya. Baby face, membuat Lucyana terlihat seperti anak kecil. Pantas saja Sam selalu memanggil Lucyana dengan sebutan 'bocil'.

"Lo ngapain di sini?" tanya Galen datang.

"Jenguk Kakak," jawab Lucyana polos.

"Bolos?"

Lucyana terkekeh, "iya, Kak."

Galen berdecak, tetapi Galen tahu alasan sebenarnya gadis itu tidak masuk sekolah. Rasa kesal dan salut bercampur menjadi satu. Galen pikir dengan kejadian yang dialami semalam Lucyana tidak bisa pergi ke manapun.

"Tante …." Lucyana merogoh tas ranselnya lantas mengeluarkan amplop cokelat berisi uang, menyodorkan amplop itu ke hadapan Aluna. "Ini ada uang 100 juta. Mungkin bisa untuk biaya rumah sakit kak Galen." Lucyana berucap lirih nyaris tidak terdengar.

"Keluarga kami gak semiskin itu!" ucap Galen sarkas.

"Galen …," tegur Aluna. Pandangannya lantas kembali ke arah Lucyana. "Sayang, simpan uang ini untuk kebutuhan kamu yang lain."

"Tapi Tante—"

"Simpan uang itu kembali! Kayaknya lo lebih butuh uang itu dari pada kami," ucap Galen sarkas.

"Tapi mungkin dengan ini aku bisa menghilangkan rasa bersalahku, Tante," ucap Lucyana.

"Sini." Aluna membawa Lucyana ke pelukannya, membuat Lucyana memejamkan mata juga meringis, tetapi sebisa mungkin Lucyana menahannya. Namun tindakan Lucyana terlihat oleh Galen.

"Kamu tidak salah, Sayang. Ini hanya sebuah kecelakaan. Jadi lupakan masalah ini." Aluna mengusap-usap punggung Lucyana, membuat Lucyana mengangguk dengan wajah yang tertunduk, sebenarnya Lucyana sedang menyembunyikan rasa sakit di tubuhnya.

"Oh iya, Tante lupa. Tante janji sama Ara untuk menjemput dia." Aluna lebih dulu menarik diri dari pelukan itu. Setelahnya, Aluna mengambil tas miliknya di sofa. "Tante, titip Galen sebentar ya," ucap Aluna disambut anggukkan oleh Lucyana.

Hanya tinggal Galen dan Lucyana, setelah Aluna pergi. Suasana berubah canggung. Lucyana memilih duduk di dekat brankar sambil memerhatikan Galen yang sedang berkutat dengan iPadnya.

"Aku senang Kakak baik-baik saja," ucap Lucyana setelah lama diam.

Galen tidak merespon, hanya memandang membuat Lucyana salah tingkah. Setelah itu Galen berucap membuat Lucyana tercengang.

"Jika butuh bantuan, bilang."

1
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg thor
Neng Saripah
kalo bener ini ulah safira
abis kamu fir ga ada kata ampun lagi dari keluarga galen
Alevin
mg2 safira ketangkep, ich bnr2 pengin bejek2 masukin penjara
Alevin
thor yok update yok bisa yok bisa
Neng Saripah
mantap babang galen....aku padamu 🥰🥰
Alevin
tp blm ada cakar2an dr emaknya thor wkwkwk ngarep bgt aku tu
Alevin
sayang sekali ma author bs double up
Alevin
ayo thor again thor
pengin baca safiraaa di hujat emak dan netizen yg dsanaaa
Alevin
lagi thor lagii, pengin nyakar safira
pengin liat safira dimaki2 emak nya
Echa: siap 😁😁😁😁
total 1 replies
Shelvie Pandoju
akhirnya kesalahpahaman itu sudah terungkap.. jadi penasaran hukuman apa yang di berikan Galen sama Ana
Neng Saripah
kurang thor 🤭🤭🙏
Echa: 😁😁😁😁😁🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut lg thor up ny
Alevin
shafiraaa..emak bapak lu baikny minta ampun
km kok hmmm nyebelin bgt
Alevin
astaga astaga nunggu nya seharian, bacanya 10 detik
yok thor bisa yok double up lagi
Echa: 😁😁😁😁😁, maaf maaf. insya Allah ya Kak
total 1 replies
Neng Saripah
walah...ternyata ulah shafira ini
jangan2 dia ngomong macem2 lagi sama ana
Alevin
ya ampun tiap episode 3x baca sembari nunggu update 🫣🫣
Echa: Terima kasih kakak😍😍😍😍
total 1 replies
Alevin
selalu sy tunggu tiap mnit update nya
tiap chapter minim 3x baca
soale nagih bgt
Echa: trima kasih Kakan 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Alevin
setiap menit setiap jam ku buka agar segera up
Echa: Terima kasih Kakak 😍🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Shelvie Pandoju
sepertinya Ana slah paham mengenai Galen menduga Galen masih punya hubungan dengan Safira.
Echa: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Siti Aisyah Aisyah
lanjut up lg dong thor.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!