NovelToon NovelToon
CEO DINGIN Dengan WANITA BAIK

CEO DINGIN Dengan WANITA BAIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hotler Siagian

Menceritakan seorang laki-laki dingin yang jatuh cinta terhadap seorang wanita…….

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hotler Siagian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Setelah mendapat balasan jawaban dari Calvin. Alika bergegas menyelesaikan sarapanya

Alika memadukan outfit santai nya dengan kaos dan jeans hitam. Karena memang hari ini ia dan Dio sedang tidak bertugas, jadi mereka tidak menggunakan pakaian tempur pers mereka seperti biasa

Saat Alika dan Dio keluar, mereka melihat seseorang dengan setelan jas hitam membelakangi mereka

Jika, dilihat postur tubuhnya dari belakang sepertinya ia seumuran dengan Alika dan Dio

Mereka melihat kearah satu sama lain

"maaf, anda cari siapa? " ujar Alika memanggil lelaki itu

Laki-laki tinggi, putih, berjas, dan mengenakan kacamata hitam itu terlihat manis dari samping. Style nya seperti Calvin, tapi Alika yakin jika pria di depannya ini bukan Calvin.

Tak lama, pria itu menoleh ke arah Alika dan tertegun menatap Alika sepersekian detik

Alika tidak mengerti maksud tatapan orang didepannya itu

Namun, setelah itu dia tersenyum hangat kepada Alika

"Halo, saya Yasha manager Calvin" jawab lelaki itu memperkenalkan diri sambil menyalami Alika

Alika menjabat tangan orang itu, "Alika, ini rekan saya Dio" jawab Alika yang juga memperkenalkan Dio

"Kalau boleh tau, anda sedang mencari siapa disini?" tanya Alika

(ah mungkin, nih orang lagi nyasar terus mau nanya alamat) batin Alika

"Oh, saya dari tadi sedang menunggu anda dan rekan anda. Pak Calvin mendadak harus mengurus beberapa hal sebentar, jadi dia meminta saya mengantar dan menjaga kalian berdua" jawab Yasha

"baik, kalau begitu saya dan rekan saya sudah siap. Kita bisa langsung berangkat sekarang" jawab Alika yang mulai terbiasa dengan penjagaan ketat dari para anak buah Calvin

"Baik, Alika dan Dio. Mari" ujar Yasha mempersilahkan Alika dan Dio untuk berjalan lebih dulu

Jarak sekolah dari rumah Bu Cit bisa dibilang tidak terlalu jauh. Ditambah, Alika dan Dio sudah beberapa hari tinggal disini. Jadi, mereka berdua sudah membiasakan diri untuk berjalan kaki kemanapun

"Masnya, memang sudah lama kerja sama Calvin? " tanya Dio memecah keheningan

"Iya, sudah lumayan lama. Apalagi saya sama Calvin juga sudah menjadi sahabat sejak kecil jadi bisa dibilang kita cukup dekat dari dulu" jawab Yasha

"Ooooh baguss dong... eee mas barangkali Calvin buka lowongan kerja, mas tolong infoin saya, yah?" ujar Dio bercanda sambil menaik turunkan alisnya membujuk Yasha

Yasha melotot, terkejut dengan permintaan laki-laki disebelahnya

"jangan deh, kalau kamu gamau mati muda" jawab Yasha

"Hahahahahahah" ,tawa Dio terbahak-bahak karena merasa relate dengan apa yang dikatakan Yasha

"Banyak makan hati soalnya, ngga cuman capek physically tapi juga mentally" saut Yasha mendramatisir keluhannya dengan memukul dadanya pelan

"Oooohh... gitu ya bang, ati-ati kalo gitu" ujar Dio menggantung

"Ati-ati kenapa?" tanya Yasha bingung

"Masuk rumah sakit jiwa" jawab Dio dengan muka konyol nya

"Gapapa, pokoknya rich. Nanti, bisa bikin asuransi" balas Yasha menerima nasibnya dengan Gaya

"Kayanya ente udah sakit beneran, deh" jawab Dio

"Hooh emang" balas Yasha mengiyakan candaan Dio

Tak menyangka, dengan jawaban Yasha. Mulut Dio menganga melihat kearah Yasha

"Just kidding, sante aja dong gulali" jawab Yasha menabok pundak Dio

"Yeee... Nurjanah" balas Dio merasa zonk karena hampir mempercayai apa yang dikatakan Yasha

Alika tertawa mendengar percakapan Dio dan Yasha di belakang,

"Btw, masnya kerja dari lama kok bisa betah?" tanya Dio kembali

"Kan gajinya gede, Mas. Jadi dibetah-betahin, masa iya saya tolak. Nyari kerjaan susah, Mas jaman sekarang" jawab Yasha yang kembali membuat Dio terbahak-bahak

"Apa dari kecil karakter Calvin memang begitu? " tanya Alika penasaran

"Dia dari dulu memang sudah karakter nya seperti itu. Tapi, karena suatu hal sikap dingin dan kerasnya jadi jauh lebih parah" jawab Yasha

"Apa saya bisa tau? apa hal yang menyebabkan dia jadi orang yang begitu keras? " tanya Alika berhati-hati

"Untuk saat ini, mungkin saya tidak berhak berbicara banyak mengenai hal itu. Tapi, saya yakin cepat atau lambat dia pasti akan menceritakan hal itu ke kamu, Alika" jawab Yasha

"Sebenarnya, saya pribadi merasa meskipun dia keras diluar. Tapi, kenyataannya dia punya hati yang baik dan peduli dengan orang-orang terdekatnya. Sayang, sikap luarnya itu sering disalah artikan sehingga banyak yang menjauhi dia" ujar Alika dalam

Yasha menatap dalam Alika yang berjalan di depannya sembari tersenyum,

(lo udah ketemu orang yang tepat, Cal)

"Terima kasih atas pengertian kamu, Alika. Jujur dari sekian banyak orang yang pernah saya temui. Kamu, adalah the only person yang bisa memahami pribadi Calvin sebenarnya dengan tulus" ujar Yasha kagum

Alika menoleh, dan tersenyum kearah Yasha

Dio tiba-tiba berlari mendahului Alika yang ada didepan sendiri

"Woehhhhhh!!!! Ada air terjun didepan!!! Akhirnyaaaa gue bisa liburaan disiniii!!!" teriak Dio heboh setelah melihat ke arah kanan didepan Yasha dan Alika

2 orang didepan itu, mengikuti arah pandang Dio

Alika memasang raut wajah mengejek Dio,

"kan gabo'ong kan gue? Disini meskipun daerah terpencil tapi dalemnya berlian"

"Air terjun Napua literally ayu pol" saut Yasha yang langsung akrab seperti berbicara dengan bestie-nya sendiri

Mata Dio berbinar-binar melihat air terjun yang sangat cantik didepannya,

"Dah, yuk. Kita lanjut jalan, kalo udah selese dari sekolah, suka-suka lo, deh mau berendem berapa lama di sana" ujar Alika yang mengerti apa isi pikiran Dio

"OKEH BOS! BERES! TAU GINI DARI AWAL KAN BETAH GUE LAMA-LAMA DISINI" jawab Dio semangat

Mereka melanjutkan perjalanan. Hingga akhirnya sekitar 20 menit berjalan kaki, mereka pun sampai didepan sekolah

Sekolah milik Bu cit yang dibangun didesa ini memang tidak seperti sekolah pada umumnya.

Hanya terdiri dari sepetak rumah kayu kecil yang ditutupi ilalang dibagian atasnya yang berbentuk mirip kubah. Sangat tradisional sekali, seperti rumah-rumah warga di pelosok lain.

Hanoi,

Nama dari bentuk rumah tradisional itu

Banyak sebagian anak-anak yang masih bermain dan berlarian di area luar sekolah

Alika melihat ke sekitar sekolah ada sebagian anak-anak kecil berjalan menghampiri Alika dengan malu-malu

"Halo, nama kamu siapa?" tanya Alika

"Anaka" jawab gadis kecil itu

"Bu Cit ada didalam? "tanya Alika

Lalu, gadis itu pun mengangguk-anggukan kepala nya sebagai jawaban

Alika tersenyum dan mengacak-acak rambut gadis kecil itu gemas, lalu masuk kedalam sekolah

Meninggalkan Dio dan Yasha yang sedang bermain-main dengan anak-anak yang lain

"Permisi" izin Alika masuk

Seluruh pandangan didalam Hanoi itu langsung tertuju pada Alika

Seluruh murid, Bu Cit, dan satu lagi...

Calvin

(Calvin ternyata sudah tiba duluan disini) batin Alika yang melihat Calvin sedang duduk bersila diantara murid-murid untuk mengajari mereka membaca

"Oh, Nak Alika... Silahkan masuk" jawab Bu Cit

Alika melangkah masuk ke dalam setelah diizinkan oleh Bu Cit

"Nah, Anak-anak perkenalkan ini ada Kak Alika dari Jakarta

Kak Alika, kak Calvin, dan kakak-kakak yang ada di depan ini kebetulan sengaja datang kemari karena ingin bermain dan menengok kalian semuanya disini" ujar Bu Cit memperkenalkan Alika ke seluruh anak-anak yang duduk di bawah beralaskan tembikar

"Ayo mari kita sapa, kakaknya" ajak Bu Cit

"Selamat Pagi, kakak Alika"

ujar anak-anak itu bersamaan menyapa Alika

"Halo, selamat pagi semuanya" jawab Alika semangat

Calvin menatap Alika lama sambil tersenyum

(Stay cool, Alika! Tahan!), batin Alika yang berusaha menormalkan detak jantungnya yang mulai berdetak kencang

"Nah, berhubung Kak Alika sudah datang. Hari ini pelajaran membacanya sampai sini saja dulu, ya. Sekarang kalian bisa bermain dan belajar diluar bersama kakak-kakak ini" ujar Bu Cit didepan kelas

"YAAAAAYYYYYYYY"

"YEEEEEEEEE"

"YAAAAAY SERUUUU!!!!! "

"ASIIIKKKK"

"Bisa, Bu Cit? " tanya Alika kembali memastikan

"Iya, Alika. Kebetulan hari ini waktunya mereka eksplorasi outdoor, saya jadi harus merepotkan kamu dan Calvin sebentar untuk memantau kegiatan mereka" kata Bu Cit

"Bu Cit ngga merepotkan sama sekali. Malah saya sangat senang dan berterimakasih sama Bu Cit, karena sudah diberi kesempatan untuk bermain dengan adik-adik disini" jawab Alika sambil memegang tangan Bu Cit

Calvin berdiri disamping Alika,

"benar apa yang dikatakan Alika, Bu Cit. Justru kami berdua merasa senang bisa diberi kesempatan untuk berbagi dengan adik-adik ini", timpal Calvin menyetujui perkataan Alika

"Bagaimana, kalau adik-adik saya ajak bermain di air terjun Napua yang ada di dekat sini, Bu. Apakah boleh?" tanya Alika meminta izin kepada Bu Cit

"Wahhh... boleh. Ide bagus itu, Alika. Biasanya, saya baru bisa sanggup bawa mereka semua kesana seminggu sekali saat ada suami saya yang menemani proses pembelajaran. Pasti mereka sangat senang" jawab Bu Cit sumringah menyetujui

Alika dan Calvin menatap bahagia satu sama lain,

"Baik, kalau begitu, Bu. Saya dan Alika mohon izin untuk membawa anak-anak pergi sekarang" pamit Calvin

"Iya, Bu. Kami mohon izin dulu, ya" saut Alika

"Anak-anak... kalian nanti ikuti kata kak Calvin sama kak Alika. Mereka di sini sama seperti Bu Cit, jadi tolong hargai mereka berdua, Ya?" ujar Bu Cit kepada anak-anak

"Iya, Bu Citt"

"Iya, Buuuu"

"Baik, Bu Guruuu"

"Iyaaa, Buuu" saut mereka semua semangat

Calvin dan Alika memimpin perjalanan yang paling depan. Sedangkan, Dio dan Yasha mengawal di barisan paling belakang.

"Yash, nyanyi kuy?" ajak Dio

"Nyanyi, apaaan?" tanya Yasha balik

"Blekpink" jawab Dio

"Dih, pick another song cobak. Ga mengedukasi blas" sarkas Yasha

"Puncak gununggg?! Kan kita lagi di gunung" pekik Dio mendapatkan ide brillian di otak nya

"Nah, tjakeppppp" setuju Yasha sambil merangkul bahu Dio

"ADIKK- ADIKK KU YANG MANIEZZZ!!! KITA MENYANYI NAIK-NAIK KE PUNCAK GUNUNG BARENG-BARENG YAAA???!!!" Teriak Dio mengajak semua anak-anak bernyanyi

"IYAAAAA, KAKAK!!!!" seru mereka semua bersorak menyetujui

Dio dan Yasha mengajak semua anak-anak bernyanyi lagu Naik-naik ke puncak gunung

"1... 2...3...mulai! "

"Naik, naik, ke puncak gunung. Tinggiii... tinggiii... sekali"

"Naik, naik, ke puncak gunung. Tinggiii... tinggiii... sekali"

"Kiri... kanan, kulihat saja banyak pohon cemaraaa"

"Kiri... kanan, kulihat saja banyak pohon cemaraaa"

Alika dan Calvin menoleh melihat bagaimana Yasha dan Dio yang sukses membuat anak-anak bersorak bahagia

"Mereka satu frekuensi banget, Vin" ujar Alika

"Iya" jawab Calvin

"Oh iya, kamu tadi WA katanya mau jemput aku sama Dio,kan? Terus kenapa gajadi jemput? ada masalah?" tanya Alika

"Ngga ada apa-apa, Alika. Hanya saja memang ada hal urgent yang harus saya selesaikan saat itu juga. Maaf juga saya ngga jadi jemput kamu", ujar Calvin

" Ngga apa-apa, Vin. Malah aku kaget, kamu sampe repot-repot kirim manager kamu buat nganterin aku sama Dio. Biasanya aja bodyguard kamu yang stand by. Tumben..." canda Alika yang tiba-tiba mengingat waktu bodyguard Calvin berbondong-bondong membawanya seperti penjahat

"Iya, mereka semua sedang mengurus sesuatu. Jadi, saya hanya bisa mempercayakan kamu ke Yasha, orang yang paling bisa saya percaya dan saya andalkan" jawab Calvin

"Mau bagaimanapun, terimakasih banyak ya, Vin. Masih mau nyempetin waktu buat nemenin aku di sekolah", ujar Alika tulus berterimakasih

Calvin tersenyum lebar mendengar ucapan Terima kasih dari Alika

"Apa kamu sudah bikin rencana kegiatan buat anak-anak ini nanti kalau sudah sampai? " tanya Calvin penasaran

"Ooooh... sudah, dong. Pastinyaaa" jawab Alika semangat

"Nanti, kita bakal main Inkaropianik dulu bareng-bareng. Terus, mereka bisa bebas main, deh. Mainan air di air terjun kan seru juga, tuh" lanjut Alika

"Menarik" ujar Calvin lirih

Alika melirik kearah Calvin, ("Ngomong aapaan sih Yallah gadenger gue") batin Alika yang kesal karena Calvin sengaja bergumam begitu lirih

Karena tidak mendengar apa yang dikatakan Calvin, Alika hanya tersenyum menanggapi

(Dasar, Alika. Cantik-cantik kok budeg)

Sesampainya mereka di Air terjun,

Alika memulai menjelaskan panduan kegiatan terlebih dulu kepada anak-anak. Sebelum memulai permainan.

Dio, juga tak lupa mengambil video dan foto Alika sebagai bagian dari dokumentasi kerja mereka selama disini

Sedangakan, Calvin tak terganggu menikmati kecantikan wanita yang sedang berbicara didepannya

"Inkaropianik, adalah suatu permainan jaring ikan. Dimana 1 kelompok akn terdiri dari 6 orang. 1 anggota dari kelompok tersebut akan menjadi ikan. Sementara, yang lainnya akan merangkul bahu satu sama lain membentuk jaring"

"Si pemain "ikan" harus mencari cela dengan merobohkan jaring-jaring itu, tanpa menerobos lewat celah kaki mereka."

"Di tempat Kakak, permainan ini biasanya dikenal dengan nama 'kucing-kucingan' ", imbuh Alika menjelaskan permainan itu

Yasha datang, dan mengikuti arah pandang Calvin

" Kedip, dong, Bro! Serius amat ngeliatinnya" canda Yasha

"Ck, ganggu" jawab Calvin sinis

"Masalah yang tadi, aman? " tanya Yasha lanjut

"Ada beberapa kelompok warga yang memberontak karena mereka ditahan. Tapi, saya sudah urus polisi. Semoga hal itu tidak mengganggu hari-hari terakhir Alika dan saya disini", jawab Calvin sambil mengerutkan dahi serius

" Semoga saja" saut Yasha yang juga mulai khawatir

Mereka berdua kembali fokus memperhatikan Alika yang menjelaskan di depan Anak-anak

"Pada babak pertama nanti, Anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok yang akan di pimpin oleh Kak Yasha dan Dio.

" Okaay, Alika. Siappp" saut Dio yang mendengar namanya dipanggil

"Kalian siap adik-adik??!? " seru Yasha memberi semangat

"Siaappp!!!! " jawab mereka bersemangat

Alika duduk di pinggiran batu air terjun bersama Calvin

"Jujur, pemandangan kaya gini, bikin hati aku rasanya tenang dan damai banget", ujar Alika menatap lurus ke arah anak-anak yang sedang bermain

"Saya juga menyukai pemandangan saat ini. Mereka bisa tertawa bebas, lepas, dan tanpa tekanan apapun" balas Calvin tanpa mengalihkan pemandangan yang ada didepannya

"Sayang banget, besok udah jadi hari terakhir aku disini. Lusa pasti udah harus pulang ke Surabaya" ujar Alika lesu

Calvin mencubit pipi Alika

"Kalau kamu rindu, kamu bisa datang kapanpun kesini sama saya. Kebetulan, saya sering berkunjung kesini", jawab Calvin menghibur Alika hingga membuat pipi Alika memerah seperti kepiting rebus

1
Moh Rifti
next
Moh Rifti
lanjut
Moh Rifti
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!