Maggie adalah seorang gadis kecil yang tidak pernah dianggap oleh daddynya karena ia terlahir dari rahim wanita yang tidak diinginkan yaitu rahim seorang gadis desa yang bekerja sebagai pembantu.
Gadis berusia 2 tahun ini mencoba mengambil hati daddynya dengan berbagai cara namun sia-sia. Sampai suatu saat ia lelah dan menerima tawaran mommynya untuk pergi ke tempat yang jauh disanalah mereka memulai hidup baru dan mengubah takdir hidup mereka, saat itulah gadis kecil ini perlahan-lahan mulai melupakan sosok daddy yang begitu ia idamkan.
Apakah mereka akan bertemu kembali? ikuti terus novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lala Jingga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2. Menikah
Sebulan sudah berlalu, Mey kembali melakukan pekerjaannya sebagai seorang pembatu rumah tangga. Hatinya yang hancur akibat kejadian sebulan yang lalu ia tutupi dengan banyak melakukan aktifitas agar dapat melupakan semua kejadian itu.
berbeda dengan hari ini, Mey yang biasanya bersemangat tapi hari ini menjadi uring-uringan di dalam kamar pembantu itu. Rasa malas, mual dan pusing bercampur menjadi satu sehingga gadis ini enggan keluar dari kamar bahkan untuk sarapan sajapun tidak.
Bi Ani yang merasa ada yang berbeda dari putri kesayangan inipun berinisiatif untuk mendatangi kamar Mey.
Beberapa kali bi Ani mengetok pintu kamar gadis itu tapi tidak ada sahutan dan tidak ada tanda-tanda pintu dibuka. Dengan terpaksa bi Ani membuka pintu yang ternyata tidak terkunci. Begitu pintu kamar terbuka, betapa kagetnya bi Ani yang mendapati Mey dalam keadaan tak sadarkan diri karena pingsan. Bi Ani bergegas meminta batuan dari salah satu sopir untuk membawa Mey ke rumah sakit.
setibanya di rumah sakit, bi Ani kembali dikagetkan dengan pernyataan dokter tentang kehamilan Mey. setahu bi Ani, putrinya tidak pernah keluar dari mansion, jika bepergian pasti harus ditemani Bi Ani.
hal itu menjadi tanda tanya besar untuk wanita paruh baya ini, namun ia memilih bungkam agar Mey sendiri mengatakannya.
Bi Ani yang tidak mau mengambil resiko, akhirnya memilih untuk memberitahukan kepada tuan dan nyonya besar, karena takutnya salah satu dari pekerja pria di mansion ini yang melakukan hal tidak senonoh itu pada gadis di bawah umur ini.
Nyonya besar terkejut mendengar hal ini dan langsung meminta suaminya untuk segera kembali ke indonesia saat itu juga dengan jet pribadi keluarganya.
****
Saat ini, Mey sudah duduk berhadapan dengan tuan dan nyonya besar untuk disidangkan perihal kehamilannya. Gadis kecil ini sangat ketakutan akhirnya membuka suara.
"Tuan, nyonya... i ijinkan a aaku pergi dari rumah ini agar tidak menjadi aib bagi keluarga ini... aku mohon" ujar Mey diiringi isak tangisnya karena takut jika dua orang berkuasa di depannya ini tau kalau janin yang ada dalam kandungannya adalah cucu mereka, maka mereka akan membuangnya karena ia cuma seorang babu yang tidak pantas mengandung anak dari keluarga terhormat ini.
"Tidak! tidak ada yang melangkah keluar dari mansion ini" ucap tuan besar yang marah besar karena ia sudah tau yang sebenarnya.
Mey semakin ketakutan dan gemetar.
Tuan besar ingin tau dari mulut Mey sendiri namun gadis kecil ini enggan mengakuinya. Sehingga jalan satu-satunya harus melalui ancaman.
"Jika kamu tidak mengakui siapa pelakunya maka aku akan menghajar semua pria yang bekerja di mansion ini" ucap tuan besar lagi
"Tu tu tuan muda yang melakukannya tuan besar...." jujur Mey dengan takut-takut. Lalu mencaritakan semua secara detail.
tuan besar yang sudah tau dari hasil rekaman CCTV semakin marah. Saat tiba di mansion tadi, ia langsung mengecek cctv mansion ini. Betapa kagetnya ketika tau siapa pelakunya.
Nyonya besar yang baru tahu akan hal itu tidak marah sedikitpun terhadap Mey padahal gadis itu sudah sangat ketakutan. Nyonya pemilik mansion itu malah mendekati gadis kecil tersebut dan memeluknya dengan penuh kehangatan.
Mey mersasa nyaman berada dalam dekapan sang majikan, ini pertama kali ia kembali merasakan pelukan seorang ibu, tanpa sadar ia kembali sesugukan membayangkan jika ibunya masih ada pasti ia tidak akan mengalami hal seberat ini.
Sementara menikmati rasa harunya, tiba-tiba ada bunyi langkah kaki dari ruang tamu menuju ruang keluarga. Kedatangan seorang pria itu disambut dengan tatapan tajam dari tuan besar, siapa lagi kalau bukan tuan muda Alfa.
"Duduk" kata tuan besar dengan tegas
"Ada apa pa" jawab Alfa bingung apalagi melihat gadis kecil yang adalah pembantu rumah ini masih ada dalam dekapan mamanya
"Bersiaplah untuk menikah satu minggu ke depan" ucap tuan besar tidak main-main
Deg
Detak jantung Mey serasa berhenti
"Hah? menikah? dengan siapa pa?" cecar Alfa
"Mey sedang mengandung anakmu, dan papa mau kau bertanggung jawab" putus tuan besar
Hah? Gadis ini hamil? Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana kalau sampai Nina tahu? Pasti dia akan marah besar
"Papi, aku bisa bertanggung jawab tapi tidak harus menikahinyakan?" tawar Alfa
"jadi kamu pikir keturunan Adipaty harus lahir dari hubungan tidak sah? jika kamu mau seperti itu maka kamu bersiap dicoret dari kartu keluarga" keputusan tuan besar adalah mutlak dan tidak bisa diganggu gugat
"Mey jaga kandungan kamu dan jangan kelelahan. Urusan menikah biar diatur oleh Alfa. Kamu tunggu saja untuk fitting baju" lanjutnya lembut ke arah calon menantunya.
Alfa begitu Frustrasi karena tidak mungkin ia menikah sementara dia sudah punya kekasih yang sangat dia cintai yang saat ini lagi meniti kariernya sebagai seorang model yang naik daun di Paris.
Seorang Alfa tidak akan patuh begitu saja pada papinya. Dia akan berusaha sekuat mungkin demi mempertahankan kekasihnya. Dia hanya akan menikah dan itu hanya sebatas status saja.
Saat itulah keduanya mengikat janji suci mereka di depan pendeta dan orang tua serta para saksi.
Resepsi untuk sementara ditundah dengan alasan Mey masih mual dan sering pusing. Hal itu membuat Alfa lega, setidaknya statusnya tidak diketahui oleh orang banyak.
Ia benci anaknya harus lahir dari rahim seorang pembantu. Jadi dia bertekad jika kekasihnya sudah siap menikah nanti, dia akan menceraikan gadis desa ini.
Off
****
Kembali ke masa sekarang
setibanya di kantor Group Royal-Adipaty, Alfa langsung mendudukan bokongnya di kursi kebesarannya yang di atas meja itu tertulis CEO.
Merasa bosan dengan drama kehidupan yang ia jalani selama ini, apalagi setiap hari harus diperhadapkan dengan kekacauan anak kecil yang setiap hari merengek kepadanya membuat Alfa pusing. Ia lalu mengambil benda pipihnya dan menghubungi sang kekasih.
"Halo sayang.. kapan kontrak kerjanya selesai?" tanya Alfa saat telpon tersambung
"Sabar sayang, kalo sudah selesai pasti aku balik sayang" jawab Nina manja
"Oke aku menunggu kedatangan kamu sayang" balas Alfa lembut
Mereka terus melanjutkan obrolan hingga beberapa saat kemudian.
Jam pulang kantor, Alfa keluar dengan diikuti oleh asistennya dari belakang.
"Langsung pulang tuan?" tanya Roky
"Pulang ke Apartemen, aku malas dengar suara berisik anak kecil itu, buat pusing saja" ucap Alfa sambil menyandarkan kepalanya di tempat duduk mobilnya.
(Tuan muda, apa kamu tidak sadar kalau gadis kecil yang kamu anggap berisik itu adalah darah dagingmu?) gumam asisten Roky
Merekapun meninggalkan gedung yang menjulang tinggi itu dan kembali ke apartemen yang ia beli beberapa tahun lalu saat ia menghindar karena telah melecehkan Mey waktu itu.
****
-Bersambung-