NovelToon NovelToon
The Fatalist: Legenda Para Nuswantarian

The Fatalist: Legenda Para Nuswantarian

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah sejarah
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jack The Writer

NOVEL INI SUDAH TAMAT.. DENGAN KISAH EPIKNYA YANG MEMBAGONGKAN..

NANTIKAN NOVEL SAYA SELANJUTNYA..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jack The Writer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ch 018_nazzares vs zubrel

...___~V~___...

...ZUBREL "..KEKUATAN MACAM APA ITU.."...

"kau akan menyesal..!"

"Menyesal? Hahahahaha...! Jadi dia ayahmu? Harusnya aku membakarnya tadi. Bukan, memotongnya," ucap sang Raksha dengan nada mengejek.

Dengan hati yang hancur dan pikiran yang penuh amarah, Nazzares langsung menerjang, memukul wajah Raksha itu dengan secepat kilat.

BLAMM!

"ARRRGGHHH!" teriak sang Raksha, yang terpental jauh ke dalam hutan Blora, menabrak pohon demi pohon dan bebatuan. Setiap tabrakan menimbulkan jalur kerusakan yang parah, meninggalkan jejak kehancuran sepanjang tubuhnya terlempar.

BLAMM! DUAARRR!

"SIALAAAAN KAU, BOCAH...!" teriak sang Raksha dengan marah, memaki karena pukulan telak yang baru saja diterimanya.

Namun, sebelum Raksha sempat membalas serangannya, Nazzares sudah berada di belakangnya dengan sangat cepat.

FLASSSHH!

Dengan kepalan tangan kanan yang dilapisi energi mistis, tangan Nazzares meluap-luap dengan kekuatan luar biasa.

WUSSS WUSSS - suara energi yang meluap.

Pukulan telak itu menghantam bagian belakang kepala Raksha yang masih berlutut akibat serangan sebelumnya.

"AAAAAAA... MATI KAU!" teriak Nazzares dengan keras, bersamaan dengan isak tangisnya yang mengarah pada kekuatan yang tak tertahankan.

BLAMM! DUGGHH! DUAARRR!

Sang Raksha terjerembab, tubuhnya tertekuk paksa akibat pukulan kuat Nazzares. Seluruh tulang belulangnya remuk dan patah. Tanah sekitar tubuh Raksha berubah cekung, menciptakan lubang besar dengan radius yang luas akibat tekanan serangan tersebut.

Nazzares berdiri, siap dengan serangan terakhirnya. Dia melapisi tinjunya dengan energi mistis tanpa nama itu, yang meluap-luap keluar dari dalam dirinya. Alam sekitar bergetar hebat, batu-batu dan pohon-pohon mulai terangkat karena tekanan aura mistis yang mengalir deras.

Namun, di tengah persiapannya, tiba-tiba api ungu keluar dari dalam tubuh Raksha, menyebabkan ledakan yang sangat besar.

BOOOOOOMMMM!

Ledakan itu membakar pohon-pohon di sekitar mereka, mengubah seluruh area menjadi lautan api. Di tengah kobaran api ungu yang terus membara, Raksha berdiri tegak, tanpa luka sedikit pun, dan tersenyum penuh penghinaan ke arah Nazzares.

"HOOO... aku terkesan. Bahkan api sebesar itu tidak membuatmu bergeser sedikit pun dari posisimu." Raksha menyeringai, menikmati kekuatan yang ia miliki.

"APA APAAN TATAPANMU ITU?" Nazzares merasa kesal dan segera meluncurkan serangan balasan. Raksha mengeluarkan api ungunya untuk menyelimuti tinjunya, tanpa sepatah kata lagi, menghantam Nazzares dengan pukulan apinya.

BUUUUGGGGHHH!

Kobaran api itu terpental tak tentu arah setelah menghantam Nazzares, namun Nazzares sedari tadi telah mengaktifkan barier tidak terlihat, yang menghalau serangan api tersebut, sehingga tidak mencapai dirinya.

BLANMMM!

Dengan tiba-tiba, Nazzares memukul perut Raksha dengan kekuatan penuh, membuatnya terpental jauh.

"ARRGGGHHHH! SIALAN KAU!" Raksha berteriak kesakitan setelah menerima pukulan telak itu.

Keduanya terlibat dalam pertarungan hand-to-hand combat yang sengit, masing-masing saling menyerang dengan kecepatan dan kekuatan luar biasa. Seluruh area sekitar mereka hancur dan terbakar akibat efek dari pertarungan tersebut.

Sementara itu di tempat kandhita berada..

Zares yang menyembunyikan kandhita, bersama wanita dan anak anak di pinggiran desa. Kini, telah dihadang oleh salah satu raksha tingkat rendah. Para anak anak pun mulai menangis dan ketakutan karena mereka sudah lelah untuk berlari dan beberapa, dari mereka, juga terluka jadi tidak ada jalan lain untuk melarikan diri.

"Bagaimana ini, mereka semua sudah tidak sanggup untuk melarikan diri" ucap kandhita dalam hati.

Terlebih lagi para pria bertugas membantu prajurit melawan para raksha. Kini hanya dirinya yang masih sanggup berlari.

"Hai kalian semua bersembunyi lah aku akan mengalihkan perhatian nya" Ucap kandhita kepada orang orang disitu.

"Tidak kakak jangan pergi" ucap adik laki lakinya (samsul) melarangnya pergi

"Hei tenanglah kakak pasti akan kembali" ucap kandhita lalu mencium kening adiknya itu.

"Cepatlah bersembunyi bersama ibu"

kandhita berlari sekencang kencangnya untuk mengalihkan perhatian raksha itu. Raksha itu pun, mengejar dengan merayap dan melompati antara pepohonan ke arah kandhita. Dengan membawa pedang yang diberikan zares, dia berniat untuk melawan raksha itu.

Namun, raksha itu terlalu cepat bagi manusia biasa seperti kandhita. Dia pun terpental, karena terkena serangan dari sang raksha. yang membuat paha bagian kirinya tergores. Luka itu, membuatnya, tidak bisa berlari bahkan untuk berdiri pun sedikit kesulitan.

Suara menahan tangisan karena sakit. Namun, dengan tekad yang kuat. "aaaaaaaaa" kandhita memegang erat pedang abhiseka lalu mengarahkan tebasan ke arah raksha itu "slaaaaasshhh" Tebasan yang kuat menebas raksha itu. Hingga, terbelah menjadi dua dan perlahan jasad raksha mulai menghilang menjadi abu.

kandhita yang ikut terpental kebelakang dan menabrak pohon pada bagian punggungnya karena tidak bisa menahan kekuatan pedang tersebut.

Dia mencoba bangkit lalu dengan meraih pedang zares dia merobek kain roknya dan mengikatnya ke pahanya agar lukanya tidak semakin melebar dan berhenti mengeluarkan darah.

Kandhita mengeluarkan ramuan obat yang ada di ikatan pinggangnya lalu meneteskan nya diatas luaknya "mmmhhhkkkkkss" dengan menahan rasa sakit dia mencoba menghentikan aliran darahnya itu keluar dengan energi mistis penyembuh. Tanpa disadari dia terlalu lelah dan pingsan.

#flashback

"Ini aku berikan pedangku padamu, aku sudah menanamkan tekniku kedalamnya.. kau hanya perlu menebas kearah depan saja jika ada raksha didepan mu" ucap zares yang memberikan pedangnya ke kandhita untuk menjaganya.

kembali ke pertarungan nazzares dan zubrel yang mulai menuju akhir..

Sementara itu, pertarungan antara Nazzares dan Zubrel, sang Raksha tingkat tinggi, terus berlanjut dengan sengit. Dengan kekuatan dan kecepatan luar biasa, Nazzares berhasil mengimbangi setiap serangan Zubrel. Pukulan demi pukulan, tendangan demi tendangan, saling beradu antara keduanya.

BLUUKK! DUAARR! BOOM!

Di tengah pertarungan, tiba-tiba muncul sebuah portal, menandakan bahwa waktu Zubrel di alam ini-Dimensi Bhumi-telah hampir habis.

"Sial... waktuku habis..." ujar Zubrel dengan perasaan kesal, seolah tak ingin mengakhiri pertarungan yang begitu menyenangkan baginya. "Kau beruntung, makhluk sialan... Karena waktuku sudah mencapai batasnya. Kita akan lanjutkan di lain..."

ARRRRGHHH!

Namun, sebelum Zubrel menyelesaikan perkataannya, Nazzares dengan kecepatan kilat menghantam dadanya. BLAM! Pukulan itu menembus tubuh Zubrel, merobek punggungnya dari dalam.

BOOOM!

"ARRGGHHH!" teriak Zubrel sambil memuntahkan darah dari mulutnya, tubuhnya terpental ke belakang. Namun, Nazzares menghentikan laju tubuh Zubrel yang terlempar dengan menggunakan teknik mistisnya, mengarahkan gerakan cengkraman yang menahan tubuh Zubrel secara paksa.

BAAMM!

Ledakan energi yang kuat meletus, menyebabkan tubuh Zubrel tertekuk dengan paksa kebelakang. Tulang-tulangnya remuk dan beberapa bagian tubuhnya bahkan menonjol keluar.

KRAKK!

Darah muncrat keluar dari tubuh Zubrel. Nazzares melanjutkan serangannya dengan mencabut tangannya dari tubuh Zubrel. KREEEK! Lalu memutar kepalanya dengan kekuatan besar. CRAAACK! Suara tulang yang retak memenuhi udara. SRRRAKK! Mulut Zubrel robek, dan Nazzares mencabut kedua kakinya dengan kekuatan luar biasa. Dengan sekali gerakan, Nazzares mencengkram perut Zubrel hingga robek, darah terus mengalir.

Dalam siksaan itu zubrel berkata "BOCAH INI..! KEKUATAN MACAM APA ITU?"

"UAAARRGGHH!!" Teriakan Nazzares menggema, penuh amarah, serangan membabi buta yang menghancurkan tubuh Zubrel yang hampir mati.

Tiba-tiba, saat Nazzares masih fokus pada tubuh Zubrel yang hampir terkapar, muncullah tangan raksasa dari dalam portal. Tangan itu menghantam tubuh Nazzares dengan kecepatan sangat tinggi, membuatnya terpental jauh ke arah desa.

DUUUGHSSSS!

Tangan raksasa itu segera mengambil tubuh Zubrel yang sudah tak berdaya dan menariknya ke dalam portal.

"AWAS KAU! AKU PASTI AKAN MEMBALASNYA!" ujar Zubrel dengan tatapan penuh dendam, saat dibawa pelan oleh tangan besar itu menuju portal.

"CAMKAN ITU, MAHKLUK RENDAHAN!" lanjut Zubrel, tatapannya masih penuh kebencian.

Nazzares, yang menerima pukulan tiba-tiba tanpa sempat bersiap, mulai kehilangan kesadaran. Matanya terasa berat dan air mata mengalir tanpa henti. Ia kembali disuguhkan pemandangan yang sangat ia benci-mayat ayahnya yang tergeletak tak bernyawa di tanah.

Dengan langkah pelan, Nazzares mendekati mayat ayahnya. "Tap... tap... tap... tap..." suara langkah kakinya terdengar jelas di tengah sunyi.

Setelah semakin dekat, ia berhenti dan berlutut di samping tubuh ayahnya. Tak ada kata-kata yang keluar, hanya tangisannya yang memecah kesunyian.

"AYYAAAAHHHHH!" teriak Nazzares dalam hati, tanpa suara, hanya isak tangis yang terisap dalam dada. Air mata terus mengalir, menambah kepedihan yang sudah tak terbendung.

"AAAAAAAAA..." Tangisan yang semakin parau dan hampir habis, terdengar begitu dalam.

Bersambung..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!