NovelToon NovelToon
Balasan Buat Suami Selingkuh

Balasan Buat Suami Selingkuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna

Menikah dengan pria idaman adalah dambaan tiap wanita. Adelia menikah dengan kekasihnya bernama Adrian. Di mata Adelia Adrian adalah laki-laki yang baik, taat beragama, perhatian sekaligus mapan. Namun ternyata, setelah suaminya mapan justru selingkuh dengan sekretarisnya. Apakah Adelia mampu bertahan atau justru melangkah pergi meninggalkan suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pinginnya Deket Kamu

Adelia sudah terlihat segar dari sebelumnya. Malamnya Arga datang lagi membawakan makanan untuknya.

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Arga.

"Sudah mendingan." Mata Adelia melirik bungkus plastik kresek yang di tenteng Arga.

"Oh, ini ada makan malam buatmu," kata Arga sembari meletakkannya di atas meja.

"Tapi, aku tidak memesannya?" kata Adelia.

"Aku juga tidak menerima pesanan," balas Arga tersenyum. Ia nembuka makanannya untuk Adelia.

"Ini tidak ada maksud terselubung kan?" tanya Adelia.

"Ya mesti ada dong, biar sesama klien tambah dekat usaha makin maju," balas Arga.

"Ih, tidak ada hubungannya kali."

Arga senang melihat senyum Adelia, sejak pertama bertemu tak pernah selalipun ia merasakan senyum yang tulus darinya. Seolah ada beban berat yang di pikirnya.

"Aku ucapkan terima kasih makanannya," kata Adelia.

"Makanannya nggak bisa ngomong jadi langsung di makn saja," gurau Arga.

"Eh, bukan maksudku begitu," tutur Adelia. Ia mulai bingung dengan perkataan Arga yang muter-muter.

Tidak ingin membuat Adelia kebingungan, Arga mengalihkan perhatian perempuan cantik itu. "Memangnya, kamu kenapa sih kok sampai stres begitu?"

Adelia menghentikan makannya. Ia merasa Arga sudah berani bertanya masalah pribadinya.

"Oh, maaf aku tidak bermaksud untuk ikut campur," ucap Arga merasa tidak enak.

"Maaf, aku sedang tidak ingin membicarakannya," balas Adelia.

"Ya, aku mengerti."

Keduanya kini diam dalam kecanggungan. Mereka menikmati makanannya masing-masing. Makan malam tanpa adanya canda dan tawa. Hingga makanannya habis dengan sendirinya.

"Sudah malam, pulanglah. Lagi pula, aku takut istrimu salah paham," ucap Adelia.

"Aku belum menikah. Tidak laku."

Balasan perkataan dari Arga berhasil membuat Adelia tertawa.

"Enggak percaya, orang tampan gini kok tidak laku. Pasti kamu yang pemilih," sindir Adelia.

"Bukannya pemilih, aku sudah menemukan wanita yang kusukai. Tapi ..."

"Tapi, apa?" tanya Adelia penasaran.

"Aku tidak tahu dia mencintaiku atau tidak," balas Arga.

"Ooh, harusnya kamu beri perhatian lebih padanya. Misalnya, kasih bunga atau apalah," saran Adelia.

"Begitu, ya. Akan aku coba."

Adelia merasa tidak enak Arga berlama-lama di apartemennya. Apalagi dirinya belum bercerai dengan Adrian. Dalam kata lainnya ia masih berstatus sah sebagai istri orang.

"Sudah malam, aku akan kembali ke kamarku," kata Arga beranjak dari tempat duduknya.

"Iya, maaf aku tidak bisa mengantarmu sampai ke depan," balas Adelia.

"Tidak apa-apa. Enggak akan ada hantu yang akan menakutiku," balas Arga.

"Memangnya ada hantu di apartemen ini?" tanya Adelia penasaran. Karena sebenarnya ia memang sangat takut hantu.

"Ya, denger-denger sih ada hantu cleaning servis yang suka mondar-mandir di depan pintu kalau malem-malem," bohong Arga. Ia sengaja menakut-nakuti Adelia karena punya modus.

"Beneran?" tanya Adelia lagi.

"Ya, coba saja nanti pas tengah malem ada suara-suara orang lewat depan pintu apartemenmu. Itu berarti hantunya sudah mulai beraksi," terang Arga.

'Duh, kok aku bohongnya jadi ngelantur begini,' batin Arga. Ia menjadi merasa bersalah melihat wajah Adelia yang berubah pucat pasi.

'Maaf Adelia, aku tidak tahu kalau kau takut hantu beneran,' pikir Arga.

"Emmm, kalau nanti takut kamu bisa hubungi aku." Arga semakin tidak tega melihat wajah Adelia. Wanita itu nencengkeram roknya erat, dan terdiam sesaat.

"Tenang saja, aku tidak takut." Adelia berusaha membohongi dirinya sendiri dan Arga. Padahal sebenarnya ia takut setengah mati.

Arga akhirnya pergi dari apartemen Adelia. Ia menuju kamar apartemennya sendiri. Ada rasa tidak tega menjalar di hatinya.

'Ya, ampun kenapa aku tadi bohongnya keblabasan,' batin Arga.

"Semoga dia bisa istirahat dan tidur nyenyak. Aku jadi tidak enak sama Adelia," gumam Arga sesampainya di kamarnya.

Tengah malam Adelia tidak bisa tidur dengan tenang. Ia mendengar suara sedikit gaduh di depan pintu apartemennya. Untung saja pintu kamarnya di kunci rapat. Ia bersembunyi di balik selimut tebal. Berharap tidak mendengar suara itu lagi.

Padahal yang terjadi sebenarnya adalah satpam jaga malam yang tengah berjalan berkeliling di sekitar apartemen. Ia melewati tiap pintu kamar apartemen memastikan keadaan aman.

Di dalam kamar Adelia yang tidak tahu bgaimana sebenarnya meringkuk ketakutan dalam balutan selimutnya. Ia menggapai ponselnya dan mencari nomor kontak Arga. Hanya orang itulah yang ia kenal saat ini.

Arga ternyata belum tidur, ia masih memikirkan perkataannya yang keliru. Rasa bersalah menghantui dirinya. Ia takut Adelia tidak bisa beristirahat dengan tenang.

Ponsel Arga menyala, ia melihat ada notifikasi pesan masuk. Benar dugaan Arga. Adelia tidak bisa tidur karena ulahnya. Ia pun memutuskan untuk mendatangi apartemen Adelia. Sebelumnya Arga sudah menelepon sehingga Adelia mau membukakan pintu untuknya.

"Bisakah kau membantuku," pinta Adelia dengan wajah ketakutan.

"Iya, katakan saja."

"Tadi aku dengar suara langkah kaki di depan pintu kamarku. Aku takut sekali. Tolong, kamu ikut berjaga tidur di sofa. Aku tidur di dalam kamarku," terang Adelia.

"Maaf, merepotkan ya." Adelia menatap Arga penuh kecemasan.

"Ya, baiklah."

Adelia mengeluarkan satu bantal dan selimut buat Arga. Lelaki itu menerimanya dengan suka cita. Setidaknya malam ini dia bisa dekat dengan wanita yang di sukainya.

'Sepertinya, aku sudah di buat gila oleh wanita ini,' batin Arga.

**

Di rumah Adrian berjalan mondar-mandir memikirkan pertemuannya dengan Adelia. Ia penasaran bagaimana Adelia bisa berubah drastis tidak seperti yang ia kenal.

"Kamu tambah cantik setelah pergi dari rumah. Apa benar kamu sekarang menjadi simpanan pengusaha kaya?" gumam Adrian.

"Ada apa, Mas? Kok ngomong sendiri. Kamu masih memikirkan Adelia?" tanya Salsa.

"Sudahlah, Mas. Pasti dugaanku benar. Semua yang di kenakannya branded. Jadi, kalau bukan menjadi simpanan om-om, uang dari mana dia bisa membeli gelang emas seharga lima puluh juta," cecar Salsa.

"Ya, kali aja dia menabung selama ini," bela Adrian.

"Loh, kok jadi belain dia sih, Mas."

"Ya enggak belain, dulu aku juga sering kasih uang ke dia. Barangkali di tabung kan aku juga tidak tahu," balas Adrian.

"Sudahlah, daripada kamu ngomel pagi-pagi enggak jelas mendingan kamu layani aku," kata Adrian.

Adrian memang lagi pengen, tidak mungkin ia membayar wanita lain karena lagi menghemat pengeluarannya.

"Kok jadi ke urusan ranjang sih, Mas."

"La, gimana ... aku kasih enak masa enggak mau."

Adrian langsung membungkam bibir Salsa. Dan aktivitas pagi itu pun di mulai. Tanpa pikir panjang Adrian meloloskan semua baju Salsa tak terkecuali. Tak peduli perut wanita itu makin buncit yang penting adalah kepuasan dirinya.

"Mas pelan-pelan dong," desah Salsa.

"Iya, aku tahu. Adrian makin memacu Salsa membuat wanita itu mendesah lagi. Salsa mencengkeram punggung Adrian. Hingga pada akhirnya mereka melakukan penyatuan secara bersamaan.

"Bagaimana? Enak kan?" bisik Adrian.

Salsa merangkul tubuh Adrian. Sudah beberapa hari ia tidak di sentuh suaminya. Tentu saja hal itu membuatnya terpuaskan.

"Mas, beberapa hari ini kok kamu enggak berangkat kerja?" tanya Salsa tiba-tiba.

---Bersambung---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!